Recap Who Rules The World Episode 37 & 38

Sementara Sekte Tianshuang pergi mencari bukti kejahatan Wu Yuan, Han Pu dititipkan ke Xi Yun, dia juga bersikeras mau tetap ikut Xi Yun di medan perang menjadi tabib bagi para prajurit yang terluka.

Dan sesuai dugaan Xi Yun, Huang Chao pasti akan membiarkan ayah mertuanya memimpin peperangan sendiri kali ini. Namun hasilnya sama seperti sebelumnya, pasukan Youzhou tidak mampu menerobos Formasi Xuefeng yang merupakan formasi peperangan paling mematikan warisan Ratu Feng pendiri Qingzhou.

Huang Chao dan Wu Yuan santai saja menyaksikan peperangan berlangsung dari atas bukit sembari mempelajari Formasi Xuefeng agar nantinya mereka tahu bagaimana cara memecahkan formasi mematikan itu.

Xi Yun tiba-tiba menarget Raja Youzhou dan menembakkan anak panah tepat mengenai cepol rambutnya. Dia memang sengaja cuma mau menakut-nakuti Raja Youzhou, tapi tak pelak perbuatannya itu membuat Raja Youzhou jadi semakin gila menyuruh pasukannya untuk terus menyerang alih-alih menarik pasukannya, padahal di saat seperti ini, hal yang paling bijak dilakukan adalah menarik pasukan.


Hasilnya jelas, Youzhou kalah lagi. Chun Ran jadi merasa curiga pada suami barunya itu, apalagi Kavaleri Zhengtian-nya Huang Chao malah tidak datang-datang. Huang Chao santai beralasan kalau Kavaleri Zhengtian-nya butuh waktu untuk datang karena lokasinya yang sangat jauh.

Chun Ran akhirnya memutuskan untuk mempercayainya, bahkan membiarkannya memimpin pasukan Youzhou menggantikan Raja Youzhou, namun dengan jaminan bahwa Huang Chao harus menjandikannya permaisuri jika Huang Chao suatu hari berhasil menjadi Kaisar dan menjamin Youzhou tetap berdiri.

Xu Yin tentu saja tahu betul niatan Huang Chao, dia mengorbankan pasukan Youzhou untuk mempelajari Formasi Xuefeng. Di tengah peperangan, ada satu jenderal pemimpin pasukan Qingzhou yang paling menarik perhatian Huang Chao.

Dia langsung menarget jenderal itu, tapi untungnya Xi Yun berhasil menyelamatkan jenderalnya, mengalahkan Huang Chao dan mengancam Huang Chao untuk menarik mundur pasukannya sebelum 50.000 pasukan Youzhou mati di tangan Qingzhou. 

Melihat pasukan Youzhou jelas-jelas terkepung dalam formasi itu, Huang Chao akhirnya memutuskan untuk menarik mundur pasukannya untuk sementara waktu. Namun Xi Yun tahu betul kalau Huang Chao pasti punya rencana lain.

Benar saja, tak lama setelah perang selesai, dia malah mendapat laporan bahwa Kavaleri Zhengtian milik Huangchao sudah berhasil menerobos Kota Yan untuk memasuki Lembah Wuhui, tempat terakhir pertahanan Qingzhou. Jika sampai Lembah Wuhui juga berhasil direbut, maka Qingzhou tidak akan punya harapan.

Xi Yun benar-benar bingung harus bagaimana. Lan Xi-lah yang mendadak punya ide menawarkan Kavaleri Bulu Hitamnya, mereka sudah siap menunggu di Kota Liang. Maka Xi Yun pun memerintahkan jenderalnya untuk ikut bersama Lan Xi menjemput Kavaleri Bulu Hitam, mereka bisa langsung pergi menuju ke Lembah Wuhui.

Jadilah Xi Yun sendiri yang harus memimpin peperangan. Rasanya lebih sulit tanpa Lan Xi dan jenderal andalannya. Apalagi Huang Chao dibantu Wu Yuan yang sudah punya cara menembus Formasi Xuefeng. 

Namun untungnya di saat Xi Yun hampir kewalahan setelah berperang sendirian sepanjang hari dan sepanjang malam, dan Huang Chao merasa dirinya bakalan menang, Lan Xi mendadak muncul menyelamatkan wanitanya dengan membawa Kavaleri Bulu Hitamnya yang langsung memberantas Kavaleri Zhengtian.

Huang Chao sadar kalau mereka tidak akan bisa menang melawan Kavaleri Bulu Hitam apalagi dengan kondisi pasukannya yang sudah kelelahan setelah berperang sepanjang malam. Akhirnya dia memutuskan untuk menarik mundur pasukannya.

Tapi Lan Xi tidak terima wanitanya terluka seperti ini dan langsung mengejar Huang Chao. Namun saat dia melawan Wu Yuan, dia malah kaget karena Wu Yuan menyerangnya dengan Ajaran Lanyin dan Biyue.

Lan Xi dan Xi Yun langsung curiga kalau Wu Yuan-lah orang yang menyerang Lan Xi saat di Youzhou waktu itu. Berarti benar kalau Wu Yuan-lah dalang di balik semua kejahatan. Tapi Lan Xi yakin kalau Huang Chao tidak mengetahui wajah asli Wu Yuan. Wu Yuan telah membodohi semua orang.


Huang Chao dan Wu Yuan sadar bahwa jika mereka meneruskan peperangan di Lembah Wuhui tidak akan menguntungkan bagi mereka, apalagi sekarang Qingzhou dibantu Kavaleri Bulu Hitamnya Lanxi. Huang Chao akhirnya memutuskan yang terbaik untuk dilakukan sekarang, mengirim surat perdamaian ke Qingzhou.

Dengan ini, perang antar kedua prefektur pun selesai. Lan Xi lalu pulang ke Yongzhou untuk meminta ayahandanya melamar Ratu Qingzhou. Raja menyetujuinya, namun karena statusnya Lan Xi cuma seorang penerus, tentu saja jika dia menikah dengan Ratu Qingzhou, maka statusnya tidak akan seimbang. Lan Xi bisa jadi bahan gunjingan seluruh rakyat jika statusnya di bawah istrinya. 

Maka Raja Yongzhou akhirnya memutuskan untuk turun tahta tepat di hari pernikahan mereka nanti. Raja akhirnya mempercayai Lan Xi sepenuhnya sekarang, dan karenanya, ia akan mempercayakan prefektur mereka di tangan Lan Xi.

Satu tahun kemudian, utusan dari Yongzhou, yaitu Qi Wu, akhirnya datang mewakili Raja Yongzhou untuk melamar Ratu Qingzhou untuk Lan Xi. Xi Yun sudah siap mau menerima dengan senang hati, eeeeh, para pejabatnya malah mendadak seenak jidat menolak lamaran itu karena tidak terima ratu mereka dilamar oleh seseorang yang statusnya cuma seorang penerus. Pfft!

Qi Wu meyakinkan para pejabat itu bahwa jika Ratu Qingzhou menerima lamaran Lan Xi, maka Lan Xi akan naik tahta menjadi Raja Yongzhou pada hari pernikahan mereka nanti. Status mereka akan setara dan mereka akan memerintah kedua prefektur masing-masing secara bersamaan. Para pejabat Qingzhou akhirnya setuju dan Xi Yun pun tentu saja langsung menerima lamaran ini dengan senang hati.

Tak lama setelah itu, Xi Yun pun pergi ke Yongzhou dengan iring-iringan pengantin dan disambut dengan lautan bunga begitu tiba di Yongzhou. Malam hari sebelum hari H, Lan Xi mendatangi calon pengantinnya hanya untuk memanjakannya dengan makanan-makanan kesukaan Xi Yun, dan Xi Yun menghadiahinya dengan kecupan mesra di pipi.


Sesuai janjinya, Raja Yongzhou mengumumkan dirinya turun tahta di hari pernikahan Lan Xi... dan mereka pun hidup bahagia sebagai suami-istri dan pemimpin kedua prefektur masing-masing selama 5 tahun kemudian.

Selama 5 tahun, semua prefektur masih tetap rutin berperang satu sama lain tiada henti. Apalagi saat Putra Mahkota Negara Dong yang sekarang menjadi Kaisar mengeluarkan pengumuman bahwa dia akan memberikan Pelat Xuanji kepada orang bijaksana di wilayah ibu kota.

Dua prefektur paling kuat tentu saja hanya Yongzhou yang sekarang dipimpin oleh Lan Xi dan Jizhou yang sekarang dipimpin oleh Huang Chao yang juga sudah naik tahta menggantikan ayahnya. Jadi kedua prefektur itulah yang sekarang akan terlibat dalam pertempuran terakhir dan memperebutkan tahta Kaisar.

Namun dibandingkan menghadapi Huang Chao, Lan Xi lebih mengkhawatirkan masalah Wu Yuan mengingat orang itu sama sekali tidak ada kabarnya sejak pertempuran Lembah Wuhui. Semua orang di dunia berpikir kalau Wu Yuan pasti sudah pensiun demi menghindari penderitaan dunia. Sebentar lagi perang akan selesai, Wu Yuan pasti akan segera keluar dari persembunyiannya. Namun Lan Xi dan Xi Yun tahu betul kalau Wu Yuan pasti punya rencana lain.

Tuan Putri Huang Yu, adiknya Huang Chao, masih sangat menyukai Wu Yuan biarpun Wu Yuan tidak pernah membalas perasaannya. Dia bahkan bersikeras mau pergi ke ibu kota untuk mencari Wu Yuan. Huang Chao mengizinkannya pergi sendiri, bahkan sangat berharap Huang Yu akan benar-benar menemukan Wu Yuan. Apalagi pertempuran terakhir akan segera terjadi, Huang Chao sangat memerlukan bantuan Wu Yuan di saat seperti ini.

Yang tidak diketahui Huang Chao, Wu Yuan memang berada di ibu kota Negara Dong dan menjadi penasihat pemerintahan Kaisar Negara Dong yang sama sekali tidak memiliki minat sedikit pun untuk menjadi pemimpin negara. Kaisar adalah seseorang yang berjiwa seni, makanya sepanjang hari kerjaannya hanya melukis alih-alih repot-repot memikirkan urusan negara.

Jenderal Dong sampai frustasi padanya. Apalagi Kaisar lebih memilih untuk menyerahkan dan mempercayakan urusan pemerintahan pada Wu Yuan. Malah sebenarnya, pengumuman pemberian Pelat Xuanji pada orang bijaksana itu adalah saran dari Wu Yuan, dan Kaisar langsung menurutinya tanpa pikir panjang. 

Wu Yuan juga selalu menghentikan pasukan yang hendak Jenderal Dong kirim untuk berperang. Seperti biasanya, dia selalu punya alasan dalam setiap tindakannya dan Kaisar langsung mempercayainya tanpa banyak tanya dan tanpa banyak pikir.

Bersambung ke episode 39

Post a Comment

0 Comments