Sinopsis Dr. Frost episode 6 - part 1

 Episode 6: Dua Matahari

Frost memimpikan kecelakaan yang menimpanya waktu kecil, lagi. Kecelakaan yang merenggut nyawa kedua orang tuanya dan membuatnya kehilangan kemampuan untuk merasakan emosi. Dalam mimpinya, dia melihat kehadiran orang lain dalam kecelakaan itu. Frost bertanya-tanya siapa orang itu?


Frost tersentak bangun dari mimpi buruk itu dan langsung menghela napas untuk menenangkan dirinya. Saat akhirnya dia mulai tenang, dia mengedarkan pandangannya dan mendapati kalau dia tertidur di sofa kantor dan banyak sekali buku-buku berserakan di sekitarnya.


Beberapa saat kemudian, Frost berjalan melewati depan kantornya Song Sun dan mendengar teriakan ketakutan 2 orang mahasiswi yang berlari keluar dari kantornya Song Sun.

Cemas, Frost pun langsung berlari masuk kedalam kantornya Song Sun dan melihat Song Sun sedang panik berusaha menenangkan salah seorang klien yang emosi dan mengancam Song Sun dengan pisau. Pria itu berteriak-teriak histeris melarang siapapun mendekat padanya. Dengan cepat Frost memperhatikan kaki pria itu patah dan ada obat penenang berserakan di lantai.


Song Sun dengan panik berusaha meyakinkan klien bernama Lee Dong Joo itu, bahwa kematian ibunya sama sekali bukan salah Dong Joo. 

Tapi Dong Joo tidak percaya, dia sangat yakin kalau kematian ibunya adalah salahnya. Dong Joo merasa sangat bersalah, karena jika dia tidak pernah berusaha mencari ibunya, maka ibunya pasti tidak akan meninggal. 

Besarnya perasaan bersalah yang menyelimutinya, membuat Dong Joo berbalik mengarahkan pisaunya ke lehernya sendiri. Refleks, Song Sun langsung memejamkan matanya dengan penuh ketakutan saat melihat pisau itu menempel di lehernya Dong Joo.

"Aku mau mati juga. Orang sepertiku, tidak perlu hidup" isak Dong Joon


Ratapan Dong Joon membuat Song Sun teringat pada adiknya, Song Sul, yang sekarang sudah meninggal namun dulu saat dia masih hidup sering mengancam akan bunuh diri. 

Saking seringnya melakukan percobaan bunuh diri, Song Sul punya banyak sekali bekas luka sayatan di pergelangan tangannya. Song Sun pun sering ketakutan setiap kali adiknya mengancam akan bunuh diri.


Hal itulah yang membuat Song Sun trauma melihat Dong Joon ingin bunuh diri. Namun sebagai konselor, dia memaksakan dirinya untuk bersikap tenang di hadapan Dong Joo dan sekali lagi berusaha membujuk agar Dong Joon tenang. Tapi sayang usahanya tidak berhasil.

Frost memperhatikan kalau Dong Joon mara karena takut, takut ditinggal orang. Dari hasil penelitian super cepatnya itu, Frost langsung melakukan taktik lain untuk menenangkan Dong Joo. Yaitu mengusir Song Sun keluar dari kantor itu, tapi Song Sun langsung menolaknya dengan tegas.


"Aku tidak akan pergi. Dong Joo-ssi, aku akan tetap disini" janji Song Sun

Dan jawaban Song Sun itulah yang memang diharapkan oleh Frost "Kau dengar kan? Profesor Song tidak akan pernah meninggalkanmu"

Taktik Frost itu akhirnya sukses menenangkan Dong Joo dan Song Sun pun akhirnya bisa menghela napas lega. 


Saat Song Sun berbalik memandangnya, Frost dengan cepat melarang pada Song Sun untuk berterima kasih padanya. Karena Frost yakin kalau posisi mereka terbalik, Song Sun pun akan melakukan hal yang sama untuknya.


Walaupun masih bersedih, Sung Ah memaksakan dirinya untuk tersenyum dan kembali ke kampus. Saat dia masuk kantor konseling, dia langsung menyapa Frost dengan senyum ceria tapi dia langsung kesewa saat tidak melihat siapapun di kantor itu. 

Dari buku-buku yang bertebaran di kantor itu, Sung Ah menyadari kalau Frost sedang mempelajari tentang ingatan. Buku-buku yang mungkin Frost pelajari karena kasus bunuh dirinya Yoo Kyung.

"Kurasa aku sudah menyuruhmu untuk beristirahat lebih lama" ujar Frost mengagetkan Sung Ah

"Halo, prof. Kalau aku tidak ada disini. Kantor konseling ini tidak akan berjalan dengan baik" ujar Sung Ah

"Konsultasi dari Song Sun pasti sangat membantumu"

"Iya, kurasa begitu"

"Memang baik sekali untuk hidup dengan ceria. Tapi tidak baik jika kau menekan emosimu dan bersikap seolah segalanya baik-baik saja"

Sung Ah tersenyum mendengar nasehat Frost itu. Saat Sung Ah menanyakan kenapa Frost mempelajari buku-buku sebanyak itu, Frost mengatakan bahwa buku-buku itu adalah bahan-bahan untuk membuat disertasi. Percakapan mereka terganggu saat telepon kantor tiba-tiba berbunyi. Telepon itu dari Sang Won yang menyuruh Frost datang ke kantornya. Sebelum pergi, Frost menyuruh Sung Ah untuk mengembalikan semua buku-buku itu ke perpustakaan.


Dalam perjalanan ke kantornya Sang Won, tak sengaja Frost melihat Dong Joon dijemput oleh istrinya. Istrinya Dong Joo, Kim Sae Hee, dengan penuh kesabaran membantu Dong Joo yang kakinya patah untuk masuk mobil. 

Tapi Dong Joon menolak bantuan Sae Hee dengan sikap yang sangat kasar. Sae Hee dengan kesabaran tingkat dewa terus ngotot untuk membantu Dong Joon masuk mobil. Dong Joo langsung ngamuk karena dia merasa Sae Hee memperlakukannya seolah dia orang idiot. Frost keheranan sendiri melihat interaksi sepasang suami istri yang sama-sama keras kepala itu.


Di kantornya Sang Won, Song Sun menyerahkan laporan konsultasi Dong Joo yang didiagnosa menderita Borderline Personality Disorder (Gangguan Kepribadian Ambang -  gangguan kepribadian dimana si penderita kesulitan mengontrol emosinya, takut ditinggal oleh orang paling penting dalam hidupnya dan punya kecenderungan untuk bunuh diri).

Song Sun mengatakan kalau akhir-akhir ini Dong Joo sering menunjukkan perilaku bunuh diri dan melukai dirinya sendiri. Dan penyakit Dong Jun ini disebabkan karena trauma masa kecil saat Dong Jun ditinggal oleh ibunya. 

Setelah lama ditinggal ibunya, Dong Jun akhirnya mencari ibunya. Tapi saat dia menemukan ibunya, ternyata ibunya Dong Joo menderita depresi berat dan bunuh diri satu bulan yang lalu.

Sang Won menduga kalau Dong Joo marah-marah pasti karena dia merasa sangat sedih atas kematian ibu yang selama ini menjadi 'matahari-nya' (matahari dalam hal ini adalah orang yang sangat penting dalam hidup seseorang). Sang Won cemas sepertinya kasus ini terlalu berat untuk Song Sun tangani tapi Song Sun meyakinkan Sang Won kalau dia mampu menangani kasus ini.


"Bagaimana dengan istrinya Lee Dong Joo?" tanya Frost

"Dia wanita yang baik, manis dan sangat berbakti. Kenapa menanyakan itu?"

Frost lalu memberitahu kalau tadi dia sempat melihat istrinya Dong Joo dan dia merasa aneh melihat kesabaran istrinya Dong Joo dalam menghadapi perlakuan suaminya yang sangat kasar. 

Song Sun langsung tersinggung mendengar Frost menilai istrinya Dong Joo secepat itu padahal Frost sama sekali tidak mengenalnya. Tapi Frost tidak merasa melakukan hal yang salah, karena dia menilai istrinya Dong Joo dari sikapnya. Tapi Song Sun tidak setuju, sikap seseorang bisa berbeda tergantung pada faktor internal dan eksternal.

Sang Won yang dari tadi hanya mendengarkan perdebatan mereka dalam diam, langsung tertawa dan akhirnya angkat bicara "Kalian berdua sama sekali tidak berubah. Bahkan dulu waktu kuliah kalian selalu berdebat setiap kali ada kesempatan"


Sang Won lalu memerintahkan Frost untuk menyelidiki istrinya Dong Joo karena siapa tahu dia bersikap seperti itu gara-gara terpegaruh oleh sikap suaminya. 

Song Sun tidak setuju perintah Sang Won itu tapi Sang Won mengingatkan Song Sun bahwa penyakit Dong Joo ini sudah parah dan jika Song Sun tidak hati-hati maka dia juga bisa terancam dalam bahaya. Buktinya, tadi Frost lah yang telah menyelamatkan keributan yang disebabkan oleh Dong Joo.

"Profesor Baek melakukan ini hanya untuk kesenangannya sendiri. Seperti waktu itu..." Song Sun keceplosan tapi dia cepat-cepat menahan dirinya.

Sang Won mengerti kasus BPD cukup berarti bagi Song Sun dan Frost karena itulah dia memerintahkan mereka berdua untuk saling bekerja sama menangani kasus ini.

Kasus BPD apakah yang sangat berarti bagi Song Sun dan Frost? Ternyata kasus ini menjadi berarti bagi Song Sun dan Frost karena adiknya Song Sun dulu juga menderita BPD.


Setelah Frost dan Song Sun pergi, Sang Won mengeluarkan sebuah copy disertasi berjudul Dominasi allomnesia perilaku manusia. Disertasi itu membuatnya teringat pada percapakannya dengan si pelaku penanaman ingatan palsu. (apa mungkin disertasi itu disertasinya si pelaku?)


Sung Ah terengah-engah saat dia sampai di perpustakaan untuk mengembalikan tumpukan buku yang dipinjam Frost. Saat Sung Ah memberitahu pustakawati kalau Frost yang meminjam buku-buku itu, si pustakawati langsung heran apakah Frost tidak datang sendiri. 

Karena biasanya Frost tahu semua letak buku-buku yang dipinjamnya dan bisa mengembalikan semua buku-buku pinjamannya dalam waktu singkat tepat di raknya masing-masing.


Temannya Sung Ah, Dal Hye, tiba-tiba melompat memeluk Sung Ah dengan antusias. Kedua gadis itu lalu keluar dari perpus untuk ngobrol, tapi sebelum itu Sung Ah sempat mendapati seorang pria muda sedang mengintip mereka dari salah satu rak buku. Refleks, pria muda itu langsung bersembunyi dengan gugup.


Dalam perjalanan keluar perpus, Sung Ah dan Dal Hye saling memperdebatkan kejeniusan Frost yang mampu mengembalikan buku-buku pinjamannya dalam waktu singkat. Dal Hye yakin hal itu karena Frost memang jenius, tapi Sung Ah tidak yakin. Dia merasa Frost bisa melakukan itu hanya karena sering pinjam buku perpus.

Sung Ah lagi-lagi mendapati si pria muda pengintip di perpus tadi, saat ini diam-diam sedang memperhatikan mereka dari salah satu box telepon umum. Saat mereka berdua menoleh ke arahnya, pria muda itu langsung berbalik membelakangi mereka dengan gugup dan malu. Sung Ah menebak, pria itu mungkin mengikuti mereka karena dia suka sama Dal Hye.

"Tidak mungkin. Dia mungkin menyukaimu" duga Dal Hye


Saat mereka melanjutkan perjalanan untuk makan siang, tak sengaja mereka melihat Frost sedang berdebat serius dengan Song Sun. Tidak ingin mengganggu mereka, Sung Ah langsung menarik Dal Hye untuk lewat jalan lain saja.


"Kedua orang itu sepertinya punya hubungan yang rumit" kata Song Sun

"Ada yang bilang kalau dulu mereka berdua sepasang kekasih. Bekerja bersama mantan rasanya pasti seperti itu, yah?" ujar Dal Hye. Sung Ah shock mendengar Song Sun dan Frost pernah jadi kekasih.


Song Sun kembali ke kantornya dengan kesal apalagi saat dia teringat pada perdebatannya dengan Frost tadi.


Flashback,
Waktu Frost menyinggung masalah penyakit BPD yang diderita adiknya, Sung Ah langsung menyalahkan Frost sebagai penyebab adiknya mati. Frost tampaknya ingin mengatakan sesuatu tentang masalah itu, tapi kemudian dia mengalihkan topik kembali pada Dong Joo dan menasehati Song Sun untuk tidak menganggap enteng kasus BPD.

"Kenapa? Apa kau pikir Lee Dong Joo akan terobsesi padaku? Aku berbeda denganmu yang tidak bisa berhubungan dengan siapapun. Luka dan sakit yang diderita pasienku, aku bisa merasakan penderitaan mereka"

"Cara itu jauh lebih berbahaya"

"Jangan bersikap seolah kau lebih hebat"


Kembali ke masa kini,
Frost mendatangi butik milik istrinya Dong Joo. Dia berpura-pura membeli hadiah baju untuk wanita sembari diam-diam memperhatikan Sae Hee yang sedang berbincang bersama salah seorang pegawainya. Dari percakapan mereka, Frost mendengar kalau pegawai itu sedang mengalami kesulitan keuangan karena ayahnya masuk rumah sakit lagi.

Sae Hee dengan baik hati meminjamkan seamplop uang pada pegawai itu, tapi si pegawai langsung menolaknya dan memberitahu Sae Hee kalau ayahnya sudah keluar dari rumah sakit dan sekarang sudah sembuh bahkan sudah kembali bekerja. Tapi Sae Hee tidak mau menerima penolakan pegawai itu dan ngotot memaksa si pegawai menerima uang bantuannya. Walaupun enggan tapi karena Sae Hee terus ngotot, akhirnya si pegawai itu menerima uang bantuan itu.


Sung Ah mengunjungi Sang Won di kantornya, untuk membicarakan masalah skripsi-nya. Sung Ah mengatakan kalau dia ingin melakukan penelitian skripsinya dengan cara melakukan konseling. Sang Won menyetujui keinginan Sung Ah itu. Tapi saat Sung Ah bertanya kapan pertama kali Frost melakukan konseling, Sang Won tampak tidak nyaman untuk menjawabnya.


Sekembalinya dari kantornya Sang Won, Sung Ah meminta Frost untuk menunjukkan laporan konseling yang pertama kali Frost lakukan karena dia ingin menjadikan laporan Frost itu sebagai referensi. Tapi sayang, Frost menolak permintaannya. Sung Ah tentu saja kecewa berat, dia lalu duduk kembali ke meja kerjanya dengan lesu.


Frost ternyata menolak permintaan Sung Ah karena klien yang pertama kali dia konseling dulu adalah adiknya Song Sun. Diam-diam dia mengeluarkan laporan akhir konselingnya Song Sul dari laci dan membacanya kembali.


Song Sun mengunjungi Dong Joo di cafe tempat Dong Joo bekerja, Dong Joo tersenyum ceria melihat kedatangan Song Sun.


"Penderita BPD tidak bisa hidup sendirian" pikir Song Sun "Seperti tanaman, mereka menganggap orang yang mereka cintai sebagai matahari mereka"

Pada saat bersamaan Frost yang sedang membaca laporan konseling Song Sun, juga memikirkan hal yang sama "Mereka (penderita BPD) terobsesi pada matahari mereka. Jika mereka ditinggal oleh matahari mereka maka mereka akan ketakutan"


Flashback,
Dalam salah satu sesi konselingnya, Song Sul dengan gaya centilnya tiba-tiba bertanya pada Frost, apakah Frost sudah punya pacar? Frost menolak menjawabnya lalu menyuruh Song Sul untuk menceritakan tentang keluarganya. 


Dengan muka masam Song Sul bercerita kalau dia memiliki ayah yang menganggapnya sebagai anak yang tidak berguna, ibu yang lebih mementingkan pekerjaan daripada anaknya. 

Tapi saat Song Sul bercerita tentang unnie-nya, dia langsung tersenyum. unnie yang sangat diidolakannya, unni yang bertolak belakang dengannya, unnie yang sangat sempurna dan bisa melakukan segalanya dengan baik. Bagi Song Sul, Unnie-nya bagaikan sebuah cahaya mentari.


"Tapi akhir-akhir ini, kurasa kau jauh lebih bercahaya" Song Sul tiba-tiba mengulurkan tangannya untuk menyentuh Frost dan menyatakan kalau dia ingin konsultasi dengan Frost selamanya.

Frost dengan cepat menarik kembali tangannya dari sentuhan Song Sul lalu cepat-cepat mengakhiri sesi konselingnya.


Kembali ke masa kini,
Song Sun dan Dong Joo ngobrol sambil menikmati segelas cappuccino. Dong Joo bercerita pada Song Sun bahwa pekerjaannya yang sekarang adalah pekerjaannya yang ke-7 setelah selama ini dia gonta-ganti pekerjaan. 

Song Sun tersenyum senang mendengar cerita Dong Joo tapi saat dia melihat bekas luka sayatan di pergelangan tangan Dong Joo, dia langsung gemetaran dengan gugup teringat bagaimana Song Sul dulu bunuh diri dengan cara memotong nadi pergelangan tangannya. 


Mereka berdua sama sekali tidak menyadari bahwa Sae Hee tengah memperhatikan keakraban mereka dari seberang jalan dengan penuh kemarahan.


Frost mendatangi Sang Won untuk bertanya kenapa Sang Won menyerahkan kasus Dong Joo ini pada Song Sun? Frost cemas, mungkin Song Sun tidak akan bisa menangani kasus ini dengan baik karena trauma yang pernah Song Sun alami dengan kematian adiknya. 

Saat itu, Sang Won tiba-tiba ditelepon Sung Ah yang memberitahunya bahwa Dong Joo masuk rumah sakit.


Dong Joo masuk rumah sakit karena ternyata dia melakukan percobaan bunuh diri lagi dengan menyayat pergelangan tangannya. Sae Hee yang merawatnya, berusaha membujuk Dong Joo untuk makan tapi Dong Joo terus menerus menolaknya dengan sangat kasar. Akan tetapi, sebesar apapun kekasaran dan kemarahan Dong Joo padanya, Sae Hee selalu menerimanya dengan penuh kesabaran.


Saat Song Sun dan Frost datang, Dong Joo dengan kebingungan mengatakan bahwa dia melakukan itu karena tiba-tiba saja emosinya meledak lagi tanpa alasan. Sae Hee berusaha menenangkan Dong Joo dengan sayang.

Song Sun tiba-tiba teringat kalau Dong Joo tak sengaja meninggalkan foto mendiang ibunya di kantornya. Saat dia mengembalikannya pada Dong Joo, Sae Hee malah langsung menyambarnya secepat kilat lalu diam-diam meremas foto itu di belakang punggungnya dengan gugup. Frost langsung curiga melihat apa yang dilakukan Sae Hee itu.


Beberapa saat kemudian, Song Sun termenung di luar saat Frost tiba-tiba duduk disampingnya. Song Sun benar-benar tidak mengerti kenapa Dong Joo tiba-tiba melakukan percobaan bunuh diri lagi? Padahal waktu dia menemuinya di cafe, keadaan Dong Joo sudah cukup stabil.

"Cafe? Jadi kau menemui klienmu di luar ruang konsultasi?" sindir Frost

Song Sun langsung tersinggung "Apa maksudmu 'di luar'?"

"Maksudku, untuk menjaga keefektifan konseling, kau harus menjaga jarak. Kau pergi ke kafe itu artinya kau masuk kedalam kehidupan Lee Dong Joo. Antara konselor dan klien..."


Tersinggung mendengar perkataan Frost, Song Sun langsung beranjak pergi dengan marah. Kekesalannya pada Frost semakin memuncak saat Song Sun kembali teringat akan hubungan adiknya dan Frost dulu.


Flashback 7 tahun yang lalu,
Song Sul adalah seorang pelukis. Suatu hari, Song Sun dengan ceria mendatangi adiknya di studio untuk mengajaknya makan malam. Tapi keceriaannya langsung berubah seketika saat dia melihat Frost berada di studio itu. Song Sul saat itu sedang melukis Frost tapi Frost mengatakan kalau mereka sedang konseling.Walaupun tidak mengatakan apapun, tapi Song Sun tampak cemburu dengan keakraban Frost dan adiknya. 


Di kampus, Song Sun hendak menyapa Frost saat Song Sul tiba-tiba berlari mendekati Frost. Song Sun sedih melihat adiknya ternyata menyukai Frost.


Di perpus, Frost sedang sibuk membaca buku-buku tentang penderita BPD saat Song Sun tiba-tiba datang mengejutkannya. Dalam perjalanan keluar perpus, Song Sun melihat sebuah poster iklan seminar Dr. Stanley Skin. Sung Ah pun langsung bersemangat mengajak Frost yang ternyata bernama asli Baek Nam Bong, untuk ikut menghadiri seminar itu.


"Nam Bong, bagaimana dengan konselingnya adikku?" tanya Song Sun

"Baik dan menarik" jawab Frost

Song Sun tidak mengerti apa maksud Frost konselingnya Song Sul menarik? Frost mengatakan bahwa yang dia maksud menarik adalah perasaan menyenangkan saat dia melakukan praktek konselingnya, perasaan yang selama ini hanya dia baca di buku.

"Karena ujian sudah selesai, bagaimana kalau kita makan yang enak bersama" ajak Song Sun dengan antusias

"Hari selasa yang lalu, kau bilang kau merasa stres gara-gara ujian dan ingin makan enak bersama. Lalu hari jumat kau bilang 'Karena lagi hujan, ayo makan makanan yang enak'" Frost mengingatkan Song Sun.


Song Sun langsung kagum dengan ingatan Frost yang hebat itu. Saat Frost menanyakan keadaan Song Sul, Song Sun terang-terangan ngambek karena Frost akhir-akhir ini selalu membicarakan tentang Song Sul. 

Frost mengatakan bahwa dia sering membicarakan Song Sun karena Song Sul adalah klien konselingnya yang pertama. Lagipula bukankah Song Sun sendiri yang memintanya untuk mengkonseling Song Sul.

Tak disadari oleh mereka, dari kejauhan Song Sul melihat kakaknya menggandeng tangan Frost dan memaksa Frost makan bersamanya. Song Sul langsung pergi dengan marah melihat kejadian itu.


Di restoran, Song Sun makan dengan lahap tapi Frost cuma menusuk-nusuk saladnya tanpa memakannya karena tidak merasa lapar. Saat ini hal yang paling menarik bagi Frost hanyalah membicarakan BPD-nya Song Sul. Sejak kapan Song Sul mengalami gejala BPD? tanya Frost.

Song Sun mengatakan bahwa gejala BPD Song Sul sepertinya mulai terlihat sejak dia remaja. Dan sepertinya pemicunya adalah perlakuan kedua orang tua mereka pada Song Sul. Kedua orang tua mereka selalu membanding-bandingkan mereka. 

Kedua orang tua mereka juga menaruh harapan besar pada Song Sun dan mungkin karena itulah Song Sul jadi merasa rendah diri padanya. Selama beberapa waktu Song Sun sempat tidak mengetahui bagaimana perkembangan BPD-nya Song Sul karena dia kuliah di Amerika.


Ditengah-tengah pembicaraan mereka, Frost tiba-tiba mendapat telepon dari Song Sul yang membuatnya terbelalak cemas. Karena di teleponnya, Song Sul dengan sedih mengucapkan kata-kata perpisahan pada frost.


Bersambung ke part 2

Post a Comment

0 Comments