Sinopsis The Legend of Witch episode 7 - part 1

Sinopsis Episode 6: Part 1 

Sinopsis Episode 6: Part 2

Sinopsis Episode 6: Part 3


Soo In dan para tahanan kursus memasak magang di pabrik roti Shinhwa. Saat mereka tengah sibuk bekerja dengan roti-rotinya, Soo In melihat Tae San dan rombongannya datang. Mereka semua begitu terkejut melihat Soo In bekerja di pabrik roti padahal seharusnya Soo In berada di penjara.

Tae San dengan muka tebalnya, memuji Soo In sebagai putrinya Shinhwa dan berterima kasih karena Soo In masih mau bekerja di Shinhwa.

"Putri Shinhwa?" Soo In tidak percaya mendengar pujian palsu Tae San


Sebelum Soo In sempat mengatakan apapun lagi, Bok Nyeo tiba-tiba menyela "Anda nyonya Cha, bukan? Presdir Ma? Apa anda tidak ingat saya? Saya istrinya Nam Jae Sub dari Keobookdang di Chuncheon. Dulu anda menyewa kamar di rumah saya. Saya meminta suami saya untuk mempekerjakan anda di pabriknya"

Tae San dan Aeng Ran tampak sangat terkejut melihat Bok Nyeo tapi Tae San cepat-cepat mengalihkan pandangannya dan pura-pura tidak mengenal Bok Nyeo.

"Apa anda tidak ingat pada saya nyonya Cha?" tanya Bok Nyeo pada Aeng Ran

Aeng Ran melirik Tae San dengan cemas tapi kemudian dia berkata kalau Bok Nyeo salah orang lalu cepat-cepat menyeret Tae San untuk pergi.


Tapi Soo In langsung menghalangi mereka, dia tidak bisa melepaskan mereka begitu saja setelah mereka dengan seenaknya memenjarakan seorang wanita yang tidak bersalah dan sekarang mereka malah memanggilnya putri Shinhwa. Sebagai manusia, bagaimana bisa mereka bicara seperti itu?

"Ingat apa yang ayah lakukan padaku!" teriak Soo In "Apa ayah tidak takut pada Tuhan? Apa ayah tidak takut jika nanti ayah bertemu dengan Do Hyun (di alam baka)? Bagaimana bisa kau melakukan hal seperti itu padaku?"

Tae San langsung pura-pura balik marah seolah Soo In lah yang bersalah "Seharusnya aku yang berkata seperti itu. Demi mendiang suamimu, jangan bersikap murahan dan jagalah martabatmu"

Soo In langsung berteriak marah "Kalian bukan manusia, kalian semua monster!"

"Berani sekali kau bicara padaku seperti itu? Jika wanita miskin sepertimu menjadi menantuku selama 3 tahun seharusnya kau menahan diri secara diam-diam! Berani sekali kau mengeluh padaku seperti ini?! Bayar dosa-dosamu secara diam-diam!" teriak Tae San dengan muka liciknya

Sontak, Soo In semakin marah dan langsung melempari Tae San dengan roti-roti pabriknya dengan penuh amarah.

"Membayar dosa-dosaku? Memangnya dosa apa yang telah kuperbuat? Apa dimatamu aku terlihat gampangan? Apa kau benar-benar tidak takut pada Tuhan? Aku akan balas dendam. Akan kubeberkan pada dunia kalau kau adalah monster yang sangat jahat!" teriak Soo In dengan penuh kemarahan. Tak lama kemudian, seorang petugas cepat-cepat menyeret Soo In pergi sebelum dia membuat kekacauan lebih banyak lagi.


Setelah Soo In diseret pergi, Bok Nyeo bertanya lagi pada Tae San dan Aeng Ran, apakah mereka benar-benar tidak mengenalnya? Bok Nyeo sangat yakin kalau mereka memang nyonya Cha dan presdir Ma yang pernah dikenalnya. Tapi Tae San dan rombongannya langsung pergi tanpa menjawab pertanyaan Bok Nyeo.


Poong Geum baru keluar dari kecil saat dia melihat Tae San dan rombongannya terburu-buru berjalan ke arahnya, diantara rombongan Tae San itu ada Wol Han maka Poong Geum pun langsung cepat-cepat menutupi wajahnya dengan masker dan merapat ke tembok sampai Tae San dan rombongannya keluar.


"Sepertinya direktur ku sedang inspeksi pabrik. Dia terlihat tampan dengan setelan jasnya" ujar Poong Geum yang masih mengira kalau Wol Han itu direktur pemasaran Shinhwa

Di luar, Tae San memarahi Joo Hee karena Joo Hee tidak becus dalam melakukan pekerjaannya, gara-gara ide Joo Hee lah terjadi kekacauan seperti tadi.

"Maafkan aku, seharusnya aku memeriksanya dulu. Sejujurnya, aku tidak memikirkan Soo In" Joo Hee meminta maaf

"Sialan!" saking marahnya Tae San hampir saja menendang Joo Hee "Kau seharusnya bekerja keras sebanyak gaji yang kauterima! Dasar bodoh!"


Setelah Tae San pergi, Won Jae langsung menyindir Joo Hee sambil tersenyum puas "Idemu sangat hebat. Kau pasti akan mendapat kesempatan lagi. Jangan terlalu kecewa"


Didalam pabrik, Poong Geum terkejut setelah dia diberitahu kalau Soo In adalah menantunya presdir Shinhwa. Tapi dia heran kenapa menantu seorang milyuner bisa masuk penjara?

"Pasti ada kisah dibalik semua ini" ujar Bok Nyeo

Soo In kembali bersama opsir Kim yang memberitahu Soo In bahwa saat mereka kembali nanti, Soo In akan dibawa ke komite disipliner. Melihat Soo In tampak sangat pucat, Bok Nyeo langsung cemas apakah Soo In baik-baik saja. Soo In pun langsung mengangguk mengiyakannya.

Poong Geum protes karena selama ini mereka hidup bersama seperti keluarga tapi Soo In tidak pernah sekalipun bercerita kalau dia menantu Shinhwa group. Bok Nyeo penasaran apa yang terjadi pada Soo In sampai Soo In melempari Tae San dengan roti, tapi Soo In hanya diam saja.


Mandor pabrik datang untuk mengusir mereka sekarang juga, tapi tiba-tiba Joo Hee datang dan minta izin ke opsir Kim untuk bicara berdua dengan Soo In.

"Tidak boleh, jika ada yang ingin anda katakan padanya, katakan saja disini" ujar opsir Kim

Walaupun ragu tapi Joo Hee tak punya pilihan lain selain mengatakan apa yang ingin dikatakannya pada Soo In langsung dihadapan semua pekerja pabrik dan teman tahanan Soo In.

"Aku ingin bertemu denganmu setidaknya sekali saja. Tapi aku tidak menyangka akan bertemu denganmu disini. Aku ingin meminta maaf padamu atas nama ayahku dan seluruh anggota keluargaku. Maafkan aku, Soo In" Joo Hee meminta maaf dengan tulus pada Soo In


Gara-gara shock dengan kejadian di pabrik, Tae San sampai mengalami masalah pencernaan dan harus minum obat. Walaupun di pabrik, Aeng Ran mengaku tidak mengenal Bok Nyeo tapi nyatanya dia ternyata memang mengenal Bok Nyeo yang dulu dia kenal sebagai ibunya Jin Ho. Aeng Ran mengeluh pada Tae San karena bertemu lagi dengan Soo in dan ibunya Jin Ho di pabrik tadi, tapi Tae San langsung mengeluh capek dan tidak mau membicarakan masalah tadi.


Won Jae pulang bersama Do Jin dan Wol Han. Dalam perjalanan, Won Jae menceritakan kejadian tadi pada Joo Ran dengan penuh semangat seolah dia sangat senang terjadi kejadian yang menarik itu. Dia menceritakan semuanya dengan mendetil tentang betapa kacaunya kejadian tadi. Dia bercerita mulai saat Soo In melempari Tae San dengan roti, sampai betapa marahnya Tae San atas kejadian ini sampai-sampai Tae San membatalkan semua rencananya dan langsung pulang.

Tapi bahkan setelah dia menceritakan semuanya dengan sangat detil, Won Jae malah berjanji akan bercerita jauh detil lagi pada Joo Ran saat dia pulang nanti. Setelah Won Jae menutup teleponnya, Do Jin langsung tertawa. Do Jin merasa lucu karena setelah bercerita sebanyak itu, Won Jae malah berjanji akan menceritakan semua lebih detil lagi.


Do Jin benar-benar tidak mengerti hubungan Joo Ran dan Won Jae, hubungan mereka terasa aneh karena walaupun Joo Ran dan Won Jae selalu bertengkar tapi pada saat-saat seperti sekarang ini, mereka malah bersikap seperti tim yang kuat.

"Pasangan suami istri memang seperti itu. Ini adalah misteri antara cinta dan benci yang tak ada akhirnya" ujar Won Jae

Dari kejadian di pabrik tadi, ada sesuatu yang menurut Won Jae aneh. Wanita disamping Soo In yang mengaku mengenal Tae San dan Aeng Ran, sepertinya wanita itu memang benar-benar pernah mengenal Tae San dan Aeng Ran. Do Jin tidak yakin, menurutnya wanita itu mungkin salah mengenali orang. Tapi Won Jae sangat yakin kalau mereka bertiga saling mengenal, Won Jae yakin pasti ada sesuatu diantara mereka.


Di penjara, Mi Oh menggendong Kang Ddang keluar karena hari ini Kang Ddang harus berpisah dengan ibunya di penjara dan dibawa ke fasilitas perawatan anak.

"Dia tidak akan diadopsi tanpa sepengetahuanku kan? Dia akan berada disana sampai aku dibebaskan kan?" tanya Mi Oh cemas

Penjaga penjara meyakinkannya untuk tidak cemas, Kang Ddang tidak akan diadopsi selama Mi Oh tidak melepaskan hak asuh Kang Ddang.

Mi Oh baru saja menyerahkan Kang Ddang ke pengurus fasilitas saat ketiga teman selnya kembali dari pabrik. Mereka terkejut melihat Kang Ddang harus masuk panti asuhan fasilitas sekarang. Mereka lalu meminta izin opsir Kim untuk pamitan dengan Kang Ddang.

"Kami hidup seperti keluarga selama setahun ini, kami tidak bisa melepasnya tanpa mengucapkan selamat tinggal" Bok Nyeo memohon pada opsir Kim. Walaupun awalnya ragu tapi akhirnya opsir Kim mengizinkan mereka untuk mengucapkan selamat tinggal pada Kang Ddang.

Para pengurus fasiitas meyakinkan Mi Oh untuk tidak cemas, fasilitas perawatan anak adalah tempat yang bagus dan para pengurusnya pun orang-orang baik.

"Jangan lupakan wajah ibu yah. Sampai kita bertemu lagi, makanlah dengan baik dan jangan sakit, mengerti?" tangis Mi Oh pada Kang Ddang

Satu per satu, mereka pamitan pada Kang Ddang. Bok Nyeo menangis karena dia pasti akan sangat merindukan Kang Ddang, Poong Geum berjanji akan membawakan banyak yogurt untuk Kang Ddang kalau dia sudah bebas nanti. Soo In pun menasehati Kang Ddang untuk tetap sehat.


Karena sudah terlalu lama, penjaga penjara pun langsung menyuruh para pengurus untuk membawa Kang Ddang pergi. Tapi Mi Oh yang masih belum ingin berpisah dengan Kang Ddang langsung memeluknya dan meminta maaf karena telah menjadi ibu yang buruk.

"Ibu mencintaimu, nak" tangis Mi Oh

Para pengurus lalu pergi membawa Kang Ddang. Setelah mobil yang membawa Kang Ddang pergi, Mi Oh langsung terjatuh dan menangis sedih, teman-teman satu selnya pun langsung berlutut memeluk Mi Oh.


Woo Seok hendak pulang kerja saat dia melihat Joo Hee menunggunya di tempat parkir lalu meminta Woo Seok untuk mentraktirnya minum-minum.

Mereka lalu pergi ke bar dan Joo Hee langsung minum sampai mabuk. Woo Seok berusaha menghentikan Joo Hee untuk berhenti minum karena dia sudah terlalu mabuk tapi Joo Hee tidak peduli karena dia merasa bisa gila kalau tidak mabuk. Woo Seok jadi heran kenapa Joo Hee seperti ini, apa ada masalah di tempat kerjanya. Joo Hee pun mengaku kalau tadi dia bertemu dengan kakak iparnya.

"Orang bilang kau akan bertemu dengan musuh terburukmu di tempat dan waktu yang paling buruk. Aku bertemu dengannya di pabrik setelah dia terpilih sebagai karyawan luar untuk proyek CSV ku. Sekarang ini dia berada di penjara didekat sini"

Joo Hee juga bercerita bagaimana tadi Soo In membuat kekacauan dengan melempar roti pada ayahnya. Gara-gara kejadian tadi, Joo Hee merasa Soo In sudah tidak seperti kakak iparnya yang dulu. Tapi dia mengerti, semua orang pasti juga akan berubah kalau mengalami kejadian seperti Soo In.

"Dulu aku ragu untuk memberitahumu, tapi penjara tempatku mengajar membuat kue adalah tempat dimana kakak iparmu dipenjara" Woo Seok akhirnya mengaku

Sayangnya tepat saat itu, Joo Hee tertidur karena terlalu mabuk dan tidak mendengarkan pengakuan Woo Seok.


Karena kejadian tadi, Soo In diisolasi di penjara khusus. Opsir Kim berjanji akan meminta kepala penjara untuk meringankan hukuman Soo In jadi Soo In sebaiknya diam saja. Selama berada di penjara isolasi, Soo In teringat saat Tae San berteriak menyuruhnya untuk membayar semua dosa-dosanya.

"Kaulah yang akan membayar dosa-dosamu" gumam Soo In penuh tekad


Keluarga Ma sedang makan malam bersama, semua orang terdiam tapi Joo Ran terus menerus mengoceh panjang lebar mengeluhkan sikap gila Soo In yang begitu berani melempari Tae San dengan roti. Saking kesalnya, Joo Ran bahkan berjanji akan mengunjungi Soo In dipenjara besok untuk balas dendam.

"Bagaimana kalau kau tidak usah ikut campur dan tidak usah meributkan masalah ini" saran Aeng Ran

"Kau sangat hebat berpura-pura bersikap mulia" sindir Joo Ran "Kalau anjingmu disakiti maka sebagai pemilik kau harus membalas dendam untuk anjingmu. Ayahku yang dipermalukan, bagaimana bisa sebagai putri tertua aku cuma berdiam diri? Tugasku sebagai anak adalah membalas dendam"

Tidak mau lagi mendengarkan masalah ocehan Joo Ran, Tae San pun langsung berhenti makan dan pergi sementara Do Jin malah tertawa sedangkan Won Jae langsung memarahi Joo Ran karena Joo Ran membanding-bandingkan Tae San dengan anjing. LOL!

Teleponnya Joo Ran berbunyi tapi anehnya saat dia melihat siapa yang meneleponnya, Joo Ran malah langsung panik. Bahkan saat dia mengangkat teleponnya pun, dia terlihat sangat gugup. Won Jae bertanya siapa yang menelepon dan Joo Ran dengan gugup berbohong mengatakan kalau dia akan pergi membantu temannya yang sedang sakit ke rumah sakit terutama karena suami temannya itu sedang pergi untuk urusan bisnis.


Woo Seok mengantarkan Joo Hee yang pingsan karena mabuk, pulang ke rumah keluarga Ma. Tepat saat itu, Joo Ran keluar rumah. Dan saat dia melihat Woo Seok menggendong Joo Ran yang mabuk berat, dia langsung menuduh Woo Seok telah membuat Joo Hee mabuk berat.

"Aku tidak memaksanya untuk minum-minum. Tanya langsung saja padanya nanti" ujar Woo Seok kesal lalu menyerahkan Joo Hee pada Joo Ran.

"Sebaiknya kau jangan punya perasaan yang tidak pantas pada Joo Hee. Kau seorang ayah tunggal, aku tidak akan membiarkan adikku menikahi pria sepertimu" Joo Ran memperingatkan Woo Seok

"Aku tidak pernah meminta adikmu untuk menikahiku, jadi jangan cemas" balas Woo Seok


Setelah Woo Seok pergi, sebuah mobil lain datang. Pengemudinya adalah seorang pria muda. Joo Ran langsung meninggalkan Joo Hee di depan rumah lalu masuk ke dalam mobil pria muda yang ternyata selingkuhan Joo Ran.


Setelah mengurus dan menidurkan Joo Hee, Do Jin bertanya pada ibunya tentang wanita tua yang bersama Soo In di pabrik tadi, apakah Aeng Ran benar-benar tidak mengenal wanita tua itu? Aeng Ran mengiyakannya dengan gugup. Sementara itu, Tae San minum-minum di ruang kerjanya karena teringat pada pertemuannya dengan Bok Nyeo.


Di penjara, Mi Oh menangis melihat foto anaknya. Yang lainpun sama-sama merindukan Kang Ddang, sekarang tanpa kehadiran Kang Ddang, penjara mereka ini terasa kosong.

"Kau tidak akan menyadari saat seseorang bersamamu tapi kau selalu merasakannya saat seseorang pergi" desah Bok Nyeo

Bok Nyeo berusaha menghibur Mi Oh untuk tidak terlalu bersedih karena Kang Ddang adalah anak yang manis jadi dia pasti akan disukai dimanapun dia berada. Poong Geum juga meminta Mi Oh untuk bersabar beberapa bulan sampai dia dibebaskan, lagipula menurutnya faslitias perawatan anak jauh lebih daripada tempat sempit seperti penjara mereka ini.

Bok Nyeo juga cemas pada Soo In, apakah Soo In sudah makan malam atau belum. Dengan begitu banyaknya kecemasan yang mereka rasakan, membuat Poong Geum jadi tidak bisa tidur. Karena itulah dia meminta Bok Nyeo untuk menyanyikan lagu ninabobo. Maka Bok Nyeo pun menyanyikan lagu ninabobo untuk mereka. Pada saat yang bersamaan, Soo In menatap langit melalui terali penjara isolasinya karena tidak bisa tidur.


Keesokan harinya, Woo Seok memulai kursus membuat kuenya dengan mengabsen para tahanan. Yang pertama dia panggil adalah tahanan 911 yang ternyata bernama asli Kim Young Ok. Saat namanya dipanggil, bukannya menjawab dengan benar, Young Ok malah bernyanyi dengan suaranya yang serak "Kenapa kau memanggilku? Kenapa kau memanggilku? Aku sudah meninggalkanmu! Kenapa kau memanggilku? Kenapa kau memanggilku..."

"Cukup!" seru Woo Seok kesal

Young Ok pun langsung protes "Ah dasar, jangan terlalu kejam, cuaca hari ini sangat baik. Bagaimana kalau kita bernyanyi sebelum kursus dimulai?"

"Ini bukan kursus menyanyi tapi kursus membuat kue. Kalau kau mengganggu lagi maka aku akan membuat persiapan khusus untukmu" ancam Woo Seok

"Apa golongan darahmu? Kenapa kau sangat keras kepala di usia semuda ini?"


Woo Seok tidak menanggapinya dan kembali melanjutkan absennya memanggil nama Soo In tapi tidak ada jawaban. Melihat kursi yang biasanya ditempati Soo In kosong, Woo Seok pun langsung menanyakan keberadaan Soo In pada para tahanan lainnya. Poong Geum memberitahu kalau Soo In saat ini sedang diisolasi karena dia membuat masalah besar. Perkataan Poong Geum itu langsung mengingatkan Woo Seok saat Joo Hee memberitahunya tentang Soo In yang melempari Tae San dengan roti.

Beberapa saat kemudian, kursus akhirnya dimulai dan Woo Seok mengajari para tahanan membuat roti Croissant. Dia tengah menjelaskan sejarah Croissant saat Young Ok tiba-tiba menyela lagi dan mengusulkan agar mereka berhenti membuat roti dan beralih membuat bubur kacang merah.

Saat semua tahanan menyetujui usul Young Ok, Woo Seok langsung memberikan sebuah hadiah khusus yang sudah dia janjikan untuk Young Ok kalau Young Ok membuat masalah. Yaitu sebuah masker bertanda X dan Woo Seok memerintahkan Young Ok untuk memakainya selama kursus berlangsung.


Kursus pun akhirnya kembali dilanjutkan dan Woo Seok mengintruksikan para tahanan untuk memasukkan gula dan ragi kedalam air hangat dan menfermentasinya selama 15 menit.

"Ragi itu apa?" tanya salah satu tahanan

Woo Seok menjelaskan bahwa ragi adalah bahan yang bisa membuat roti mengembang dan jika ragi dicampurkan dengan tepung basah ditambah dengan zat gizi dan gula maka rotinya akan mengalami fermentasi alkohol. Sayangnya tidak ada tahanan yang mengerti dengan penjelasan Woo Seok yang rumit itu.

Bok Nyeo tiba-tiba membantu Woo Seok menjelaskan tentang ragi dengan bahasa yang lebih sederhana "Ragi dimasukkan kedalam adonan supaya rotinya terpanggang dengan baik. Kalian tahu kan kalau alkohol itu rasanya jauh lebih enak kalau difermentasi dengan baik. Roti juga sama seperti itu"

Penjelasan Bok Nyeo itu langsung membuat tahanan mengerti dan Woo Seok pun langsung kagum ternyata Bok Nyeo punya banyak pengetahuan tentang roti.

"Suami saya dulu memiliki sebuah toko roti. Saya belajar sedikit darinya" kata Bok Nyeo "Apa saya terdengar seperti sok tahu?"

"Tidak. Penjelasanmu cukup tepat" jawab Woo Seok


Young Ok tiba-tiba melepas maskernya dan menyela lagi "Rasanya pasti menyenangkan kalau aku bisa minum segelas anggur beras"

Woo Seok langsung mempelototinya dengan kesal dan Young Ok pun akhirnya kembali memakai masker X-nya dan diam.


Setelah kursus selesai, opsir Kim mengantarkan Woo Seok keluar tapi tiba-tiba dia meminta izin untuk menemui Soo In. Opsir Kim lalu mengantarkan Woo Seok menemui Soo In di penjara isolasinya. Woo Seok beralasan kalau dia datang menemui Soo In karena Soo In membolos dari kursusnya Woo Seok lalu menyerahkan sebuah kantong dan berkata kalau isi kantong itu adalah PR-nya Soo In.

Soo In membuka kantongnya yang ternyata berisi roti Croissant yang mereka buat hari ini dan PR-nya Soo In adalah dia harus memikirkan dan meneliti resep dan bahan-bahan apa saja untuk membuat roti Croissant itu.


"Roti ini dibuat oleh orang-orang yang merindukanmu jadi didalam roti ini ada semua kehangatan orang-orang yang merindukanmu, jadi jangan berpikir kalau kau sendirian"

"Apa kau datang kemari untuk menghiburku?"

Woo Seok canggung mendengarnya, dia langsung cepat-cepat menyangkal dan bersikeras kalau dia datang hanya untuk memberi Soo In PR.

"Terima kasih, kukira kau orang yang tidak ramah tapi ternyata kau orang yang baik, pak guru"

"Tentu saja, aku guru yang mengunjungi murid yang membolos untuk menyerahkan PR secara langsung jadi sudah seharusnya kau berterima kasih" ujar Woo Seok


Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments