Sinopsis Legend of Witch episode 5 - part 1

Sinopsis Episode 4:


 
*****


Soo In menangis saat hakim menyatakan bahwa Soo In bersalah dan dihukum selama 2 tahun di penjara. Saat dia hendak dibawa ke penjara, Soo In langsung berteriak bahwa ini semua adalah kebohongan. Dia menatap keluarga Ma dan berkata bahwa sejak awal keluarga Ma telah bersekongkol untuk menjebaknya.

"Aku tidak akan memaafkan kalian. Aku akan membalas apa yang telah kalian lakukan padaku. Aku bersumpah!" Soo In berteriak penuh tekad untuk membalas dendam.

Setelah beberapa waktu berlalu, Mi Oh akhirnya melahirkan putranya. Namun dengan keadaannya yang sekarang, Mi Oh sama sekali tidak bisa berbahagia atas kelahiran putranya.


Di penjara, poong Geum dikunjungi oleh unni pemilik karaokean tempat Poong Geum dulu bekerja. Dia memberitahu Poong Geum bahwa si direktur itu (Wol Han) datang ke karaokean untuk mencari Poong Geum tapi sesuai dengan permintaan Poong Geum, unni itu berbohong memberitahu Wol Han bahwa Poong Geum pergi ke Amerika untuk urusan penting. 

Poong Geum yang masih mengira kalau Wol Han adalah direktur, langsung mendesah cemas apakah nanti direkturnya itu masih akan single sampai saat dia keluar dari penjara.


Kita dibawa kembali ke adegan di episode 1 saat Soo In pertama kali dibawa ke penjara. Tangannya diikat bukan dengan borgol tapi dengan tali tampar, satu per satu dia bersama narapidana yang lain masuk kedalam bis yang akan membawanya ke penjara.

"Walaupun kami semua dihukum dengan hukuman yang berbeda. Tapi kami sama-sama hanyut ke ujung dunia. Seperti itulah, kami semua bertemu di tempat yang berada di ujung dunia" narasi Soo In


Sesampainya di penjara, Soo In langsung dimarahi oleh Poong Geum karena tidak mengerti aturan penjara dan memaksa Soo In untuk mempekenalkan dirinya dengan cara benar.

Mereka ber-4 lalu saling berkenalan memberitahukan nama dan hukuman mereka masing-masing. Saat Mi Oh memperkenalkan dirinya, Soo In mengenalinya sebagai wanita yang dulu pernah datang ke pemakaman Do Hyun untuk mencari Do Jin dan memberitahu semua orang bahwa dia mengandung anaknya Do Jin.



Tapi bahkan setelah Soo In memperkenalkan dirinya dan hukumannya dengan benar, Poong Geum masih belum puas juga menyiksa Soo In. Dia santainya dia menjegal kaki Soo In sampai Soo In terjatuh tapi anehnya Soo In malah langsung pingsan.

Awalnya Poong Geum tidak percaya kalau Soo In pingsan cuma gara-gara terjatuh. Tapi setelah beberapa saat Soo In tetap tidak sadar juga, mereka akhirnya yakin kalau Soo In memang pingsan betulan dan Mi Oh pun langsung memanggil penjaga penjara, opsir Kim.


Opsir Kim membawa Soo In ke ruang kesehatan. Sesampainya disana, mereka melihat satu-satunya ranjang sedang ditempati oleh tahanan 911 yang bersikeras mengaku sakit osteoporosis, sakit bahu dan wasir padahal suster menyatakan kalau dia sehat. Bahkan setelah melihat Soo In yang pingsan, tahanan 911 tetap ngotot tidak mau beranjak dari ranjang itu.  


"911!" bentak opsir Kim

Bentakan opsir Kim itulah yang akhirnya membuat tahanan 911 mau beranjak dari ranjangnya dan terlihat jelas kalau dia memang baik-baik saja.

"Astaga kau menuntut perawatan medis seperti minta permen. Apa kau ingin hidup sampai tua renta?" sindir Bok Nyeo

"Berapa lama aku ingin hidup itu bukan urusanmu"

Mendengar debatan mereka, opsir Kim langsung berteriak menyuruh mereka diam dan seketika itu pula mereka langsung menurut.


Suster yang memeriksa Soo In memberitahu kalau tekanan darha Soo In sangat rendah. Beberapa detik kemudian, Soo In akhirnya sadar. Soo In bertanya dimana dia berada saat ini. Saat penjaga penjara memberitahunya bahwa dia sedang berada di lembaga pemasyarakatan wanita, Soo In langsung menangis dan meminta mereka untuk membiarkannya mati saja.


Sementara itu, Tae San mengunjungi kamar Do Hyun. Ia bersedih melihat foto-foto Do Hyun, foto saat Do Hyun masih TK, foto saat Do Hyun liburan dan juga foto saat Do Hyun lulus kuliah.

Aeng Ran masuk kedalam kamar itu dan mendapati Tae San sedang memandangi foto-foto Do Hyun, dia mengerti bahwa Tae San pasti merasa sangat kehilangan karena selama ini Tae San selalu mengandalkan Do Hyun. Untuk menghiburnya, Aeng Ran langsung menggenggam tangan Tae San dan mengajak Tae San untuk makan. Tae San mengiyakannya tapi dia ingin mereka menunggu tamunya datang dulu.


Tamu yang dimaksud Tae San ternyata adalah Woo Seok yang datang bersama Joo Hee. Tae San menyambut kedatangan Woo Seok dengan senang tapi Aeng Ran terlihat tidak senang. Tapi walaupun begitu, Aeng Ran berhasil menutupi ketidaksenangannya dan menyambut Woo Seok dengan ramah.


Woo Seok makan bersama seluruh anggota keluarga Ma dan duduk disamping Joo Hee. Selama makan Joo Ran, Won Jae dan Do Jin terus menerus memandangnya dengan penasaran sampai membuat Woo Seok berhenti makan karena tidak nyaman dengan tatapan mereka. 

Joo Hee memprotes saudara-saudaranya karena bersikap seperti itu pada Woo Seok, tapi Woo Seok berkata bahwa mereka hanya terkejut saja karena ini pertama kalinya Joo Hee mengundang seorang pria ke rumah.

"Saat aku melihatnya di pemakaman setahun yang lalu, aku mengira ada sesuatu diantara kalian berdua. Sepertinya dugaanku benar" ujar Do Jin

Woo Seok langsung terbatuk-batuk tidak nyaman mendengar dugaan Do Jin itu. Joo Hee juga jadi merasa tidak enak pada Woo Seok, karena Woo Seok datang bukan atas undangannya tapi atas undangan Tae San. Tae San langsung membenarkannya dan menyuruh semua orang untuk tidak mengira yang tidak-tidak karena dia mengundang Woo Seok cuma untuk bicara sambil bermain catur Korea.


Dan Shim tiba-tiba keluar dari kamarnya untuk mencari Soo In karena dia lapar. Melihat ibunya berkeliaran dalam keadaan seperti ini, Joo Ran langsung mengomeli seorang pelayan. Tapi pelayan itu berkata bahwa Dan Shim bersikeras tidak mau makan sampai Soo In datang. 

"Soo In dimana? Bawa dia kemari sekarang juga!" rengek Dan Shim

"Dia di penjara. Dia tidak bisa datang. Dia melakukan sesuatu yang jahat jadi dia pergi ke penjara dengan diborgol. Dia tidak bisa datang" ujar Joo Ran blak-blakan padahal mereka sedang ada tamu.

Dan Shim yang tidak mengerti pembicaraan Joo Ran, langsung mengomelinya dan mengatainya bodoh. Aeng Ran dan Joo Hee berusaha menenangkan Dan Shim dengan mengajaknya makan bersama mereka. 


Saat Dan Shim melihat Woo Seok, Dan Shim langsung tercengang menatapnya. Dan Shim membelai wajah Woo Seok karena dia merasa familier dengan Woo Seok. Dan Shim tidak bisa mengingatnya tapi Woo Seok tampak mirip dengan seseorang yang pernah dikenalnya.


Tahanan 911 sedang membagi-bagikan jatah makan untuk para tahanan lainnya. Poong Geum berusaha merayu tahanan 911 dengan aegyo supaya dia memberi mereka jatah nasi yang lebih banyak tapi tahanan 911 sama sekali tidak terpengaruh dengan rayuan centilnya Poong Geum. 

Saat dia membagikan jatah makan di ruang tahanan lain, seorang tahanan menyogoknya dengan ayam panggang. Baru saat itulah tahanan 911 mau memberikan jatah nasi yang jauh lebih banyak daripada jatah nasi yang dia berikan pada Poong Geum.


Dan Shim dan Poong Geum mulai membagikan makanan sementara Mi Oh sibuk menyusui anaknya dan Soo In berbaring membelakangi mereka dengan sedih. Poong Geum jadi emosi dengan keadaan ini, seharusnya yang menyiapkan makanan adalah mereka yang muda-muda tapi ini malah yang tua yang membagikan makanan.

"Biarkan saja dia, dia sedang sakit" Dan Shim membela Soo In

Dan Shim memberitahu Soo In bahwa dia akan menaruh jatah makan Soo In di rak jadi Soo In bisa memakannya nanti jika Soo In lapar tapi Soo In tidak menanggapinya.


Di rumah keluarga Ma, Tae San bermain catur Korea bersama Woo Seok. Tae San heran kenapa Woo Seok menjadi koki pastry padahal dengan kemampuannya Woo Seok bisa sukses bekerja di Wall Street. Tae San lalu menawari Woo Seok untuk bekerja di manajemen perusahaan menemani Joo Hee.


Joo Ran diam-diam menguping pembicaraan mereka, Joo Ran merasa curiga pasti ada suatu alasan kenapa Tae San mengundang Woo Seok datang ke rumah, mungkin ayahnya sedang merencanaka sesuatu.

"Bicaralah lebih sopan, bagaimana bisa kau berkata ayahmu merencanakan sesuatu?" omel Aeng Ran

Joo Ran langsung tidak terima Aeng Ran mengomelinya. Dengan posisinya yang cuma seorang wanita simpanan, Aeng Ran sama sekali tidak pantas untuk mengkritik siapapun, jadi sebaiknya mereka tidak usah saling ikut campur urusan masing-masing.


Aeng Ran sangat tersinggung dengan sindiran Joo Ran, tapi dia berusaha menahan emosinya saat dia mengantarkan kue untuk Tae San dan Woo Seok. Tapi Aeng Ran tiba-tiba terdiam cemas saat dia mendengar Tae San menawari Woo Seok bekerja di perusahaan.


Joo Ran masuk kamar dan melihat suaminya sedang membelai kucing kesayangannya sambil mendengarkan lagu. Melihat suaminya seperti itu membuat Joo Ran yang sudah jengkel gara-gara Aeng Ran, jadi semakin jengkel. Joo Ran mengomeli Won Jae karena saat seperti ini bukan saat yang tepat untuk mendengarkan lagu, seharusnya saat ini Won Jae menemani Tae San dan membantunya bermain catur Korea.

"Aku tidak bisa main catur Korea" ujar Woo Seok

"Lalu apa yang bisa kau lakukan?" sindir Joo Ran. 


Joo Ran marah karena Won Jae tidak mampu memperoleh kepercayaan ayahnya dan terlebih lagi dia juga tidak melakukan kewajibannya sebagai suami. Won Jae tentu saja langsung tersingung, memangnya tugas sebagai suami apa yang telah dia abaikan?

"Apa kau sudah melakukan pemeriksaan prostat?" tanya Joo Ran

Won Jae langsung terdiam panik mendengar pertanyaan Joo Ran itu. Joo Ran marah-marah karena dia sudah sering membuat janji supaya Won Jae periksa tapi Won Jae tidak pernah sekalipun datang ke semua pemeriksaan itu. Won Jae langsung pergi sambil ngambek.


Do Jin memutar ulang video saat dia dan Mi Oh merayakan hari jadian mereka yang ke-100 di sebuah kamar hotel. Saat itu Do Jin memberikan sebuah cincin berlian untuk Mi Oh sampai membuat Mi Oh menangis haru, waktu itu Do Jin berjanji bahwa dia hanya akan mencintai Mi Oh seorang selama 100 tahun kedepan.

Do Jin tersenyum bahagia melihat rekaman video itu, tapi kemudian dia cepat-cepat mematikannya dan mengomeli dirinya sendiri untuk sadar karena mengingat saat-saat bahagianya bersama Mi Oh itu tidak benar.


Di penjara, saat Dan Shim membantu Mi Oh mengganti popok anaknya, Poong Geum langsung mengeluhkan baunya. Saat Dan Shim memandikan anaknya Mi Oh, Poong Geum tiba-tiba teringat saat dia melihat Mi Oh di kantor Shinhwa, Poong Geum ingat waktu itu sempat terjadi keributan karena Mi Oh datang mencari direktur pemasaran Ma Do Jin.

Ingatan itu membuat Poong Geum bertanya-tanya kenapa ayah bayinya Mi Oh tidak pernah sekalipun mengunjungi Mi Oh. Dia berusaha menanyai Mi Oh apa pekerjaan ayah bayinya dan dimana ayah bayinya sekarang, tapi Mi Oh langsung berbohong mengatakan bahwa ayah bayinya sudah meninggal dunia. 

"Tidak mungkin, kau pasti berbohong" Poong Geum tidak percaya

"Aku tidak berbohong. Dia meninggal dalam kecelakaan mobil" Mi Oh berbohong

"Kudengar, ayah bayimu adalah direktur pemasaran perusaan Shinhwa" ujar Poong Geum 

Refleks Mi Oh langsung terkejut apakah Poong Geum memeriksa latar belakangnya. Poong Geum langsung menyangkalnya dan berkata bahwa dia mendengarnya dari gosip yang beredar. 

"Itu rumor palsu. Aku hanya pernah bertemu dengannya sebentar dan dia bukan ayah bayiku" ujar Mi Oh sambil menghindari tatapan Poong Geum. Soo In hanya terdiam mendengarkan kebohongan Mi Oh.

Poong Geum langsung lega mendengarnya, dia sudah yakin kalau Wol Han (yang masih dia kira direktur pemasaran) pasti bukan orang yang akan melakukan hal-hal seperti itu.


Wol Han di rumah kosnya, teringat saat dia karaokean bersama Poong Geum. Ingatan itu membuat Wol Han kesal pada Poong Geum, bagaimana bisa Poong Geum tidak lagi menghubunginya setelah semua yang telah dilewati demi Poong Geum.


Saat mengantar Woo Seok keluar rumah, Joo Hee meminta Woo Seok untuk mempertimbangkan penawaran ayahnya tadi. Tapi Woo Seok langsung meminta maaf karena dia menolak tawaran itu.

Penolakan Woo Seok membuat Joo Hee jadi kesal, dia tahu kalau Woo Seok menjadi koki pastry hanya karena dia ingin mewujudkan cita-cita Jin Hee, istrinya yang sudah meninggal dunia yaitu membuka toko roti di sebelah toko laundry ayahnya dan membagikan roti untuk orang-orang yang tak mampu. 

Menurut Joo Hee, apa yang Woo Seok lakukan untuk mewujudkan impian Jin Hee sudah lebih dari cukup dan Jin Hee yang sekarang di surga pun pasti merasa sangat berterima kasih pada Woo Seok, jadi sebaiknya sekarang Woo Seok kembali ke kehidupannya sendiri. Tapi sekali lagi Woo Seok membuat Joo Hee kecewa karena dia tetap ingin menjadi koki pastry. Pembicaraan mereka diam-diam didengar oleh Aeng Ran.


Saat Woo Seok pulang, dia melihat ayah mertuanya sedang minum soju sendirian. Woo Seok jadi penasaran kenapa tuan Park minum-minum sendirian, apa jangan-jangan tuan Park sedang patah hati. Jangan-jangan dalam surat cinta yang diterima tuan Park, kekasih tuan Park mengetahui kalau tuan Park berselingkuh dengan pemilik restoran ayam jadi tuan Park dicampakkan.

"Berani sekali kau!" protes tuan Park "Ayah mertuamu ini bukan pria yang standarnya rendah"

Reaksi tuan Park langsung membuat Woo Seok tertawa karena dia yakin dugaannya benar, tuan Park memang sedang patah hati. Kali ini tuan Park langsung terbatuk canggung dan tidak menyangkalnya lagi.

"Aku akan membantu ayah untuk berbaikan dengannya" janji Woo Seok "Dimana wanita itu tinggal?"



Saat Soo In tidur, dia bermimpi buruk tentang pengadilannya saat semua orang bersaksi melawannya bahkan sampai berbohong di pengadilan. 

Soo In terbangun dengan berteriak sampai membuat semua yang lainnya ikut terbangun. Poong Geum langsung mengeluh karena Soo In mengganggu tidur mereka dengan mimpi buruknya. Poong Geum berteriak kesal saat Soo In tidak minta maaf malah langsung menghindar ke kamar mandi. Bok Nyeo langsung mengomeli Poong Geum untuk diam karena teriakannya bisa membangunkan tahanan yang lain.


Selama beberapa saat Soo In merenung sedih di kamar mandi. Saat dia keluar, dia melihat Poong Geum dan Mi Oh kembali tidur sementara Bok Nyeo meninabobokan anaknya Mi Oh yang bernama Kang Ddang. 


Setelah mimpi buruk itu, Soo In tidak bisa tidur lagi. Saat semua teman satu selnya sudha tidur, Soo In diam-diam menangis.


Pada saat yang bersamaan, Woo Seok membantu tuan Park ke kamar tidurnya dan menyelimutinya. Melihat tuan Park tidur, membuat Woo Seok langsung merenung.


Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments