Jan jelas kaget mendengar solusi yang ditawarkan Sichon padanya. Apa dia tidak salah dengar? Kalau Sichon mau menikah, yah nikah saja sama pacarnya, ngapain nikah sama dia?
"Aku pacarmu. Kau sendiri kan yang bilang," ujar Sichon mengingatkan Jan. (Pfft! Ya, benar sih)
"Kau kan sudah tahu kenapa aku mengatakannya. Itu tidak benar."
"Tapi masyarakat sudah mempercayaiku."
Sichon langsung memperlihatkan video ciuman mereka yang viral di internet yang kontan membuat Jan canggung. Dia minta maaf untuk masalah yang satu itu, tapi tetap saja dia tidak mengerti, kenapa Sichon malah ingin menikah dengannya padahal mereka bahkan belum pernah saling mengenal sebelumnya?
Sichon menolak menjelaskan apa pun, dia cuma ingin jawaban atas lamarannya, ya atau tidak? Jelas tidak lah, Jan menolak menikah dengan orang yang sama sekali tidak dia cintai, dan tidak masalah juga biarpun Sichon tidak membantunya lagi.
Kesal, Sichon sontak menarik paksa Jan dan dengan rada narsis mengingatkan Jan bahwa dia jauh lebih baik, lebih tampan dan lebih muda daripada Sia Mongkol. Dan yang paling penting, dia sangat kaya raya.
Jan cuma perlu menikah dengannya satu tahun saja kok. Kalau Jan setuju, maka Sichon janji akan membantu melunasi semua hutang Jan dan menebus istana warisan orang tuanya. Setelah satu tahun, dia akan menceraikan Jan. Dan jangan khawatir, dia akan tetap memberikan harta perkawinan sesuai hukum untuk Jan.
Jan bersikeras menolak dengan kesal. Jelas apa yang dilakukan Sichon ini sama sekali tidak ada bedanya dengan Sia Mongkol. Kesal, Sichon langsung balas mengancam akan mengembalikan Jan ke Sia Mongkol jika Jan tidak mau menikah dengannya.
Lagipula, tidak ada gunanya bagi Sichon untuk berseteru dengan mafia top macam Sia Mongkol jika dia tidak mendapatkan keuntungan apa pun dari Jan. Jika Jan ingin tetap tinggal di sini, maka Jan harus mau menerima lamarannya.
Jan masih ragu-ragu, jadi dia menuntut alasan dulu. Apa alasan Sichon ingin menikahinya padahal mereka bahkan belum pernah saling mengenal sebelumnya?
Sichon beralasan kalau dia hanya ingin memanfaatkan status bangsawannya Jan untuk meningkatkan reputasi dan bisnisnya, dan itu hanya bisa didapatkan jika dia menikah dengan Jan. (Hmm... benarkah cuma itu alasannya?)
Jan heran mendengar jawabannya itu, apa Sichon tidak pernah mencintai seseorang sebelumnya? Sichon sinis menyangkal, dia tidak peduli dengan hal-hal konyol semacam cinta.
"Dengarkan baik-baik, Khun Ingjan. Selama satu tahun, kau harus melakukan tugasmu sebagai seorang istri," ujar Sichon sambil menatap tubuh Jan dengan penuh arti yang jelas saja langsung membuat Jan defensif.
Tapi Sichon belum selesai bicara. Maksudnya yang sebenarnya adalah selama menjadi istrinya, Jan harus keluar bersamanya dan membantu meningkatkan reputasi dan image-nya. Sebagai balasannya, dia akan melunasi hutang-hutangnya Jan. Hmm, tawaran yang cukup bagus, tapi Jan masih bimbang dan ragu-ragu.
Dan bahkan sebelum Jan membuat keputusan apa pun, pikiran Sichon tiba-tiba teralih gara-gara kebun anggurnya yang entah bagaimana mengalami kebakaran. Di tengah kekacauan itu, seorang pekerja bernama Jompob melihat ada orang mencurigakan yang tengah melarikan diri dari sana.
Jompob sontak mengejar orang itu, tapi malah mendapati orang itu ternyata seorang wanita bernama Thungpang (Wkwkwk! Namanya lucu-lucu). Jelas saja Jom jadi mengira kalau Thungpang adalah pelakunya yang bersekongkol dengan ayahnya soalnya ayahnya Thungpang kan saingan bisnisnya Sichon.
Thungpang menyangkal keras dan berkata kalau dia datang hanya penasaran karena dia mendengae keributan. Dia lari gara-gara Jom mengejarnya. Jom ngotot tak percaya, Thungpang jadi kesal dan langsung menonjok perut Jom lalu pergi.
Saat Sichon tiba, dia melihat istri salah satu pekerjanya terjebak di api. Sichon tanpa ragu, nekat menembus api dan berhasil menyelamatkan wanita tersebut. Dan syukurlah setelah para pekerja beberapa kali saling bekerja sama menyiram api dengan air, api pun berhasil dikendalikan.
Jom kembali tak lama kemudian dan langsung melaporkan kecurigaannya tentang Thungpang dan ayahnya, Kepala Desa Thanom. Namun Sichon justru tak yakin, kalaupun benar pelakunya adalah Kepala Desa Thanom, dia tidak yakin kalau Thungpang terlibat juga. Bahkan sekalipun Thungpang dan Thanom ayah dan anak, namun mereka sangat berbeda.
Jom ngotot tak percaya, bersikeras meyakini kalau Thungpang dan Thanom pelakunya. Yakin dengan keyakinannya sendiri, Sichon menantang Jom untuk mencari bukti saja atas kecurigaannya itu. Jika Jom tidak punya bukti, maka Jom tidak akan bisa menghukum mereka.
Sepertinya Sichon memang benar, Thanom sepertinya memang pelaku kebakaran itu, namun Thungpang jelas tidak bersalah. Walaupun awalnya memang Thungpang agak curiga juga dengan ayahnya, namun pada akhirnya dia memutuskan untuk mempercayai ayahnya tidak bersalah.
Sudah pukul 8 pagi saat akhirnya Jan bangun dengan masih mengenakan gaun pengantinnya. Namun dia menemukan setelan baju ganti yang Sichon siapkan untuknya dan secarik pesan dari Sichon yang pamit ke kebun anggurnya, tapi dia serius soal semalam dan meminta Jan untuk memikirkannya baik-baik.
Jan jadi galau. Namun pada akhirnya dia tetap ogah menikah dengan Sichon. Saat itu juga, dia langsung kabur mengira yang punya rumah sedang pergi. Namun yang tidak dia sadari, Sichon sebenarnya masih di dalam rumah, dan mengawasi gerak-geriknya.
Malah, sebenarnya Sichon sudah membuat rencana licik untuk membuat Jan tetap di sisinya. Begitu Jan keluar, Sichon langsung mengejarnya sambil teriak-teriak menuduhnya pencuri.
Sontak saja para pekerja kebun anggur langsung mengejar dan menangkap Jan, padahal Jan bahkan tidak tahu apa salahnya, dia bukan pencuri. Kalau yang Sichon maksud pakaiannya ini, Sichon sendiri kan yang memberikannya padanya semalam.
Apa? Semalam? Para pekerja sontak berpikir negatif mengira Sichon semalam tidur sama Jan. Hehe. Sichon mengklaim kalau yang dia maksud mencuri, bukan masalah pakaian. Dia mendadak merogoh saku celana Jan... dan menemukan sebuah cincin berlian.
Jan jelas bingung, dia benar-benar tak tahu kapan dan bagaimana cincin itu ada di sana. Sichon pura-pura bodoh, padahal sebenarnya memang dia sendiri yang memasukkan cincin itu di saku celana itu, dan sekarang rencananya sukses besar, dia berhasil membuat Jan menjadi terdakwa pencurian cincin berliannya.
Sichon langsung menyeret Jan ke kantin lalu menggunakan pencurian cincin berlian ini untuk mengancam Jan untuk menjadi istrinya selama satu tahun atau balik jadi istrinya Sia Mongkol. Tapi Jan bahkan tak gentar sedikit pun, malah santai menantang Sichon untuk menyerahkannya ke polisi saja, biar sekalian dia bisa menuntut Sichon.
Sichon mengingatkan dia punya bukti dan banyak saksi mata, sedangkan Jan punya apa untuk menuntutnya? Jadi, siapa kira-kira di antara mereka berdua yang bakalan dipercaya oleh polisi?
Jika mereka membawa masalah ini sampai ke polisi, dengan adanya semua bukti dan saksi ditambah dengan video Jan menciumnya, maka reputasi Jan pasti akan hancur.
"Kau mengancamku?"
"Ini namanya... negoisasi bisnis. Pilih, cuma satu tahun atau selama sisa hidupmu, mana yang akan kau pilih?"
Jan galau, tapi akhirnya... dia setuju juga. Deal! Sichon pun senang lalu memesankan makan siang untuk mereka berdua. Dia bahkan langsung menyebut Jan sebagai 'Nyonya' di hadapan ART-nya. Si ART bernama Joy itu sampai kaget mendengar tuannya punya calon pengantin.
Dari mulut Joy, kabar itu dengan cepat tersebar ke para pekerja kebun, dan sekarang mereka diam-diam mengintip kedua orang itu dari kejauhan dengan penasaran sekaligus kebingungan karena si pencuri yang mereka tangkap tadi, sekarang malah mendadak jadi calon nyonya mereka.
Tapi Sichon masih khawatir kalau Jan akan melarikan diri. Maka dia langsung memanggil Jom dan menginstruksikannya untuk selalu mengawasi Jan. Pokoknya Jan tidak boleh memakai ponsel, internet, atau apa pun yang bisa digunakan untuk menghubungi dunia luar.
Jelas Jom tahu tentang sejarah Sichon dengan wanita yang dia temui si Tuscany 2 tahun yang lalu. Saat Jom menanyakan alasan Sichon melakukan ini pada Jan, Sichon memberitahunya bahwa Jan adalah wanita 2 tahun yang lalu itu.
Karena itulah, dia memperingatkan Jom untuk berhati-hati terhadap Jan. Jangan sampai Jom tertipu oleh tampang polos Jan. Itu cuma image yang Jan gunakan untuk menipu pria. Dan sekarang, dia akhirnya memiliki kesempatan untuk memberi wanita ini pelajaran. (Hmm... masa sih Jan begitu? Memangnya dulu Sichon ditipu macam gimana?)
Tapi untuk sekarang ini dia menyuruh Jom untuk menyerahkan pekerjaan mengawasi Jan pada para pekerja saja, soalnya dia ingin Jom menemaninya untuk mengurus sesuatu di Bangkok.
Sia Mongkol sudah mendapatkan identitas pria yang membawa Jan itu dan sontak murka sama tantenya Jan, mengira Tante bekerja sama dengan Jan untuk membodohinya. Dia bahkan langsung menyakiti Tante dan mengancam akan menyita istana ini. Namun tiba-tiba Sichon muncul dan langsung menyatakan akan membayar semua hutang keluarga Jan.
Di rumah, kedua ART-nya Sichon mendapati Jan sedang mencari sesuatu. Mereka langsung suka sama dia karena dia sangat sopan, dan langsung menyebutnya sebagai Istri Bos.
Joy bahkan blak-blakan memberitahu bahwa Jan adalah wanita pertama yang pernah bosnya bawa pulang. Bahkan para ART saja tidak pernah tinggal tetap di rumah ini dan hanya masuk rumah ini untuk urusan bersih-bersih saja, soalnya Bos tidak suka ada orang lain di dalam rumah. Eh tapi, Jan sedang mencari apa?
"Telepon. Apa tempat ini punya telepon?" tanya Jan.
"Tidak punya."
"Bagaimana dengan internet?"
"Tidak punya juga."
Hah? Jelas-jelas semalam Jan memakai internet di sini, kenapa sekarang tiba-tiba tidak ada Internet? Tepat saat itu juga, Jan mendapati dua orang pekerja bernama Kong dan Kla yang dengan polos bin bodohnya terang-terangan mengaku bahwa mereka berdua diperintahkan untuk mengawasi Jan soalnya takut Jan kabur.
Tapi dia melihat mereka sedang main game di ponsel. Dia langsung bersiasat untuk membujuk mereka menyerahkan ponsel mereka padanya dengan alasan cuma mau main game. Kong dan Kla awalnya ragu-ragu, tapi pada akhirnya, mereka memutuskan untuk mempercayainya saja.
Tapi baru juga mereka menyerahkan ponsel mereka padanya, Sichon mendadak kembali dengan muka marah sehingga Kla langsung panik merebut ponselnya kembali.
Sichon langsung menyeret paksa Jan untuk bertemu tantenya yang sekarang mendadak berubah baiiiiik banget sama Jan. Tapi tentu saja Jan masih kesal sama dia. Sichon langsung to the point membahas rencana pernikahannya dengan Jan, dan Tante dengan penuh semangat berkata bahwa dia sudah mendapatkan WO yang... agak mahal.
Sichon tidak keberatan berapa pun harganya, yang penting segalanya harus siap dalam dua hari. Hah? Dua hari? Kilat amat. Jan sampai kaget mendengar mereka harus menikah secepat itu dan jelas saja dia keberatan.
Sichon santai mengingatkan bahwa orang-orang sudah menggosipkan mereka. Jika mereka tidka segera menikah, maka reputasi Jan bisa hancur. Tante langsung setuju, tidak baik hidup bersama tanpa ikatan pernikahan. Terpojok, Jan terpaksa menyetujuinya. Tante dan Sichon pun senang.
Bersambung ke episode 2
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam