Sinopsis Legend of Witch episode 5 - part 2

 Keesokan harinya, opsir Kim mengabsen semua tahanan satu per satu. 

"Satu" absen Bok Nyeo

"Dua" absen Poong Geum

"Tiga" absen Soo In

Saat tiba giliran Mi Oh, Kang Ddang yang sudah bisa mulai bicara, tiba-tiba angkat bicara mendahului ibunya "eeempaat"

Semua orang langsung tertawa dan memuji Kang Ddang yang sekarang sudah besar. Tapi pujian semua orang itu malah membuat Mi Oh berlalu pergi ke kamar mandi dengan sedih. Poong Geum bingung kenapa Mi Oh malah bersedih, Bok Nyeo menjelaskan bahwa Mi Oh sedang cemas karena jika Kang Ddang sudah berusia 18 bulan maka Kang Ddang harus keluar dari penjara dan berpisah dari ibunya.

"Apa dia tidak punya keluarga?" tanya Poong Geum

"Dia punya ayah tapi sepertinya ayahnya sakit-sakitan" jawab Bok Nyeo sementara Soo In hanya terdiam prihatin melihat Kang Ddang.


Di rumah tuan Park, Byeol tengah membantu Woo Seok menyiapkan masakan tapi Woo Seok menyuruh Byeol untuk berhenti membantunya dan bersiap-siap untuk pergi sekolah TK. 

"Apa yang harus kulakukan untuk pergi ke sekolah TK?" tanya Byeol kesal

"Kau harus menyisir ramburmu dan berpakaian yang cantik. Kau harus memastikan kalau kau terkenal diantara anak-anak lelaki" ujar Woo Seok

Saat Byeol hanya terdiam, Woo Seok bertanya apakah tidak ada anak laki-laki yang Byeol sukai?

"Anak laki-laki itu terlalu muda" keluh Byeol sok dewasa "Aku benci dengan anak mami"

Woo Seok langsung tertawa mendengar keluhan Byeol, apa Byeol bahkan tahu arti dari anak mami? Byeol menjawab bahwa anak mami itu adalah anak-anak yang menangis setiap kali terjadi sesuatu dan berkata kalau dia akan melaporkannya pada ibunya.


Tetangga mereka nyonya Bae datang lagi, jika dulu dia datang dengan memakai Hanbok, kali ini nyonya Bae datang dengan pakaian dan gaya yang cukup nyentrik. Melihat Byeol membantu ayahnya memasak, nyonya Bae langsung memuji Byeol sudah siap untuk menikah.

"Sedang apa kau datang kemari di jam segini, nyonya Bae?" tanya tuan Park kesal melihat kedatangan nyonya Bae

Dengan gaya centilnya, nyonya Bae berkata bahwa dia datang untuk memberikan kimchi buatannya untuk tuan Park, kimchi yang khusus dia buat dari sawi pegunungan China, cabe merah Chungyang dan ikan yang difermentasi dari Kangkyeong. Tapi sayangnya tuan Park tidak menyukai kecentilan nyonya Bae dan ia langsung marah-marah menyuruh nyonya Bae untuk berhenti berceramah tentang kimchinya.



Tuan Park berlalu pergi dengan kesal sampai membuat nyonya Bae terheran-heran, ada apa dengan tuan Park akhir-akhir ini? Kenapa tuan Park cemberut terus? Apa jangan-jangan tuan Park sedang mengalami masa menopause? LOL!


Saat Woo Seok tiba di tempat kerja, dia mendapat sebuah surat dari seseorang misterius yang memberinya sebuah cek sebesar satu juta won dan sebuah surat. 

"Walaupun terlambat tapi aku ingin mengucapkan selamat datang di Seoul padamu. Tolong antarkan roti-roti dan kue-kue ke panti asuhan Heemang di Chuncheon. Aku harap disana kau bisa menemukan kepingan ingatanmu yang hilang" kata orang misterius itu dalam suratnya

"Siapa orang yang selalu mengirimiku surat semacam ini? Panti asuhan Haemang?" Woo Seok penasaran


Di depan kantor Shinhwa, sedang diadakan acara membuat kimchi yang dilakukan oleh istri-istri para eksekutif. Diantara para ibu-ibu itu, Aeng Ran juga ikut berpartisipasi. Melihat Aeng Ran membuat kimchinya dengan sangat baik, para istri eksekutif itu langsung memuji-muji bakat masak Aeng Ran padahal mereka mengira Aeng Ran tidak pernah sekalipun memasak.

"Presdir orang yang sangat rewel, jadi hampir semua pekerjan rumah saya lakukan sendiri" ujar Aeng Ran

"Aku yakin dikehidupannya yang dulu, presdir berjasa menyelamatkan negara jadi sekarang dia mendapatkan seorang wanita muda yang cantik dan berbakat sebagai istrinya" puji salah satu istri direktur

"Tolong jangan menyanjungku terlalu berlebihan, aku jadi merasa pusing" Aeng Ran pura-pura merendah walaupun terlihat jelas kalau dia menikmati pujian mereka.


Joo Ran tiba di kantor dan langsung kesal melihat Aeng Ran ikut-ikutan membuat kimchi yang diadakan khusus hanya untuk istri para eksekutif ini.

"Aku menyuruhnya puluhan kali untuk bersikap sebagai wanita simpanan tapi dia tidak pernah mendengarkanku, sialan!" gerutu Joo Ran

Joo Ran lalu ikut-ikutan membuat kimchi lalu pura-pura bertanya apa yang mereka tertawakan sampai terdengar dari kejauhan. Para istri itu memberitahu Joo Ran kalau mereka sedang memuji presdir yang sangat beruntung mendapatkan istri yang cantik dan berbakat mengurus rumah.


"Benar sekali. Kami punya pembantu di rumah tapi dia (Aeng Ran) selalu bersikeras untuk melakukannya sendiri" puji Joo Ran tapi kemudian dengan cepat pujiannya berubah menjadi hinaan "Karena itulah dia tidak bisa menyembunyikan masa lalunya"

"Masa lalunya?" tanya istri para eksekutif 

Aeng Ran langsung menatap Joo Ran dengan panik tapi Joo Ran dengan liciknya memberitahu para istri eksekutif bahwa dulu Aeng Ran bekerja sebagai pegawai akuntansi yang kerjanya tidak cuma mengurusi akuntansi tapi juga memasak dan bersih-bersih untuk para pegawai lainnya. Berkat perkataan Joo Ran itu, istri-istri para eksekutif itu langsung menatap Aeng Ran dengan pandangan mencela.


Dari kejauhan, Wol Han tersenyum senang melihat kekalahan Aeng Ran.


Wol Han hendak masuk kantor saat resepsionis memanggilnya untuk meminta bantuan Wol Han menyerahkan surat-surat untuk direktur pemasaran. Saat sedang melihat surat-surat itu satu per satu, Wol Han terkejut melihat salah satu surat dari Poong Geum.

Wol Han pun langsung pergi ke tangga untuk membaca surat dari Poong Geum. Dengan tulisan tangannya, Poong Geum menulis alamatnya dari New York, USA. 

Dalam suratnya, Poong Geum meminta maaf karena pergi tiba-tiba. Poong Geum berbohong bahwa dia terpaksa pergi karena bisnisnya sedang mengalami masalah yang cukup rumit karena itulah dia harus segera terbang ke NY sampai tidak sempat mengucapkan selamat tinggal pada Wol Han. Poong Geum berkata bahwa dia bisa mengirimkan surat itu dari NY karena dia punya kenalan di Korea yang membantunya mengirimkan surat itu.


Padahal sebenarnya Poong Geum menitipkan surat itu ke salah satu tahanan yang sudah dibebaskan.

"Jika aku bisa mengatasi masalah ini dengan sukses, kurasa aku bisa kembali ke Seoul dalam waktu kurang lebih satu tahun. Apakah aku egois, jika aku berharap kau akan menungguku sampai aku kembali?" kata Poong Geum dalam suratnya

"Kau tidak egois, Poong Geum-ssi. Kita pasti akan bertemu lagi" Wol Han menjawab surat Poong Geum sambil tertawa bahagia. Tapi tiba-tiba terlintas pertanyaan dalam pikirannya, apakah Poong Geum sudah menjual gedung karaokeannya?


Tuan Park mengunjungi kepala penjara yang memberitahunya bahwa Bok Nyeo sebenarnya hendak diberikan remisi khusus natal tapi kemungkinan remisi Bok Nyeo akan ditolak mengingat apa yang dikatakan Bok Nyeo dalam wawancaranya, karena itulah kepala penjara meminta tuan Park untuk membujuk Bok Nyeo agar dia bisa bebas dengan remisi.

"Dia tidak akan mendengarkanku" keluh tuan Park

Kepala penjara langsung tertawa "Apa anda tidak akan menemuinya lagi hari ini?"

"Aku tahu dia baik-baik saja dan sehat, itu sudah cukup bagiku"


Kepala penjara heran kenapa tuan Park tidak mau menemui Bok Nyeo, apakah mereka sedang bertengkar. Tuan Park hanya menjawabnya dengan senyum malu-malu. Opsir Kim tiba-tiba terburu-buru muncul di kantor kepala penjara untuk memberitahukan berita buruk bahwa guru membuat roti mereka mengalami kecelakaan dan sepertinya dia harus dirawat di rumah sakit cukup lama.

Saat opsir Kim dan kepala penjara bingung apa yang harus mereka lakukan dengan kursus membuat roti para tahanan, tuan Park tiba-tiba menyela untuk memberikan sebuah ide bagus untuk mengatasi masalah mereka.


Di ruang tahanan, Soo In masih keras kepala tidak mau makan ataupun minum, dia bahkan menolak tawaran susu dari Mi Oh.

"Apa kau mau kelaparan sampai mati?" tanya Mi Oh "Kau harus mencari cara lain kalau ingin mati. Selama para penjaga masih mengawasi, tidak akan mudah bagimu untuk menahan lapar sampai mati"

Soo In penasaran apa yang terjadi pada Mi Oh? Kenapa dia dipenjara? Apa maksud Mi Oh memberitahu semua orang kalau Do Jin bukan ayah anaknya?

"Seharusnya aku yang menanyakan itu padamu" ujar Mi Oh "Kau menantu seorang milyuner, apa yang terjadi padamu?"


Woo Seok akhirnya menuruti keinginan si orang misterius dengan mengunjungi panti asuhan Heemang. Dia memberitahukan perihal surat misterius itu pada biarawati tapi biarawati itu tidak tahu apa-apa karena dia tidak pernah mengirim surat seperti itu.

"Apa anda pernah mendengar nama Nam Woo Seok?" tanya Woo Seok

"Diantara semua anak-anak panti asuhan ini, tidak ada satupun anak dengan nama itu" jawab biarawati


Woo Seok lalu menunjukkan foto yang diterimanya dari si orang misterius, foto saat Woo Seok kecil memegang tangan seorang wanita yang wajahnya tidak terlihat karena sebagian foto itu sobek. Woo Seok bertanya apakah biarawati pernah melihat anak itu sebelumnya tapi sayang biarawati berkata kalau dia tidak pernah melihat anak itu. Woo Seok langsung mendesah kecewa karena tidak mendapat info apapun.


Setelah membagikan roti-roti yang dibawanya ke anak-anak panti asuhan, Woo Seok pun langsung pamit. Setelah melihat Woo Seok pergi, biarawati pun masuk kembali melewati beberapa foto yang tergantung di tembok. Biarawati itu tidak menyadari bahwa di salah satu foto tembok itu ada foto Woo Seok saat dia kecil bersama dengan seorang pria (mungkin ayahnya?).


Malam harinya, gara-gara ulah Joo Ran, Aeng Ran berbaring stres di kamarnya. Do Jin berusaha menghibur ibunya dan menasehati ibunya untuk pura-pura tidak mendengarkan hinaan Joo Ran karena Joo Ran memang jahat sejak lahir.


Saat Tae San datang, bukannya menyambut Aeng Ran malah langsung mengacuhkannya. Melihat Aeng Ran seperti itu, Tae San langsung cemas apa yang terjadi? Apa Aeng Ran sakit? Aeng Ran dengan kesalnya menyuruh Tae San untuk bertanya langsung saja ke Joo Ran.

"Kau bertengkar lagi dengan Joo Ran?" tanya Tae San

Aeng Ran langsung bangkit dengan kesal karena Tae San menuduhnya bertengkar dengan Joo Ran padahal dia adalah korban yang dipermalukan Joo Ran didepan istri-istri para eksekutif dengan memberitahu mereka tentang pekerjaan masa lalunya.

"Dia memang selalu berlaku tak pantas. Maafkan saja dia" ujar Tae San membela Joo Ran



Aeng Ran tentu saja langsung kesal karena selalu saja dia yang disuruh untuk menahan diri. Untuk menghibur Aeng Ran, Tae San memberikan sebuah hadiah, yaitu dia akan memperkenalkan Do Jin pada seorang wanita, putri tunggal presdir Moon dari perusahaan Hanseo.

Seketika itu pula, mood Aeng Ran langsung berubah ceria. Dia sangat bahagia karena sebentar lagi dia bisa menjadi besan perusahaan Hanseo. Berbeda dengan Aeng Ran yang teramat sangat bahagia, Do Jin justru hanya terdiam sambil memaksakan senyum.


Saat para tahanan yang lain sedang tidur, Soo In terbangun karena kelaparan. Karena sudah tidak tahan lagi, Soo In pun langsung memakan nasi yang sudah disisakan untuknya di rak. Soo In makan dengan sangat terburu-buru sampai terbatuk-batuk. Bok Nyeo yang diam-diam ikut terbangun langsung memberinya segelas air dan menyuruh Soo In untuk makan pelan-pelan saja.


Soo In tiba-tiba menangis karena dia merasa seperti anjing dan babi, dia tidak mengerti manusia macam apa yang bisa makan dalam situasi seperti ini. Bagaimana bisa manusia melakukan ini. Mi Oh dan Poong Geum terbangun mendengarkan tangisannya. 

Poong Geum langsung marah dengan tangisan Soo In "Sepertinya kau belum cukup kelaparan. Jangan makan. Teruskan melaparkan dirimu agar kau sadar. Bagaimana dengan kami yang juga makan dan tidur disini? Apa dimatamu kami terlihat seperti anjing dan babi? Bukan cuma kau yang menyimpan dendam. Semua wanita yang ada disini menyimpan api membara dalam hati kami. Tapi supaya api itu tidak menelan kami, setiap hari kami berusaha menenangkan diri kami agar kami bisa melanjutkan hidup. Apa kau tahu itu?"


"Dia benar" ujar Bok Nyeo "Kau mau mengungkapkan kejujuran ataupun balas dendam. Kau harus tetap hidup untuk bisa melakukannya. Supaya kau bisa hidup, kau harus makan. Bahkan sekalipun kau mati disini, tidak akan ada yang akan bersedih untukmu ataupun mengkasihanimu. Kalau kau mati disini, kau akan berakhir sebagai anjing atau babi. Kau mengerti?"

Bok Nyeo lalu memberikan mangkok nasinya pada Soo In lagi. Soo In pun akhirnya mau makan walaupun air matanya terus berlinang.


Setelah keadaan sudah kembali tenang, ketiga tahanan tertidur lagi sementara Soo In merenung menatap langit melalui terali penjara, ia kemudian menatap ketiga teman satu selnya yang tengah tidur nyenyak.


Di rumah tuan Park, Woo Seok masih penasaran siapa orang yang terus menerus mengiriminya surat kaleng itu. Saat Woo Seok mandi, di punggungnya terlihat sebuah bekas luka.


Keesokan harinya, tuan Park menuntut janji Woo Seok yang pernah berjanji akan membantunya untuk berbaikan dengan wanita yang telah membuatnya patah hati dengan cara menyuruh Woo Seok mengajar membuat roti di penjara wanita. Woo Seok langsung kaget, apakah wanita yang menulis surat itu tuan Park berada di penjara? Tuan Park langsung mengangguk mengiyakannya, tapi dia menolak menjawab saat Woo Seok bertanya apakah wanita itu penjaga penjara.

"Hari ini kau libur kan? kursusnya mulai hari ini" ujar tuan Park

"Bagaimana bisa ayah memutuskannya tanpa bertanya padaku dulu?" protes Woo Seok


Tapi tuan Park tidak mau tahu dan langsung pergi menghindar sebelum Woo Seok bisa protes lagi. Karena Byeol pernah bilang kalau dia pernah diajak tuan Park ke penjara, Woo Seok pun langsung menanyai Byeol. 

"Kakek bilang aku tidak boleh memberitahu ayah kalau kami bertemu dengan girlfriend-nya kakek. Rahasia" ujar Byeol

"Diantara anak dan orang tua tidak seharusnya ada rahasia. Katakan pada ayah siapa girlfriend-nya kakek?"

"Anak umur 6 tahun bisa jaga rahasia. Maaf" ujar Byeol sok dewasa


Soo In tengah merenung sendirian saat tahanan 911 dan rombongannya tiba-tiba muncul dan menuntut Soo In untuk meminta maaf padanya karena gara-gara Soo In pingsan dan dibawa ke ruang kesehatan, tahanan 911 jadi tidak mendapatkan perawatan medisnya.

Saat Soo In cuma diam, tahanan 911 langsung memukulinya dan menendanginya. Soo In berusaha membela diri karena dia merasa tidak punya salah apapun pada tahanan 911. Saat Soo In mengancam akan melaporkan mereka ke penjaga penjara, tahanan 911 dan anak buahnya langsung memukuli dan menendangi Soo In lagi.


Kebetulan saat itu, Bok Nyeo dan Poong Geum lewat dan melihat tahanan 911 dan rombongannya sedang berusaha menyeret Soo In. Mereka berdua pun langsung menyelamatkan Soo In dan pertengkaran kembali terjadi.


Beberapa saat kemudian, semua tahanan dengan wajah babak belur dibawa ke kantor kepala penjara. Saat kepala penjara mengomeli Bok Nyeo dan tahanan 911, tahanan 911 malah langsung berbohong mengalihkan kesalahan pada Bok Nyeo dan teman-teman selnya Bok Nyeo.

"Maafkan saya, ini kesalahan saya" Bok Nyeo meminta maaf

Saat kepala penjara mengancam akan mengurung mereka ke penjara khusus, hampir semua tahanan langsung protes dan berusaha meminta kepala penjara untuk memaafkan mereka. Hanya Soo In yang cuma diam tidak mengerti dan memandang tahanan yang lain dengan bingung.

Demi menghindari ancaman hukuman itu, tahanan 911 tiba-tiba mengaku kalau dialah yang bersalah lalu mengulurkan tangannya pada Bok Nyeo dan mengajak Bok Nyeo untuk berteman dengannya. Bok Nyeo pun langsung membalas jabatan tangan tahanan 911.

Kepala penjara akhirnya membatalkan hukumannya tapi sebagai gantinya dia menyuruh semua tahanan yang terlibat pertengkaran itu untuk mengikuti kursus membuat kue.


Woo Seok tiba di penjara. Dia disambut dengan ramah oleh kepala penjara dan meminta Woo Seok untuk bekerja dengan nyaman disini karena tujuan utama dari kursus ini adalah untuk rehabilitasi para tahanan.


Setelah mengganti baju dan memakai celemek, semua tahanan langsung duduk dan menunggu guru kursus mereka datang. Tapi saat yang lain diam, tahanan 911 masih belum puas juga memprotes Bok Nyeo.

"Orang bilang kau akan bertemu dengan musuh terburukmu di tempat dan waktu yang sangat buruk. Tidak seharusnya aku bertemu denganmu disini"

"Karena itulah kau tidak bisa hidup tenang dengan dosa-dosamu, pencuri" balas Bok Nyeo

"Apa kau masih menuduhku pencuri?" protes tahanan 911

"Kalau kau bukan pencuri, haruskah aku menyebutmu sebagai pelayan?"

Tahanan yang lain langsung kaget, apa maksud Bok Nyeo kalau tahanan 911 itu pelayan? Bok Nyeo memberitahu smeua orang bahwa tahanan 911 dulu bekerja sebagai pelayan di rumahnya, bahkan dulu seragam sekolahnya Bok Nyeo dicuci oleh tahanan 911.

"Benarkah?" tanya Poong Geum

"Kalau kalian tidak percaya tanya saja sendiri padanya" jawab Bok Nyeo

Mereka langsung menatap tahanan 911 yang langsung terdiam cemas. Reaksi tahanan 911 itu langsung membuat Poong Geum yakin kalau kata-kata Bok Nyeo memang benar.


Kesal karena image-nya rusak, tahanan 911 langsung mengambil sebaskom tepung untuk dia lemparkan ke Bok Nyeo. Tapi Soo In cepat-cepat menghalanginya, dia berusaha merebut baskom tepung itu dari tangan tahanan 911. 


Saat Soo In berhasil merebut tepung itu, tak sengaja tepung itu malah mengenai Woo Seok yang baru saja masuk. Woo Seok tentu saja langsung kaget tapi dia jauh lebih kaget melihat orang yang menyiraminya tepung adalah Soo In.

 
Bersambung ke episode 6

Post a Comment

0 Comments