Sung Ah sedang menyeberang jalan dengan terburu-buru sembari menelepon Frost dan memberitahu kalau dia sudah sampai sekarang. Frost mengingatkan Sung Ah supaya tidak lupa membawa materinya dengan baik supaya Sung Ah tidak perlu bolak-balik seperti kemarin. "Aku sudah memastikan dulu sebelum aku membawanya kali ini. Prof, terlalu curiga itu juga sebuah penyakit..."
"ARRRGH!"
Percakapan mereka tiba-tiba terpotong saat Sung Ah tiba-tiba mendengar suara teriakan seorang wanita didekat jalan yang dilewatinya. Frost yang juga mendengar suara teriakan wanita itu, langsung cemas dan bertanya tentang suara teriakan itu pada Sung Ah. Tapi Sung Ah tidak menjawab karena dia berlari mencari asal suara teriakan wanita itu.
Cemas, Frost pun langsung beranjak pergi menyusul Sung Ah, tapi Sang Won tiba-tiba datang untuk membicarakan masalah eksperimen penanaman ingatan palsu. Sang Won bertanya apakah Frost punya bukti-bukti lain tentang kasus ini? Sampai saat ini Frost memang masih belum memiliki bukti-buktinya, tapi yang tidak dia mengerti kenapa Sang Won tiba-tiba menanyakan masalah ini?
"Grup konseling dibubarkan gara-gara kasus ini dan aku cemas karena targetnya eksperimen itu adalah orang-orang disekitarmu" jawab Sang Won
Sung Ah akhirnya menemukan sumber suara teriakan wanita itu. Dia melihat seorang siswi SMA yang bernama Park Han Sul, yang sedang disudutkan ke tembok oleh seorang pria yang terlihat jauh lebih tua darinya bernama Kim Jung Hoon.
"Jangan keras kepala" seru Jung Ho pada Han Sul
Sung Ah melihat Jung Ho mencengkeram bahu Han Sul dengan erat, lutut Han Sul terluka dan peampilannya terlihat berantakan. Dari semua itu, Sung Ah langsung menduga kalau Jung Hoon pasti sedang melecehkan Han Sul.
Sung Ah langsung menghampiri mereka dan marah-marah pada Jung Hoon. Tapi Jung Hoon malah balik marah pada Sung Ah dan menyuruh Sung Ah untuk tidak ikut campur urusan orang lain. Tapi Sung Ah tidak gentar pada kemarahan Jung Hoon.
Saat Han Sul hendak pergi, Jung Hoon langsung menarik tangan Han Sul dengan kasar. Sung Ah dengan kesalnya langsung melepaskan cengkeraman Han Sul.
"Ahjussi ini menyentuhku, aku ingin pulang" kata Han Sul dengan mata berkaca-kaca
Jung Hoon langsung marah mendengarnya "Apa? Hei, kapan aku... Kau ini benar-benar..."
Melihat ketakutan Han Sul, Sung Ah langsung menatap Jung Hoon dengan pandangan menuduh.
Beberapa saat kemudian, detektif Nam dan anak buahnya tiba untuk menangkap Jung Hoon yang bersikeras kalau dia tidak bersalah. Sung Ah memberitahu detektif Nam tentang kejadian yang dia lihat tadi, Jung Hoon menyudutkan Han Sul ke tembok dan mencengkeramnya erat-erat.
Setelah melihat lutut Han Sul yang terluka dan penampilannya yang berantakan, detektif Nam langsung bertanya pada Han Sul apakah yang dikatakan Sung Ah itu memang benar? Han Sul langsung mengangguk.
"Nanti kalau polisi datang, pergilah ke rumah sakit dengannya untuk mengobati lukamu dan ceritakan semuanya" perintah detektif Nam
"Aku akan menemaninya" ujar Sung Ah. Dia ingin menemani Han Sul untuk mendukung Han Sul secara psikologi karena kejadian barusan pasti membuatnya shock berat. Tepat saat itu Frost datang dan langsung ikut bersama detektif Nam ke kantor polisi untuk melihat interogasinya Jung Hoon.
Detektif Nam menuduh Jung Hoon melakukan pelecehan seksual pada Han Sul, tapi Jung Hoon bersikeras menolak tuduhan itu. Dengan tegas dia memberitahu detektif Nam kalau dia tidak pernah melakukan pelecehan seksual dan dia juga bukan orang yang akan melakukan hal-hal semacam itu.
Detektif Nam tentu saja tidak percaya, berdasarkan pengalamannya sebagai polisi selama 20 tahun, detektif Nam tahu betul kalau pelaku pelecehan seksual biasanya memang tidak pernah mengaku.
"Aku benar-benar tidak melakukannya!" seru Jung Hoon membela diri
Karena Jung Hoon terus menerus bersikeras, detektif Nam akhirnya menyuruh Jung Hoon untuk menceritakan kronologis kejadian tadi.
Jung Hoon pun bercerita bahwa tadi saat dia baru saja keluar dari kantor, siswi itu sudah menunggunya di luar. Siswi itu berada dalam satu gedung yang sama dengannya karena di gedung kantornya itu juga ada sebuah tempat les dan siswi itu les disana. Dan karenanya mereka pernah beberapa kali berpapasan.
(Flashback) Saat Jung Hoon keluar gedung, Han Sul langsung menghampirinya dan bertanya apakah Jung Hoon mau pulang. Jung Hoon yang tidak suka dengan Han Sul, menjawab kalau dia tidak mau pulang tapi mau pergi ke tempat lain karena dia ada janji penting.
"Janji penting apa itu?" tanya detektif Nam
Jung Hoon tampak canggung saat dia menjawab "Itu hanya alasan saja, karena dia terus menerus mengganggu. Tapi dia terus menerus mengikutiku"
Flashback, Han Sul terus mengikuti Jung Hoon sampai membuat Jung Hoon kesal padanya. Kenapa Han Sul tidak pulang? Apa orang tuanya tidak akan cemas? tanya Jung Hoon dengan kesal. Tapi Han Sul dengan ceria malah meminta Jung Hoon mengantarkannya pulang, bahkan dia sampai nekat menggenggam tangan Jung Hoon dan memaksaJung Hoon jalan bersamanya seolah mereka sepasang kekasih.
Kesal dengan sikap Han Sul, Jung Hoon langsung melepas genggaman tangan Han Sul dengan kasar "Apa yang kau lakukan?"
"Karena aku menyukaimu, ahjussi" kata Han Sul
"Apa? Aku sudah kekasih dan aku akan menikah bulan depan! Lagipula kau itu masih pelajar! Tidak seharusnya kau melakukan ini!"
Saat Jung Hoon berpaling pergi, Han Sul malah langsung pura-pura terjatuh sampai membuat lututnya terluka dan berteriak kesakitan. Saat cara itu tetap tidak berhasil, Han Sul langsung melakukan tindakan lebih ekstrim, mengacak-acak rambut dan bajunya dan mengancam kalau dia akan menuduh Jung Hoon memperkosanya.
Saat itulah Jung Hoon langsung menyudutkannya ke tembok dan berteriak marah. Tapi karena tidak ingin ada orang lain yang melihat dan salah paham padanya, Jung Hoon pun akhirnya bersedia menuruti kemauan Han Sul yang tadi memintanya untuk mengantarnya pulang.
Tapi Han Sul malah menolak Jung Hoon. Dia hendak pergi tapi Jung Hoon langsung mencengkeram bahunya dengan erat dan meneriakinya. Dan saat inilah Sung Ah datang dan mengira kalau Jung Hoon melecehkan Han Sul.
Kembali ke masa kini, Jung Ho mengklaim kalau dia adalah korban tapi detektif Nam sama sekali tidak mempercayai cerita Jung Hoon karena dia sudah sering mendengar pelaku yang memutar-balikkan fakta dan menuduh si wanita sebagai pelakunya.
"Saya mengatakan yang sebenarnya. Saya akan menikah bulan depan. Tanyakan saja pada tunangan saya. Untuk apa saya melecehkan anak kecil?"
"Jika kau berbohong satu kata saja, maka hidupmu berakhir disini. Mengerti?!" teriak detektif Nam.
Di rumah sakit, lutut Han Sul sedang diobati saat seorang polisi wanita menginterogasinya dan memintanya untuk menceritakan kronologis kejadian tadi. Han Sul pun menceritakan semuanya, tapi cerita dari sudut pandang Han Sul sangat berbeda dari ceritanya Jung Ho. Han Sul berkata bahwa dia sebenarnya tidak terlalu mengenal Jung Hoon, dia hanya pernah beberapa kali melihat Jung Hoon didepan tempat lesnya.
Flashback, Waktu itu, dia sedang berjalan pulang seorang diri saat Jung Hoon tiba-tiba mengejar Han Sul dengan mobilnya dan menawari Han Sul tumpangan pulang. Saat Han Sul menolak tawarannya, Jung Hoon langsung keluar dari mobilnya. Dan setelah memastikan di jalanan tidak ada orang, Jung Hoon langsung mengejarnya dan mencoba memaksannya masuk mobil.
Karena ketakutan, Han Sul pun langsung berusaha mengusir Jung Hoon tapi dia malah terjatuh dan membuat lututnya terluka. Jung Hoon langsung memanfaatkan keadaan, pura-pura ingin mengobati lukanya di suatu tempat lalu setelah itu dia berjanji akan mengantar Han Sul pulang.
Han Sul langsung mendorongnya dan melarikan diri, tapi Jung Hoon mengejarnya dan menyudutkannya ke tembok. Han Sul berteriak saat Jung Hoon mencoba menciumnya dengan paksa, saat itulah Sung Ah datang menyelamatkannya.
Kembali ke masa kini, Polisi bertanya apakah Han Sul punya bukti yang bisa membuktikan ceritanya? Han Sul langsung membuka bajunya dan menunjukkan sebuah bekas lebam merah di bagian dadanya. Polisi pun langsung memotretnya untuk dia jadikan bukti.
"Dimana orang tuamu? Aku akan menghubungi mereka" tanya Sung Ah
"Ayahku sudah meninggal waktu aku kecil dan ibuku pergi ke luar negeri seminggu lalu" jawab Han Sul
"Tapi aku tetap harus mengeceknya, tolong beritahu nomor telepon orang tuamu" kata polisi
Setelah Han Sul memberikan nomor telepon ibunya, polisi mencoba menelepon tapi tidak diangkat. Polisi bertanya apakah Han Sul tidak punya anggota keluarga lain? Han Sul berkata kalau diapunya nenek yang tinggal di gedung apartemen yang sama dengannya, jadi dia bisa pulang ke rumah neneknya. Polisi dan Sung Ah akhirnya memutuskan untuk mengantarkan Han Sul pulang.
Sesampainya di depan gedung apartemen, polisi dan Sung Ah ingin mengantarkan Han Sul sampai ke apartemen neneknya dan menjelaskan kejadian tadi. Tapi Han Sul langsung menolak tawaran mereka dengan alasan kalau neneknya sudah tidur lalu berjalan masuk kedalam gedung apartemennya.
Sung Ah prihatin dengan keadaan Han Sul setelah mengalami kejadian tadi, Sung Ah yakin kalau Han Sul pasti mengalami kesulitan walaupun dia tetap bersikap tenang.
Setelah polisi dan Sung Ah pergi, Han Sul ternyata tidak benar-benar masuk kedalam gedung apartemen itu tapi bersembunyi dibalik sebuah tiang. Dia lalu keluar dari tempat persembunyiannya dan berjalan ke gedung apartemen sebelah.
Tepat saat itu sebuah mobil mewah berhenti didepan gedung dan supirnya langsung membukakan pintu untuk seorang wanita setengah baya yang berpakaian mewah. Wanita itu seorang artis bernama Jo Myung Sook.
Saat dia berjalan masuk apartemennya, dia terkejut melihat putrinya Han Sul sedang berdiri menyambut kedatangannya. Myung Sook melihat penampilan Han Sul yang berantakan dan juga lututnya yang terluka. Tapi bukannya cemas, Myung Sook malah mengeluhkan penampilan Han Sul yang berantakan itu lalu berjalan masuk apartemen dengan cuek.
Di kantor polisi, detektif Cha melapor pada detektif Nam bahwa semua yang dikatakan Jung Hoon memang benar, dia pegawai di gedung kantor itu dan akan menikah bulan depan. Tunangan Jung Hoon sangat sedih saat dia mendengar masalah ini, karena menurutnya Jung Hoon bukanlah seseorang yang akan melakukan hal semacam itu, tunangannya Jung Hoon malah curiga kalau siswi itulah yang menggoda Jung Hoon. Detektif Nam tidak percaya mendengar kepercayaan tunangannya Jung Hoon yang terlalu besar itu.
Frost yang mengawasi proses interogasi Jung Hoon, menduga ada sesuatu yang lain dari kasus ini. Saat Jung Hoon mengatakan pelecehan seksual, dia tampak sakit hati karena dituduh secara tidak adil.
"Mungkin saja dia adalah pria yang sangat tidak tahu malu" kata detektif Nam
Frost tidak sependapat, karena dia merasa dibalik kata-kata Kim Jung Hoon tadi ada kebenaran sekaligus kebohongan yang tercampur, Jung Hoon juga terlihat gugup saat bicara tadi. Detektif Nam yang sangat yakin kalau Jung Hoon adalah seorang bajing**, berpendapat bahwa dugaan Frost itu hanya karena penipu biasanya memang suka mencampur kebenaran dan kebohongan.
"Bukankah investigasi polisi harus mengikuti petunjuk?" tanya Frost "Apa yang kulihat adalah sebuah petunjuk"
"Kalau menurutmu begitu, baiklah" detektif Nam lalu memerintahkan detektif Cha untuk melakukan pemeriksaan silang besok.
Keesokan harinya di kantor konseling, Frost memberitahukan tentang pemeriksaan silang yang akan dilakukan pada Jung Hoon dan Han Sul untuk mengetahui siapa yang berbohong. Sung Ah kurang setuju dengan pemeriksaan silang ini karena dia cemas pada Han Sul, kalau Han Sul harus mengikuti pemeriksaan silang maka dia pasti akan bertemu lagi dengan Jung Hoon.
"Aku tidak menyukai pemeriksaan silang tapi di wajah Kim Jung Hoon tampak sesuatu yang berbeda. Apa ada sesuatu yang aneh dari siswi itu kemarin?"
"Dia agak sedikit tergagap tapi mungkin karena dia shock. Bukankah lebih aneh kalau dia bersikap biasa?"
Tepat saat itu klien konseling pertama Sung Ah datang. Kliennya Sung Ah ternyata Kim Wook yang menderita phobia sosial. Frost pun langsung beranjak pergi.
Dalam sesi konseling kali ini, Sung Ah mencoba mengkonseling Kim Wook dengan cara Exposure Therapy (metode yang dilakukan secara berulang untuk menghilangkan kegugupan).
"Salah satu cara terbaik untuk mengatasi kegugupan adalah menghadapi situasi itu secara langsung" Sung Ah menjelaskan
"Menghadapinya langsung?" tanya Kim Wook cemas
"Iya, kau kan ingin menyatakan cintamu pada Dal Hye dan kau juga ingin tampil dihadapan orang-orang dengan baik"
"Iya benar"
"Kalau begitu percaya saja padaku"
Sung Ah lalu memberikan beberapa lembar kuesioner. Sung Ah menugaskan Kim Wook untuk membawa kuesioner itu ke berbagai tempat dan meminta orang-orang untuk mengisi kuesioner itu. Kim Wook takut kalau orang-orang tidak akan menyukainya, tapi menurut Sung Ah memang itulah inti dari terapi ini. Kalau Kim Wook sering mendapat penolakan maka lama-lama dia akan terbiasa dan jadi lebih tenang.
Sementara itu, Song Sun jalan-jalan keliling kampus bersama sunbae yang memberitahunya tentang proyek yang sedang dia jalankan. Sunbae ingin mengobati kondisi mental anak-anak yang tidak bisa menyesuaikan diri di sekolah. Ini adalah proyek yang ingin dia lakukan sejak dia lulus kuliah tapi waktu itu kemampuannya masih kurang.
"Apa alasanmu kembali ke Korea karena sekolah ini juga?" tanya Song Sun
"Iya. Karena itulah... aku membutuhkanmu"
"Apa?"
"Diantara semua psikolog yang kukenal, kaulah satu-satunya yang bisa berhubungan baik dengan klien. Anak-anak ini, mereka membutuhkan guru sepertimu. Waktu kita masih kuliah bukankah kau pernah bertanya padaku 'Kenapa kau mempelajari psikologi?'"
Di kantor konseling, Sung Ah memperlihatkan laporan konselingnya pada Frost lalu menanyakan pertanyaan yang sama dengan yang Song Sun tanyakan pada sunbae "Prof, kenapa kau menjadi psikolog?"
"Kau terlalu penasaran pada banyak hal"
"Anda juga punya banyak rahasia"
"Rahasia? Aku tidak punya rahasia"
Sung Ah tentu saja tidak percaya, buktinya Frost merahasiakan namanya, keluarganya bahkan kehidupan cinta frost pun rahasia "Kurasa anda sedikit berbeda dari orang-orang biasa"
Perkataan Sung Ah itu mengingatkan Frost tentang masa kecilnya dulu. Dulu Sang Won juga pernah berkata pada Frost bahwa Frost sedikit berbeda dari orang lain.
"Orang biasa hidup dengan merasakan emosi yang sedikit lebih kuat daripada apa yang kau rasakan"
"Jadi, aku ini orang seperti apa?" tany Frost
"Ada 2 cara manusia bisa mengetahui sesuatu. Intuisi empati dan analisa logis"
Karena emosinya hilang, Frost jadi tidak bisa melakukan cara yang pertama. Tapi karena punya otak yang jenius, Frost cukup baik dalam cara yang kedua. Sang Won lalu menyarankan Frost untuk mempelajari psikologi supaya Frost bisa memahami dirinya sendiri.
Frost bertanya balik pada Sung Ah, kenapa Sung Ah mempelajari psikologi? Sung Ah berkata bahwa dia mempelajari psikologi karena dia ingin membantu orang lain, dengan mempelajari psikologi dia bisa mengubah orang lain.
"Itu tidak benar" ujar Frost. Psikoterapi dan konseling memang bisa membantu memecahkan masalah tapi hal itu tidak akan bisa merubah jati diri manusia.
Sunbae pun punya alasan yang sama dengan Sung Ah, bahwa dia mempelajari psikologi untuk mengetahui pikiran orang lain supaya dia bisa membantu mengubah masa depan mereka. Dan itulah yang saat dia lakukan dalam proyek terbarunya ini dan dia membutuhkan bantuan Song Sun dalam proyek ini.
Walaupun Song Sun tertarik dengan proyek sunbae ini tapi dia ragu karena dia tidak yakin dengan kemampuannya. Tapi sunbae yakin kalau Song Sun pasti bisa karena Song Sun memiliki kemampuan yang tidak dia dan Frost miliki.
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam