Keesokan harinya, opsir Kim mengabsen semua tahanan satu per satu.
"Satu" absen Bok Nyeo
"Dua" absen Poong Geum
"Tiga" absen Soo In
Saat tiba giliran Mi Oh, Kang Ddang yang sudah bisa mulai bicara, tiba-tiba angkat bicara mendahului ibunya "eeempaat"
Semua orang langsung tertawa dan memuji Kang Ddang yang sekarang sudah
besar. Tapi pujian semua orang itu malah membuat Mi Oh berlalu pergi ke
kamar mandi dengan sedih. Poong Geum bingung kenapa Mi Oh malah
bersedih, Bok Nyeo menjelaskan bahwa Mi Oh sedang cemas karena jika Kang
Ddang sudah berusia 18 bulan maka Kang Ddang harus keluar dari penjara
dan berpisah dari ibunya.
"Apa dia tidak punya keluarga?" tanya Poong Geum
"Dia punya ayah tapi sepertinya ayahnya sakit-sakitan" jawab Bok Nyeo
sementara Soo In hanya terdiam prihatin melihat Kang Ddang.
Di rumah tuan Park, Byeol tengah membantu Woo Seok menyiapkan masakan
tapi Woo Seok menyuruh Byeol untuk berhenti membantunya dan bersiap-siap
untuk pergi sekolah TK.
"Apa yang harus kulakukan untuk pergi ke sekolah TK?" tanya Byeol kesal
"Kau harus menyisir ramburmu dan berpakaian yang cantik. Kau harus
memastikan kalau kau terkenal diantara anak-anak lelaki" ujar Woo Seok
Saat Byeol hanya terdiam, Woo Seok bertanya apakah tidak ada anak laki-laki yang Byeol sukai?
"Anak laki-laki itu terlalu muda" keluh Byeol sok dewasa "Aku benci dengan anak mami"
Woo Seok langsung tertawa mendengar keluhan Byeol, apa Byeol bahkan tahu
arti dari anak mami? Byeol menjawab bahwa anak mami itu adalah
anak-anak yang menangis setiap kali terjadi sesuatu dan berkata kalau
dia akan melaporkannya pada ibunya.
Tetangga mereka nyonya Bae datang lagi, jika dulu dia datang dengan
memakai Hanbok, kali ini nyonya Bae datang dengan pakaian dan gaya yang
cukup nyentrik. Melihat Byeol membantu ayahnya memasak, nyonya Bae
langsung memuji Byeol sudah siap untuk menikah.
"Sedang apa kau datang kemari di jam segini, nyonya Bae?" tanya tuan Park kesal melihat kedatangan nyonya Bae
Dengan gaya centilnya, nyonya Bae berkata bahwa dia datang untuk
memberikan kimchi buatannya untuk tuan Park, kimchi yang khusus dia buat
dari sawi pegunungan China, cabe merah Chungyang dan ikan yang
difermentasi dari Kangkyeong. Tapi sayangnya tuan Park tidak menyukai
kecentilan nyonya Bae dan ia langsung marah-marah menyuruh nyonya Bae
untuk berhenti berceramah tentang kimchinya.
Tuan Park berlalu pergi dengan kesal sampai membuat nyonya Bae
terheran-heran, ada apa dengan tuan Park akhir-akhir ini? Kenapa tuan
Park cemberut terus? Apa jangan-jangan tuan Park sedang mengalami masa
menopause? LOL!
Saat Woo Seok tiba di tempat kerja, dia mendapat sebuah surat dari
seseorang misterius yang memberinya sebuah cek sebesar satu juta won dan
sebuah surat.
"Walaupun terlambat tapi aku ingin mengucapkan selamat datang di Seoul
padamu. Tolong antarkan roti-roti dan kue-kue ke panti asuhan Heemang di
Chuncheon. Aku harap disana kau bisa menemukan kepingan ingatanmu yang
hilang" kata orang misterius itu dalam suratnya
"Siapa orang yang selalu mengirimiku surat semacam ini? Panti asuhan Haemang?" Woo Seok penasaran
Di depan kantor Shinhwa, sedang diadakan acara membuat kimchi yang
dilakukan oleh istri-istri para eksekutif. Diantara para ibu-ibu itu,
Aeng Ran juga ikut berpartisipasi. Melihat Aeng Ran membuat kimchinya
dengan sangat baik, para istri eksekutif itu langsung memuji-muji bakat
masak Aeng Ran padahal mereka mengira Aeng Ran tidak pernah sekalipun
memasak.
"Presdir orang yang sangat rewel, jadi hampir semua pekerjan rumah saya lakukan sendiri" ujar Aeng Ran
"Aku yakin dikehidupannya yang dulu, presdir berjasa menyelamatkan
negara jadi sekarang dia mendapatkan seorang wanita muda yang cantik dan
berbakat sebagai istrinya" puji salah satu istri direktur
"Tolong jangan menyanjungku terlalu berlebihan, aku jadi merasa pusing"
Aeng Ran pura-pura merendah walaupun terlihat jelas kalau dia menikmati
pujian mereka.
Joo Ran tiba di kantor dan langsung kesal melihat Aeng Ran ikut-ikutan
membuat kimchi yang diadakan khusus hanya untuk istri para eksekutif
ini.
"Aku menyuruhnya puluhan kali untuk bersikap sebagai wanita simpanan
tapi dia tidak pernah mendengarkanku, sialan!" gerutu Joo Ran
Joo Ran lalu ikut-ikutan membuat kimchi lalu pura-pura bertanya apa yang
mereka tertawakan sampai terdengar dari kejauhan. Para istri itu
memberitahu Joo Ran kalau mereka sedang memuji presdir yang sangat
beruntung mendapatkan istri yang cantik dan berbakat mengurus rumah.
"Benar sekali. Kami punya pembantu di rumah tapi dia (Aeng Ran) selalu
bersikeras untuk melakukannya sendiri" puji Joo Ran tapi kemudian dengan
cepat pujiannya berubah menjadi hinaan "Karena itulah dia tidak bisa
menyembunyikan masa lalunya"
"Masa lalunya?" tanya istri para eksekutif
Aeng Ran langsung menatap Joo Ran dengan panik tapi Joo Ran dengan
liciknya memberitahu para istri eksekutif bahwa dulu Aeng Ran bekerja
sebagai pegawai akuntansi yang kerjanya tidak cuma mengurusi akuntansi
tapi juga memasak dan bersih-bersih untuk para pegawai lainnya. Berkat
perkataan Joo Ran itu, istri-istri para eksekutif itu langsung menatap
Aeng Ran dengan pandangan mencela.
Dari kejauhan, Wol Han tersenyum senang melihat kekalahan Aeng Ran.
Wol Han hendak masuk kantor saat resepsionis memanggilnya untuk meminta
bantuan Wol Han menyerahkan surat-surat untuk direktur pemasaran. Saat
sedang melihat surat-surat itu satu per satu, Wol Han terkejut melihat
salah satu surat dari Poong Geum.
Wol Han pun langsung pergi ke tangga untuk membaca surat dari Poong
Geum. Dengan tulisan tangannya, Poong Geum menulis alamatnya dari New
York, USA.
Dalam suratnya, Poong Geum meminta maaf karena pergi tiba-tiba. Poong
Geum berbohong bahwa dia terpaksa pergi karena bisnisnya sedang
mengalami masalah yang cukup rumit karena itulah dia harus segera
terbang ke NY sampai tidak sempat mengucapkan selamat tinggal pada Wol
Han. Poong Geum berkata bahwa dia bisa mengirimkan surat itu dari NY
karena dia punya kenalan di Korea yang membantunya mengirimkan surat
itu.
Padahal sebenarnya Poong Geum menitipkan surat itu ke salah satu tahanan yang sudah dibebaskan.
"Jika aku bisa mengatasi masalah ini dengan sukses, kurasa aku bisa
kembali ke Seoul dalam waktu kurang lebih satu tahun. Apakah aku egois,
jika aku berharap kau akan menungguku sampai aku kembali?" kata Poong
Geum dalam suratnya
"Kau tidak egois, Poong Geum-ssi. Kita pasti akan bertemu lagi" Wol Han
menjawab surat Poong Geum sambil tertawa bahagia. Tapi tiba-tiba
terlintas pertanyaan dalam pikirannya, apakah Poong Geum sudah menjual
gedung karaokeannya?
Tuan Park mengunjungi kepala penjara yang memberitahunya bahwa Bok Nyeo
sebenarnya hendak diberikan remisi khusus natal tapi kemungkinan remisi
Bok Nyeo akan ditolak mengingat apa yang dikatakan Bok Nyeo dalam
wawancaranya, karena itulah kepala penjara meminta tuan Park untuk
membujuk Bok Nyeo agar dia bisa bebas dengan remisi.
"Dia tidak akan mendengarkanku" keluh tuan Park
Kepala penjara langsung tertawa "Apa anda tidak akan menemuinya lagi hari ini?"
"Aku tahu dia baik-baik saja dan sehat, itu sudah cukup bagiku"
Kepala penjara heran kenapa tuan Park tidak mau menemui Bok Nyeo, apakah
mereka sedang bertengkar. Tuan Park hanya menjawabnya dengan senyum
malu-malu. Opsir Kim tiba-tiba terburu-buru muncul di kantor kepala
penjara untuk memberitahukan berita buruk bahwa guru membuat roti mereka
mengalami kecelakaan dan sepertinya dia harus dirawat di rumah sakit
cukup lama.
Saat opsir Kim dan kepala penjara bingung apa yang harus mereka lakukan
dengan kursus membuat roti para tahanan, tuan Park tiba-tiba menyela
untuk memberikan sebuah ide bagus untuk mengatasi masalah mereka.
Di ruang tahanan, Soo In masih keras kepala tidak mau makan ataupun minum, dia bahkan menolak tawaran susu dari Mi Oh.
"Apa kau mau kelaparan sampai mati?" tanya Mi Oh "Kau harus mencari cara
lain kalau ingin mati. Selama para penjaga masih mengawasi, tidak akan
mudah bagimu untuk menahan lapar sampai mati"
Soo In penasaran apa yang terjadi pada Mi Oh? Kenapa dia dipenjara? Apa
maksud Mi Oh memberitahu semua orang kalau Do Jin bukan ayah anaknya?
"Seharusnya aku yang menanyakan itu padamu" ujar Mi Oh "Kau menantu seorang milyuner, apa yang terjadi padamu?"
Woo Seok akhirnya menuruti keinginan si orang misterius dengan
mengunjungi panti asuhan Heemang. Dia memberitahukan perihal surat
misterius itu pada biarawati tapi biarawati itu tidak tahu apa-apa
karena dia tidak pernah mengirim surat seperti itu.
"Apa anda pernah mendengar nama Nam Woo Seok?" tanya Woo Seok
"Diantara semua anak-anak panti asuhan ini, tidak ada satupun anak dengan nama itu" jawab biarawati
Woo Seok lalu menunjukkan foto yang diterimanya dari si orang misterius,
foto saat Woo Seok kecil memegang tangan seorang wanita yang wajahnya
tidak terlihat karena sebagian foto itu sobek. Woo Seok bertanya apakah
biarawati pernah melihat anak itu sebelumnya tapi sayang biarawati
berkata kalau dia tidak pernah melihat anak itu. Woo Seok langsung
mendesah kecewa karena tidak mendapat info apapun.
Setelah membagikan roti-roti yang dibawanya ke anak-anak panti asuhan,
Woo Seok pun langsung pamit. Setelah melihat Woo Seok pergi, biarawati
pun masuk kembali melewati beberapa foto yang tergantung di tembok.
Biarawati itu tidak menyadari bahwa di salah satu foto tembok itu ada
foto Woo Seok saat dia kecil bersama dengan seorang pria (mungkin
ayahnya?).
Malam harinya, gara-gara ulah Joo Ran, Aeng Ran berbaring stres di
kamarnya. Do Jin berusaha menghibur ibunya dan menasehati ibunya untuk
pura-pura tidak mendengarkan hinaan Joo Ran karena Joo Ran memang jahat
sejak lahir.
Saat Tae San datang, bukannya menyambut Aeng Ran malah langsung
mengacuhkannya. Melihat Aeng Ran seperti itu, Tae San langsung cemas apa
yang terjadi? Apa Aeng Ran sakit? Aeng Ran dengan kesalnya menyuruh Tae
San untuk bertanya langsung saja ke Joo Ran.
"Kau bertengkar lagi dengan Joo Ran?" tanya Tae San
Aeng Ran langsung bangkit dengan kesal karena Tae San menuduhnya
bertengkar dengan Joo Ran padahal dia adalah korban yang dipermalukan
Joo Ran didepan istri-istri para eksekutif dengan memberitahu mereka
tentang pekerjaan masa lalunya.
"Dia memang selalu berlaku tak pantas. Maafkan saja dia" ujar Tae San membela Joo Ran
Aeng Ran tentu saja langsung kesal karena selalu saja dia yang disuruh
untuk menahan diri. Untuk menghibur Aeng Ran, Tae San memberikan sebuah
hadiah, yaitu dia akan memperkenalkan Do Jin pada seorang wanita, putri
tunggal presdir Moon dari perusahaan Hanseo.
Seketika itu pula, mood Aeng Ran langsung berubah ceria. Dia sangat
bahagia karena sebentar lagi dia bisa menjadi besan perusahaan Hanseo.
Berbeda dengan Aeng Ran yang teramat sangat bahagia, Do Jin justru hanya
terdiam sambil memaksakan senyum.
Saat para tahanan yang lain sedang tidur, Soo In terbangun karena
kelaparan. Karena sudah tidak tahan lagi, Soo In pun langsung memakan
nasi yang sudah disisakan untuknya di rak. Soo In makan dengan sangat
terburu-buru sampai terbatuk-batuk. Bok Nyeo yang diam-diam ikut
terbangun langsung memberinya segelas air dan menyuruh Soo In untuk
makan pelan-pelan saja.
Soo In tiba-tiba menangis karena dia merasa seperti anjing dan babi, dia
tidak mengerti manusia macam apa yang bisa makan dalam situasi seperti
ini. Bagaimana bisa manusia melakukan ini. Mi Oh dan Poong Geum
terbangun mendengarkan tangisannya.
Poong Geum langsung marah dengan tangisan Soo In "Sepertinya kau belum
cukup kelaparan. Jangan makan. Teruskan melaparkan dirimu agar kau
sadar. Bagaimana dengan kami yang juga makan dan tidur disini? Apa
dimatamu kami terlihat seperti anjing dan babi? Bukan cuma kau yang
menyimpan dendam. Semua wanita yang ada disini menyimpan api membara
dalam hati kami. Tapi supaya api itu tidak menelan kami, setiap hari
kami berusaha menenangkan diri kami agar kami bisa melanjutkan hidup.
Apa kau tahu itu?"
"Dia benar" ujar Bok Nyeo "Kau mau mengungkapkan kejujuran ataupun balas
dendam. Kau harus tetap hidup untuk bisa melakukannya. Supaya kau bisa
hidup, kau harus makan. Bahkan sekalipun kau mati disini, tidak akan ada
yang akan bersedih untukmu ataupun mengkasihanimu. Kalau kau mati
disini, kau akan berakhir sebagai anjing atau babi. Kau mengerti?"
Bok Nyeo lalu memberikan mangkok nasinya pada Soo In lagi. Soo In pun akhirnya mau makan walaupun air matanya terus berlinang.
Setelah keadaan sudah kembali tenang, ketiga tahanan tertidur lagi
sementara Soo In merenung menatap langit melalui terali penjara, ia
kemudian menatap ketiga teman satu selnya yang tengah tidur nyenyak.
Di rumah tuan Park, Woo Seok masih penasaran siapa orang yang terus
menerus mengiriminya surat kaleng itu. Saat Woo Seok mandi, di
punggungnya terlihat sebuah bekas luka.
Keesokan harinya, tuan Park menuntut janji Woo Seok yang pernah berjanji
akan membantunya untuk berbaikan dengan wanita yang telah membuatnya
patah hati dengan cara menyuruh Woo Seok mengajar membuat roti di
penjara wanita. Woo Seok langsung kaget, apakah wanita yang menulis
surat itu tuan Park berada di penjara? Tuan Park langsung mengangguk
mengiyakannya, tapi dia menolak menjawab saat Woo Seok bertanya apakah
wanita itu penjaga penjara.
"Hari ini kau libur kan? kursusnya mulai hari ini" ujar tuan Park
"Bagaimana bisa ayah memutuskannya tanpa bertanya padaku dulu?" protes Woo Seok
Tapi tuan Park tidak mau tahu dan langsung pergi menghindar sebelum Woo
Seok bisa protes lagi. Karena Byeol pernah bilang kalau dia pernah
diajak tuan Park ke penjara, Woo Seok pun langsung menanyai Byeol.
"Kakek bilang aku tidak boleh memberitahu ayah kalau kami bertemu dengan girlfriend-nya kakek. Rahasia" ujar Byeol
"Diantara anak dan orang tua tidak seharusnya ada rahasia. Katakan pada ayah siapa girlfriend-nya kakek?"
"Anak umur 6 tahun bisa jaga rahasia. Maaf" ujar Byeol sok dewasa
Soo In tengah merenung sendirian saat tahanan 911 dan rombongannya
tiba-tiba muncul dan menuntut Soo In untuk meminta maaf padanya karena
gara-gara Soo In pingsan dan dibawa ke ruang kesehatan, tahanan 911 jadi
tidak mendapatkan perawatan medisnya.
Saat Soo In cuma diam, tahanan 911 langsung memukulinya dan
menendanginya. Soo In berusaha membela diri karena dia merasa tidak
punya salah apapun pada tahanan 911. Saat Soo In mengancam akan
melaporkan mereka ke penjaga penjara, tahanan 911 dan anak buahnya
langsung memukuli dan menendangi Soo In lagi.
Kebetulan saat itu, Bok Nyeo dan Poong Geum lewat dan melihat tahanan
911 dan rombongannya sedang berusaha menyeret Soo In. Mereka berdua pun
langsung menyelamatkan Soo In dan pertengkaran kembali terjadi.
Beberapa saat kemudian, semua tahanan dengan wajah babak belur dibawa ke
kantor kepala penjara. Saat kepala penjara mengomeli Bok Nyeo dan
tahanan 911, tahanan 911 malah langsung berbohong mengalihkan kesalahan
pada Bok Nyeo dan teman-teman selnya Bok Nyeo.
"Maafkan saya, ini kesalahan saya" Bok Nyeo meminta maaf
Saat kepala penjara mengancam akan mengurung mereka ke penjara khusus,
hampir semua tahanan langsung protes dan berusaha meminta kepala penjara
untuk memaafkan mereka. Hanya Soo In yang cuma diam tidak mengerti dan
memandang tahanan yang lain dengan bingung.
Demi menghindari ancaman hukuman itu, tahanan 911 tiba-tiba mengaku
kalau dialah yang bersalah lalu mengulurkan tangannya pada Bok Nyeo dan
mengajak Bok Nyeo untuk berteman dengannya. Bok Nyeo pun langsung
membalas jabatan tangan tahanan 911.
Kepala penjara akhirnya membatalkan hukumannya tapi sebagai gantinya dia
menyuruh semua tahanan yang terlibat pertengkaran itu untuk mengikuti
kursus membuat kue.
Woo Seok tiba di penjara. Dia disambut dengan ramah oleh kepala penjara
dan meminta Woo Seok untuk bekerja dengan nyaman disini karena tujuan
utama dari kursus ini adalah untuk rehabilitasi para tahanan.
Setelah mengganti baju dan memakai celemek, semua tahanan langsung duduk
dan menunggu guru kursus mereka datang. Tapi saat yang lain diam,
tahanan 911 masih belum puas juga memprotes Bok Nyeo.
"Orang bilang kau akan bertemu dengan musuh terburukmu di tempat dan
waktu yang sangat buruk. Tidak seharusnya aku bertemu denganmu disini"
"Karena itulah kau tidak bisa hidup tenang dengan dosa-dosamu, pencuri" balas Bok Nyeo
"Apa kau masih menuduhku pencuri?" protes tahanan 911
"Kalau kau bukan pencuri, haruskah aku menyebutmu sebagai pelayan?"
Tahanan yang lain langsung kaget, apa maksud Bok Nyeo kalau tahanan 911
itu pelayan? Bok Nyeo memberitahu smeua orang bahwa tahanan 911 dulu
bekerja sebagai pelayan di rumahnya, bahkan dulu seragam sekolahnya Bok
Nyeo dicuci oleh tahanan 911.
"Benarkah?" tanya Poong Geum
"Kalau kalian tidak percaya tanya saja sendiri padanya" jawab Bok Nyeo
Mereka langsung menatap tahanan 911 yang langsung terdiam cemas. Reaksi
tahanan 911 itu langsung membuat Poong Geum yakin kalau kata-kata Bok
Nyeo memang benar.
Kesal karena image-nya rusak, tahanan 911 langsung mengambil sebaskom
tepung untuk dia lemparkan ke Bok Nyeo. Tapi Soo In cepat-cepat
menghalanginya, dia berusaha merebut baskom tepung itu dari tangan
tahanan 911.
Saat Soo In berhasil merebut tepung itu, tak sengaja tepung itu malah
mengenai Woo Seok yang baru saja masuk. Woo Seok tentu saja langsung
kaget tapi dia jauh lebih kaget melihat orang yang menyiraminya tepung
adalah Soo In.
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam