Yang tidak Lan Xi ketahui, Bai sebenarnya pergi menemui kakaknya. Setelah mengetes reaksi Lan Xi tadi, Xie Yue jadi yakin kalau Lan Xi memang benar-benar menyukai Xi Yun. Saat tiba-tiba Lan Xi mengumumkan kedatangannya, Xie Yue ingin mengetesnya lebih lanjut, jadi Xi Yun pun cepat-cepat bersembunyi.
Lan Xi ternyata datang untuk mengonfrontasi Xie Yue gara-gara tatapan Xie Yue pada Bai tadi. Maka Xie Yue langsung saja mengklaim kalau dia memang jatuh cinta pada pandangan pertama pada Bai dan berniat meminta Bai dari Lan Xi. Wanita itu kan cuma pejabat wanita, kenapa Lan Xi heboh seperti ini? Apakah Lan Xi bersedia memberikan wanita itu padanya?
Jelas saja Lan Xi jadi kesal dan langsung blak-blakan memperingatkan Xie Yue untuk tidak memikirkan niat apa pun terhadap Bai. Bai bukan bawahannya, melainkan orang yang berjuang bersamanya.
"Bertemu dengannya adalah keberuntungan bagiku. Dia bukan milik siapa-siapa, dia hanya miliknya sendiri. Manusia memiliki kesadarannya sendiri, bagaimana bisa diberikan secara gratis seperti barang?" tegas Lan Xi.
"Aku mengerti. Tapi, karena dia milik dirinya sendiri, jika kamu saling mencintai, apakah Pangeran bersedia melepaskannya?"
"Jika dia sungguh menyukaimu, aku tentu saja tidak akan menghentikannya."
"Aku memiliki seorang adik bernama Xi Yun yang diketahui semua orang, tidak ada tandingannya di dunia ini. Semua pria di dunia ingin melihatnya. Apakah di mata Pangeran Lan Xi, pejabat wanita itu lebih penting daripada Xi Yun? Jika Xi Yun menyukaimu, siapa yang akan Pangeran Lan Xi pilih?"
"Bagiku, dia (Bai) tiada duanya. Tidak ada yang bisa menandinginya."
Aww, Xie Yue puas mendengar jawabannya. Lan Xi jadi heran, kenapa Xie Yue melakukan semua ini? Xie Yue secara ambigu mengaku bahwa dia hanya ingin menguji Lan Xi tentang pemikirannya terhadap bangsa dan negara, dan tentang orang yang dia cintai. Tentang alasannya, dia tidak bisa memberitahu, tapi cepat atau lambat, Lan Xi pasti akan mengerti.
Bai pun senang mendengar jawabannya dan langsung bergegas pergi menyusul Lan Xi jalan-jalan di pasar. Bai memperhatikan rakyat Kota Liang sekarang lebih banyak tersenyum dari sebelumnya, ini berkat Lan Xi.
Bai harus berterima kasih pada Lan Xi, untuk menyelamatkan rakyat dari penderitaan, hanya pemerintah yang bisa melakukannya untuk mendapatkan hasil yang lebih luas, orang-orang dunia persilatan hanya bisa membawa sedikit perubahan.
"Suatu hati nanti, aku ingin melihat dunia yang damai dan negara yang makmur," ujar Lan Xi.
"Jika kau selalu berpikir seperti ini, aku bersedia bersama dan membantumu."
Lan Xi senang, "kalau begitu, aku harus berterima kasih atas bantuan Pendekar Feng."
Tiba-tiba hujan turun deras, Lan Xi langsung sigap melindungi kepala Bai dan membawanya berteduh di bangunan terdekat. Dia lalu rela menembus hujan hanya demi membelikan payung untuk Bai.
Payungnya sebenarnya terlalu kecil untuk berdua, tapi tidak masalah, Lan Xi punya solusi... menggendong Bai biar mereka bisa sepayung berdua. (Duh, si abang semakin romantis aja sekarang)
Huang Chao merawat Raja Jizhou sepanjang hari hingga akhirnya beliau siuman. Saat itu juga dia langsung menunjukkan bukti konkret pengkhianatan para pejabat yang ingin melakukan kudeta, orang-orang yang selama ini begitu dipercayai oleh Raja, ternyata musuh dalam selimut.
Raja jadi merasa bersalah karena selama ini telah meragukan dan mencurigai Huang Chao, dan akhirnya mendukung tujuan Huang Chao untuk menguasai dunia. Raja hanya berharap Huang Chao akan menjadi pemimpin yang berhati bijak jika dia berhasil menaklukkan dunia nantinya, jangan sembarangan membunuh orang hanya demi ambisi.
Wu Yuan dengan cepat mendapatkan kabar perkembangan semua orang, jelas tak senang saat mendapat kabar tentang keberhasilan Lan Xi dalam menguasai Kota Liang. Pokoknya dia harus menyingkirkan Lan Xi secepatnya. Jika tidak, rencana besarnya bisa berantakan.
Karena itulah, dia memerintahkan anak buahnya (si ketua Sekte Duanhun) untuk diam-diam membantu Feng Ju. Dan sesuai dugaannya, rencana Huang Chao selanjutnya adalah pergi ke Youzhou untuk mengikuti pemilihan suami Chun Ran.
Lan Xi mengalami masalah dalam progress pembangunan bendungan. Tidak banyak rakyat yang mau mendaftar untuk membantu pembangunan bendungan biarpun aturan kerjanya sudah diubah menjadi lebih ringan, digaji dengan layak, diberi makan, dan tanpa paksaan.
Bai punya ide untuk menyiasatinya, karena ulah Yu Ming sebelumnya, rakyat jadi kehilangan kepercayaan terhadap pemerintah. Maka untuk mengambil kembali hati rakyat, mereka harus memberikan kompensasi pada rakyat dengan mengembalikan uang korupsi Yu Ming pada rakyat.
Tentu saja uang ini tidak boleh diberikan secara langsung karena bisa menyebabkan kekacauan di seluruh kota. Jadi idenya Bai adalah mengubur uang itu di berbagai tempat di sekitar lokasi pembangunan bendungan, sebar berita di seluruh kota bahwa uang korupsi Yu Ming dikubur di sana. Maka rakyat pasti akan berbondong-bondong ikut kerja demi mencari uang-uang itu.
Idenya sukses besar, satu orang pekerja menemukan sebutir uang perak, beritanya langsung tersebar dengan cepat dari mulut ke mulut. Dan dengan cepat, rakyat pun berbondong-bondong mendaftar kerja di bendungan.
Raja mendapatkan bukti bahwa Paviliun Ruyu memang terlibat dalam beberapa transaksi ilegal dan memiliki koneksi dengan banyak pejabat istana. Kemungkinan tujuan mereka adalah menjadi mata-mata bagi Paviliun Air Yinquan.
Yang jadi masalah, Paviliun Air Yinquan itu sangat amat misterius. Susah sekali mencari informasi tentang mereka. Jelas ini menunjukkan pemiliknya bukan orang sembarangan. Raja jadi khawatir jika orang-orang tidak berada di pihaknya dan bisa menjadi ancaman bagi tahtanya.
Karena itulah, Raja langsung memerintahkan menterinya untuk diam-diam menangkap kepala Paviliun Ruyu agar mereka bisa menangkap kepala Paviliun Air Yinquan.
Pada saat yang bersamaan, Raja juga mendapatkan kabar tentang keberhasilan Lan Xi dalam memberantas pejabat korup di Kota Liang dan mencegah perang dengan Qingzhou, dan sekarang dalam proses membangun bendungan. Raja bangga padanya dan memutuskan untuk memberikan penghargaan 3000 pelayan dan kereta kuda padanya.
Qi Wu sebenarnya berusaha membujuk Raja untuk segera menarik Lan Xi kembali ke ibu kota karena dia khawatir jika Lan Xi terus di sana, tapi Raja menolak dan memutuskan untuk membiarkan Lan Xi tetap di sana membangun bendungan.
Feng Ju santai saja menggunakan hal itu untuk menyerang Lan Xi dengan cara menyebarkan prestasi Lan Xi ke seluruh penjuru kota. Raja kan tidak suka jika anaknya lebih kuat daripada dirinya, jadi dengan menyebarkan kabar ini, maka rakyat akan bergunjing bahwa Lan Xi lebih berhasil mengambil alih Kota Liang daripada Raja, dan itu pasti akan membuat merasa terancam oleh Lan Xi. Sekarang saja Raja hanya memberi hadiah pelayan dan kereta kuda, hadiah-hadiah yang sebenarnya tidak terlalu berguna.
Rakyat tidak bekerja sendirian, para prajurit juga ikut bekerja. Semuanya bersatu sehingga progress pembangunan bendungan pun jadi lebih cepat.
Saat Bai ikut ke sana bersama Lan Xi, para rakyat sontak menyapanya sebagai 'Nyonya' (istri pangeran). Pfft! Bai jadi canggung tapi senang juga dan Lan Xi langsung sumringah, dan tidak ada satu pun dari mereka yang mau repot-repot meralat panggilan itu.
Saat rakyat dan para prajurit kesulitan mengangkat sebuah batu besar untuk menyelesaikan penutupan bendungan, Lan Xi dan Bai langsung sigap membantu hingga mereka berhasil. Rakyat sontak bersuka cinta dan menyorakkan ucapan terima kasih pada pangeran. Pembangunan bendungan akhirnya selesai dan Lan Xi pun langsung mengajak semua orang untuk berpesta merayakannya.
Tapi biarpun pembangunan bendungan sudah selesai, masih banyak yang harus Lan Xi lakukan. Dia ingin memiliki lebih banyak prajurit untuk Pasukan Bulu Hitamnya dan langsung memerintahkan Jenderal Kota Liang untuk merekrut para bandit di pegunungan untuk menjadi prajuritnya.
Bai punya kesibukannya sendiri, jadi tabib gratis dadakan untuk rakyat yang sedang sakit. Tapi dia cukup kesulitan saat harus merespkan obat karena kota ini sudah tidak memiliki toko obat. Untungnya Lan Xi cepat datang membantu dengan membawa persediaan obat.
Sementara itu di Yongzhou, Kepala Militer Ren panik karena dia baru saja mendapat kabar dari mata-matanya bahwa Paviliun Ruyu kosong melompong, semua orang di Paviliun Ruyu mendadak menghilang, bahkan tidak ada selembar dokumen pun di sana seolah tak pernah ada kehidupan di sana.
Kepala Militer Ren khawatir karena Paviliun Ruyu berkaitan dengan identitas Lan Xi. Segalanya bisa dilakukan begitu mendadak dalam waktu semalam, jelas menunjukkan kalau pelakunya bukan orang biasa. Parahnya lagi, Kepala Militer Ren sama sekali tidak punya ide siapa kira-kira pelakunya. Maka Kepala Militer Ren dan Qi Wu pun berpisah arah untuk menyelidiki masalah ini lebih lanjut.
Bersambung ke episode 27
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam