Sinopsis Prophecy of Love Episode 1 - 1

Perancis tahun 2012,

Rosita (Rose) bersepeda melewati jalan pedesaan yang indah sebelum kemudian singgah di rumah seseorang untuk menikmati keindahan taman mawarnya yang indah. Dia mencoba memanggil si pemilik rumah, tapi tak ada seorang pun yang menjawab ketukan pintunya.


Dia mencoba minta izin untuk mengambil beberapa tangkai untuk dia hadiahkan untuk ulang tahun ibunya, tapi tetap saja tak ada jawaban dari dalam rumah.

Tak lama kemudian, Rose pulang dengan membawa beberapa tangkai mawar. Karena jalanan yang sangat sepi, Rose bersepeda dengan santai. Tapi tiba-tiba muncul sebuah mobil dari arah yang berlawanan.


Begitu tiba-tiba sehingga Rose tak sempat menghindar dan jadilah dia tertabrak hingga terlempar dan terbanting ke aspal dengan keras. Darah seketika mengalir deras dari kepalanya. Rose pun pingsan.


Kecelakaan itu membuat Rose koma selama 3 bulan. Suatu hari, Ibunya Rose meletakkan setangkai mawar kesukaan Rose di tangan Rose sambil memohon padanya untuk bangun. Dan doa tulus Ibu terkabul. Bunga mawar itu entah bagaimana memunculkan sebuah kekuatan sihir yang mengalir ke dalam diri Rose hingga dia sadar.

Thailand tahun 2019. 


Theerut, seorang aktor tampan, baru saja memetik 3 tangkai mawar dari kebun mawar ibunya untuk Rawee, adiknya yang masih TK dan sangat imut. Thee tampak jelas sayang banget sama adiknya itu dan dengan senang hati menuruti apapun maunya. Bunga mawar itu mau Rawee hadiahkan untuk guru TK-nya.

Thee lalu mengantarkan Rawee ke sekolah dengan mengendarai sepeda motor dan memberitahu Rawee bahwa dia akan menjemput Rawee nanti. Tiba-tiba dia ditelepon manajernya - Ti yang menyuruhnya untuk segera datang ke event sekarang juga.

Thee pun bergegas pergi sambil memberitahu Ti bahwa dia akan lewat jalan pintas biar lebih cepat. Dia janji akan tiba dalam waktu setengah jam.


Rose sekarang membuka toko bunga mawar. Hari ini, dia sedang mengajari beberapa muridnya cara merangkai bunga. Tapi saat dia memberikan setangkai mawar pada seorang murid pria, tiba-tiba dia tampak kaget.

Ternyata kekuatan bunga mawarnya dulu bukan cuma sekedar menyadarkannya dari koma, tapi juga memberinya kekuatan cenayang. Sekarang setiap kali dia menyentuh bunga mawar yang dipegang orang, dia langsung mendapat penglihatan tentang orang itu.

Dan setelah mendapat penglihatan tentang si murid pria itu, Rose langsung terang-terangan mengungkapkan apa yang dia lihat itu sambil menyindirnya secara halus.

"Pria yang belajar merangkai bunga untuk pacarnya itu sangat mengesankan. Tapi akan jauh lebih mengesankan jika pria itu... hanya memiliki satu pacar."

Pria itu kaget mendengar. "Guru, anda tahu... atau anda melihatnya?"

"Aku melihatnya. Jangan kaget, aku hanya menebak dari mawar yang kau pilih. Itu saja. Kau tidak perlu memacari dua wanita, menjaga keseimbangan itu sangat melelahkan. Bukankah menurutmu begitu?"

 

Pria itu jadi malu. Tepat saat itu juga, datanglah seorang wanita bernama Pat. Dia adalah langganan toko itu dan Rose langsung menyambutnya ramah.

Ternyata hari ini adalah hari anniversary pernikahannya yang ke-6, makanya Pat meminta Rose untuk merangkaikan bunga mawar untuknya. Tapi saat Pat menyerahkan mawar-mawar itu ke Rose, tiba-tiba Rose mendapat kilasan penglihatan akan Pat dan sebuah sepeda motor yang melaju terlalu cepat ke arahnya. Rose shock.

Tapi dia ragu untuk mengatakannya secara langsung, maka dia hanya mencoba bertanya apakah Pat datang kemari naik mobil atau jalan kaki? Pat mengaku jalan kaki, soalnya kalau naik mobil malah harus berputar jalan yang lebih jauh.

Berusaha mencegah kecelakaan itu terjadi, Rose pun menasehati Pat untuk lewat jalan bagian kiri saja dengan alasan jalan bagian kanan lagi ada konstruksi. Tapi pegawai Rose tidak mengerti dengan apa yang dilakukannya itu dan santai saja menyangkal ucapan Rose, tidak ada konstruksi kok di sana.

Pat pun tetap mau jalan lewat bagian kanan soalnya dia mau ambil orderan kuenya. Dia bahkan langsung pergi saat itu juga. Rose jadi galau dan langsung keluar menyusul Pat.


Tepat saat Rose berhasil menyusul Pat, Thee kebetulan lewat di sana dan melaju terlalu kencang tepat ke arah mereka. Panik, Rose sontak mendorong Pat.

Thee pun kaget dan berusaha menghindar tapi pada akhirnya membuat dirinya sendiri terlempar dari motornya tepat ke arah Rose sehingga membuat mereka bergulingan.

Untungnya mereka baik-baik saja dan hanya sedikit terluka. Rose langsung membantu Thee bangun. Tapi keduanya langsung sama-sama kaget begitu melihat wajah satu sama lain.

"Peramal palsu!" Sembur Thee kesal.

Rose juga langsung mengenalinya. Hmm, mereka punya masalah apa yah? Thee tampaknya benci banget sama Rose. Bahkan saat Rose ingin bertanggung jawab, Thee langsung menolak dengan ketus.

"Setiap kali aku bertemu denganmu, aku selalu sial!" Kesal Thee lalu pergi.


Paul baru datang saat itu. Dia langsung membantu mengobati lukanya Rose sambil diberitahu sama Asistennya Rose tentang apa yang terjadi barusan. Pat jadi curiga, jangan-jangan waktu Rose mengambil bunga mawar darinya tadi, Rose meramalnya yah? Makanya dia tahu apa yang akan terjadi, iya kan?

Rose berbohong menyangkal. Dia cuma khawatir karena di depan toko biasanya sering terjadi kecelakaan. Tapi Pat tentu saja tak percaya, dia yakin Rose pasti meramalnya.

Paul buru-buru membantunya menghindari masalah ini dengan membawa Rose pergi ke dokter. Tapi kejadian barusan membuat Pat mendadak punya ide dan langsung menelepon suaminya, dia punya ide hebat untuk proyek mereka.


Di rumah sakit, Rose malah tak sengaja bertemu Thee lagi. Thee langsung emosi dan hampir saja mau melabrak Rose, tapi untung saja Ti menghentikannya dan Rose pun dipanggil ke ruang pemeriksaan saat itu juga.

Flashback 6 tahun yang lalu.


Rose dan Thee sama-sama diundang ke sebuah acara TV di mana Rose meramal Thee melalui bunga mawar yang dipegang Thee. Dia meramal Thee akan terlibat dengan wanita hamil. Hah? Dia akan jadi ayah?

Thee sinis mendengarnya. Dia tidak punya pacar, lalu bagaimana dia punya anak? Atau mungkin dia harus menemukan ibu dari anaknya?

"Hei, Khun. Bagaimana kalau kau tanya pada bunga mawar itu, kapan aku akan bertemu belahan jiwaku? Tahun depan? Atau tahun ini? Hari ini? Atau sekarang?" Nyinyir Thee.

"Sebaiknya jangan membicarakan masalah belahan jiwa dulu. Sebaiknya kau seimbangkan dulu para wanitamu. Kau mungkin tidak punya pacar sekarang, tapi kau terlibat dengan banyak wanita. Si wanita hamil mungkin salah satu dari mereka. Tapi berhati-hatilah. Pilihlah dengan bijak. Jika kau menanam cintamu sembarangan, kau akan berada dalam masalah."


Thee jadi kesal mendengarnya dan langsung ngamuk di hadapan semua orang. "Maksudmu kau mengutukku menghamili wanita?!"

"Kau sendiri yang bilang, bukan bunga mawarnya."

"Jangan salahkan mawarnya. Apa kau punya masalah denganku, peramal palsu?!" Kesal Thee. Para penonton juga jadi kesal sama Rose dan langsung melemparinya dengan mawar-mawar.

Flashback end.



Dan Thee masih dendam padanya sampai sekarang. Tepat saat Thee hendak pergi setelah mengambil obatnya, dia malah berpapasan dengan Rose lagi. Thee kesal, apa Rose adalah musuh dari kehidupannya yang sebelumnya?

Berusaha bersabar, Rose menjelaskan kalau dia hanya ingin meminta maaf sekaligus berterima kasih. Thee sinis menolak ucapan terima kasihnya. Kenapa berterima kasih? Apa ada reporter di tokonya Rose? Bagus sekali sekarang dia bisa mengucap 'terima kasih'.

"Kalau aku ingin menjadi terkenal sepertimu, aku pasti sudah berhenti meramal sedari dulu."

"Sebaiknya kau berhenti karena kau takut orang-orang akan menyadari bahwa kau sebenarnya tidak punya kemampuan spesial gila apapun. Kau cuma pintar menipu orang."

"Aku tidak pernah menipu apapun dan semua yang kukatakan benar. Seharusnya kau menyadarinya sendiri. Jika tidak, kau pasti sudah menuntutku 5/6 tahun yang lalu." Balas Rose.

Dan Thee sontak speechless. Hmm... dia benar-benar terlibat dengan wanita hamil? Tapi kemudian Thee ngotot menyangkal dan menegaskan kalau ucapan Rose tidak ada yang benar. Dan sebaiknya Rose jangan lagi menampakkan muka di hadapannya lagi mulai sekarang. Jika tidak, maka jangan salahkan dia karena menyakiti seorang wanita.

"Baiklah. Mulai sekarang, aku akan menjauh sejauh mungkin darimu seolah kita terpisah oleh kematian."

Thee akhirnya pergi dengan kesal. Ti sebenarnya tak enak sama Rose dan diam-diam memberi isyarat maaf padanya.


Paul memberitahu Rose bahwa Pat barusan menelepon untuk menanyakan apakah Rose ada waktu bertemu dengannya besok.

"Ada."

"Tapi besok aku harus pergi ke Jepang selama seminggu." Cemas Paul.

"Jangan khawatir. Aku akan bicara sendiri dengannya. Mungkin dia cuma mau dibuatkan karangan bunga."

Bersambung ke part 2

Post a Comment

1 Comments

  1. Di lanjut sampai selesai ya mba Imma... makasih... semangat...

    ReplyDelete

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam