Sinopsis Shining For One Thing Episode 9 - Part 2

Dalam perjalanan keluar, Bei Xing meyakinkan Wan Sen untuk mencarinya dan bicara dengannya jika dia punya masalah apa pun. Dia pasti akan membantu Wan Sen.

Keesokan harinya, Bei Xing dihubungi Chao Yang yang membuntuti ayahnya Wan Sen dan selingkuhannya. Bei Xing pun bergegas pergi ke restoran di mana Chao Yang sudah menunggunya.

Tanpa ba-bi-bu, dia langsung masuk ke ruang private sambil langsung melabrak si selingkuhan, tapi malah mendapati Wan Sen juga ada di sana, jelas itu adalah pertemuan keluarga. OMG! Bei Xing dan Chao Yang langsung menyadari kesalahan mereka.

Tapi Chao Yang malah langsung kabur duluan, dan jadilah Bei Xing sendirian harus menghadapi situasi canggung ini. Wanita itu sama sekali tidak marah atau apa, malah menyambut Bei Xing dengan ramah dan memperkenalkan dirinya adalah ibunya Wan Sen. (Pfft! Bei Xing! Bei Xing! Makanya jangan sembarangan suudzon sama orang)

Akhirnya dia diundang makan bersama Wan Sen sekeluarga. Ibu mengaku bahwa dia sengaja merahasiakan kepulangannya soalnya dia memberi surprise buat putranya. Bukan cuma itu saja, Ibu juga punya hadiah berupa boneka pink panther buat Wan Sen. Pfft! Waktu kecil kan Wan Sen suka sekali boneka binatang. Tapi Wan Sen sekarang malu, apalagi dilihat sama Bei Xing dan langsung cepat-cepat menyembunyikan boneka itu.

Setibanya di rumah, Ibu masih terus ribut ingin tahu lebih banyak tentang hubungan Wan Sen dengan Bei Xing.  Tapi Ayah dengan cepat menghentikannya karena ada hal lain yang lebih penting untuk dibicarakan dengan Wan Sen.

Ternyata mereka datang dengan membawa formulir aplikasi Veterinarian Without Borders (dokter hewan yang bekerja di badan organisasi amal internasional). Dari percakapan mereka, sepertinya ini memang cita-citanya Wan Sen.

Tapi itu artinya, dia harus pergi ke luar negeri setelah lulus sekolah dan tidak perlu ikut ujian masuk universitas... dan itu artinya, dia bakalan harus meninggalkan Bei Xing. Wan Sen jadi galau sekarang.

Hari ini, Wan Sen berpidato menyemangati teman-temannya untuk bersiap menghadapi ujian masuk universitas yang akan diselenggarakan 90 hari lagi. Cuma satu orang yang tidak tampak senang sama sekali, Pak Gao.

Usai pidato, Pak Gao langsung mengajak Wan Sen bicara berdua. Dia sudah diberitahu ibunya Wan Sen bahwa Wan Sen akan pergi ke luar negeri. Pak Gao kurang setuju, sayang sekali jika Wan Sen tidak mengikuti ujian masuk universitas padahal nilai-nilainya Wan Sen sangat bagus.

Pergi ke luar negeri setelah mengikuti ujian masuk universitas kan juga bisa. Pak Gao yakin banget kalau ini pasti ibunya Wan Sen yang memaksakan kehendaknya pada Wan Sen. Wan Sen sebenarnya mau menjelaskan, tapi Pak Gao bahkan tak memberinya kesempatan dan mendesak Wan Sen untuk memikirkannya lagi baik-baik, pikirkan demi kebaikannya sendiri.

Mereka berdua tidak sadar bahwa percakapan mereka didengar sama Bei Xing. Dia jadi semakin khawatir saat melihat wajah murung Wan Sen di kelas. Wan Sen tiba-tiba menanyakan apa pendapat Bei Xing tentang menjadi Veterinarian Without Borders.

Pertanyaan itu kontan membuat Bei Xing semakin salah paham mengira Wan Sen murung karena dipaksa melakukan pekerjaan yang tidak dia inginkan. Maka dia langsung saja menyatakan bahwa pekerjaan itu tidak bagus dengan alasan bahwa pekerjaan itu kotor dan melelahkan, jadi mending Wan Sen bersiap untuk menghadapi ujian masuk universitas saja.

Dia lalu memberikan hadiah gantungan kunci gorila-nya dan mengajak Wan Sen untuk pulang sekolah bersama nanti. Tapi Wan Sen menolak, wajahnya jadi semakin murung dan Bei Xing jadi semakin bingung.


Malam harinya, Bei Xing membicarakan keanehan Wan Sen itu dengan Chao Yang. Tapi Chao Yang tidak merasa ada yang aneh dengan Wan Sen, malah Bei Xing yang lebih aneh. Kalau Bei Xing tidak ingin Wan Sen pergi ke luar negeri, sebaiknya Bei Xing jujur saja bilang pada Wan Sen bahwa dia tidak ingin mereka berpisah.

Bei Xing sontak menyangkal, "aku tidak mau dia pergi ke luar negeri hanya karena aku tidak ingin dia melakukan pekerjaan yang tidak dia sukai. Dia tidak mau pergi ke luar negeri, ibunya memaksanya. Hal-hal inilah yang membuatnya murung belakangan ini. Ini mengganggu belajarnya. Kalau terus begini, ini bisa memengaruhi ujian masuk universitasnya. Konsekuensinya sungguh tak terbayangkan."

Chao Yang tak percaya, "bilang saja kalau kau tidak mau dia pergi, tidak usah cari-cari alasan sok mulia."

"Sebenarnya aku ingin bicara dengannya, tapi kurasa dia tidak akan mendengarkanku."

"Kalau begitu, kita bicarakan ini lain hari saja."

Jawaban Bei Xing tadi siang itu membuat Wan Sen jadi galau dan ragu-ragu untuk menandatangani formulir pendaftaran Veterinarian Without Borders itu. Dalam ingatannya, saat mereka masih kecil dulu, ternyata malah Bei Xing yang paling mendukung impiannya.

Dulu waktu masih kecil, Wan Sen kecil berhasil mengobati seorang kucing yang terluka. Dia mengaku pada Bei Xing kecil bahwa dia sebenarnya bercita-cita menjadi Veterinarian Without Borders demi menyelamatkan hewan-hewan di seluruh dunia. Namun banyak orang yang meremehkannya, namun Bei Xing kecil justru memuji cita-cita Wan Sen itu dan mendukungnya sepenuhnya.

Kebingungan Wan Sen benar-benar menganggu belajarnya. Bahkan dalam simulasi ujian, ranking-nya Wan Sen menurun drastis yang jelas saja membuat Bei Xing semakin mencemaskannya. Parahnya lagi, Bei Xing juga mendengar beberapa siswa bergosip tentang seorang siswa dari sekolah lain yang bunuh diri karena tidak tahan dengan tekanan ujian masuk universitas.

Malam itu juga, Bei Xing berniat menemui Wan Sen ke rumahnya. Kebetulan dia bertemu dengan ibunya Wan Sen di depan rumah, maka Bei Xing memutuskan nekat saja mengonfrontasi Ibu dan menyuruh Ibu untuk berhenti memaksa dan menekan Wan Sen. 

Dia bahkan menuduh Ibu tidak mengenal Wan Sen karena selama ini kan Ibu berada di luar negeri. Jadi Ibu tidak berhak untuk menentukan apa yang baik atau tidak baik bagi Wan Sen.

Ibu santai saja menanggapinya. Yah, dia akui bahwa dia tidak begitu mengenal putranya sendiri, tapi... "satu hal yang paling kuyakini adalah sejak kecil dia sudah bercita-cita menjadi Veterinarian Without Borders."

Bei Xing tercengang mendengarnya. Mereka akhirnya duduk bersama di mana Ibu memperlihatkan foto masa kecil Wan Sen yang memakai baju cewek. Ibu mengaku bahwa dia sebenarnya sangat ingin memiliki anak perempuan, makanya dulu dia sering mendandani Wan Sen dengan baju-baju perempuan.

"Tapi suatu hari, tiba-tiba dia datang padaku dan dia bilang bahwa dia tidak mau lagi berpakaian seperti ini. Hari itu juga, dia bilang padaku bahwa dia ingin menjadi Veterinarian Without Borders. Aku mengambil foto ini pada hari itu."


Melihat foto itu dan mendengar segala informasi barusan, akhirnya mengingatkan Bei Xing akan teman masa kecilnya dulu, teman yang dia kira anak perempuan dan bercita-cita menjadi Veterinarian Without Borders.

Dulu setelah mereka mengobati kucing itu, mereka membawanya ke kebun binatang dan meminta seorang penjaga kebun binatang untuk merawat kucing itu. Sebenarnya sih mereka memang salah tempat, si petugas memberitahu mereka bahwa ini kebun binatang dan bukannya toko hewan peliharaan. 

Tapi Bei Xing dengan imutnya ngotot bahwa kucing juga binatang. Si petugas akhirnya setuju untuk memelihara kucing itu untuk mereka. Sebagai gantinya, si petugas memberi mereka sepasang ikat rambut kelinci pink.

Mereka membagi ikat rambut kelinci pink itu dan memakainya menjadi gelang. Bei Xing memberitahu Wan Sen bahwa jika nanti Wan Sen berhasil mencapai cita-citanya, maka Wan Sen tidak boleh melupakan. (Ah! Ironi, malah Bei Xing yang justru melupakannya)

Begitu pulang, dia langsung mencari kotak berisi barang-barang masa kecilnya. Di kotak itulah, Bei Xing menemukan foto masa kecilnya bersama Wan Sen dan ikat rambut kelinci pink. Sekarang dia mengerti, Wan Sen justru ingin menjadi Veterinarian Without Borders karena dirinya.

Saat itu juga, dia mengirim foto mereka berdua dengan disertai pesan yang berbunyi: Maaf, aku salah paham padamu. Jika kau mau ke luar negeri demi meraih impianmu, maka aku pasti akan mendukungmu. Semangat! Kau pasti bisa mewujudkan impianmu.


Tapi keesokan harinya di saat baru tiba di sekolah, Bei Xing tiba-tiba diberitahu Chao Yang bahwa ada seseorang yang mau pergi ke luar negeri, katanya prosedurnya sudah selesai. Apa mungkin Wan Sen?

Bei Xing sontak cemas ditinggal semendadak ini. Saat itu juga, dia langsung lari meninggalkan sekolah untuk mencari Wan Sen di rumahnya. Dia berusaha menggedor pintu tapi tidak ada jawaban.

Bersambung ke episode 10

Post a Comment

0 Comments