Dalam flashback masa kecilnya, Chun Ran memang sudah ambisius ingin menjadi ratu regnant (ratu setara raja) sejak dia masih kecil.
Dia, Lan Xi, Xi Yun, dan Huang Chao pernah bertemu waktu mereka masih kecil. Saat Lan Xi, Xi Yun dan Huang Chao sedang sibuk main jadi patung, Chun Ran mendadak muncul dan langsung menanyai Lan Xi tentang Mahkota Ratu Feng (Ratu pendiri Qingzhou) yang jauh lebih berharga daripada mahkota permaisuri, soalnya dia menginginkan mahkota itu.
Dan saat tidak ada seorang pun yang bergerak untuk menjawabnya, dia langsung saja menggelitiki Lan Xi. Tapi Lan Xi langsung mengomeli Chun Ran karena menginginkan mahkota itu. Sejak Ratu Feng meninggal dunia, mahkota itu sudah disegel oleh Kaisar Weilie di Pagoda Bahuang. Kaisar bahkan menurunkan titah bahwa tidak boleh ada lagi yang memakai mahkota ratu. Raja penerus Ratu Feng saja tidak bisa memakainya, apalagi Chun Ran.
Chun Ran sontak mewek, bersikeras mau memiliki mahkota itu. Huang Chao akhirnya mengakhiri main patungnya demi menghibur Chun Ran, dan meyakinkan Chun Ran bahwa Chun Ran lebih cocok memakai mahkota permaisuri daripada mahkota ratu yang sudah tua dan usang itu. Gadis cantik sepertinya lebih cocok memakai mahkota permaisuri. Ucapannya sukses membuat semangat Chun Ran pulih hingga dia mulai berubah pikiran dan tujuan untuk menjadi wanita tercantik dan memakai mahkota ratu.
Cuma Xi Yun seorang yang masa bodo dengan pembicaraan mereka dan lanjut main patung sampai akhir hingga dia jadi pemenangnya dan langsung menuntut uang taruhan dari mereka buat beli jajan.
Sejak kecil, cuma Xi Yun yang sama sekali tidak berambisi dalam dunia perpolitikan dan perebutan tahta. Dia dan Lan Xi memang sudah cocok sejak kecil, sedangkan Chun Ran lebih cocok dengan Huang Chao karena mereka memiliki visi dan misi yang sama.
Di masa kini, Chun Ran bertanya-tanya siapakah di antara Huang Chao dan Lan Xi yang akan memakaikannya mahkota permaisuri. (Pfft! Nggak mungkin Lan Xi lah)
Lan Xi mendapat kabar tentang gelar baru Chun Ran itu dari Bai. Bai sadar betul apa niatan Chun Ran untuk mendapatkan gelar itu, dan langsung penasaran dengan pendapat Lan Xi tentang Chun Ran.
Menurut Lan Xi, sehebat dan secantik apa pun Chun Ran, dia sama sekali tidak sebanding dengan Putri Feng Xi Yun. Bai diam-diam tersenyum senang mendengarnya lalu berkomentar bahwa Lan Xi pasti akan sangat terkejut jika dia bertemu dengan Tuan Putri Xi Yun, karena Tuan Putri Xi Yun tidak seperti yang Lan Xi bayangkan.
Lan Xi tidak setuju, Xi Yun sudah terkenal di seluruh dunia. Masa Bai berpikir bahwa Chun Ran lebih baik daripada Xi Yun? Bai hampir saja keceplosan saat dia hampir membela diri, tapi untungnya dia cepat sadar dan langsung bergegas pergi, meninggalkan Lan Xi yang jelas kebingungan dengan sikap aneh Bai ini.
Zhong Li mengira kalau Bai pergi pasti karena dia cemburu gara-gara Lan Xi lebih menyukai Xi Yun. Pfft! Lan Xi sontak kepedean berpikir bahwa Bai pasti suka banget sama dia sampai cemburu.
Tapi Zhong Li dengan cepat menghempaskan pemikirannya yang setinggi langit itu dengan memberitahu bahwa jika Bai cemburu, maka Lan Xi harus segera menghiburnya. Jika tidak, maka takutnya akan jadi kayak di cerita-cerita romansa yang mana jika pasangan tidak segera menyelesaikan kesalahpahaman mereka, maka hubungan mereka pasti akan berakhir tragis, bahkan bisa sampai bunuh-bunuhan. (Wkwkwk! Dramatis amat)
Lan Xi jadi khawatir, dan jadi makin panik saat Bai masih belum kembali sampai malam dan tidak ada seorang pun yang mengetahui ke mana dia pergi. Lan Xi sungguh tak menyangka kalau Bai ternyata sangat amat menyukainya sampai cemburu berat seperti ini. Wkwkwk! Dia pun langsung meminta Zhong Li untuk memberinya saran tentang bagaimana cara terbaik untuk menghibur Bai.
Padahal Xi Yun cuma pergi menemui kakaknya, Pangeran Xie Yue, di kamp militer Qingzhou untuk membicarakan perdamaian kedua prefektur. Dia menceritakan segalanya tentang Lan Xi yang telah berhasil menyingkirkan si koruptor dan sekarang mengambil alih kekuasaan di Kota Liang, makanya dia menyarankan Xie Yue untuk bertemu dan bicara langsung dengan Lan Xi. Dia meyakinkan Xie Yue bahwa Lan Xi memiliki penyelesaian tentang masalah aliran air dan rencananya sangat bagus.
Xie Yue percaya padanya dan akan menuruti sarannya. Dia dan ayahanda mereka memang sangat menyayangi Xi Yun, makanya mereka membiarkan Xi Yun hidup bebas di dunia persilatan sebagai Bai Feng Xi, alih-alih terkurung di istana.
Tapi Xie Yue penasaran, apa sebenarnya hubungan Xi Yun dengan Lan Xi? Sepertinya hubungan mereka tidak biasa dinilai dari cara Xi Yun membicarakan Lan Xi dengan penuh senyum. Tahun baru kemarin juga Xi Yun bukannya pulang, malah merayakannya di Yongzhou.
Xi Yun pun dengan tersipu malu menceritakan segalanya sedari awal pertemuan mereka hingga perkembangan mereka sekarang ini. Tapi karena Lan Xi belum mengetahui identitasnya, jadi dia memperingatkan Xie Yue untuk tidak sampai membocorkan identitasnya saat Xie Yue bertemu Lan Xi nanti.
Xie Yue meyakinkannya untuk tidak khawatir. Dia hanya tidak menyangka bahwa pertemuan besok ternyata bukan hanya pertemuan bilateral kedua prefektur, melainkan juga pertemuan dua keluarga.
Xie Yue mau lihat apakah Lan Xi ini cocok dan pantas untuk menjadi adik iparnya atau tidak. Besok Xie Yue mau menguji Lan Xi, biar Lan Xi tahu bahwa ada orang di belakang Xi Yun yang mendukungnya.
Bai jadi tersipu malu mendengar Lan Xi disebut calon adik ipar, eh tapi, dia memperingatkan Xie Yue untuk tidak mempersulit Lan Xi besok. Hmm, maksudnya dalam hal negoisasinya demi kebaikan kedua prefektur mereka, bukan dalam hal masalah pribadi. Pfft! Iyain aja deh.
Bai baru kembali keesokan paginya dan mendapati sudah ada sarapan menunggunya di meja. Tapi saat dia mulai makan, Lan Xi mendadak muncul dengan muka marah, bahkan langsung mencengkeram erat pergelangan tangannya.
Lan Xi memang hampir mau marah, tapi kemudian dia teringat saran-saran Zhong Li yang menyuruhnya untuk menunjukkan perhatian dan kelembutan agar Bai bisa merasakan kasih sayang Lan Xi terhadapnya.
Seketika itu pula Lan Xi mendadak berubah sikap lalu menuntun Bai duduk kembali dengan lembut dan dengan penuh perhatian mengambilkan makanan-makanan kesukaan Bai. Jelas saja Bai jadi bingung dengan perubahan dadakan sikap Lan Xi ini.
Bukannya senang, dia malah jadi curiga bahwa ada udang di balik batu. Dia mau menghindar, tapi Lan Xi langsung menghadangnya dan meyakinkan bahwa dia sudah tidak mempermasalahkan Bai pergi ke mana semalam, yang penting sekarang Bai sudah pulang, Lan Xi pun senang.
"Aku mengerti hatimu, kau keberatan dengan Feng Xi Yun dari Qingzhou."
Bai sontak kaget mengira kalau Lan Xi sudah mengetahui identitasnya yang sebenarnya, tidak sadar bahwa arah pembicaraan Lan Xi beda dari yang dia pikirkan. Dia hampir mau menjelaskan masalah identitasnya, tapi bahkan sebelum dia sempat bicara, Lan Xi mendadak menyela dan menyatakan bahwa mulai sekarang dia tidak akan lagi mengungkit nama Xi Yun karena di dalam hatinya hanya ada Bai Feng Xi yang hidup bebas di dunia persilatan.
Hah? Bao tambah bingung apa maksudnya, apakah maksud Lan Xi adalah dia tidak akan membocorkan identitasnya? Dia mau pergi saja, tapi Lan Xi sontak menghadangnya lagi, kali ini malah mencondongkan wajahnya sangaaaaat dekat untuk menciumnya yang jelas saja membuat Bai tegang.
Tapi tiba-tiba saja Chuan Yu muncul mengganggu mereka. Pfft! Batal deh ciumannya. Lan Xi jadi kesal dan Bai langsung kabuuuuurrrr. Tapi Chuan Yu datang untuk mengabarkan hal penting, mereka mendapat surat dari Pangeran Xie Yue yang ingin bertemu dan bernegosiasi dengan Lan Xi besok, Xie Yue akan datang sendiri.
Permintaan Xie Yue ini terasa terlalu mendadak sehingga membuat para pejabat Kota Liang berbeda pendapat, ada yang setuju untuk melakukan negosiasi, tapi ada juga goyang tidak setuju karena takutnya ini cuma siasat Xie Yue untuk menyerang kota. Lan Xi dengan bijak memutuskan untuk bertemu, namun tetap bersiaga dengan menyiapkan pasukan.
Bai tidak tenang sepanjang hari gara-gara masih berpikir bahwa Lan Xi sudah mengetahui identitas aslinya. Tapi kemudian Lan Xi datang dan berkata bahwa dia sudah tahu... bahwa Bai cemburu pada Xi Yun. Pfft!
Ah! Xi Yun akhirnya sadar bahwa Lan Xi ternyata belum mengetahui identitas aslinya sama sekali. Dia jadi geli karenanya dan akhirnya pura-pura kalau dia memang cemburu, tapi dia sudah memaafkan Lan Xi kok. Lan Xi langsung sumringah seketika lalu pergi dengan senyum mengembang lebar.
Keesokan harinya, Xie Yue mengabarkan bahwa dia akan datang sendirian. Lan Xi jadi curiga, tidak mungkin Xie Yue begitu berani datang sendirian, kemungkinan dia memiliki sesuatu atau seseorang yang bisa dia andalkan. Tapi apa atau siapa yang dia andalkan? (Pfft! Gebetanmu tuh yang dia andalkan)
Begitu dia datang, Xie Yue langsung memuji ketampanan Lan Xi tapi yang dia pandang Xi Yun. Jelas dia sengaja untuk mengetes Lan Xi, dan jelas saja Lan Xi langsung menyadari siapa yang dia tatap dan tidak senang karenanya.
Malah sepanjang perbincangan mereka seputar pembangunan sistem irigasi dan bendungan, Xie Yue sengaja terus menerus menatap Xi Yun yang membuat Lan Xi jadi semakin cemburu. Xie Yue penasaran apa alasan Lan Xi membangun bendungan ini?
Tentu saja demi rakyat, jawab Lan Xi. Selain untuk mencegah banjir, juga berguna untuk mengatasi masalah pertanian rakyat Kota Liang. Selain itu, bendungan ini juga akan berguna sebagai perbatasan negara. Semua ini murni dia lakukan demi negara dan rakyat, tidak ada niatan pribadi. Kesejahteraan rakyat adalah kesejahteraan negara. Ada orang di dunia ini yang ingin dia lindungi.
Xie Yue langsung suka mendengar jawabannya dan kagum padanya. Karena itulah, dia berjanji bahwa besok dia akan membubarkan pasukannya. Dia juga sama seperti Lan Xi... "ada orang di dunia ini yang seharusnya kulindungi," ujar Xie Yue sambil menatap Xi Yun.
Pfft! Lan Xi sontak cemburu karenanya. Setelah Xie Yue pergi ke kamarnya, Lan Xi langsung mengajak Bai untuk jalan-jalan. Tapi yang tak disangkanya, Bai langsung menolaknya lalu pergi sendirian.
Di Jizhou, Raja Jizhou sudah mengetahui bahwa matinya Pejabat Ran adalah ulah Huang Chao dan jelas beliau tidak senang mengetahui hal itu. Selama ini sebenarnya Raja terus berusaha menoleransi Huang Chao walaupun dia sudah sering mendapat laporan tentang segala sifat kejam dan kejinya Huang Chao. Sungguh ia tak menyangka kalau Huang Chao tega melakukan hal sekeji ini hanya karena Pejabat Ran sering menjelek-jelekkan Huang Chao.
Huang Chao jelas tidak terima dan langsung membela diri, meyakinkan Raja bahwa para pejabat itu aslinya adalah pejabat korup dan apa yang dia lakukan ini hanya untuk menghalangi keserakahan mereka.
Segala yang mereka ucap tentangnya itu omong kosong karena orang-orang itu berpikir kalau dia adalah halangan. Dia melakukan semua ini murni demi kebaikan negara mereka, sama sekali tidak ada niatan pribadi.
Tapi Raja tak percaya padanya, berpikir kalau Huang Chao sekarang sudah berani melawannya. Namun tiba-tiba saja Raja merasa kesakitan dan terjatuh pingsan.
Untungnya Wu Yuan-lah cepat datang menyelamatkannya. Huang Chao jadi makin kesal saat Wu Yuan memberitahu bahwa sakitnya Raja ini karena para pejabat korup itu sudah semakin berani meracuni Raja untuk kemudian menuduh Huang Chao yang membunuh Raja sehingga mereka bisa memilih raja baru pilihan mereka sendiri. Seketika itu pula, Huang Chao langsung memerintahkan untuk membunuh semua pengkhianat negeri ini.
Sementara itu di Yongzhou, Feng Ju sedang berusaha menyerang Lan Xi dengan terlebih dulu menyerang Paviliun Ruyu dengan cara menuduh Paviliun Ruyu menghindar dari pajak dan melakukan penjualan garam ilegal.
Dia juga memberitahu Raja bahwa Paviliun Ruyu punya hubungan dengan Paviliun Air Yinquan, sebuah organisasi besar di dunia persilatan yang melakukan bisnis mencari dan menjual berbagai kabar di seluruh dunia. Karena itulah, dia meyakini kalau organisasi itu sedang berusaha merebut hak negara dan bisa menjadi ancaman besar untuk kerajaan mereka.
Raja seperti biasanya, langsung mempercayainya begitu saja dan langsung memerintahkan kasimnya untuk menyelidiki Paviliun Ruyu. Jika terbukti dugaan Feng Ju benar, maka segera tangkap kepala paviliun itu dan tutup tokonya. Namun terkait Paviliun Air Yinquan, Raja menginginkan paviliun itu untuk menjadi miliknya.
Bersambung ke episode 26
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam