Sinopsis The Deadly Affair Episode Episode 2

 Jay, Jee dan Gun berusaha secepat mungkin mencari keberadaan Pat. Jay begitu sedih dan ketakutan sehingga dia bahkan tidak sanggup melakukan apa pun selain menangis. Bahkan saat ponselnya berbunyi pun, dia tidak sanggup mengangkatnya.

 

Jee-lah yang akhirnya mengangkat teleponnya dan sontak kaget saat mendengar Pat dibawa ke rumah sakit. Mereka pun bergegas ke sana, namun setibanya di UGD, dokter dengan berat hati mengabarkan bahwa Pat telah meninggal dunia sebelum dia tiba di rumah sakit.Jay sontak histeris tidak bisa menerima kematian orang yang paling dicintainya, orang yang seharusnya akan menjadi suaminya beberapa hari lagi. 

Dan jelas saja dia jadi sangat murka dan dendam pada Ohm sehingga dia tiba di kantor polisi, dia langsung menyerang Ohm. Ohm setulus hati meminta maaf dan meyakinkan bahwa dia tidak sengaja, dia sama sekali tidak menginginkan kejadian ini. Namun Jay terlalu marah untuk mempercayai ucapannya.

Atas kelalaiannya mengemudi dalam keadaan mabuk, jaksa menuntut Ohm dihukum 10 tahun penjara. Namun karena dia menyerahkan diri dan mengakui kesalahannya, hakim pun meringankan hukumannya dengan menghukumnya hanya 5 tahun penjara.

Pun begitu, Jay tetap sangat amat dendam padanya dan terus menerus menyebutnya sebagai pembunuh. Kenapa? Bukan cuma karena Ohm mengemudi dalam keadaan mabuk sehingga menghilangkan nyawa orang yang dia cintai, namun juga karena sebenarnya ada celah satu jam antara waktu kecelakaan dengan waktu kematian Pat.

Dalam rentang waktu satu jam itu, jika saja Ohm menelepon ambulance lebih cepat, maka Pat pasti bisa tertolong. Tapi kenapa Ohm tidak segera menelepon ambulance? 

Sayangnya, entah kenapa Ohm diam saja dan tidak menjelaskan apa pun tentang alasannya atau apa yang dia lakukan dalam rentang waktu satu jam misterius itu. Pantas saja Jay jadi mengira kalau Ohm tidak segera menelepon ambulance dan polisi, pasti karena Ohm awalnya berniat mau kabur.

Ibunya Ohm begitu shock dengan semua ini sehingga ia terkena stroke. Namun yang paling menderita adalah Mink. Mink dan Ohm selama ini selalu menabung untuk masa depan mereka, namun sekarang hampir semua uang itu terpaksa harus dihabiskan demi menyembuhkan Ibunya Ohm. 

Mink pula yang harus merawat Ibunya Ohm seorang diri, masih harus bekerja siang dan malam sendirian, bahkan weekend pun tetap harus lembur untuk membiayai hidup semua orang dan juga harus menjaga kandungannya yang semakin hari semakin membesar.

Ibunya Mink sebenarnya tidak setuju jika dia menghabiskan uangnya untuk membiayai perawatan Ibunya Ohm, melahirkan dan membesarkan bayi juga butuh biaya yang tidak sedikit,  apalagi sekarang dia harus bekerja sendiri, Ohm baru akan keluar penjara 5 tahun lagi, 5 tahun itu bukan waktu yang singkat.

Namun Mink tidak peduli. Dia benar-benar setia pada Ohm dan tetap mendedikasikan hidupnya untuk bekerja dan merawat Ibunya Ohm. 7 hari 24 jam dia sibuk bukan main, bahkan sampai tidak bisa menyempatkan waktu untuk mengunjungi Ohm, dan pastinya semua itu lama-lama membuatnya jadi banyak melakukan kesalahan dalam pekerjaannya.


Awalnya, bosnya masih berbaik hati memberinya kesempatan. Tapi Mink malah semakin memburuk sehingga lama kelamaan, Bos tidak bisa lagi menoleransinya karena sudah terlalu merugikan perusahaan sehingga Bos memutuskan memecatnya.

Lebih sialnya lagi, saat dia baru saja dipecat, tiba-tiba Mink mendapat telepon darurat dari Ibunya Ohm. Mink berusaha bergegas ke sana secepatnya, namun terlambat, Ibunya Ohm sudah meninggal dunia.

Hidup Ohm di penjara juga tidak mudah. Baru beberapa hari menempati sel, dia mendadak dihajar oleh salah seorang tahanan senior bernama Tiger yang baru saja keluar dari sel isolasi, hanya karena Ohm menempati tempatnya padahal Ohm sama sekali tidak tahu menahu tentang itu dan tidak ada seorang pun yang memberitahunya juga.

Untungnya dia cepat diselamatkan oleh seorang tahanan lain yang bernama Vin, seorang tahanan yang mukanya lucu dan rada sedeng juga, dan karena Ohm tidak ingin memperburuk situasi, dia memutuskan diam saja dan tidak melaporkan perbuatan Tiger ke sipir.


Namun lama kelamaan, dia mulai bisa membiasakan diri. Kehidupannya di penjara dan dengan teman-teman satu selnya pun mulai semakin membaik. Suatu hari saat sibuk bekerja, Tiger tiba-tiba kesetrum, untungnya Ohm cepat tanggap melepaskannya dari sumber setruman.

Dengan berbekal keahlian tekniknya, dia langsung bisa mengetahui sumber setruman dan memperbaikinya. Berkat semua keahliannya dalam bidang teknik dan juga memasak itulah yang membantu kehidupannya menjadi lebih mudah di penjara.

Suatu hari, Mink yang kandungannya sudah semakin besar, akhirnya mengunjunginya. Ohm bahagia banget karena akhirnya mereka bertemu dan langsung nyerocos antusias tentang kehidupannya di penjara dan rencana-rencananya pasca keluar dari penjara nanti.

Namun Mink tiba-tiba menangis dan mengabarkan kematian ibunya yang sontak menghancurkan hati Ohm. Mink benar-benar merasa bersalah pada Ohm, bukan cuma karena dia gagal menjaga Ibunya Ohm, tapi juga karena dialah yang menyebabkan semua kekacauan ini. Hah?

Mari kita flashback ke malam naas itu... ternyata saat kita melihat Ohm mengemudi pasca minum-minum dengan profesornya dan saat kita melihat Pat mengemudi adalah dua masa yang berbeda. Ohm tidak pernah melewati jalan itu, jadi jelas bukan dia yang menabrak Pat... melainkan Mink. Ah! Jadi sosok yang dilihat Pat sebelum pingsan waktu itu adalah Mink.

Waktu itu, Mink sedang terburu-buru karena melakukan kesalahan dalam pekerjaannya. Saking paniknya, dia nekat menyetir sendirian malam-malam demi memperbaiki kesalahan pekerjaannya sebelum ketahuan bosnya. 

Namun ternyata mobil yang dikendarainya sedang bermasalah sehingga pada akhirnya menabrak mobil di depannya yang ternyata mobilnya Pat. Kejadian itu terjadi di daerah hutan, makanya tidak ada saksi mata dan tidak ada CCTV juga. Satu-satunya barang bukti hanya kamera dashboard kedua mobil. Saat Ohm tiba di sana, dia mendapati Mink gemetar hebat dan histeris.

Namun alih-alih memikirkan bagaimana nasib dan keadaan korban yang ditabraknya, satu-satunya yang dipikirkan Mink hanya dirinya sendiri dan bagaimana nasibnya jika dia masuk penjara. Dia terus menangis histeris tidak mau dipenjara dan tidak ingin melahirkan anak mereka di penjara.

Ohm tidak ingin kehilangan Mink dan bayi mereka. Karena itulah, Ohm akhirnya membuat keputusan besar dalam hidupnya untuk mengorbankan dirinya dan menanggung hukuman menggantikan Mink. 

Dia menyiram alkohol ke bajunya, membuat kesan seolah dia menyetir dalam keadaan mabuk, mencopot kamera dashboard kedua mobil, menyuruh Mink untuk membuang kedua barang bukti itu, lalu menyuruh Mink pergi.

Karena keegosian dan kepanikan Mink inilah, Ohm tidak bisa segera memanggil ambulance dan Pat gagal mendapatkan pertolongan darurat yang seharusnya dilakukan sejak menit awal kecelakaan... yang pada akhirnya menghancurkan kehidupan semua orang yang terlibat, dan sekarang, Mink sangat menyesalinya.

Berusaha menguasai emosinya, Ohm meyakinkan bahwa dia tidak pernah menyesali keputusannya malam itu karena dia tidak akan bisa hidup tanpa Mink dan bayi mereka. Dia justru berterima kasih pada Mink karena Mink telah berusaha menjaga ibunya sebaik mungkin. Dia meyakinkan Mink bahwa mereka pasti bisa melalui semua ini.

Hidup Jay benar-benar hancur, setiap malam dia selalu memimpikan Pat dan sering menyakiti dirinya sendiri, menyalahkan dirinya sendiri karena tidak seharusnya waktu itu dia membiarkan Pat pergi.

Dia begitu depresi hingga dia harus berobat ke psikiater. Dia begitu membenci orang yang menyetir dalam keadaan mabuk karena ternyata ini bukan pertama kalinya baginya. Dulu, mendiang ibunya mati karena ditabrak oleh orang mabuk.

Waktu itu Jay masih remaja dan baru selesai les. Ibunya sedang dalam perjalanan menjemputnya dan Jay melihatnya melaju di seberang jalan. Namun di pertigaan, mendadak ada sepeda motor lewat di hadapan Ibu sehingga Ibu terpaksa harus mengerem mendadak agar tidak sampai menabrak si pesepeda motor.

Namun tiba-tiba saja ada mobil lain melaju kencang dan langsung menabrak mobil Ibu. Kejadian itu terjadi tepat di hadapan Jay yang menjelaskan kenapa Jay menjadi sangat traumatis dan depresi selama bertahun-tahun. Ibu terluka sangat parah dan hanya sempat mengucap 'Ibu menyayangimu, nak,' pada Jay sebelum kemudian meninggal dunia.


Dan sekarang calon suaminya juga terbunuh oleh orang yang mengemudi dalam keadaan mabuk yang membuatnya jadi semakin depresi dan dendam kesumat sama orang-orang yang mengemudi dalam keadaan mabuk. 

Dia sama sekali tidak peduli biarpun orang-orang itu sudah masuk penjara dan satu-satunya yang dia inginkan hanya melihat mereka menderita dan mendapatkan karma atas kejahatan mereka.

Saking depresinya, dia bahkan tidak melakukan apa pun seharian dan cuma terus menerus mengulang voicemail terakhir yang Pat kirimkan padanya. Gun benar-benar mengkhawatirkannya hingga dia langsung merebut ponselnya dan berusaha meminta Jay untuk bangkit kembali.

Dia berusaha menyarankan Jay untuk kembali bekerja di perusahaan, menunjukkan bakat dan kemampuannya dalam bisnis pada ayahnya agar nantinya dia bisa membantu ayahnya dan pada akhirnya mengambil alih kepemimpinan perusahaan.

Jay awalnya pesimis karena selama ini ayahnya selalu meremahkannya dan tidak pernah mempercayainya. Dulu semasa Pat masih hidup, ayahnya mempercayakan sebuah proyek padanya hanya karena ada Pat yang membantunya. 

Tapi sekarang setelah Pat meninggal dunia, Ayah mengabaikan proyek itu. Dari sini saja sudah jelas kalau ayahnya tidak pernah mempercayainya. Pantang menyerah, Gun meyakinkan Jay untuk mendapatkan kepercayaan ayahnya kembali dengan cara bangkit dari keterpurukannya dan menunjukkan bahwa dia kuat. 

Grup perusahaan mereka memiliki banyak sekali anak perusahaan, pegawai mereka ada ribuan, dan Ayahnya Jay mengelola semua itu sendirian. Karena itulah, Jay harus bisa bangkit dan menunjukkan kemampuannya sebagai putri presdir JS Enterprise.

Keesokan harinya, Pat akhirnya datang juga ke perusahaan, dengan tegas dan penuh percaya diri menyatakan pada ayahnya bahwa dia mau mulai bekerja lagi sekarang, tidak masalah pekerjaan apa saja. Suchart pun senang melihatnya mulai bangkit kembali.

Suatu hari, Suchart memberinya pekerjaan untuk menyelidiki salah satu pabrik mereka yang produknya bermasalah. Di tengah perjalanan, dia malah melihat Pat bersama para narapidana lainnya sedang bekerja di trotoar membersihkan got.

Jay yang masih dendam kesumat sama dia, langsung menghampirinya hanya untuk menghinanya dan melihatnya menderita. Gun terus berusaha membujuknya untuk melepaskan dendamnya dan fokus saja pada pekerjaannya.

Tapi Jay jelas tidak bisa melepaskan dendamnya begitu saja. Malah tiba-tiba saja dia punya ide licik entah apa untuk balas dendam dan membuat Ohm menderita.


Kehidupan Ohm di penjara semakin hari semakin membaik. Bukan saja dia dipekerjakan di dapur penjara yang notabene tidak semua tahanan bisa dipekerjakan di sana, dia juga dipercaya untuk mengajari para narapidana membuat sirkuit elektronik.

Dalam surat yang dikirimkannya pada Mink, Ohm memberitahu bahwa siapa pun narapidana yang memiliki ketrampilan, mereka diberi kesempatan untuk bekerja di pabrik dengan upah buruh tahanan. Dengan manisnya dia meyakinkan Mink untuk tidak mencemaskannya, waktu pasti akan cepat berlalu, dan mereka akan bisa bersatu kembali sebagai satu keluarga.

Setelah beberapa lama melakukan investigasi di pabrik yang bermasalah, Jay mendapati masalahnya ada papan sirkuitnya. Ini terjadi karena pabrik mereka menggunakan material dari pemasok berkualitas rendah, dan pelakunya adalah salah satu pegawai yang mereka duga adalah mata-mata dari perusahaan saingan.

Jay punya solusi untuk menangani masalah ini. Dia menawarkan diri untuk mengelola pabrik itu dan berjanji akan berusaha untuk meminimalisir kerugian mereka.... dan ternyata idenya adalah dengan mempekerjakan Ohm dalam proyeknya ini. 

Dia berlagak seolah dia orang baik hati yang bersedia mempekerjakan narapidana dan memberi penjahat yang bertobat kesempatan kedua, namun entah apa yang sebenarnya dia pikirkan untuk balas dendam pada Ohm, dan proyek ini akan berlangsung selama 5 tahun sampai Ohm dibebaskan dari penjara nantinya, lima tahun itu terdengar sangat lama bukan?

Ohm jelas sadar betul akan niatan Jay mempekerjakannya, namun dia tidak gentar, "jika kami bertekad membuktikan diri dengan berbuat baik dan kami dianggap cukup baik, semua orang akan melihatnya. Waktu yang lama itu, mungkin akan menjadi lebih singkat."

Mendengar itu, Jay sontak menampilkan senyum pura-pura manisnya dan dengan penuh arti berjanji pada kepala sipir bahwa dia pasti akan menjaga narapidana ini dengan baik. Jika tidak... takutnya si narapidana ini tidak akan punya kesehatan mental yang baik. Bekerja selama lima tahun di sini, dia pasti akan sangat tersiksa.

"Entah tersiksa atau tidak, itu tergantung pikirkanmu. Orang yang hidup dengan pikiran bermasalah, mungkin merasa seperti dipenjara selama sepuluh tahun. Tapi orang dengan pikiran tenang yang dipenjara selama beberapa tahun, mungkin merasa seperti baru beberapa hari. Aku juga tidak yakin, antara dikurung di penjara dan dikurung dalam pikiranmu sendiri, mana yang lebih menyiksa?" balas Ohm. Kata-katanya jelas mengena di Jay, namun itu sama sekali tidak melunturkan niat balas dendamnya.


Namun yang tidak Ohm ketahui, hidup Mink sekarang jadi semakin sulit gara-gara ibunya yang mendadak ingin menjodohkannya pada orang kaya yang sudah beristri... errr... atau lebih tepatnya, ingin menjualnya ke orang kaya itu biar dia tidak mengalami kesulitan keuangan lagi. 

Mink jelas tidak mau, dia akan tetap setia pada Ohm seorang dan bersikeras ingin mencari pekerjaan baru agar dia bisa membesarkan anaknya dengan cara terhormat alih-alih merendahkan dirinya dengan menjadi gundik orang kaya. 

Namun Ibu ngotot mencegahnya pergi padahal saat itu posisi mereka di atas tangga. Mereka otot-ototan dengan heboh... hingga Mink tak sengaja terdorong dan terjatuh dari tangga, dan keguguran. 

Bersambung ke episode 3

Post a Comment

0 Comments