Keesokan harinya, detektif Nam mengemasi barang-barangnya karena dia diskors selama 3 bulan. Sebelum pergi, dia meminta bantuan detektif Cha untuk menelusuri catatan teleponnya sejak saat Kim Sung Hui menyerahkan diri sampai saat insiden penembakan Sang Won.
Setelah mendapatkan informasi yang dibutuhkannya dari detektif Cha, detektif Nam mendapati bahwa 3 hari teakhir ini dia beberapa kali menelepon mantan rekannya yang sekarang pindah ke divisi informasi. Dia lalu mengajak rekannya itu bertemu dan meminta penjelasan kenapa 3 hari terakhir ini dia mereka sering kontak.
Rekannya itu cukup tercengang mendengar detektif Nam ternyata benar-benar lupa ingatan. Dia lalu memberitahu detektif Nam bahwa mereka 3 hari terakhir ini mereka sering kontak karena detektif Nam memintanya untuk menyelidiki pria bernama Moon Sung Hyun. Dia lalu menyerahkan foto Sung Hyun yang terlihat sedang melakukan grup konseling dan memberitahu bahwa sejak melihat foto itu detektif Nam langsung cepat-cepat pergi. Tapi detektif Nam yang tidak ingat apapun, bingung sendiri kenapa dia cepat-cepat pergi setelah dia melihat foto itu. Detektif Nam lalu pergi mencari Frost ke kantor konseling tapi ternyata Frost sedang pergi.
Frost pergi mengunjungi Sang Won di rumah sakit dengan rasa bersalah atas tuduhannya pada Sang Won kemarin. Sesampainya disana, dia melihat Sang Won sudah mengganti baju rumah sakitnya dengan baju biasa. Frost hendak mengucapkan penyesalannya tapi Sang Won cepat-cepat menyelanya. Dengan senyum hangat, Sang Won meminta Frost untuk mengatakannya nanti saja karena karena dia harus pergi ada janji penting sekarang.
Sang Won ternyata pergi menemui Sung Hyun di sebuah tempat yang sangat sepi. (Oh no!)
Di kantor konseling, detektif Nam yang sangat frustasi dengan ingatannya yang hilang, meminta Sung Ah untuk memukulnya sekeras-kerasnya karena mungkin ingatannya akan kembali setelah kepalanya mendapat pukulan keras.
"Kalau dia menanamkan ingatan palsu setelah memberimu sugesti maka kau tidak akan terbangun dengan shock seperti itu. Kau harus tahu cara yang digunakan saat memberimu sugesti baru setelah itu kau bisa menyingkirkannya (ingatan palsunya)" ujar Frost yang baru kembali dari rumah sakit.
Saat detektif Nam menunjukkan foto Sung Hyun yang dia dapat dari rekannya, Frost langsung memberitahu mereka identitas asli Sung Hyun yang sebenarnya bahwa dia sebenarnya bernama Park Dong Hui, anaknya Park Gyu Hwan.
Flashback 22 tahun yang lalu,Dalam persidangan, Park Gyu Hwan mengklaim kalau dia tidak bersalah. Waktu Gyu Hwan tiba di TKP, dia melihat pelaku melarikan diri dan dia pun langsung berlari mengejar si pelaku. Dan darah sang istri yang melumuri tangan Gyu Hwan adalah karena Gyu Hwan berusaha menyelamatkan nyawa sang istri.
Akan tetapi semua saksi mata berkata lain. Mereka mengklaim bahwa mereka melihat seorang wanita tiba-tiba roboh sembari memegang perutnya dan didepan wanita itu ada seorang pria. Sebelum meninggal wanita itu sempat merintih memanggil suaminya dan pria yang dihadapannya itu kemudian melarikan diri. Karena waktu itu malam, jadi mereka tidak bisa melihat jelas wajah pria itu tapi menurut mereka pria itu pendek, memakai sweater warna biru dan memakai topi.
Saat itu, Dong Hui langsung berteriak membela ayahnya dan menuduh semua saksi itu berbohong dan yang mereka lihat salah. Dong Hui kemudian menceritakan kejadian itu dari sudut pandangnya, waktu itu Gyu Hwan menemaninya pergi ke toilet. Waktu mereka mendengar suara jeritan dari luar, Gyu Hwan langsung berlari keluar duluan untuk melihat apa yang terjadi. Saat Dong Hui akhirnya keluar dari toilet, dia melihat ibunya sudah meninggal dan ayahnya ditangkap.
"Waktu ibu dibunuh, ayah berada di toilet bersamaku" isak Dong Hui
Akan tetapi pernyataan Dong Hui itu jadi tampak tidak valid saat jaksa menanyakan baju yang dipakai Gyu Hwan waktu, karena baju yang dipakai Gyu Hwan sama persis dengan baju pelaku yang digambarkan para saksi yang lain.
Saat Sang Won dipanggil, jaksa bertanya apakah dia melihat para saksi berbohong? Sang Won berkata bahwa dia tidak melihat adanya tanda-tanda kebohongan dalam pernyataan para saksi, tapi terdakwa sendiri juga tidak menunjukkan tanda-tanda kebohongan karena dia tidak melihat adanya rasa bersalah dalam diri Gyu Hwan.
Dari situ, jaksa tiba-tiba membuat sebuah dugaan bahwa mungkin Gyu Hwan memang sengaja membunuh istrinya sehingga dia tidak punya rasa bersalah. Terlebih, tidak mungkin para saksi yang tidak punya hubungan satu sama lain itu berbohong. Sang Won hendak memprotes dugaan itu, tapi jaksa langsung memotongnya dan cepat-cepat menyudahi pertanyaannya.
Dengan banyaknya saksi dan bukti-bukti yang mengarah padanya, Gyu Hwan akhirnya dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.
Kembali ke masa kini,Setelah mengetahui identitas asli Sung Hyun aka Dong Hui, Sang Won bertanya apakah semua yang Sung Hyun lakukan ini karena kasus 22 tahun yang lalu itu? Sung Hyun langsung membenarkannya, dia melakukan ini demi membalas dendam atas kematian ayahnya yang bunuh diri setelah dijatuhi hukuman secara tidak adil.
Sung Hyun mengklaim bahwa waktu itu saat orang-orang diluar berteriak, Gyu Hwan sedang bersamanya, karena itulah pernyataan para saksi itu tidak benar, ingatan para saksi itu salah karena mungkin detektif yang menangani kasus itu menginterogasi mereka dengan pertanyaan-pertanyaan yang menjurus ke ayahnya sebagai tersangka. Dan sebagai psikolog, seharusnya Sang Won bisa mengetahui hal itu tapi Sang Won malah membuat ayahnya dituduh sebagai kriminal.
"Bahkan sekalipun ayahmu meninggal secara tidak adil. Tapi apa yang kau perbuat tidak bisa dibenarkan" ujar Sang Won
"Aku sudah membuktikannya. Seperti bagaimana ayahku menderita, kau juga bisa menderita dengan cara yang sama"
"Kau melukai orang-orang yang tidak terlibat. Kau menanamkan ingatan palsu pada Nam Bong tentang kecelakaan mobil itu"
"Yang membuat Nam Bong jadi seperti itu bukan aku tapi kau, prof. Seharusnya kau bersama mereka dalam mobil itu"
Plak!! Sang Won menampar Sung Hyun karena telah membuat membunuh keluarga Frost yang sama sekali tidak ada hubungan apapun dengan kasus Gyu Hwan dan membuat Frost menderita.
Dengan marah Sung Hyun menekan bahu Sang Won yang terluka dan berkata bahwa dia hidup dalam penderitaan yang jauh lebih besar karena sejak kasus itu orang-orang sering menggosipkannya, menjuahinya dan mencapnya sebagai anak pembunuh, keluarga bibinya bahkan tidak mau menerimanya tinggal di rumah mereka.
"Tidak ada seorang pun yang berada disisiku. Dan kau bilang apa? Kasihan Nam Bong? Aku bahkan iri pada Nam Bong yang tidak bisa merasakan emosi apapun!" sekarang setelah eksperimennya berhasil, Sung Hyun tersenyum bangga karena akhirnya dia berhasil membalaskan dendamnya.
"Itu bukan eksperimen, tapi kejahatan. Kau menggunakan manusia dalam eksperimen yang tidak etis untuk melakukan pembunuhan"
Sang Won bersumpah bahwa dia akan menghentikan apapun yang Sung Hyun rencanakan. Tapi Sung Hyun malah tersenyum mengejek karena dulu Sang Won juga pernah mengancamnya untuk tidak macam-macam dengan Frost dan Song Sun tapi nyatanya Frost dan Song Sun bergerak sesuai kehendaknya.
"Kau monster"
"Kau yang membuatku jadi seperti ini"
"Sebagai mantan gurumu, apa yang bisa kulakukan untukmu adalah menghentikanmu untuk melakukan sesuatu yang jauh lebih buruk" dengan tekad itu, Sang Won langsung berlalu pergi.
Di kantor konseling, Sung Ah cemas dengan keselamatan Song Sun yang sekarang bekerja di sekolahnya Sung Hyun, tapi menurut Frost mungkin Sung Hyun tidak akan macam-macam dengan Song Sun karena Sung Hyun pernah bilang kalau dia membutuhkan Song Sun, mungkin hal itu karena Sung Hyun membutuhkan bantuan dari ayahnya Song Sun.
"Kau tidak boleh membiarkan profesor Song disana! Sekarang ini dia berada di tangan orang gila!" protes detektif Nam
"Kita tidak punya bukti untuk menangkap Moon Sung Hyun. Kalau kita bergerak sembarangan..."
"Karena itulah yang harus kita lakukan terlebih dulu adalah membawa profesor Song"
"Lalu bagaimana dengan profesor Cheon. Semua orang yang terlibat dalam kasus itu meninggal dan menghilang. Dia pasti akan berusaha menyakiti profesor Cheon lagi"
Detektif Cha dan detektif Nam datang dan memberitahu mereka bahwa mereka berhasil melacak keberadaan keluarga Moon Sung Hyun (yang asli) dan dari hasil sample DNA ibunya Sung Hyun, Park Dong Hui itu sebenarnya memang Moon Sung Hyun.
Detektif Nam langsung memerintahkan kedua anak buahnya untuk melindungi keselamatan Moon Sung Hyun (yang asli) dan melacak keberadaan Park Dong Hui dan menangkapnya.
Mereka lalu pergi mencari Sung Hyun (Dong Hui) ke sekolahnya tapi ternyata Sung Hyun masih belum kembali dan disana hanya Song Sun yang kebingungan kenapa polisi tiba-tiba mencari Sung Hyun. Song Sun kemudian menelepon Frost yang akhirnya memberitahunya tentang Sun Hyun dan apa yang telah dilakukannya.
Frost dan Sung Ah pergi ke rumah sakit mencari Sang Won tapi ternyata tempat tidurnya kosong. Semua orang cemas menunggu Sang Won kembali, tapi Sang Won tidak akan pernah kembali karena dia sudah dibunuh oleh Sung Hyun yang menghantam kepalanya dengan batu.
Malam pun tiba saat mayat Sang Won akhirnya ditemukan. Song Sun dan Sung Ah langsung menangis sedih saat mereka bergegas ke rumah sakit dan mendapati Sang Won sudah meninggal.
Walaupun tidak menunjukkan kesedihannya, tapi Frost terus menemani Sang Won bahkan setelah semua pergi.
Keesokan harinya, Sung Hyun langsung ditangkap tanpa surat penangkapan begitu dia kembali ke sekolah. Frost yang menginterogasinya memutuskan untuk memanggil Sung Hyun dengan nama aslinya Park Dong Hui. Frost menanyainya keterlibatan Sung Hyun dalam kematian dan menghilangnya orang-orang yang terlibat dalam kasus ayahnya 22 tahun yang lalu itu. Tapi Sung Hyun dengan tenangnya pura-pura tidak tahu, bahkan dia pura-pura tidak mengenal Sung Hui dan Ho Chul.
"Apa kau menanamkan ingatan palsu pada kedua orang itu? Dan membuat mereka membunuh saksi dan detektif yang terlibat dalam persidangan ayahmu?"
"Cerita yang menarik. Kalau ada seseorang yang berhasil menanamkan ingatan palsu berarti orang itu berhasil melakukan hal yang mengagumkan" sangkal Sung Hyun
"Tapi percobaan itu gagal. Bulan desember yang lalu, seorang mahasiswi bernama Choi Yoo Kyung yang bunuh diri karena ingatan palsu, berkata bahwa 'orang itu salah'. Tanggal 7, detektif Nam Tae Bong mengubah arah tembakannya pada saat terakhir dan aku juga tidak terpedaya oleh ingatan palsu bahwa profesor Cheon yang membunuh kedua orang tuaku"
Frost bertanya apakah Sung Hyun yang membunuh Sang Won tapi Sung Hyun tetap tenang-tenang saja dan bersikeras menyangkalnya karena dia yakin mereka tidak punya bukti atas tuduhan itu.
"Aku tidak perlu membuktikan dosa-dosamu. Kau tetap bersalah karena profesor Cheon meninggalkan beberapa bukti"
Flashback,Sebelum bicara berdua di tempat sepi bersama Sung Hyun, Sang Won sudah tahu bahaya yang mungkin mengancam nyawanya maka diam-diam dia menelepon telepon kantornya yang secara otomatis merekam percakapan mereka dan pengakuan Sung Hyun akan semua kejahatan yang dilakukannya demi membalas dendam.
Kembali ke masa kini,Setelah Frost memutar rekaman itu, Sung Hyun akhirnya tidak bisa menyangkal lagi. Frost mengaku bahwa tujuannya menginterogasi Sung Hyun adalah untuk memastikan Sung Hyun tidak gila sehingga Sung Hyun tidak akan bisa lari dari kejahatannya (dengan alasan gila). Sung Hyun akhirnya dimasukkan ke penjara.
Sang Won dimakamkan dengan diiringi duka dan air mata rekan-rekan dan murid-murid. Frost tidak menunjukkan emosi apapun dihadapan orang-orang. Tapi dia tampak sedih dan berkaca-kaca saat dia duduk sendirian di tangga kampus dan menatap kubus rubik pemberian Sang Won dulu.
Frost tiba-tiba melihat hantu Sang Won duduk disampingnya dan dengan senyum lembut memberitahu Frost bahwa saat ini di wajah Frost tampak ekspresi sedih. Frost meminta maaf karena pernah menuduh Sang Won membunuh kedua orang tuanya, tapi Sang Won sama sekali tidak mempermasalahkannya, dia tahu Frost menyesalinya saat dia melihat ekspresi wajah Frost. Frost yang selama ini tidak bisa merasakan emosi, akhirnya menangis tersedu-sedu.
"Kau harus membiarkannya (emosi) mengalir sedikit demi sedikit. Lakukan pelan-pelan" nasehat Sang Won untuk yang terakhir kalinya
"Suatu kemalangan saat kita mengingat setiap kenangan hidup tanpa melupakan apapun. Karena jika kita mengingat semuanya dengan jelas, maka kita harus menghadapi pengalaman pahit yang pernah kita alami di masa lalu, selamanya. Apakah kita menginginkannya atau tidak, kita memang memiliki ingatan yang hilang. Tapi jika ingatan itu tidak muncul saat ini, bukan berarti kita harus mencerca diri kita sendiri. Ingatan itu berada di tempat yang sangat jauh dalam alam bawah sadar kita dan menunggu saat kita mengingatnya kembali" narasi Sung Ah
Terlepas dari kekecewaannya pada Sung Hyun, Song Sun tetap melanjutkan proyek Sung Hyun membantu anak-anak di sekolahnya. Sementara itu Frost mengingatkan detektif Nam untuk menjauhkan Sung Hyun dari siapapun, detektif Nam dengan tenangnya meyakinkan Frost bahwa Sung Hyun sekarang dikurung dalam penjara isolasi.
Sayangnya, mereka tidak tahu kalau Sung Hyun berhasil menghipnotis penjaga penjara yang dalam kelinglungannya membebaskan Sung Hyun dari penjara isolasinya.
Di kantor konseling, Frost memberikan buku panduan sebuah universitas di Amerika dan tiket pesawat pada Sung Ah dan menyuruh Sung Ah melanjutkan kuliah di Amerika dengan alasan karena Sung Ah sangat ceroboh, suka ikut campur dan terlalu emosional dan seorang konselor tidak seharusnya memiliki kepribadian seperti Sung Ah.
"Sekarang aku tidak merasa tersinggung dengan kata-kata anda, prof" ujar Sung Ah yang sudah kebal menghadapi Frost
"Aku tidak memerlukan hal-hal seperti itu di kantor ini"
"Maksud anda, saya dipecat? Anda benar-benar akan mengirim saya kesana?"
"Aku sudah mengirim surat rekomendasi lewat email"
Saat Sung Ah terus menatapnya dengan sedih, Frost cepat-cepat menghindar dengan alasan harus studi lapangan.
Studi lapangan yang dimaksud Frost ternyata duduk di sebuah bangku sembari mengamati orang-orang yang lewat.
Saat dia hendak pergi, ada dua orang wanita yang menjatuhkan lipsticknya tak jauh dari kaki Frost. Wanita itu meminta Frost mengambilnya tapi Frost menolak dengan cuek. Salah satu wanita itu jadi marah karenanya, tapi Frost pun dengan tenangnya memberitahu wanita itu bahwa dia adalah seorang profesor yang sama sekali tidak punya kewajiban mengambilkan barang itu untuknya.
Sung Ah lah yang akhirnya mengambilkan lipstick itu dan mengembalikannya pada wanita itu. Saat Frost dan Sung Ah berjalan pergi, mereka mendengar wanita itu mencaci maki Frost dan mengatainya mirip anjing. Sung Ah langsung tertawa geli mendengarnya. Mereka kemudian melanjutkan jalan-jalan mereka sambil ngobrol, Sung Ah memberitahu Frost bahwa dia menolak tawaran kuliah keluar negeri itu dan memutuskan untuk tetap menemani Frost.
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam