Sinopsis Who Rules The World Episode 9

Pada upacara doa untuk Lan Xi, Feng Ju berakting sedih yang kontan membuat rakyat memujinya, mengira dia welas asih terhadap saudaranya sendiri. Malah karena Feng Chang tidak ikut hadir (karena dia masih berusaha keras mencari Lan Xi), mereka langsung menggosipkan hal-hal buruk tentangnya.


Wang Yuan datang saat itu membawakan mayat yang dia klaim sebagai mayatnya Lan Xi. Tapi semenit kemudian, Kepala Militer Ren muncul dan mengabarkan bahwa Lan Xi sudah kembali ke kediamannya dalam keadaan hidup dan selamat.

Semua orang jelas kaget. Raja pun bingung dan langsung memerintahkan Feng Ju untuk menyelidiki mayat itu lalu bergegas pergi ke kediamannya Lan Xi. 
 
 
Terlepas anak mana yang dia paling sayang, tapi jelas Raja Yong cukup adil terhadap anak-anaknya dan lega saat melihat Lan Xi kembali dalam keadaan hidup. Lan Xi langsung melaporkan kecurigaannya terhadap Feng Ju sebagai tersangka yang mencelakainya. 
 
Tapi mendengar Lan Xi ternyata sudah menyelidiki masalah ini selama dia menghilang, alih-alih memberinya kabar dan membuat semua orang cemas, Raja sontak marah padanya. Lan Xi tetap tenang mengakui kesalahannya, namun dia tetap menuntut Raja untuk menghukum Feng Ju. Dia tidak asal fitnah, dia pasti akan mendapatkan bukti-buktinya jika dia terus menyelidikinya. 


Raja jadi galau. Di satu sisi, dia adalah raja yang harus mengutamakan hukum negara. Namun di sisi lain, dia seorang ayah yang tidak tega menghukum putranya sendiri. Dia juga tidak mau melihat anak-anaknya saling mencelakai satu sama lain.


Akhirnya yang dia hukum mati cuma Wang Yuan. Dan penilaian Lan Xi tentang kelicikan Feng Ju memang benar, saat Wang Yuan ditangkap, dia tampak tenang-tenang saja, malah terlihat senang karena bawahannya yang tidak berguna sudah tersingkir.


Sedangkan Lan Xi, karena dia mengalami insiden itu dalam misinya menyelamatkan rakyat yang terkena bencana, Raja pun memberinya penghargaan dengan memberinya gelar Pangeran Yongping dan memberinya beberapa hadiah, termasuk mengepalai dua kota di Yongzhou.


Feng Ju lalu pergi menemui ibunya yang sedang berdoa di kuil di atas gunung. Hmm, ngakunya sih ke kuil untuk mendoakan Raja, padahal sebenarnya dia menemui seseorang bernama Paman Ning yang akan bisa membantu Feng Ju merebut tahta Raja Yongzhou.

Ratu Baili juga sudah mendengar segalanya dan sontak kesal menampar putranya... kesal karena Feng Ju gagal membunuh Lan Xi. Tapi tidak masalah, yang penting Raja melepaskannya dan hanya mengambil nyawa Wang Yuan.

Feng Ju masih punya kesempatan untuk bangkit kembali. Ratu Baili mengingatkan bahwa yang dia inginkan dari Feng Ju bukan hanya mengalahkan Lan Xi, melainkan menduduki tahta ayahandanya suatu hari nanti.

Karena Wang Yuan sudah mati, Ratu Baili pun memberi Feng Ju anak buah baru yang jauh lebih baik daripada Wang Yuan, namanya Li Jia Xian. Yang tidak Ratu Baili ketahui, anaknya itu sebenarnya tidak sepolos dan sebodoh yang dia pikir. 
 

 
Alasan Feng Ju senang karena Wang Yuan akhirnya tersingkir dari sisinya adalah karena Wang Yuan itu aslinya orangnya ibundanya yang dikirim ke sisinya untuk mengawasinya. Justru Li Jia Xin yang sebenarnya orangnya Feng Ju yang sengaja dia kirim diam-diam ke sisi Ratu.
 
Feng Ju senang karena orangnya sendiri, akhirnya bisa kembali padanya. Feng Ju tahu betul bahwa jika dia menduduki tahta, maka dia tidak akan bisa berkuasa penuh, dia hanya akan menjadi boneka ibunya.

Kedua orang tuanya selalu meremehkannya. Bahkan ayahnya selalu berpikir bahwa dia hanya seorang anak tidak berguna yang hanya menuruti perintah ibunya. Tapi tidak masalah, biarlah seluruh dunia menilainya seperti itu.

Dia akan membiarkan Lan Xi semakin menonjol. Dengan begitu, kewaspadaan Raja akan tertuju pada Lan Xi. Dia hanya akan menyaksikan pertarungan Raja dan Lan Xi dari kejauhan.


Pastinya Pelat Xuanji palsu itu adalah ulah Kaisar Negara Dong yang dia lakukan atas saran penasihat misteriusnya. Pastinya untuk membuat keenam prefektur saling bertarung satu sama lain dan melemahkan kekuatan keenam prefektur.

Namun tepat saat itu juga, tiba-tiba Raja dan Putra Mahkota mendapat kabar bahwa Pangeran Huang Chao ingin datang untuk mengembalikan Pelat Xuan Ji. Pastinya Huang Chao melakukan ini atas saran Wu Yuan. Kaisar langsung kesal mendengarnya, tapi tak ada yang bisa dilakukannya selain pura-pura mau menyambut Huang Chao dengan meriah.


Feng Chang akhirnya kembali ke ibu kota setelah mendengar kabar kembalinya Lan Xi. Kebetulan dia bertemu Feng Ju di gerbang kota yang langsung berusaha meracuni pikirannya untuk membenci Lan Xi, mengklaim bahwa Lan Xi sama sekali tidak menganggapnya sebagai saudara mengingat Lan Xi bahkan tidak memberinya kabar dan membiarkannya tersiksa berhari-hari di tepi sungai.

Tapi Feng Chang tidak menggubrisnya dan langsung pergi ke kediaman Lan Xi. Karena hanya Lan Xi satu-satunya pangeran yang memiliki gelar kehormatan, Feng Chang pun langsung menyapanya dengan hormat sekarang.


Feng Chang langsung memprotesnya karena tidak mengirim kabar selama berhari-hari dan membiarkannya tersiksa di tepi sungai. Tapi saat Lan Xi (berakting) lemah dan pusing, Feng Ju seketika luluh dan langsung mencemaskannya.


Setelah Feng Chang pergi, Hei lalu pergi menemui Bai dan mengajaknya jalan-jalan keliling kota bak sepasang kekasih lagi kencan. Hei curhat tentang kakaknya, dia mengaku bahwa sebenarnya dia merasa bersalah pada kakaknya karena dia menutupi sesuatu dari kakaknya.

Bai menasihatinya untuk bicara baik-baik dengan kakaknya. Dia sendiri punya seorang kakak. Dulu dia sering membohongi kakaknya, walaupun kakaknya suka marah padanya, tapi kakaknya tidak pernah membencinya.

Hei dan kakaknya juga pasti begitu. Mereka saudara, asalkan Hei menjelaskan segalanya dengan baik, maka kakaknya mungkin hanya akan marah dan kecewa sebentar.


Di tengah jalan, tiba-tiba dia melihat Qi Wu. Sontak saja dia langsung bergegas menyeret Bai pergi. Tapi karena perginya terlalu terburu-buru, itu sontak menarik perhatian Qi Wu. Tapi karena hanya sosok punggungnya yang terlihat, Qi Wu jadi tidak yakin kalau itu Lan Xi. Lagipula, dia yakin kalau Lan Xi tidak mungkin sembarangan menggandeng tangan wanita di jalanan.


Mereka melewati toko bunga yang indah yang kontan menarik perhatian Bai. Pemiliknya memberitahu bahwa bunga-bunga ini ditanam dan kembangbiakkan oleh Pangeran Feng Lan Xi. Bai langsung kagum dengan Pangeran Lan Xi yang terkenal elegan itu. Hei diam-diam senang dan bangga mendengarnya.

Si penjual lalu menawari Bai untuk dilukis. Tapi Hei langsung berinisiatif untuk melukis Bai sendiri, dan hasil lukisannya cukup bagus. Bai pun luas.


Tapi tiba-tiba dia melihat seorang anak yang terjatuh dari jembatan karena ingin bolanya yang terjatuh. Bai refleks terbang menyelamatkan anak itu, tapi dalam prosesnya malah membuat kakinya sendiri keseleo.

Cemas, Hei tanpa ragu berlutut di hadapannya untuk mengecek kakinya dan memijatnya. Pijatannya lumayan berhasil membuat kaki Bai terasa lebih baik, tali Hei bersikeras melarangnya bergerak dulu dan langsung menawarkan punggungnya untuk menggendong Bai pulang.

Dia beralasan seolah dia terpaksa menggendong Bai biar lebih cepat daripada membiarkan Bai jalan pincang. Pfft! Padahal sebenarnya dia melakukannya dengan senang hati, dan menikmati perjalanan menggendong Bai sampai mereka tiba kembali di penginapan.

Ratu akhirnya kembali dari kuil. Tapi alih-alih pulang dengan iring-iringan mewah, dia malah pulang dengan berjalan kaki, tanpa memakai pakaian mewah dan membawa serombongan pengungsi, berakting sok suci seolah dia berpakaian sederhana dan menyelamatkan para pengungsi itu sebagai nazar demi keselamatan Lan Xi.

Feng Chang mengkhawatirkan Ratu yang kakinya katanya terluka, tapi Ratu dingin mengabaikannya dan lebih memilih terus berpura-pura mengkhawatirkan Lan Xi. Lan Xi pun mengikuti permainannya dengan pura-pura mempercayainya. Tapi Raja benar-benar mempercayai Ratu Baili, bahkan menuntut Lan Xi untuk berbakti pada Ratu Baili. 
 
Bersambung ke episode 10

Post a Comment

0 Comments