Ya Nuo hampir saja bisa bernapas lega tentang masalah kalender hitung mundur, sekarang Zi Feng malah mendadak nyelonong masuk ke kamarnya. Kamarnya Ya Nuo memang tidak terlalu feminin, bahkan ada poster Bruce Lee sehingga Zi Feng pun meyakini kalau itu kamar cowok.
Tapi yang jadi masalah, ada beberapa daleman yang terpampang jelas di kasur yang sontak saja bikin mereka berdua melotot. Ya Nuo sontak panik menyembunyikannya, tapi tiba-tiba Zi Feng malah menemukan hal lain yang lebih mencurigakan... pembalut wanita. Waduh! Bagaimana harus menjelaskannya ke Zi Feng nih?
"Ini... tidak seperti yang kau pikirkan," tapi masalahnya, Ya Nuo tetap bingung harus beralasan apa.
Untungnya, tiba-tiba Zi Feng melempar pembalut itu ke mukanya, mengira kalau semua barang-barang wanita itu adalah milik pacarnya Ya Nuo, "masih berani bilang tidak punya pacar," omel Zi Feng.
"Aku tidak punya pacar."
"Aku tahu kau cuma malu. Lain kali kenalkan dia padaku."
"Aku sungguh tidak punya pacar!"
Terpaksa Ya Nuo harus memanfaatkan Xiao Jing lagi, mengklaim kalau semua ini milik Xiao Jing. Tuh anak memang sering datang ke sini dan suka menaruh barang-barangnya sembarangan, makanya sering kali dia harus mencucikan baju-bajunya Xiao Jing. Xiao Jing juga suka menyuruhnya beli pembalut. Sudah cukup melihat-lihat kamarnya, ayo keluar!
Setelah beberapa hari tinggal di rumahnya Qing Yang, hari ini Nana sudah harus pulang kembali karena tuan tanahnya sudah menghubunginya bahwa apartemennya sudah selesai. Sebenarnya dia merasa berat untuk pergi, namun dia tetap harus pulang.
Saat dia hendak pergi, dia malah menemukan Qing Yang sedang memainkan piano dan musik yang dimainkannya indah sekali. Nana jadi semakin kagum pada berbagai bakat Qing Yang.
Nana juga suka musik tapi tidak bisa memainkan alat musik apa pun. Qing Yang dengan senang hati mau mengajarinya. Nana bisa datang kapan saja untuk belajar piano.
Tepat saat itu juga, datanglah seorang paman yang Qing Yang panggil Paman Tian. Paman Tian ternyata adalah pemilik asli cafe ini, Paman Tian pula yang mengajari Qing Yang membuat kopi.
Qing Yang langsung memperkenalkan Nana padanya. Namun saat Paman Tian menyebutkan nama lengkapnya, Nan Xing Tian, seketika itu pula keramahan Nana berubah menjadi kemarahan dan kebencian entah karena apa, dan jelas saja semua orang jadi bingung dengan sikapnya.
"Apa kita pernah bertemu sebelumnya?" bingung Paman Tian.
"Kita jelas tidak saling mengenal, tapi aku tahu siapa kau, aku juga tahu namamu, aku tidak akan pernah melupakan namamu," geram Nana lalu pergi tanpa memberi penjelasan apa pun dan membuat semua orang keheranan dan kebingungan.
Zi Han masih belum pulih dari patah hatinya, dan sekarang dia melampiaskan kesedihannya dengan minum-minum tanpa henti. Guang Chao yang setia menemaninya, berusaha menghentikannya dengan gaya sok keren bak male lead di drama-drama romance.
Tapi Zi Han dengan kejamnya mengancam akan memotong tangan Guang Chao kalau Guang Chao berani mengganggunya lagi dan seketika itu pula Guang Chao langsung menurut dengan patuh. Pfft!
Tapi dia sungguh tidak menyangka kalau Zi Han ternyata serius akan perasaannya terhadap Ya Nuo dan jadi sedih karena Ya Nuo. Mendengar itu, Zi Han tiba-tiba menatapnya, dan seketika itu pula jantung Guang Chao mendadak berdebar kencang. (Pfft!)
Dia jadi salting sendiri karenanya, apalagi tiba-tiba Zi Han terlihat begitu cantik bak bunga daisy kecil. Guang Chao tiba-tiba jadi ingin memeluk Zi Han dan menghiburnya. Duh! Guang Chao bingung dengan dirinya sendiri, dia ini kenapa sih?
TUING! Zi Han tiba-tiba menimpuknya pakai kacang. Ngapain sih Guang Chao hyper sendiri di pojokan? Guang Chao dengan polos mengaku kalau dia mau memeluk bunga daisy kecilnya.
Bukannya senang, Zi Han malah tambah kesal melempari Guang Chao pakai popcorn sambil marah-marah merutukinya. Untungnya Zi Feng muncul tepat waktu dan langsung menghentikan kegilaan Zi Han, dan menyuruh Guang Chao pulang duluan.
Kakak-adik itu akhirnya pindah ke taman. Zi Feng sedih juga melihat adiknya seperti ini, tapi dia mengingatkan Zi Han bahwa ada beberapa hal di dunia ini yang tidak bisa dipaksakan.
"Adikku, Du Zi Han, pantas untuk dicintai. Jadi, lepaskan saja dia dan cari pria lain yang mencintaimu dengan tulus."
"Kak, apa kau benar-benar menyukai Pi Ya Nuo?"
Zi Feng mengiyakannya. Ya Nuo suka menolong orang lain tanpa pamrih, dia juga dermawan dan selalu memikirkan orang lain lebih dulu. Pi Ya Nuo selalu membuatnya merasa hangat.
Zi Han sedih mendengar. Tapi baiklah, dia akan merelakan Ya Nuo untuk Zi Feng karena Zi Feng adalah kakaknya. Dia akan merestui mereka dan mendukung mereka. Hah? Zi Feng mulai bingung dengan arah pembicaraan Zi Han, maksudnya gimana?
"Sebenarnya, aku sudah melihat beberapa tanda-tanda kalau hubungan kalian tidak sederhana."
"Hubungan kami tidak sederhana?"
"Melihatmu dan Ya Nuo begitu bahagia di air mancur, aku merasa itu sangat aneh. Kak, apa kau tidak merasa kalau belakangan ini kau lebih sering tersenyum? Dipikir-pikir, kau benar-benar banyak berubah sejak bertemu Ya Nuo. Itu karena kalian saling jatuh cinta pada satu sama lain sehingga tanpa sadar kalian berubah. Pengaruh yang tak sengaja dan tak kentara ini adalah kekuatan cinta."
Zi Han meyakinkan kalau dia akan mendukung hubungan mereka, bahkan berharap semoga mereka akan selalu bersama. Ucapan Zi Han itu sontak membuat Zi Feng mulai jadi bingung akan perasaannya terhadap Ya Nuo. Jelas dia menyadari betul bagaimana perasaannya terhadap Ya Nuo, namun di sisi lain, dia bingung juga karena mengira Ya Nuo tuh cowok. Bagaimana bisa dia punya perasaan terhadap cowok?
Kedua sepupu lagi nongkrong berdua di rumah Ya Nuo, tapi Xiao Jing memperhatikan Ya Nuo malah mesam-mesem gaje menatap kaleng birnya. Xiao Jing jadi penasaran, apa yang sedang Ya Nuo pikirkan? Ngaku aja deh. Kalau Ya Nuo nggak mau ngaku, Xiao Jing mau pergi. Baiklah, baiklah! Ya Nuo akhirnya mengaku bahwa dia punya perasaan yang aneh terhadap saudaranya.
"Kau jatuh cinta sama dia?"
"Iya," refleks Ya Nuo.
"Ya Tuhan!!! Liao Guang Chao?"
"Bukan dia! Du Zi..."
"Feng? Aaaarrrgh! Aku tahu! Aku tahu! Aku memang pintar! Duh, aku senang banget!" heboh Xiao Jing saking senangnya karena sepupunya akhirnya jatuh cinta.
Dulu Ya Nuo menyelamatkan Zi Feng, lalu mereka bertemu lagi setelah dewasa dan menjadi saudara tersumpah, dan sekarang Ya Nuo jatuh cinta sama dia. Ini pasti takdir Tuhan. Apalagi Zi Feng juga sudah tahu kalau Ya Nuo-lah yang menyelamatkannya dulu. Duh, romantis banget deh.
Ya Nuo harus mengejar Zi Feng, pokoknya Ya Nuo harus mendapatkan Zi Feng. Sebentar lagi kan Ya Nuo akan ultah ke-26, aturannya menjadi pria akan segera berakhir.
"Tapi sekarang ini dia mengira kalau aku adalah cowok."
"Benar juga. Sekarang ini kau masih cowok, jadi pasti akan ada beberapa hambatan. Tapi menurutku, kau harus memperkuat pondasi istana dulu. Selain kau, tidak boleh ada orang lain yang menginvasi istanamu itu. Lalu begitu kau resmi berusia 26 tahun, kau akan menyerang istana itu. Bagaimana?"
Tapi Ya Nuo tidak percaya diri. Dia tidak punya apa pun, bagaimana mungkin dia mengencani Zi Feng. Dan lagi, seumur-umur dia baru dua kali pakai baju perempuan. Sebelumnya dia tidak pernah peduli. Tapi entah mengapa sekarang dia jadi sangat peduli akan hal itu.
"Menurutmu, apa aku akan terlihat bagus menjadi wanita?"
"Bukankah kau bilang padaku bahwa waktu kau bermain sebagai perempuan di pertunjukkan, Du Zi Feng bilang padamu bahwa hatinya akan tergerak jika kau wanita?"
Iya sih, tapi Ya Nuo yakin kalau Zi Feng mengucap itu cuma untuk menghiburnya, biar dia tidak merasa canggung. Ya Nuo yakin kalau Zi Feng mungkin mengira dia terlihat aneh dalam dandanan perempuan.
Xiao Jing tidak setuju, "tidak ada pria di dunia ini yang tanpa sebab atau alasan apa pun, berkata pada pria lain 'jika kau wanita, hatiku akan tergerak olehmu'. Kau pasti akan mendapatkannya."
Bersambung ke part 3
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam