Sinopsis Legendary Witch episode 3 - part 2

 


Sesampainya di rumah, Joo Ran dibaringkan dikamarnya dalam keadaan mabuk. Won Jae yang melihatnya dalam keadaan seperti itu, langsung ketakutan apalagi setelah Wol Han memberitahunya kalau Tae San sangat marah. 

Saat Tae San datang, dia langsung menendang Won Jae dengan kesal karena Won Jae tidak datang ke acara pelantikan dan terlebih lagi dia malah membiarkan Joo Ran datang sendirian dan membuat ulah, gara-gara ulah Joo Ran ini besok pasti akan muncul berita di koran tentang putri Shinhwa Group yang suka mabuk-mabukan.



Tae San juga kesal pada Aeng Ran kenapa Aeng Ran tadi malah membiarkan Joo Ran membuat ulah dan bukannya menghentikannya.

"Dia tidak pernah mendengarkanku. Putrimu tidak pernah menganggapku sebagai keluarga" ujar Aeng Ran


Saat Aeng Ran keluar dari kamar Joo Ran, dia bertemu dengan Soo In yang baru saja pulang. Aeng Ran memuji Soo In yang menyampaikan pidatonya dengan sangat baik tapi dia juga memperingatkan Soo In untuk tidak mudah percaya pada orang lain. Setelah itu Soo In menemui Dan Shim di kamarnya lalu meninabobokan Dan Shim sampai ia tertidur.


Woo Seok bermimpi tentang kecelakaan yang menewaskan istrinya. Malam itu, mobil yang dikendarai istrinya yang sedang hamil tua bersama dengan Joo Hee bertabrakan dengan mobil lain yang membuat mereka berdua pingsan. Dalam perjalanan ke rumah sakit, istrinya Woo Seok berteriak memanggil Woo Seok yang saat itu tengah sibuk belajar di perpustakaan.


Keesokan harinya di penjara, Bok Nyeo diwawancarai dalam rangka pemberian remisi. Pewawancara bertanya apakah dia sudah siap kembali ke masyarakat tapi Bok Nyeo berkata bahwa dia sama sekali tidak siap kembali ke masyarakat karena dia masih belum bisa menerima keputusan yang menyatakannya bersalah, jika dia dibebaskan dengan remisi maka dia pasti akan mencari orang yang telah mengkambinghitamkannya dan balas dendam pada orang itu.


Saat dia keluar, dia melihat beberapa narapidana tengah mem-bully beberapa narapidana lainnya. Narapidana pembully itu dipimpin oleh seorang narapidana ahjumma bernomor 911 yang terlihat sangar. narapidana 911 membully mereka karena dia menuntut para narapidana yang dibully-nya untuk membayar biaya harian tapi mereka malah cuma memberinya 2 buah snack.


Narapidana 911 hendak memukuli mereka saat Bok Nyeo tiba-tiba muncul untuk menyelamatkan mereka dan mengomeli narapidana 911 untuk tidak mencuri uang dari para narapidana itu tapi narapidana 911 dengan sinisnya menyuruh Bok Nyeo untuk tidak ikut campur dan pergi saja.

"Kita semua dalam situasi yang sama, kita seharusnya saling membantu bukannya saling mengganggu" ujar Bok Nyeo

"Oh my God, sekarang kau malah mengkuliahiku?" ujar narapidana 911 sinis

"Kau masih belum berubah, kau masih saja menganggap enteng uang orang lain"

Perkataan Bok Nyeo itu langsung membuat narapidana yang lain kebingungan, apakah Bok Nyeo dan narapidana 911 saling mengenal. Narapidana 911 terlihat panik tapi kemudian dengan gugup dia berkata bahwa dia tidak mengenal Bok Nyeo mereka baru bertemu di penjara ini.


Saat Bok Nyeo menasehatinya lagi untuk tidak hidup dengan cara seperti ini, narapidana 911 langsung menyindir Bok Nyeo sebagai pembunuh suaminya sendiri lalu pergi sambil meludah didepan Bok Nyeo. Setelah narapisana 911 pergi, narapidana yang lain memberitahu Bok Nyeo untuk tidak mencari masalah dengan narapidana 911 karena orang itu istrinya bos mafia, tapi Bok Nyeo tidak percaya.


Soo In memulai tugasnya sebagai CEO dengan mengunjungi pabrik makanannya dimana dia melihat proses pembuatan makanannya dan diberitahu berapa banyak penjualan mereka selama setahun. Soo In melakukan pekerjaannya dengan tekun tanpa menyadari bahwa di kantor semua direktur sedang rapat tanpa mengikutsertakannya.


Tae San diberitahu bahwa saham Shinhwa sudah mulai pulih tapi gara-gara pengangkatan CEO baru yang tidak masuk akal, harga saham mereka jadi tidak stabil dan banyak pemegang saham yang menuntut agar mereka merubah stategi perusahaan mereka.


Saat Soo In tiba kantor, dia diberitahu oleh sekretarisnya bahwa rapatnya baru saja usai. Tak lama kemudian, Tae San datang dan memberitahu Soo In untuk tidak bekerja terlalu keras karena yang perlu Soo In lakukan hanyalah melakukan perintahnya.

"Aku yang akan membuat stategi jadi kau hanya perlu menjadi bidak dan bergerak sesuai perintahku seperti permainan catur" ujar Tae San

Tae San lalu menyerahkan sebuah dokumen surat perjanjian jual beli saham pada Soo In, dalam surat itu Tae San ingin mereka menjual kembali saham-saham retail Shinhwa. Soo In heran kenapa Tae San ingin menjual saham lagi bukankah harga saham mereka sudah mulai pulih.

"Kita harus memulihkan uang investasi kita untuk membuka pabrik kedua dan untuk anggaran pengeluaran modal. Inilah yang sedang dikerjakan oleh suamimu" ujar Tae San


Soo In curiga dan cemas apakah jual beli saham ini akan bermasalah dengan hukum, apalagi akhir-akhir ini dia melihat penangkapan yang terjadi karena masalah jual beli saham.

"Apa kau tidak percaya padaku?" tanya Tae San

"Bu-bukan seperti itu"

"Anggaplah ini sebagai cara untuk menindaklanjuti keinginan Do Hyun dan tanda tanganilah"

Walaupun ragu tapi Soo In akhirnya menandatangani surat perjanjian itu dan Tae San langsung meliriknya untuk memastikan Soo In benar-benar menandatangani surat perjanjian itu.


Saat mereka keluar, Joo Ran datang untuk minta maaf pada ayahnya karena membuat ulah saat dia mabuk di acara pelantikan kemarin. Tae San langsung berteriak marah menghukum Joo Ran untuk tidak datang ke perusahaan selama setahun.


Setelah Tae San pergi, Soo In berusaha menghibur Joo Ran dan menasehati Joo Ran untuk berhenti minum-minum. Tapi Joo Ran langsung tertawa sinis dan menyuruh Soo In untuk tidak sombong karena Soo In hanyalah umpan meriam (orang ditipu untuk melakukan sesuatu dan pada akhirnya menjadi korban). 

Soo In tidak mengerti apa maksud Joo Ran tapi Joo Ran langsung cepat-cepat pergi untuk menghindari menjelaskan maksud ucapannya tadi.


Woo Seok memulai pekerjaannya sebagai koki pastry, dia tengah mendekorasi kue saat Joo Hee datang mengunjunginya untuk bertanya apakah Woo Seok menyukai pekerjaannya karena Joo Hee cemas apakah Woo Seok bisa beradaptasi dengan pekerjaan barunya ini.

"Chef-nya baik dan aku suka dengan suasana disana. Aku menyukainya" ujar Woo Seok

Woo Seok malah berterima kasih pada Joo Hee karena berkat Joo Hee lah sekarang dia memiliki pekerjaan yang bagus dan dia berjanji untuk mentraktir Joo Hee setelah dia mendapat gaji pertamanya nanti.


Joo Hee lalu bertanya apakah Woo Seok merasa tidak nyaman tinggal bersama ayah mertuanya, Joo Hee menawarkan tempat tinggal lain tapi Woo Seok langsung menolak karena ayah mertuanya adalah pria yang baik, ayah mertuanya telah menganggapnya sebagai anak sendiri dan Byeol pun tidak merasa kesepian setiap kali bersama kakeknya.

"Terlebih lagi, dia dan aku memiliki kesamaan. Kami berdua sama-sama mencintai satu wanita, ibunya Byeol, Park Jin Hee" ujar Woo Seok tapi Joo Hee langsung mendesah tidak senang mendengar perkataan Woo Seok itu.


Saat mereka masih berbincang, Aeng Ran datang dan dia tampak senang bertemu kembali dengan Woo Seok. Aeng Ran mengenal Woo Seok waktu Woo Seok datang ke rumah mereka 7 tahun yang lalu sebelum Woo Seok pergi kuliah ke luar negeri.


Tapi saat Aeng Ran pergi, dia tampak cemas teringat perkataan Woo Seok yang memberitahunya bahwa dia kembali ke Seoul secara permanen. Dia lalu pergi seorang diri ke tempat pohon yang tanahnya pernah digali Bok Nyeo dan Yi Moon.


Aeng Ran memandangi pohon itu dengan mata berkaca-kaca tapi dia langsung cepat-cepat menghapus air matanya saat ahjumma yang dulu mengusir Bok Nyeo dan Yi Moon mendatanginya dan menyapanya dengan sopan. Ahjumma itu memberitahu Aeng Ran bahwa sekitar satu bulan yang lalu ada seorang pria dan wanita tua yang datang kemari dan menggali tanah dibawah pohon itu.

Aeng Ran langsung cemas mendengarnya, kira-kira berapa usia wanita itu? seperti apa wanita itu? tanya Aeng Ran. Ahjumma itu memperkirakan usia wanita mungkin antara 50 atau 60 tahun dan dari paras wajahnya sepertinya wanita itu sangat cantik waktu dia muda dulu.


Wol Han pergi ke karaokean untuk bersenang-senang tapi malah bertemu dengan Poong Geum yang bekerja disana. Sekali lagi Poong Geum menuntut Wol Han untuk membayar biaya perawatannya tapi Wol Han tetap tidak mau dan hanya mau membayar biaya karaokeannya.


Wol Han hendak memilih lagu saat tiba-tiba dia mendengar suara teriakan Poong Geum. Dia lalu pergi ke ruangan sebelah. Dia menemukan Poong Geum sedang berteriak panik karena dia dipeluk secara paksa oleh salah satu pelanggan yang mabuk. 


Dalam kepanikannya Poong Geum langsung menggigit tangan pria itu dan berusaha melarikan diri tapi pria itu langsung menariknya masuk kembali dengan kasar. Pria itu hendak memukul Poong Geum tapi Wol Han langsung memukuli pria mabuk itu dengan sangat gagah sampai membuat Poong Geum langsung jatuh cinta pada Wol Han.


Mi Oh baru tiba di rumah saat dia melihat sepatunya Do Jin di luar. Mi Oh langsung terburu-buru masuk rumah dengan panik. Karena tidak bisa meyakinkan Mi Oh, Do Jin tidak punya cara lain selain memberitahukan kehamilan Mi Oh pada ayahnya Mi Oh. 

Ayahnya Mi Oh yang sakit-sakitan langsung marah besar pada Mi Oh, bagaimana bisa Mi Oh hamil padahal dia belum menikah?! Apa Mi Oh berniat membesarkan bayinya seorang diri tanpa ayah? Tapi Mi Oh tetap bersikeras mempertahankan bayinya.

"Ini hidupku jadi jangan ikut campur" tangis Mi Oh pada ayahnya


Ayahnya Mi Oh tentu saja langsung marah besar mendengar kekasaran Mi Oh padanya. Tapi Mi Oh tidak peduli karena ayahnya sendiri tidak pernah melakukan apapun untuknya jadi kenapa juga sekarang dia musti peduli.

"Sejak ibu pergi meninggalkan kita, sat-satunya yang ayah minta dariku hanyalah merawat ayah" teriak Mi Oh

Ayahnya Mi Oh langsung pingsan mendengar teriakan Mi Oh itu. Mi Oh menangis sedih lalu keluar.


Do Jin pergi menyusul Mi Oh. Saat dia melihat Mi Oh menangis seorang diri, dia langsung minta maaf karena telah memberitahukan kehamilannya pada ayahnya. Mi Oh langsung berlutut dihadapan Do Jin dan memohon agar Do Jin menyelamatkannya, Mi Oh tidak mau menggugurkan bayinya karena jika dia melakukannya maka seumur hidupnya dia akan diliputi rasa bersalah tapi jika dia menjadi ibu tunggal ayahnya mungkin akan mati karena shock.

"Hidupku dan anak kita tergantung padamu, tolong aku. Kau bilang kau sangat mencintaiku. Jika kita menikah dan hidup bersama dengan baik pada akhirnya kedua orang tuamu pasti akan merestui kita. Bukankah itu yang terjadi pada kakakmu?" tangis Mi Oh

  

Do Jin pulang dalam keadaan mabuk berat. Do Jin meminta Aeng Ran agar dia bertemu dan bicara berdua dengan ayahnya, Do Jin ingin seperti Do Hyun dan menikah dengan Mi Oh. Tapi Aeng Ran langsung menutup mulut Do Jin dan menyuruh pelayan untuk membawa Do Jin ke kamar.


Setelah Do Jin dibawa ke kamarnya, Aeng Ran ditelepon oleh tuan Kang yang ternyata mata-matanya Aeng Ran, tuan Kang memberinya informasi bahwa sebulan yang lalu Bok Nyeo dibebaskan sementara.


Soo In bekerja keras sampai malam tiba bahkan sampai hidungnya berdarah, tapi pikirannya mulai tidak tenang saat dia teringat ucapan Tae San yang menyuruhnya untuk bertindak sebagai bidak yang bergerak sesuai perintahnya terutama saat dia teringat ucapan Joo Ran yang mengatakan bahwa dia hanyalah umpan meriam.


Keesokan harinya, Soo In membaca berita tentang manipulasi saham-saham retail Shinhwa saat tiba-tiba beberapa jaksa menerobos kantornya untuk menyita seluruh isi kantor Soo In dan menangkap Soo In atas tuduhan manipulasi saham.


Soo In diseret pergi untuk diinvestigasi sementara Tae San dengan tenangnya menyeduh dan menikmati secangkir teh di ruang kantornya. Bahkan saat Joo Hee datang dengan panik memberitahukan penangkapan Soo In, Tae San dengan tenangnya memberitahu Joo Hee untuk tidak terkejut.

"Jika kau menyentuh kue beras, maka tanganmu akan terkena remah-remahannya. Dan jika kau membunuh seekor sapi maka tanganmu akan ternoda darah. Seperti itulah bagaimana dunia ini bekerja"


Bersambung ke episode 4 

Post a Comment

0 Comments