Sinopsis Who Rules The World Episode 24

Keesokan harinya, para prajurit mendadak heboh dan panik karena kemunculan sekawanan burung gagak hitam yang identik dengan mitos pembawa sial dan kematian. Bai santai menyarankan Lan Xi untuk menjadikan ini sebagai cara untuk menunjukkan kewibawaannya sebagai pemimpin.

Lan Xi langsung mengerti maksudnya, maka dia langsung menghadapi para prajuritnya, dan dengan kecerdasannya, dia meyakinkan mereka bahwa gagak-gagak hitam ini adalah pertanda baik.

Dia bahkan menjadikan gagak hitam itu sebagai lambang kebanggaan mereka dengan menamakan pasukan mereka 'Pasukan Bulu Hitam'. Dan aksinya sukses besar, ketakutan para prajurit itu langsung berubah menjadi sorakan penuh semangat.

Berkat itu, Pasukan Bulu Hitam pun kembali bersemangat untuk melanjutkan perjalanan, sehingga perjalanan yang seharusnya memakan waktu setengah bulan itu, bisa ditempuh hanya dalam waktu beberapa hari.

Yu Ming yang sangat kepedean bahwa dia akan bisa mengalahkan dan menaklukkan Pangeran Yongping, jelas tidak senang mendengar mereka sudah tiba di gerbang kota. Tapi aneh, saat dia keluar untuk menyambut kedatangan mereka, pasukannya Pangeran Yongping yang mereka lihat bahkan tidak sampai 100 orang. Yu Ming jadi curiga dan memerintahkan bawahannya untuk berhati-hati.

Chuan Yun santai beralasan bahwa pasukan yang mereka bawa jadi sedikit gara-gara bencana tanah longsor yang mereka alami di tengah jalan. Dia bahkan beralasan bahwa Pangeran agak kurang enak badan gara-gara insiden itu, makanya dia tidak turun dari kereta kuda. Yu Ming agak curiga, tapi dia memutuskan untuk mempercayainya saja sekarang ini.

Yang tidak mereka ketahui, yang bersama mereka sebenarnya bukan Pangeran Yongping, melainkan Zhong Li yang menyamar. Semua ini adalah siasatnya Lan Xi, termasuk hanya membawa sedikit pasukan masuk ke Kota Liang, sisanya tersebar di seluruh kota untuk bersiap menerima perintah selanjutnya.

Sementara itu, Lan Xi keliling bersama Bai untuk melihat-lihat keadaan kanal. Bai langsung bisa melihat kalau pembangunan kanal itu kacau balau dan jelas dibangun asal-asalan. Kanalnya terlihat mengarah ke segala arah, tapi sebenarnya tidak ada jalan untuk mengalirkan banjir. Inilah hasil pekerjaan pejabat korup yang pada akhirnya hanya akan membuat rakyat menderita.

Lan Xi tiba-tiba memberinya sebuah jimat yang dia klaim jimat pembawa ketenangan, padahal jelas-jelas kalau itu jimat perjodohan, dan Bai tidak cukup bodoh untuk termakan omongannya. Pfft! Tapi dia tetap menerima jimat itu dengan senang hati.

Usai melihat-lihat kanal, mereka melihat-lihat keadaan rakyat setempat, dan mendapati harga-harga di kota ini jauh lebih mahal daripada di ibu kota. Itu karena keadaan tanah di kota ini cukup tandus, sehingga bahan-bahan pangan perlu dibeli dari kota lain, ditambah dengan penduduknya yang sedikit yang menyebabkan tingkat penjualan rendah, makanya harga jual pun menjadi naik drastis. Transaksi bisnis di kota ini, tidak sebagus di kota-kota lain.

Parahnya lagi, mereka tiba-tiba melihat sekumpulan budak yang dipaksa untuk kerja rodi di kanal. Dari penjual makanan, mereka mendapat informasi bahwa uang dari istana tidak pernah sampai ke rakyat, jelas itu karena si pejabat korup.

Bai begitu kesal mendengar informasi itu sehingga dia dengan senang hati menyatakan bersedia membantu Lan Xi memusnahkan si pejabat korup.

Dari penyelidikan, para anak buahnya Yu Ming mendapati bahwa benar-benar ada tanah longsor, ditambah lagi, tadi Pangeran Yongping minta suplemen, mereka jadi percaya bahwa Pangeran Yongping benar-benar sakit dan lemah. 

Tapi berhubung Yu Ming sendiri orang yang licik, makanya dia tidak mudah percaya begitu saja. Dia langsung mengetes Pangeran Yongping dengan alasan mengantarkan sendiri suplemen kesehatan yang diminta Pangeran Yongping.

Dia juga sengaja membawa cap militer Kota Liang pada Lan Xi, dan saat Lan Xi menolak dengan menggunakan sakitnya sebagai alasan, Yu Ming jadi semakin curiga dan langsung memerintahkan anak buahnya untuk menyelidiki Pangeran Yongping lagi.

Lan Xi sendiri bergerak cepat mengerahkan semua anak buahnya ke seluruh Kota Liang untuk mengetahui pertahanan kota yang dibangun Yu Ming. Berkat mata-matanya, dia dengan cepat mendapatkan peta Kota Liang untuk mengambil alih pertahanan militer Kota Liang.

Yu Ming sulit percaya kalau Lan Xi selemah dan sesakit itu. Maka kemudian dia memutuskan untuk mengadakan acara perjamuan dengan alasan untuk menyemangati pasukan dalam menghadapi pasukan Qingzhou, acara yang tidak akan bisa ditolak oleh Lan Xi.

Lan Xi dan Bai jelas langsung menyadari ada udang dibalik batu, perjamuan ini jelas diadakan dengan niatan untuk membunuh. Tidak masalah, Lan Xi akan tetap menghadirinya. Ini kesempatan yang tepat untuk mengerahkan Pasukan Bulu Hitam.

Bai menemaninya menghadiri acara itu dengan status sebagai pejabat wanita. Chuan Yu berakting mempermasalahkan penempatan meja Yu Ming yang sejajar dengan meja Pangeran. Lan Xi pun berakting memarahinya karena mempermasalahkan hal sepele dan mengusirnya.

Untungnya Yu Ming dan anak buahnya mempercayai perseteruan pangeran dan jenderal itu, sehingga mereka mengira kalau Lan Xi tidak memiliki perlindungan sekarang, padahal Chuan Yu justru sedang diam-diam memimpin pasukan untuk menunggu kesempatan menyerang. Pasukan Bulu Hitam bahkan diam-diam sudah berhasil mengambil alih pertahanan perbatasan Kota Liang.

Yu Ming dan para pejabatnya yang belum mengetahui masalah ini, santai saja mengajak Lan Xi bersulang terus menerus untuk membuatnya mabuk. Saat Bai berusaha menghentikannya, Lan Xi langsung berakting sok playboy menggoda wanita di hadapan umum.

Puncaknya, Yu Ming mengajak Lan Xi meminum arak khusus yang dalam beberapa detik saja langsung membuat Lan Xi teler. Dan saat itulah semua anak buahnya Yu Ming langsung bergerak untuk menghabisi Lan Xi.

Tapi mereka tidak sadar siapa yang sedang mereka hadapi, Bai dengan mudahnya menggunakan selendang saktinya untuk melumpuhkan semua orang dan menghunus pedang ke leher Yu Ming, lalu disusul Pasukan Bulu Hitam yang menyerbu masuk dan menahan semua orang.

Lan Xi tentu saja tidak teler karena dia diam-diam menggunakan tenaga dalamnya untuk menekan efek mabuknya saat dia hampir teler tadi. Yu Ming yang ketakutan, berusaha menyelamatkan diri dengan menawarkan pengetahuannya tentang kota ini untuk membantu Lan Xi menguasai kota ini, tapi sudah tidak ada ampun untuknya dan Bai langsung menghabisinya, para pejabat lain jadi ketakutan dan akhirnya tunduk pada Lan Xi.

Di tempat lain, Guru Bai mendapat kabar bahwa salah satu pelindung Pelat Xuanji mati terbunuh. Guru Bai yakin bahwa dia pasti dibunuh karena sudah mengetahui siapa pelaku pemalsu Pelat Xuanji.

Di antara barang-barang mendiang, mereka menemukan sebuah Giok Putih Han yang pecah jadi dua, giok itu biasanya hanya dimiliki oleh pejabat tingkat tinggi di Negara Dong. Sepertinya itu milik si pembunuh yang ketinggalan, jadi kemungkinan pembunuhnya bukan orang sembarangan, Guru Bai memutuskan untuk pergi ke ibu kota Negara Dong untuk menyelidikinya.


Wu Yuan dengan cepat mendapat kabar ini... dan yups, itu karena dialah si orang misterius yang menghasut Kaisar untuk membuat Pelat Xuanji palsu. Si ular berkepala dua itu berpura-pura baik membantu perpolitikan semua orang yang memiliki ambisi untuk menguasai dunia, termasuk Huang Chao. Tapi sebenarnya dia sedang menghasut semua orang secara diam-diam untuk menyebabkan perpecahan di seluruh prefektur, sehingga pada akhirnya, dia sendiri yang akan menguasai dunia.

 Putri Chun Ran mendatangi ibu kota Negara Dong dengan iring-iringan heboh yang menarik perhatian seluruh masyarakat di ibu kota. Dia datang dengan membawa hadiah Relik Dewa untuk Kaisar.

Begitu dia tiba di Istana Teratai, Kaisar mendapati bunga teratainya mekar. Kasim langsung heboh berkoar-koar bahwa teratai itu mekar berkat kedatangan Chun Ran. Kaisar jadi senang dan langsung menganugerahkan gelar Dewi Negara Dong untuk Chun Ran, dan memerintahkan agar mereka mengabarkan hal ini ke seluruh dunia.

 

Chun Ran berterima kasih degan senyum polosnya. Tapi sebenarnya, semua ini memang rencana yang sudah diaturnya dengan rapi. Mekarnya bunga teratai itu hanya trik, dia menyuruh kasim untuk menyuburkan bunga itu sehingga mekar tepat waktu saat dia datang. 

Dan hasilnya benar-benar sesuai harapan, Kaisar memberinya gelar Dewi dan menyebarkan kabar itu ke seluruh negeri. Dengan memiliki gelar ini, maka dia akan memiliki kekuatan yang setara dengan siapa pun suaminya kelak dan memiliki hak untuk bernegosiasi.

Bersambung ke episode 25

Post a Comment

0 Comments