Flashback,
Waktu pelajaran di kelas, Jun Jie bernarasi bahwa sering kali dia merasa dunia ini sangat berisik sehingga dia hanya bisa menutupi telinganya (sebelah telinganya yang masih sehat). Dalam keheningan itulah, dia menggunakan matanya untuk memahami suara dunia (dengan cara membaca gerak bibir orang).
Dia sadar kalau dia ini aneh, dia merasa tidak ada orang lain di dunia ini yang seperti dirinya... sampai dia melihat Yun Ru (yang asli) yang saat itu kebetulan lewat di depan kelasnya, seorang gadis yang sama anehnya dengan dirinya, gadis yang membuatnya penasaran, penasaran mengapa perasaannya berbeda pada gadis itu?
Suatu hari, dia melihat Yun Ru berdiri di rooftop sekolah lalu berteriak. Jun Jie kurang bisa mendengarnya, jadi dia mengandalkan kemampuan membaca gerak bibirnya untuk mendengar teriakan Yun Ru.
"Aku benci di sini! Aku benci dunia ini! Aku benci diriku sendiri karena sendirian di dunia ini!"
Itu adalah pertama kalinya Jun Jie mendengar suara hati Yun Ru. Saat itu pula dia memahami kenapa perasaannya berbeda terhadap Yun Ru.
Flashback end.
Ibu sedang ngamuk-ngamuk gara-gara nilai-nilainya Si Yuan buruk banget. Tapi kemudian Yu Xuan datang dengan membawa nilai yang jauh lebih buruk dari punyanya Si Yuan, Si Yuan langsung senang mengira Ibu bakalan memukuli Yun Ru juga.
Tapi yang tak disangka semua orang, Ibu malah mendadak memeluk Yun Ru. Ibu mengira kalau putrinya jadi seperti ini gara-gara masih trauma di kepalanya. Ibu benar-benar merasa bersalah atas apa yang terjadi pada Yun Ru malam itu.
Semua ini gara-gara pertengkarannya dengan ayah Yun Ru malam itu. Ibu meyakinkan bahwa dia tidak pernah pilih kasih. Baik Yun Ru maupun Si Yuan sama pentingnya bagi Ibu. Ibu bahkan langsung memeluk mereka berdua, meyakinkan mereka berdua bahwa mereka sama pentingnya bagi Ibu.
Ibu janji akan mencari banyak uang demi mempertahankan mereka berdua di sisinya, lalu buru-buru beranjak pergi karena sudah waktunya kerja. Tapi sebelum itu, Ibu memberi Yu Xuan sejumlah uang agar mereka beli makan di luar.
Tapi begitu Ibu pergi, Yu Xuan malah memaksa Si Yuan untuk masak saja, biar hemat uang. Tapi ternyata tidak ada satu pun di antara mereka yang bisa masak, dan jadilah masakan mereka semua gosong.
Tidak ada satu pun yang layak makan, terpaksalah akhirnya mereka tetap harus cari makan di luar di mana Yu Xuan tiba-tiba menanyakan apa alasan Si Yuan melarikan diri malam itu.
Si Yuan mengaku bahwa sebenarnya dia mendengarkan pertengkaran Yun Ru dengan ayah dan ibu mereka, saat ayah dan ibu berdebat sengit memperebutkannya, membuat Yun Ru berpikir bahwa tidak ada satu pun di antara mereka yang menginginkannya.
Si Yuan sadar dari dulu bahwa ayah dan ibu mereka lebih menyukai anak laki-laki, jadi wajar saja kalau Yun Ru membencinya, Si Yuan sendiri juga sebenarnya tidak begitu menyukai Yun Ru sih. Hanya saja, dia tidak suka dengan cara ayah dan ibu mereka memperlakukan Yun Ru, makanya malam itu dia kabur.
Wah! Yu Xuan tak menyangka kalau Si Yuan kabur demi kakaknya. Ternyata dia adik yang baik. Yu Xuan kagum juga padanya.
Tiba-tiba mereka tersela oleh kedatangan anak lelaki yang Si Yuan bilang temannya. Tapi jelas dari cara anak itu memerintahkan Si Yuan keluar, mereka bukan teman. Si Yuan juga tampak jelas ketakutan sama mereka tapi menyembunyikannya dari Yu Xuan.
Benar saja, begitu Si Yuan keluar, anak lelaki itu dan teman-teman gengnya langsung menyeret Si Yuan ke gang sepi dan membulinya. Mereka menyita ponsel Nokia-nya dan mengancamnya untuk memberikan uang pada mereka atau mereka tidak akan mengembalikan ponselnya.
Yu Xuan melihat segalanya dan hampir mau melabrak geng preman itu. Tapi Si Yuan dengan cepat menghalanginya lalu cepat-cepat menyeretnya pulang.
Keesokan harinya di sekolah, Zi Wei dan Jun Jie mendapati Yu Xuan sedang melamun dan langsung memaksanya untuk menceritakan apa pun masalahnya. Yu Xuan akhirnya memberitahu mereka tentang Si Yuan yang dibuli teman-temannya.
Yu Xuan tidak tahu harus bagaimana dan langsung minta pendapat Jun Jie. Tapi bahkan sebelum Jun Jie sempat bicara, Zi Wei langsung mengutarakan pendapatnya sendiri. Kalau dia yang mengalami itu, maka dia akan menghajar si pembuli adiknya. Yu Xuan sontak kesal mendengar pendapatnya, dia kan tidak minta pendapat Zi Wei. Lagipula, kurang etis bagi seorang wanita berusia 27 tahun memukuli anak SMP.
Hah? Zi Wei dan Jun Jie jelas heran dan bingung mendengarnya berkata bahwa dirinya berusia 27 tahun dan bukannya 18 tahun. Zi Wei jadi semakin yakin kalau otaknya Yun Ru sekarang semakin rusak sampai dia tidak mengetahui usianya sendiri.
Tapi intinya, adiknya dibuli dan diperas sama teman sekolahnya sendiri. Kemarin Yu Xuan ingin menghentikan mereka sebenarnya, tapi adiknya itu harga dirinya tinggi, jadi Si Yuan tidak mau dia tahu. Si Yuan benar-benar tak tahu apa yang harus dia lakukan untuk membantu Si Yuan. Melapor sama guru juga percuma, anak-anak itu pasti akan tetap membulinya terus.
Zi Wei mendadak punya ide bagus. Tak lama kemudian, trio sekawan itu mendatangi gang tempat Si Yuan dibuli dengan dandanan ala preman sekolah dengan Yu Xuan sebagai ketua gengnya.
Akting premannya garang banget saat dia mengancam mereka untuk berhenti membuli Si Yuan atau mereka bakalan berakhir di liang kubur, Yu Xuan bahkan menojok tembok beton di depannya untuk menegaskan maksudnya. (Uh! Sakit pasti tuh)
Para pembuli itu jadi ketakutan. Para pembuli itu jadi ketakutan dan langsung kabuuuurrrrr. Si Yuan, Jun Jie dan Zi Wei benar-benar kagum padanya.
Sudah aman sekarang, Yu Xuan akhirnya bisa berhenti akting dan langsung menjerit heboh saat Si Yuan mengoles obat ke buku-buku jarinya yang memar gara-gara nonjok tembok beton. Dia cuma mengikuti adegan yang di film-film, siapa sangka kalau ternyata rasanya sakit banget.
Yu Xuan penasaran kenapa anak-anak itu membulinya. Si Yuan seperti biasanya, menolak menjawab, tapi setelah diancam sama Yu Xuan, akhirnya dia mengaku bahwa anak-anak itu mengetahui tempat kerja ibu mereka entah dari mana dan mengancam akan memberitahu semua orang jika tidak memberi mereka uang.
Yu Xuan tidak mengerti apa masalahnya, seharusnya dia biarkan saja anak-anak itu menyebarkannya. Ibu mereka kan tidak mencuri atau merampok.
Si Yuan langsung sinis mendengarnya. Yun Ru sendiri lebih takut orang lain mengetahui pekerjaan ibu mereka. Dia pernah melihat Yun Ru lewat di depan bar tempat kerja ibu mereka, tapi saat Ibu memanggilnya, Yun Ru langsung buru-buru pergi dan pura-pura tak kenal.
Canggung, Yu Xuan beralasan bahwa dulu dia memang tidak bisa menerima pekerjaan ibu mereka. Tapi bukan berarti dia merasa itu sangat memalukan. Dulu dia hanya tidak mengerti apa yang ibu mereka pikirkan.
Ibu mereka adalah orang dewasa, dia mengerti mana yang lebih penting dan mana yang tidak. Bagi ibu mereka, anak-anaknya lebih penting daripada harga dirinya. Ibu mereka akan tetap bekerja tak peduli bagaimanapun keadaan dirinya sendiri demi menghidupi dan membahagiakan anak-anaknya.
"Jadi kau tidak berpikir bahwa pekerjaan Ibu ini memalukan?" tanya Si Yuan.
"Tidak sama sekali! Aku justru berpikir kalau dia keren."
Pemikiran dewasa Yu Xuan itu memang sangat mengagumkan, membuat Zi Wei jadi semakin terpesona padanya sehingga Zi Wei tanpa sadar terus menatap Yun Ru, dan dia tidak sadar kalau Jun Jie memperhatikan itu.
Habis makan siang, Zi Wei mengajak Yu Xuan dan Si Yuan untuk mampir ke kedai es serut milik neneknya Jun Jie. Yu Xuan dan Si Yuan terus bertengkar sepanjang jalan, membuat Zi Wei semakin terpesona padanya.
"Tidakkah kau berpikir bahwa Chen Yun Ru sangat berbeda dari sebelumnya?" komentar Zi Wei.
Jun Jie setuju. "Benar, seperti orang yang sangat berbeda." Namun berbeda dari Zi Wei, tampak jelas Jun Jie tidak menyukai perubahan Yun Ru ini.
Begitu tiba di kedai, Zi Wei langsung memesan es serut kacang merah dengan puding dan dua porsi SKM. Pesanan yang kontan membuat Yu Xuan agak tercengang, karena Wang Quan Sheng juga sangat suka es serut ekstra manis. Tapi yang lebih mencengangkannya adalah cara bicara Zi Wei dan kata-katanya yang sama persis seperti Quan Sheng.
Saat dia memberitahu Zi Wei bahwa dia mengenal seorang lelaki yang juga sangat menyukai makanan manis seperti Zi Wei, Zi Wei tiba-tiba berkata, "ibuku bilang bahwa laki-laki yang menyukai makanan manis, akan baik pada istri mereka."
Itu adalah kata-kata yang sama persis dengan apa yang pernah diucapkan Quan Sheng. Yu Xuan jadi semakin heran. Dia tersenyum sendu saat dia bertanya-tanya bagaimana seandainya kedua pria yang punya banyak kemiripan ini bertemu.
Es serutnya tersaji tak lama kemudian, Yu Xuan dan Zi Wei langsung saling berdebat dan bercanda tawa riang, membuat Jun Jie semakin keheranan menyadari betapa berbedanya Yun Ru yang sekarang dengan yang dulu.
Yun Ru yang dulu selalu menyendiri, mendengarkan lagu Last Dance dan berdendang sendirian dengan suara pelan. Sedangkan Yun Ru yang sekarang bisa berinteraksi dengan begitu natural dan nyaman dengan siapa pun, suaranya pun sangat lantang, dia benar-benar seperti orang lain.
Jun Jie merindukan Yun Ru yang dulu, maka dia langsung menutup sebelah telinganya dan menutup matanya, membayangkan kembali saat dia diam-diam mengintip Yun Ru yang berdendang sendirian di toko kaset.
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam