Sinopsis Legendary Witch episode 3 - part 1

Sinopsis Episode 2, silahkan klik link di bawah ini ^^

Episode 2: Part 1

Episode 2: Part 2

*****

Sinopsis Legendary Witch episode 3 - part 1


Tak lama setelah Tae San mengumumkan bahwa Soo In yang akan mewarisi Shinhwa Group, pihak perusahaan pun langsung sibuk menyiapkan acara pelantikan Soo In sebagai CEO baru perusahaan makanan Shinhwa yang merupakan salah satu anak perusahaan Shinhwa Group.

Soo In melihat penampilan barunya di cermin dengan canggung, dia diberitahu oleh stylist-nya bahwa penampilannya sama dengan sebuah kartu nama bisnis. Karena sekarang Soo In adalah wajah baru Shinhwa Group maka dia harus menampilkan penampilan yang berwibawa dan berkelas tapi terbuka dalam komunikasi.


Soo In tidak nyaman dengan pakaian kerjanya tapi saat dia berusaha meminta baju lamanya, stylist-nya langsung menolak karena penampilan barunya ini adalah perintah dari Tae San. 

Saat Joo Ran dan Aeng Ran datang, Joo Ran langsung terkagum-kagum betapa uang bisa merubah penampilang Soo In menjadi seperti mereka. Soo In berterima kasih atas pujian Joo Ran dan menyapa Aeng Ran tapi Aeng Ran langsung memalingkan wajahnya dengan kesal.

"Wow, kau benar-benar mirip Cinderella" sindir Joo Ran "Wanita rendah sepertimu menjadi CEO Shinhwa Group. Kau pasti kecewa kalau Do Hyun tidak mati dalam kecelakaan itu"

"Jaga mulutmu" Aeng Ran memperingatkan Joo Ran


Mendengar itu, Joo Ran langsung menyindir Aeng Ran menyuruh Aeng Ran untuk tidak berpura-pura menjadi wanita baik. Soo In hendak pergi untuk bersiap-siap tapi Joo Ran langsung menghentikannya dan melihat kalung mutiara yang dipakai Soo In.

Dengan liciknya Joo Ran menarik kalung mutiara itu sampai semua mutiaranya terjatuh bertebaran. Soo In berusaha tegar saat dia membantu stylist-nya mengumpulkan mutiara-mutiara yang terjatuh lalu pamit pergi dengan sopan. Aeng Ran tampak prihatin melihat Soo In seperti itu.

Setelah Soo In pergi, Joo Ran heran pada Aeng Ran kenapa Aeng Ran tampak sangat tenang menghadapi situasi ini. Aeng Ran dengan tenangnya berkata bahwa semua ini adalah keputusan Tae San. Joo Ran langsung tersenyum sinis mendengarnya.


Flashback,
Setelah Tae San mengumumkan bahwa Soo In akan menjadi pemilik baru Shinhwa Group, semua orang langsung terkejut dengan keputusan Tae San, apa Tae San serius dengan keputusan ini. 

"Ini adalah hal terakhir yang bisa kulakukan untuk Do Hyun" ujar Tae San

Joo Ran langsung marah-marah kenapa Soo In yang tidak berpendidikan dan tidak tahu apapun tentang manajemen perusahaan malah dijadikan CEO Shinhwa Group terlebih lagi dia menjadi CEO di perusahaan makanan Shinhwa yang mana perusahaan itu adalah perusahaan induk Shinhwa Group.


Joo Hee juga tidak menyetujui keputusan ini, walaupun dia mengerti akan perasaan Tae San pada Do Hyun akan tetapi keputusan seperti ini bukan keputusan yang bisa Tae San ambil secara emosional. Joo Hee meminta Tae San untuk berpikir ulang. Tapi Tae San sudah menetapkan keputusannya. 

Soo In menolak keputusan ini, dia setuju dengan pendapat Joo Hee karena itulah Soo In meminta Tae San untuk menarik kembali keputusannya. 

"Jangan khawatir" ujar Tae San "Aku akan mendukungmu sepenuhnya dari belakang"


Setelah Tae San pergi, semua orang bingung tidak percaya dengan keputusan Tae San. Joo Ran langsung menuduh Soo In telah membujuk ayahnya sampai membuat ayahnya berubah pikiran. Joo Ran langsung menuntut Soo In memberitahunya apa yang telah Soo In lakukan pada ayahnya.

"Aku tidak melakukan apapun" ujar Soo In. 

Soo In merasa keputusan ini tidak masuk akal dan meyakinkan semua orang untuk tidak cemas karena dia tidak akan mengambil alih perusahaan dan dia akan bicara lagi dengan Tae San. Aeng Ran mendengar Joo Hee bergumam bahwa ayahnya tidak seperti dirinya sendiri.


Kembali ke masa kini,
Aeng Ran berpikir bahwa Tae San bukanlah orang yang akan melakukan sesuatu seperti itu bahkan sekalipun Do Hyun bangkit dari kematian. Karena itulah Aeng Ran yakin pasti ada sesuatu dibalik keputusan Tae San ini.

Joo Ran melampiaskan stres-nya dengan meminum beberapa kaleng bir. Aeng Ran mengingatkannya untuk tidak mabuk tapi Joo Ran sama sekali tidak peduli.


Tae San bertemu dengan Joo Hee dan Woo Seok, Tae San menertawai Woo Seok karena menjadi koki pembuat roti padahal dia bisa bekerja dengan para milyuner di Wall Street.

"Ayah" Joo Hee memperingatkan ayahnya

Tae San langsung sadar "Apa aku melukai perasaanmu?"

"Tidak" kata Woo Seok

Jawaban Woo Seok membuat tawa Tae San semakin keras karena dia tidak bisa memahami Woo Seok tapi dia meminta Woo Seok memaafkannya jika dia melukai perasaan Woo Seok.


Woo Seok berkata bahwa dialah yang seharusnya meminta maaf pada Tae San, karena dia adalah siswa yang menerima beasiswa dari Shinhwa Group tapi dia tidak bisa menyelesaikan studinya dan tidak bisa membayar kembali kebaikan yang dilakukan Shinhwa Group padanya.

Joo Hee berkata bahwa Woo Seok bisa membayar kembali dengan cara bekerja di Shinhwa Group, ada sebuah lowongan di bagian bakery di Shinhwa hotel jadi Joo Hee menyarankan Woo Seok untuk bekerja di sana. Dengan begitu Woo Seok tetap bisa membuat kue sekaligus menjadi pekerja Shinhwa.

Tae San tertawa senang memuji ide bagus Joo Hee itu tapi Woo Seok tampak tidak nyaman dengan ide itu. Saat mereka keluar dari kantornya Tae San, Joo Hee memohon pada Woo Seok untuk membantu mereka (dengan bekerja di Shinhwa). Woo Seok mengatakan bahwa dia pasti akan membantu Joo Hee dan dia akan segera menyerahkan resume-nya.


Salah satu pegawai memberitahu Joo Hee bahwa sebentar lagi acara akan segera dimulai jadi dia meminta Joo Hee untuk mengecek. Mereka akhirnya berpisah karena Joo Hee harus menghadiri acara pelantikan CEO baru dan Woo Seok harus pergi ke sekolah TK-nya Byeol.

Saat Woo Seok hendak naik lift, dia melihat liftnya sedang terpakai. Merasa tidak punya waktu menunggu lift, Woo Seok pun langsung turun dengan menggunakan tangga.

Soo In tiba di kantor dengan gugup. Stylist-nya memberinya kertas pidato, dia berpesan pada Soo In untuk menyampaikan pidatonya dengan sewajarnya.

Soo In menunggu list sambil menghafalkan pidatonya tapi beberapa pegawai tiba-tiba menyapanya dan ikut menunggu lift bersamanya. Tidak nyaman dengan keadaan ini, Soo In pun memutuskan untuk naik dengan menggunakan tangga.


Saat tengah naik tangga sambil menghafal pidato, tiba-tiba Soo In keseleo dan terjatuh. Gara-gara keseleo dan terjatuh tadi, stocking-nya Soo In jadi robek. Soo In bingung harus bagaimana tapi setelah mengecek keadaan dan yakin kalau tidak ada siapapun di tangga itu, Soo In langsung melepaskan stocking-nya.

Tepat saat itu Woo Seok yang turun dari tangga yang sama dengannya tiba dan melihat Soo In tengah melepas stockingnya. Soo In langsung berteriak terkejut melihat Woo Seok lalu cepat-cepat berjongkok di pojokan dengan malu. Melihat itu, Woo Seok langsung mengomeli Soo In karena dia mengira Soo In hendak buang air kecil di tempat umum.


Soo In pun langsung bangkit untuk menjelaskan yang sebenarnya. Tapi saat mereka saling berpandangan, mereka langsung teringat pertemuan dan pertengkaran mereka di pantai.

"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Woo Seok

"Aku tidak harus menjawab pertanyaanmu" ujar Soo In, dia lalu bertanya balik "Kenapa kau berada disini?"

"Aku juga tidak harus menjawab pertanyaanmu" balas Woo Seok

Saat Woo Seok mengomeli Soo In lagi untuk buang air kecil di toilet dan bukannya di tempat umum seperti ini, Soo In langsung menjelaskan bahwa stockingnya robek. Belum sempat menjelaskan lebih lanjut, Soo In ditelepon Tae San yang menyuruhnya untuk cepat-cepat datang.


Soo In menatap Woo Seok dengan kesal sebelum berlari pergi meninggalkan Woo Seok yang protes karena Soo In pergi saat mereka belum selesai bicara. Saat itu, Woo Seok melihat barang aneh di pojokan. Dia mengangkat benda yang ternyata stocking itu tepat saat beberapa pegawai wanita masuk tangga dan melihat Woo Seok tengah menenteng stocking wanita. Mereka langsung ketakutan mengira Woo Seok pria cabul.

"Bukan seperti itu. Ini cuma salah paham" teriak Woo Seok


Di toko laundry Seocheon, Yi Moon tengah bekerja saat dia melihat Byeol bermain sendirian. Melihat itu Yi Moon teringat pada ibunya Byeol yang dulu juga melakukan hal yang sama dengan Byeol saat ibunya Byeol masih kecil.

"Aku mirip dengan ibu?" tanya Byeol penasaran

"Iya, kau sangat mirip dengan ibumu"

Byeol lalu bercerita pada Yi Moon bahwa dia melihat seorang ahjumma yang mirip dengan ibunya di rumah sakit tapi ayahnya berkata bahwa ibunya ratusan kali lebih cantik daripada ahjumma itu.


Saat Woo Seok pulang, Byeol langsung berpaling kembali ke mainannya tanpa menyapa ayahnya. Melihat itu, Yi Moon langsung menyuruh Byeol untuk menyapa ayahnya. Byeol langsung menurut dan menyapa ayahnya. Saat Woo Seok bertanya apakah Byeo bersikap baik dan tidak mengganggu kakeknya, Byeol langsung protes seharusnya pertanyaan itu diajukan ke kakeknya bukan padanya.

Woo Seok dan Yi Moon langsung tertawa mendengarnya, Yi Moon memberitahu Woo Seok bahwa Byeol sama sekali tidak mengganggunya.


Pak pos datang mengantarkan sebuah surat untuk Yi Moon, surat itu dari Bok Nyeo. Dalam suratnya Bok Nyeo meminta maaf karena kali ini dia terlambat menulis surat, karena ini adalah pertama kalinya dia keluar penjara setelah 30 tahun jadi dia merasa lelah.

"Ada yang mengatakan bahwa angin terasa jauh lebih dingin saat kau merasakannya jauh dari rumah. Penjara ini telah menjadi rumah bagiku dan dunia di luar terasa seperti tempat asing. Mengunjungi tempat asing membuatku merasa gugup seperti anak kecil tapi kau memperlakukanku dengan hangat, aku benar-benar berterima kasih. Jika aku bisa memiliki satu harapan, aku ingin membalas kebaikanmu. Aku hanya tidak yakin apakah aku bisa melakukannya sebelum aku mati. Terima kasih, terima kasih dan terima kasih"


Yi Moon langsung termenung setelah membaca surat itu. Saat Woo Seok datang dan bertanya dari siapa surat itu, Yi Moon langsung cepat-cepat menyembunyikannya. Woo Seok langsung curiga dengan sikap Yi Moon, jangan-jangan surat itu surat cinta?

"Su-surat cinta? Itu mustahil"

Yi Moon langsung mengomeli Woo Seok karena bersikap tidak sopan pada ayah mertua. Woo Seok langsung tertawa karena Yi Moon terlihat resah, tidak seperti dirinya yang biasanya. Dan kemarahan Yi Moon padanya ini terlihat jauh lebih mencurigakan.

"Kapan aku marah padamu?" Yi Moon mengelak

Saat Woo Seok terus menatapnya dengan penuh tanda tanya, Yi Moon langsung cepat-cepat melarikan diri. Woo Seok jadi semakin penasaran, jangan-jangan surat itu tadi memang surat cinta.


Di acara pelantikan Soo In, Tae San menyambut kedatangan para tamu undangan. Salah satu undangan mengungkapkan kekagumannya pada Tae San karena dia yakin sulit bagi Tae San untuk menunjuk menantunya sebagai CEO baru. Tapi Tae San dengan senyum bahagianya berkata bahwa sejak dia kehilangan putranya, menantunya sekarang bukan lagi menjadi menantu tapi putri.

Saat Aeng Ran datang, mereka berdua langsung saling menggoda. Aeng Ran berkata bahwa mulai sekarang dia akan menghormati Tae San karena dia baru tahu kalau Tae San ternyata peduli pada Soo In. 

Tuan Kang, orang yang bekerja mengurusi kecelakaannya Do Hyun, datang dan menyapa Aeng Ran. Aeng Ran berterima kasih atas kerja keras tuan Kang dalam menangani kecelakaan ini tapi tuan Kang menatap Aeng Ran dengan curiga.


Di tempat acara, Aeng Ran duduk bersama dengan Do Jin yang masih belum bisa percaya bagaimana bisa Soo In menjadi CEO perusahaan manisan Shinhwa. Aeng Ran dengan tenangnya memberitahu Do Jin untuk tidak terlalu memikirkan masalah itu.

"Duduk saja dan nikmati pertunjukkan kejutannya" ujar Aeng Ran

Do Jin tidak mengerti apa maksud Aeng Ran dengan pertunjukkan kejutan tapi Aeng Ran hanya menjawabnya dengan tersenyum.


Joo Ran tiba di tempat acara dengan terhuyung-huyung karena mabuk. Joo Hee terburu-buru memegangi Joo Ran dan dia langsung mencium bau alkohol menyengat dari Joo Ran. Joo Hee langsung marah, bisa-bisanya Joo Ran datang ke acara ini sambil mabuk.

Joo Hee mendudukkan Joo Ran di mejanya Aeng Ran dan Do Jin. Sebelum pergi, Joo Hee memperingatkan Joo Ran untuk duduk diam dan tidak membuat kekacauan. Do Jin heran kenapa Joo Ran sendirian, kemana suaminya? Joo Ran berkata bahwa suaminya tidak bisa hadir karena dia sangat kecewa.

Do Jin berusaha menghentikan Joo Ran saat Joo Ran hendak minum minuman keras lagi tapi Joo Ran langsung memarahinya. Do Jin meminta bantuan ibunya untuk menghentikan Joo Ran tapi Aeng Ran tidak peduli lagipula Joo Ran juga tidak pernah mendengarkannya. Sambil menatap Joo Ran yang mabuk dengan senyum licik, Aeng Ran menantikan pertunjukkan kejutan apakah yang nantinya akan melibatkan seorang pemabuk.


Do Jin ditelepon oleh Poong Geum yang mengira kalau Do Jin adalah orang yang kemarin membuat tulang ekornya terluka. Tapi tentu saja dia salah orang dan walaupun dia berusaha mengingatkan Do Jin tentangnya tetap saja Do Jin tidak tahu menahu.

"Anda salah sambung" ujar Do Jin lalu cepat-cepat menutup teleponnya.

Poong Geum langsung marah, dia lalu cepat-cepat memakai jaketnya dan keluar dari tempat kerjanya, sebuah tempat karaokean.


Tapi saat dia melewati sebuah papan pengumuman, dia langsung berhenti karena ada sebuah poster yang menarik perhatiannya. Dalam poster itu ada gambar wajahnya dan dia dinyatakan sebagai buronan tersangka penipuan. Poong Geum langsung celingukan dengan panik dan setelah merasa aman dia langsung merobek poster itu dengan kesal.


Soo In di kantornya sedang menghapal pidatonya saat sekretarisnya datang untuk memberitahunya bahwa acaranya akan segera dimulai. Soo In jadi tambah gugup tapi saat dia memandang foto mesranya bersama Do Hyun, dia langsung teringat saat dia bicara dengan Tae San.


Flashback,
Soo In menolak permintaan Tae San untuk menjadi CEO Shinhwa yang baru, Soo In meminta Tae San untuk berpikir ulang. Tapi Tae San tetap bersikeras agar Soo In menjadi CEO Shinhwa yang baru. Tae San menunjuk Soo In karena jika dia menunjuk salah satu dari ketiga anaknya menjadi CEO maka seluruh anggota keluarganya akan terlibat perang. Jika mereka sampai berperang maka perusahaan bisa hancur yang pada akhirnya akan membuat keluarga mereka hancur juga.

"Bahkan selama pemakaman suamimu, satu-satunya hal yang menarik bagi mereka hanyalah siapakah yang akan menjadi CEO selanjutnya. Kau juga tahu aku sudah tidak bisa menjadi CEO lagi jadi aku ingin kaulah yang menjadi CEO sampai aku bisa menyelesaikan masalah ahli waris tanpa adanya percekcokan. Demi Do Hyun, tolong jangan menolak permintaan bapak tua ini" pinta Tae San


Kembali ke masa kini,
Soo In berkata pada foto Do Hyun bahwa dia ingin membantu Tae San, dia berjanji akan bekerja keras.


Acara pelantikan Soo In pun akhirnya dimulai, semua orang berterpuk tangan kecuali Joo Ran saat Soo In naik ke atas podium dan Soo In pun memulai pidatonya dengan penuh percaya diri.

Dalam pidatonya, Soo In bercerita latar belakangnya yang merupakan anak panti asuhan dan bagaimana dia sangat menyukai roti sejak dia masih kecil dan baginya roti adalah sebuah harapan.

"Dia bicara dengan sangat baik" bisik Do Jin "Dia tidak gugup sama sekali, dia sangat baik di atas panggung"

"Iya benar, dia cukup baik" Aeng Ran setuju

Jika Do Jin dan Aeng Ran kagum dengan kepercayaan diri Soo In dalam berpidato, Joo Ran terus minum-minum dengan kesal sementara Tae San malah terlihat tidak tenang. Tapi saat Soo In selesai berpidato, Tae San cepat-cepat menutupi ketidaktenangannya dengan tersenyum dan bertepuk tangan untuk Soo In.


Melihat semua orang bertepuk tangan untuk Soo In, Joo Ran jadi semakin emosi. Dengan penuh kemarahan dia mencaci maki Soo In di hadapan semua tamu dan menuduhnya sebagai penyebab kematian adiknya. Do Jin ingin menghentikan Joo Ran tapi Aeng Ran langsung mencegahnya dan menyuruh Do Jin untuk tidak ikut campur.

Joo Ran menangis dan berteriak menyatakan kalau dia tidak bisa menerima semua ini lalu berlutut dihadapan ayahnya dan memohon agar Tae San berpikir ulang. Joo Hee dan Wol Han langsung menggendong Joo Ran keluar dari sana. Setelah Joo Ran pergi, Tae San mengisyaratkan Soo In untuk melanjutkan pidatonya.


Poong Geum mendatangi kantor Shinhwa untuk menemui Wol Han tapi tiba-tiba dia melihat Wol Han sedang menggendong seorang wanita yang sedang mabuk dan berteriak-teriak marah.

Poong geum pun langsung mengikutinya sampai Wol Han selesai memasukkan wanita itu kedalam mobil, barulah setelah itu dia menuntut Wol Han untuk membayar biaya medisnya. Wol Han langsung menolak karena Poong Geum tampak baik-baik saja tapi Poong Geum langsung berbohong mengatakan kalau dia baru saja keluar dari rumah sakit setelah dirawat selama 10 hari.

Wol Han tetap tidak percaya dan menolak membayar apapun. Poong Geum pun langsung emosi dan mengancam akan melaporkan Wol Han ke kantor polisi. Tapi Wol Han langsung menantang Poong Geum untuk melaporkannya ke polisi lalu cepat-cepat masuk mobil dan melarikan diri dari Poong Geum.


Setelah Wol Han pergi, Poong Geum menatap kantor Shinhwa dengan penuh kebencian. Dia menggumam lirih bahwa sudah sangat lama dia mendoakan semoga perusahaan ini hancur tapi ternyata sampai sekarang masih baik-baik saja. hmmm... kayaknya Poong Geum ada dendam dengan perusahaan Shinhwa.


Do Jin mendatangi rumah Mi Oh untuk memohon pada Mi Oh agar dia menggugurkan kandungannya agar masalah ini cepat selesai jika tidak maka dia akan ditendang keluar dari rumahnya. Do Jin juga meminta Mi Oh untuk memikirkan karirnya, bukankah Mi Oh ingin menjadi aktris. Kalau dia menjadi ibu tanpa memiliki suami, sutradara mana yang mau mencastingnya nanti.

"Jadi maksudmu, aku harus membunuh sebuah nyawa hanya demi karirku?"

"Kita tidak punya pilihan lain. Bayinya pasti akan mengerti"


Saat Do Jin berkata kalau dia akan membawa Mi Oh ke rumah sakit untuk menggugurkan kandungannya, Mi Oh langsung menamparnya dengan marah dan mengingatkan Do Jin bahwa bayi ini dibuahi bukan dari hubungan one night stand, mereka pacaran dengan harapan bahwa mereka akan menikah dan bayi mereka tercipta saat Do Jin melamarnya.

"Aku bukan wanita mata duitan yang berusaha mencari keuntungan darimu dengan menggunakan bayiku!"

Do Jin langsung terdiam mendengarnya. Pembicaraan mereka terhenti saat ayahnya Mi Oh berteriak memanggil Mi Oh untuk memberinya obat. Do Jin kesal karena Mi Oh mengakhiri percakapan mereka tapi saat dia melihat Mi Oh sedang membersihkan pispot ayahnya, dia langsung mendesah bingung.


Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments