Sinopsis Someday or One Day Episode 6 - Part 2

Ibu terbangun karena mendengar keributan kedua anaknya yang sedang asyik bercanda tawa. Tapi begitu mereka melihatnya, Yu Xuan langsung menyuruhnya duduk lalu Si Yuan menyajikan bubur untuk mengatasi mabuknya.

Mereka lalu lanjut berdebat dan bercanda tawa dengan riang. Namun yang tak mereka sangka, Ibu malah tiba menangis penuh haru karena sudah cukup lama mereka tidak pernah duduk dan makan bersama di meja makan seperti ini, dan langsung memeluk kedua anaknya.

Jun Jie tidak memperhatikan pelajaran, malah melamun memikirkan perubahan Yun Ru sejak insiden waktu itu. Setelah kelas usai, Zi Wei langsung mengajaknya main basket. Tapi Yu Xuan mendadak muncul saat itu untuk les matematika sama Jun Jie.

Si ketua kelas psikopat yang duduk di bangku sebelah, jadi kesal melihat mereka bersama. Dia bahkan tidak belajar dan cuma mencorat-coret bukunya, jelas sedang berusaha keras menahan emosinya sehingga ujung pensilnya patah.

Sementara Jun Jie dan Yu Xuan fokus belajar, Zi Wei malah mondar-mandir main bola. Yu Xuan jadi merasa terganggu dan langsung menegurnya untuk diam. Zi Wei akhirnya duduk diam di sebelah mereka, menyaksikan betapa dekatnya jarak Jun Jie dan Yu Xuan yang justru membuatnya cemburu.

Bahkan saking cemburunya, dia sampai tidak sadar kalau dia melempar bola basketnya hampir mengenai mereka. Baru sadar, dia buru-buru beralasan kalau bolanya meleset dari tangannya lalu cepat-cepat pergi.

Saat Yu Xuan fokus mengerjakan rumus, Jun Jie mengeluarkan buku sejarah yang ada tulisannya Yun Ru. Dia jadi teringat kenangannya bersama Yun Ru mereka belajar bersama di perpus dulu.

Waktu itu Jun Jie usil men-doodle lukisan gambar kaisar. Yun Ru cuma tersenyum tipis melihatnya lalu menulis pesan balasan di buku itu, memberitahu Jun Jie bahwa dia tidak suka men-doodle buku pelajarannya. 

Sekarang, Jun Jie tiba-tiba ingin menguji Yun Ru yang ada di hadapannya ini. Maka kemudian, dia men-doodle gambar-gambar kaisar lalu menunjukkannya ke Yu Xuan. Namun yang tak disangkanya, Yun Ru yang sekarang langsung ngakak keras lalu ikutan men-doodle gambar itu. Benar-benar beda banget dari Yun Ru yang dulu. Jun Jie jadi semakin bingung dan keheranan dengan Yun Ru yang duduk di hadapannya sekarang ini.


Dalam perjalanan pulang, Zi Wei keheranan dengan keanehan dirinya sendiri. Sekarang Jun Jie dan Yun Ru semakin dekat, seharusnya dia turut bahagia untuk Jun Jie, tapi kenapa dia malah merasa kesal?

Dia lalu berhenti di kedai snack untuk membeli dua porsi. Tapi saat dia hendak memakan snack-nya, tiba-tiba muncul seorang anak gadis kecil lucu yang menirukan gerakannya. Saat dia mangap mau memakan snack-nya, si gadis kecil langsung ikutan mangap. Saat Zi Wei mengunyah snack-nya, si gadis kecil juga langsung ikutan mengunyah padahal tidak ada yang dia kunyah.

Zi Wei akhirnya membagi snack-nya untuk si gadis kecil, dan si gadis kecil itu langsung menerimanya dengan senang hati. Zi Wei mengira kalau dia anak daerah sini yang lagi main, tapi si gadis kecil itu malah mengaku kalau dia tersesat dan tidak bisa menemukan neneknya.

Waduh! Zi Wei jadi khawatir kalau dia bakalan dikira penculik anak dan langsung mau menelepon polisi. Tapi si gadis kecil malah mendadak menangis dan ngotot tidak mau dipanggilkan polisi.

Zi Wei terpaksa menurutinya biar dia berhenti menangis. Tapi apa dia ingat di mana rumah neneknya? Gadis Kecil berkata bahwa ada bangunan tinggi, putih, atapnya merah runcing dan dekat laut. Zi Wei langsung tahu itu di mana... Anping.

Zi Wei pun langsung membonceng si gadis kecil ke daerah Anping, menanyai setiap orang yang mereka lewati, tapi tidak ada satu pun yang mengenal si gadis kecil, si gadis kecil juga tidak ingat jalan menuju rumah neneknya, dan jadilah mereka cuma berputar-putar tanpa tujuan.

Tiba-tiba si gadis kecil menunjuk ke suatu tempat, tapi bukan rumah neneknya, melainkan kedai minuman, dia ingin minum soalnya. Tapi saat Zi Wei baru membelikannya minum, dia malah mendapati anak itu sudah tidak ada di motornya. 

Zi Wei sudah hampir panik mengira anak itu hilang, tapi syukurlah akhirnya dia menemukan anak itu sedang berdiri di depan kedai kue. Si gadis kecil ingin mencoba membuatnya, maka mereka pun membuat kue itu bersama.

Mereka terus bermain ke sana kemari dengan begitu gembira bak lagi kencan. Terakhir, mereka makan siang bersama di restoran. Gadis kecil itu makan dengan belepotan saat dia bertanya-tanya apakah Zi Wei sudah punya pacar atau apakah ada gadis yang dia sukai. Zi Wei bilang tidak memiliki keduanya. 

Maka gadis itu pun bertanya, "lalu apakah kakak suka aku?" (Pfft! Blak-blakan banget adeknya)

Zi Wei sampai terbatuk-batuk mendengar pertanyaan itu, "kenapa kau mengatakan sesuatu seperti itu? Kau masih kecil, bagaimana bisa menanyakan hal semacam itu?"

"Kenapa tidak? Ayahku setiap hari selalu bertanya apakah aku menyukainya."

"Berhentilah bertanya dan cepat makan saja, aku akan mengantarmu pulang."

"Kalau begitu, izinkan aku mengajukan satu pertanyaan lagi. Gadis seperti yang kau sukai."

"Aku akan memberitahumu kalau kau sudah dewasa."

"Tidak! Aku ingin tahu sekarang!" tuntut gadis kecil itu ngotot.

Baiklah. Zi Wei pun berkata bahwa jika dia jatuh cinta pada seorang gadis di masa depan nanti, dia berharap gadis itu memiliki kepribadian yang cerdas, mandiri, punya pendapat sendiri, pemberani, tidak takut dalam menghadapi tantangan apa pun, seseorang yang sangat mengagumkan, namun di sisi lain, Zi Wei ingin melindunginya.

Semua gambaran gadis idealnya itu sebenarnya adalah Yu Xuan. Dia mengaku bahwa banyak kata-kata yang gadis itu ucapkan, tidak dia mengerti. Namun dia tetap penasaran. Kadang gadis itu tampak dewasa, namun kadang dia bisa ngamuk hanya karena lelucon kecil darinya.

"Dia sangat cantik saat dia tersenyum. Tapi ketika dia menangis, hatiku terasa sangat sakit untuknya, membuatku ingin memeluknya dan berkata 'tidak apa-apa, aku akan selalu berada di sisimu'. Aku belum pernah menyukai gadis mana pun sebelumnya. Tapi ketika aku bersamanya, kadang aku merasa aku telah jatuh cinta."

Pikirannya mendadak tersela saat si gadis kecil tiba-tiba mangap minta disuapi, otomatis menyadarkan Zi Wei dari lamunannya akan Yu Xuan. 

Namun kemudian gadis kecil itu tiba-tiba berkomentar, "Kupikir gadis itu yang kakak sukai itu terdengar seperti aku." (Errr... apakah dia Yu Xuan waktu masih kecil?)

"Jangan harap! Lihatlah wajahmu yang kotor setelah makan. Aku tidak akan menyukai monster kecil kotor. Cepat makan saja, aku akan mengantarkanmu pulang."

Setelah berputar-putar lagi, gadis kecil akhirnya ingat rumah neneknya. Gadis kecil itu pun akhirnya pulang ke neneknya dengan selamat. Tapi sebelum pergi, Zi Wei mewanti-wantinya untuk lebih berhati-hati lain kali karena tidak semua orang baik hati seperti dirinya.

Zi Wei pun pamit. Tapi gadis kecil tiba-tiba berteriak memanggilnya kembali, "kakak! Namaku Huang Yu Xuan! Kakak tidak boleh melupakan aku, oke?" (OMG! Dia beneran Yu Xuan! Aku semakin yakin kalau Zi Wei memang Quan Sheng)

"Oke, aku tidak akan melupakanmu," janji Zi Wei.

Jun Jie diam saja saat mereka berjalan pulang. Yu Xuan jadi penasaran apakah Jun Jie lagi bad mood? Apa Jun Jie tidak senang mengajarinya? Jun Jie menyangkal, dia akhirnya mengaku bahwa dia terus menerus memikirkan Chen Yun Di yang lama, Chen Yun Ru yang selalu memakai earphone dan menundukkan kepalanya, menjauh dari dunia.

Yu Xuan tertunduk canggung mendengarnya. Tapi reaksinya membuat Jun Jie salah paham mengira Yun Ru tersinggung dan buru-buru menjelaskan bahwa dia tidak bermaksud menuduh Yun Ru yang sekarang tidak baik. Dia hanya belum terbiasa dengan perubahan Yun Ru yang sekarang.

"Jangan khawatir, aku tidak marah. Mungkin Chen Yun Ru yang kau kenal sebelumnya, akan segera kembali."

Jun Jie jelas heran mendengarnya, "apa maksudmu?"

"Kau akan tahu jika saatnya tiba. Percayalah padaku. Ayo pergi," ucap Yu Xuan sambil menepuk bahu Jun Jie.

Tanpa mereka sadari, mereka sedang diperhatikannya si ketua kelas psikopat dari kejauhan. Tapi dalam kegilaan pikirannya, si ketua kelas psikopat itu malah membayangkan Yun Ru mendekat ke Jun Jie seolah mau mencium Jun Jie.

Lalu tiba-tiba dia membayangkan Yun Ru berbalik menatapnya dengan tatapan menggoda dan berkata, "kau menginginkanku, bukan?"

Yu Xuan dan Jun Jie melanjutkan perjalanan pulang mereka, tapi si ketua kelas psikopat malah membayangkan Yun Ru tetap di sana, mengulurkan tangan dan mengundangnya datang padanya. Si ketua kelas psikopat sontak sumringah dengan senyum gilanya. (Beuh! Serem!)

Bersambung ke part 3

Post a Comment

0 Comments