Sinopsis Jao Sao Jam Loey (Defendant Bride) Episode 1 - Part 1

Ingjan dipanggil tantenya ke sebuah restoran (gara-gara makeup-nya tebal banget, awalnya aku kira Ingjan juga seumuran tante-tante. Wkwkwk! Maaf) dengan dalih bertemu dengan temannya si Tante yang bersedia meminjamkan mereka uang untuk membayar hutang mereka yang sangat besar.

Ingjan sebenarnya terlahir dari keluarga bangsawan, mendiang orang tuanya memiliki bisnis perusahaan perhiasan, La Luna Jewelry. Namun sejak kematian kedua orang tuanya, perusahaan perhiasaan mereka justru semakin merugi hingga akhirnya terjerat hutang yang sangat amat besar.

Karena itulah, sebenarnya tantenya Ingjan (kita panggil dia Jan) memanggilnya ke restoran itu bukan untuk bertemu kreditur mereka, melainkan Tante mau menjual Jan kepada Datuk Maringgi seorang pria paruh baya kaya raya bernama Sia Mongkol. (Tante kurang ajar!)

Dulu saat Jan pertama kali mendengar dirinya mau dipinang Sia Mongkol untuk melunasi hutang-hutang mereka dan mempertahankan istana peninggalan kedua orang tuanya, Jan jelas menolak habis-habisan, bersikeras untuk tetap mempertahankan harga diri dan kehormatan dengan cara melunasi hutang dengan cara yang jauh lebih terhormat daripada menjual diri pada pria tua kaya.
 

Tapi Tante tetap bertekad menjualnya ke Sia, makanya sekarang tantenya bersiasat dengan cara licik seperti ini. Dia dan Sia Mongkol bekerja sama memberi obat tidur ke minumannya Jan. Jan dengan polosnya mempercayai tantenya dan santai saja meminum orange juice-nya. Namun selang beberapa detik kemudian, efek obat itu langsung bekerja dan Jan pun pingsan.

Dia langsung dibawa pergi oleh para anak buahnya Sia Mongkol. Namun untungnya dia tidak langsung ditiduri karena dia harus didandani selayaknya pengantin dulu karena Sia Mongkol ingin merasakan sensasi jadi pengantin. Pfft!
 
 
Di tempat lain, seorang pria muda bernama Sichon (nama panggilannya Nam) menghadiri pesta ultah ayahnya. Hmm... sayangnya, dia sebenarnya tamu tak diundang di sana. Istri ayahnya, alias ibu tirinya dan saudara tirinya, jelas sangat amat membencinya, padahal si Ibu Tiri justru menginginkan kebun anggur yang sukses dikelola oleh Sichon.

Awalnya, tanah perkebunan itu memang diberikan pada Sichon karena dinilai tidak menguntungkan. Namun yang tidak mereka sangka, Sichon justru berhasil mengembangkannya menjadi kebun anggur sekaligus produksi wine yang sukses besar. 
 
 
Sekarang saat bisnis Ayah semakin memburuk, si Ibu Tiri dengan piciknya memaksa ayahnya Sichon untuk merebut kebun anggur Sichon itu demi menyelamatkan perusahaan mereka sendiri. Ayahnya Sichon sebenarnya tidak setuju, tidak enak pada Sichon dan tidak etis juga merebut sesuatu yang susah payah dikembangkan oleh Sichon. Namun jelas Ayah adalah jenis suami yang kurang bisa tegas sama istri.


Dalam tidurnya, Jan bermimpi bertemu ayahnya yang tiba-tiba saja menyuruhnya bangun. Mimpi itulah yang menyelamatkan Jan dari hampir diper~~~a oleh Sia, dia terbangun tepat saat Sia tengah merabanya.

Kaget, Jan refleks menghantam dan menendang Sia sekuat tenaga lalu kabur dari sana walaupun dia masih agak loyo gara-gara efek obat tidurnya yang masih belum sirna sepenuhnya. Dia lari membabi buta dikejar-kejar para anak buahnya Sia hingga dia hampir saja tertabrak mobil jeep di depan hotel.
 
 
Kebetulan, pemilik mobil jeep itu adalah Sichon. Namun begitu melihat wajah Jan, Sichon sontak tercengang, tampak jelas dia mengenali Jan. Tapi... sepertinya Jan tidak mengenalinya. Bahkan sebelum Sichon sempat bereaksi apa pun, tiba-tiba dia melihat sekumpulan orang mengejar Jan dan menyaksikan perseteruan Jan dengan bibinya.

Dia langsung mengerti situasi dan masalah yang tengah di hadapi Jan, maka saat para anak buahnya Sia mau menangkapnya, Sichon langsung pasang badan melindunginya. Sia jadi kesal menanyakan siapa dia sampai berani ikut campur.
 
 

Sichon bahkan belum sempat bereaksi, Jan mendadak mengklaim bahwa pria ini adalah pacarnya yang jelas saja mengagetkan semua orang, termasuk Sichon. Tante tak percaya begitu saja, maka Jan membuktikan klaimnya dengan tiba-tiba saja mencium Sichon. Pfft! Bahkan Sichon pun shock, apalagi yang lain.

Diam-diam dia berbisik meminta bantuan Sichon untuk membawanya pergi dari sini lalu tiba-tiba bsaja tubuhnya limbung. Untungnya Sichon sigap menangkapnya lalu membawanya masuk ke mobilnya.

Para anak buahnya Sia berusaha merebutnya, namun Sichon mampu melawan mereka dengan mudah, lalu membawa Jan yang sudah pingsan pergi bersamanya. Jan masih belum sadarkan diri saat mereka tiba di perkebunan anggurnya Sichon. 
 

Jadi Sichon pun membawanya ke kediamannya. Namun biarpun dia telah berbaik hati menyelamatkan Jan, entah mengapa dia justru tampak marah saat menatap wajah Jan yang masih tertidur, dia bahkan bertanya-tanya kenapa dia harus bertemu lagi dengan Jan. Hmmm... bagaimana sebenarnya masa lalu mereka?
 

Mari kita kembali ke dua tahun silam di Tuscany, Italia...

Waktu itu, Sichon di sana untuk belajar pembuatan wine di sebuah kebun anggur milik seorang temannya. Kebetulan waktu itu, dia melihat Jan yang sedang berwisata di kebun anggur itu dan Sichon langsung jatuh cinta pada pandangan pertama.

Tapi Sichon tidak langsung mendekatinya soalnya wanita Thailand biasanya tidak suka jika pria langsung mendekatinya. Tapi sikapnya ini membuat teman bulenya jadi bingung, jika Sichon tidak memperkenalkan dirinya pada Jan, terus bagaimana jika mereka tidak akan pernah bertemu lagi? Apa Sichon tidak akan menyesalinya?

"Itu berarti kami bukan soulmate. Aku percaya pada takdir, Leo." ujar Sichon.
 
 
Baru juga dia bicara takdir, tiba-tiba mereka melihat sebuah mobil yang mengalami kecelakaan di depan, yang salah satu korbannya adalah Jan. Dia tampak terluka cukup parah di bagian pelipisnya dan terjebak di dalam mobil itu.
 
 
Hmmm... Entah apa yang terjadi selanjutnya karena kemudian kita dibawa kembali ke masa kini, di mana Sichon masih menatap Jan dengan wajah penuh amarah tapi juga tampak ada kesedihan dalam raut wajahnya.

"Kenapa aku harus membantu wanita pembohong yang menipu dan tidak punya perasaan sepertimu?" Geram Sichon. (Ow, jadi makin penasaran akan masa lalu mereka pasca kecelakaan itu. Apa yang sebenarnya dilakukan Jan pada Sichon sampai Sichon berpikir seperti itu tentang Jan?)
 


Karena adegan ciuman tadi terjadi di depan publik, pastinya ada banyak orang yang memotret dan merekam mereka, dan sekarang foto-foto ciuman mereka itu viral di internet dan dilihat oleh ibu tiri dan saudara tirinya Sichon.

Si ibu tiri awalnya sinis, mengira Sichon ada affair di depan publik dengan wanita yang tidak jelas asal-usulnya yang jelas saja mempermalukan nama keluarga. Namun saat Ayah mengenali Ingjan yang merupakan keturunan bangsawan dan pewaris bisnis perusahaan perhiasaan orang tuanya, si ibu tiri dan saudara tiri langsung tak senang.

Jelas, mereka tidak suka jika Sichon yang cuma anak pembantu (mendiang ibunya Sichon) menjadi lebih sukses dari mereka apalagi memiliki hubungan dengan keturunan bangsawan.
 
 

Setelah beberapa lama, Jan akhirnya siuman dan kaget mendapati dirinya terbaring di tempat asing dan diawasi oleh Sichon. Namun benar-benar dia tidak mengenali errr... atau mungkin, tidak ingat Sichon.

Tapi biarpun dia tidak mengenali atau tidak ingat wajah Sichon, dia entah mengapa merasa familier dengan suara Sichon. Tapi dia tidak yakin apakah mereka pernah bertemu atau saling mengenal sebelumnya.

Tapi alih-alih mengingatkan Jan akan pertemuan mereka di masa lalu, Sichon justru menyangkal pernah bertemu dan berbohong kalau Jan mungkin cuma pernah melihatnya di TV karena dia pernah diwawancara di sebuah talk show.
 
 
Dia penasaran kenapa Jan tadi berhenti di depan mobilnya dan mengumumkan pada semua orang kalau dia adalah pacarnya Jan. Apakah Jan... suka mengarang cerita dan memanfaatkan orang lain? Sindir Sichon.

Tak terpengaruh sindirannya, Jan meminta maaf atas perbuatannya tadi. Namun dia meyakinkan bahwa dia sama sekali tidak ada niatan untuk membohongi Sichon.
 
Sichon sinis mendengarnya, "begitukah... Khun Ingjan Krittipon?"

"Bagaimana kau mengetahui identitasku?"
 


"Desainer perhiasan terkenal, keluarga bangsawan. Tidak sulit mencari informasi tentangmu di internet. Kau pikir aku membawamu kemari tanpa mencari tahu tentangmu? Sekarang bisakah kau beritahu aku kenapa kau lari dari pernikahanmu dengan Sia Mongkol? Atau mungkin sebenarnya... kau tidak menyukainya karena statusmu? Kau merasa dia tidak pantas mendapatkan anak bangsawan sepertimu?"

Jan mulai kesal mendengar sindirannya, namun dia sama sekali tak gentar dan dengan tegas mengingatkan bahwa Sichon tidak punya hak bicara seperti itu padanya biarpun Sichon penyelamatnya.

"Terima kasih karena telah membantuku melarikan diri. Tapi sekarang, aku tidak akan mengganggumu lagi," ujar Jan lalu bergegas angkat kaki dari rumah itu.
 
 
Namun yang tak pernah disangkanya, kebun anggur itu sangat amat luas dan sekarang Jan kebingungan mencari jalan keluar dari sana. Sichon dengan cepat menyusulnya dan memperkenalkan dirinya, Sichon Rawinthara, pemilik kebun anggur Rawinthara.

Dia sengaja menakut-nakuti Jan dengan mengklaim bahwa banyak pekerja kebun ini yang suka mabuk, kalau Jan tidak takut, yah silahkan saja dia teruskan untuk mencoba keluar dari sini. Namun Jan sama sekali tak gentar, dia tetap tenang menghadapi Sichon dengan meminta Sichon meminjaminya ponsel biar dia bisa menghubungi seseorang untuk menjemputnya.

Namun jelas Sichon tidak ingin membiarkannya pergi begitu saja, malah menuntut Jan untuk kembali ke rumah dengan janji akan membantu Jan kalau Jan menurut. Jan akhirnya menurutinya dan Sichon benar-benar membantunya dengan meminjamkan tabletnya.
 
 
Jan langsung menghubungi seseorang yang dia panggil P'Mek dan menceritakan segala hal yang terjadi padanya seharian ini pada orang P'Mek. Sichon memberinya segelas minuman, tapi gara-gara kejadian tadi siang, Jan terlalu takut dan waspada untuk meminum apa pun dari orang lain, apalagi orang asing.

"Apa rencananya selanjutnya?" tanya Sichon penasaran.

"Apa maksudmu?"

"Maafkan aku, aku mendengar percakapanmu dengan... P'Mek-mu."

"Maaf, itu urusan pribadi!" geram Jan.

"Maaf, ini rumahku!" balas Sichon tak kalah sengit. Pfft! Jan sontak terdiam canggung mendengarnya.
 
 
Tapi Sichon bisa menyimpulkan bahwa Jan masih belum menemukan solusi dari masalah yang tengah dihadapinya sekarang. Sichon tiba-tiba menawarkan sebuah solusi terbaik untuk menyelesaikan masalah Jan.

"Cara apa itu?" tanya Jan.

"Menikahlah denganku." (Hah?)

Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments