Frost memimpikan kecelakaan yang menimpanya waktu kecil, lagi.
Kecelakaan yang merenggut nyawa kedua orang tuanya dan membuatnya
kehilangan kemampuan untuk merasakan emosi. Dalam mimpinya, dia melihat
kehadiran orang lain dalam kecelakaan itu. Frost bertanya-tanya siapa
orang itu?
Frost tersentak bangun dari mimpi buruk itu dan langsung menghela napas
untuk menenangkan dirinya. Saat akhirnya dia mulai tenang, dia
mengedarkan pandangannya dan mendapati kalau dia tertidur di sofa kantor
dan banyak sekali buku-buku berserakan di sekitarnya.
Beberapa saat kemudian, Frost berjalan melewati depan kantornya Song Sun
dan mendengar teriakan ketakutan 2 orang mahasiswi yang berlari keluar
dari kantornya Song Sun.
Cemas, Frost pun langsung berlari masuk kedalam kantornya Song Sun dan
melihat Song Sun sedang panik berusaha menenangkan salah seorang klien
yang emosi dan mengancam Song Sun dengan pisau. Pria itu
berteriak-teriak histeris melarang siapapun mendekat padanya. Dengan
cepat Frost memperhatikan kaki pria itu patah dan ada obat penenang
berserakan di lantai.
Song Sun dengan panik berusaha meyakinkan klien bernama Lee Dong Joo
itu, bahwa kematian ibunya sama sekali bukan salah Dong Joo.
Tapi Dong
Joo tidak percaya, dia sangat yakin kalau kematian ibunya adalah
salahnya. Dong Joo merasa sangat bersalah, karena jika dia tidak pernah
berusaha mencari ibunya, maka ibunya pasti tidak akan meninggal.
Besarnya perasaan bersalah yang menyelimutinya, membuat Dong Joo
berbalik mengarahkan pisaunya ke lehernya sendiri. Refleks, Song Sun
langsung memejamkan matanya dengan penuh ketakutan saat melihat pisau
itu menempel di lehernya Dong Joo.
"Aku mau mati juga. Orang sepertiku, tidak perlu hidup" isak Dong Joon
Ratapan Dong Joon membuat Song Sun teringat pada adiknya, Song Sul, yang
sekarang sudah meninggal namun dulu saat dia masih hidup sering
mengancam akan bunuh diri.
Saking seringnya melakukan percobaan bunuh diri,
Song Sul punya banyak sekali bekas luka sayatan di pergelangan
tangannya. Song Sun pun sering ketakutan setiap kali adiknya mengancam
akan bunuh diri.
Hal itulah yang membuat Song Sun trauma melihat Dong Joon ingin bunuh
diri. Namun sebagai konselor, dia memaksakan dirinya untuk bersikap
tenang di hadapan Dong Joo dan sekali lagi berusaha membujuk agar Dong
Joon tenang. Tapi sayang usahanya tidak berhasil.
Frost memperhatikan kalau Dong Joon mara karena takut, takut ditinggal
orang. Dari hasil penelitian super cepatnya itu, Frost langsung
melakukan taktik lain untuk menenangkan Dong Joo. Yaitu mengusir Song
Sun keluar dari kantor itu, tapi Song Sun langsung menolaknya dengan
tegas.
"Aku tidak akan pergi. Dong Joo-ssi, aku akan tetap disini" janji Song Sun
Dan jawaban Song Sun itulah yang memang diharapkan oleh Frost "Kau dengar kan? Profesor Song tidak akan pernah meninggalkanmu"
Taktik Frost itu akhirnya sukses menenangkan Dong Joo dan Song Sun pun akhirnya bisa menghela napas lega.
Saat Song Sun berbalik memandangnya, Frost dengan cepat melarang pada
Song Sun untuk berterima kasih padanya. Karena Frost yakin kalau posisi
mereka terbalik, Song Sun pun akan melakukan hal yang sama untuknya.
Walaupun masih bersedih, Sung Ah memaksakan dirinya untuk tersenyum dan
kembali ke kampus. Saat dia masuk kantor konseling, dia langsung menyapa
Frost dengan senyum ceria tapi dia langsung kesewa saat tidak melihat
siapapun di kantor itu.
Dari buku-buku yang bertebaran di kantor itu,
Sung Ah menyadari kalau Frost sedang mempelajari tentang ingatan.
Buku-buku yang mungkin Frost pelajari karena kasus bunuh dirinya Yoo
Kyung.
"Kurasa aku sudah menyuruhmu untuk beristirahat lebih lama" ujar Frost mengagetkan Sung Ah
"Halo, prof. Kalau aku tidak ada disini. Kantor konseling ini tidak akan berjalan dengan baik" ujar Sung Ah
"Konsultasi dari Song Sun pasti sangat membantumu"
"Iya, kurasa begitu"
"Memang baik sekali untuk hidup dengan ceria. Tapi tidak baik jika kau
menekan emosimu dan bersikap seolah segalanya baik-baik saja"
Sung Ah tersenyum mendengar nasehat Frost itu. Saat Sung Ah menanyakan
kenapa Frost mempelajari buku-buku sebanyak itu, Frost mengatakan bahwa
buku-buku itu adalah bahan-bahan untuk membuat disertasi. Percakapan
mereka terganggu saat telepon kantor tiba-tiba berbunyi. Telepon itu
dari Sang Won yang menyuruh Frost datang ke kantornya. Sebelum pergi,
Frost menyuruh Sung Ah untuk mengembalikan semua buku-buku itu ke
perpustakaan.
Dalam perjalanan ke kantornya Sang Won, tak sengaja Frost melihat Dong
Joon dijemput oleh istrinya. Istrinya Dong Joo, Kim Sae Hee, dengan
penuh kesabaran membantu Dong Joo yang kakinya patah untuk masuk mobil.
Tapi Dong Joon menolak bantuan Sae Hee dengan sikap yang sangat kasar.
Sae Hee dengan kesabaran tingkat dewa terus ngotot untuk membantu Dong
Joon masuk mobil. Dong Joo langsung ngamuk karena dia merasa Sae Hee
memperlakukannya seolah dia orang idiot. Frost keheranan sendiri melihat
interaksi sepasang suami istri yang sama-sama keras kepala itu.
Di kantornya Sang Won, Song Sun menyerahkan laporan konsultasi Dong Joo yang didiagnosa menderita Borderline Personality Disorder
(Gangguan Kepribadian Ambang - gangguan kepribadian dimana si
penderita kesulitan mengontrol emosinya, takut ditinggal oleh orang
paling penting dalam hidupnya dan punya kecenderungan untuk bunuh diri).
Song Sun mengatakan kalau akhir-akhir ini Dong Joo sering menunjukkan
perilaku bunuh diri dan melukai dirinya sendiri. Dan penyakit Dong Jun
ini disebabkan karena trauma masa kecil saat Dong Jun ditinggal oleh
ibunya.
Setelah lama ditinggal ibunya, Dong Jun akhirnya mencari ibunya.
Tapi saat dia menemukan ibunya, ternyata ibunya Dong Joo menderita
depresi berat dan bunuh diri satu bulan yang lalu.
Sang Won menduga kalau Dong Joo marah-marah pasti karena dia merasa sangat sedih atas kematian ibu yang selama ini menjadi 'matahari-nya' (matahari
dalam hal ini adalah orang yang sangat penting dalam hidup seseorang).
Sang Won cemas sepertinya kasus ini terlalu berat untuk Song Sun tangani
tapi Song Sun meyakinkan Sang Won kalau dia mampu menangani kasus ini.
"Bagaimana dengan istrinya Lee Dong Joo?" tanya Frost
"Dia wanita yang baik, manis dan sangat berbakti. Kenapa menanyakan itu?"
Frost lalu memberitahu kalau tadi dia sempat melihat istrinya Dong Joo
dan dia merasa aneh melihat kesabaran istrinya Dong Joo dalam menghadapi
perlakuan suaminya yang sangat kasar.
Song Sun langsung tersinggung
mendengar Frost menilai istrinya Dong Joo secepat itu padahal Frost sama
sekali tidak mengenalnya. Tapi Frost tidak merasa melakukan hal yang
salah, karena dia menilai istrinya Dong Joo dari sikapnya. Tapi Song Sun
tidak setuju, sikap seseorang bisa berbeda tergantung pada faktor
internal dan eksternal.
Sang Won yang dari tadi hanya mendengarkan perdebatan mereka dalam diam,
langsung tertawa dan akhirnya angkat bicara "Kalian berdua sama sekali
tidak berubah. Bahkan dulu waktu kuliah kalian selalu berdebat setiap
kali ada kesempatan"
Sang Won lalu memerintahkan Frost untuk menyelidiki istrinya Dong Joo
karena siapa tahu dia bersikap seperti itu gara-gara terpegaruh oleh
sikap suaminya.
Song Sun tidak setuju perintah Sang Won itu tapi Sang
Won mengingatkan Song Sun bahwa penyakit Dong Joo ini sudah parah dan
jika Song Sun tidak hati-hati maka dia juga bisa terancam dalam bahaya.
Buktinya, tadi Frost lah yang telah menyelamatkan keributan yang
disebabkan oleh Dong Joo.
"Profesor Baek melakukan ini hanya untuk kesenangannya sendiri. Seperti
waktu itu..." Song Sun keceplosan tapi dia cepat-cepat menahan dirinya.
Sang Won mengerti kasus BPD cukup berarti bagi Song Sun dan Frost karena
itulah dia memerintahkan mereka berdua untuk saling bekerja sama
menangani kasus ini.
Kasus BPD apakah yang sangat berarti bagi Song Sun dan Frost? Ternyata
kasus ini menjadi berarti bagi Song Sun dan Frost karena adiknya Song
Sun dulu juga menderita BPD.
Setelah Frost dan Song Sun pergi, Sang Won mengeluarkan sebuah copy
disertasi berjudul Dominasi allomnesia perilaku manusia. Disertasi itu
membuatnya teringat pada percapakannya dengan si pelaku penanaman
ingatan palsu. (apa mungkin disertasi itu disertasinya si pelaku?)
Sung Ah terengah-engah saat dia sampai di perpustakaan untuk
mengembalikan tumpukan buku yang dipinjam Frost. Saat Sung Ah
memberitahu pustakawati kalau Frost yang meminjam buku-buku itu, si
pustakawati langsung heran apakah Frost tidak datang sendiri.
Karena
biasanya Frost tahu semua letak buku-buku yang dipinjamnya dan bisa
mengembalikan semua buku-buku pinjamannya dalam waktu singkat tepat di
raknya masing-masing.
Temannya Sung Ah, Dal Hye, tiba-tiba melompat memeluk Sung Ah dengan
antusias. Kedua gadis itu lalu keluar dari perpus untuk ngobrol, tapi
sebelum itu Sung Ah sempat mendapati seorang pria muda sedang mengintip
mereka dari salah satu rak buku. Refleks, pria muda itu langsung
bersembunyi dengan gugup.
Dalam perjalanan keluar perpus, Sung Ah dan Dal Hye saling
memperdebatkan kejeniusan Frost yang mampu mengembalikan buku-buku
pinjamannya dalam waktu singkat. Dal Hye yakin hal itu karena Frost
memang jenius, tapi Sung Ah tidak yakin. Dia merasa Frost bisa melakukan
itu hanya karena sering pinjam buku perpus.
Sung Ah lagi-lagi mendapati si pria muda pengintip di perpus tadi, saat
ini diam-diam sedang memperhatikan mereka dari salah satu box telepon
umum. Saat mereka berdua menoleh ke arahnya, pria muda itu langsung
berbalik membelakangi mereka dengan gugup dan malu. Sung Ah menebak,
pria itu mungkin mengikuti mereka karena dia suka sama Dal Hye.
"Tidak mungkin. Dia mungkin menyukaimu" duga Dal Hye
Saat mereka melanjutkan perjalanan untuk makan siang, tak sengaja mereka
melihat Frost sedang berdebat serius dengan Song Sun. Tidak ingin
mengganggu mereka, Sung Ah langsung menarik Dal Hye untuk lewat jalan
lain saja.
"Kedua orang itu sepertinya punya hubungan yang rumit" kata Song Sun
"Ada yang bilang kalau dulu mereka berdua sepasang kekasih. Bekerja
bersama mantan rasanya pasti seperti itu, yah?" ujar Dal Hye. Sung Ah
shock mendengar Song Sun dan Frost pernah jadi kekasih.
Song Sun kembali ke kantornya dengan kesal apalagi saat dia teringat pada perdebatannya dengan Frost tadi.
Flashback,
Waktu Frost menyinggung masalah penyakit BPD yang diderita adiknya, Sung
Ah langsung menyalahkan Frost sebagai penyebab adiknya mati. Frost
tampaknya ingin mengatakan sesuatu tentang masalah itu, tapi kemudian
dia mengalihkan topik kembali pada Dong Joo dan menasehati Song Sun
untuk tidak menganggap enteng kasus BPD.
"Kenapa? Apa kau pikir Lee Dong Joo akan terobsesi padaku? Aku berbeda
denganmu yang tidak bisa berhubungan dengan siapapun. Luka dan sakit
yang diderita pasienku, aku bisa merasakan penderitaan mereka"
"Cara itu jauh lebih berbahaya"
"Jangan bersikap seolah kau lebih hebat"
Kembali ke masa kini,
Frost mendatangi butik milik istrinya Dong Joo. Dia berpura-pura membeli
hadiah baju untuk wanita sembari diam-diam memperhatikan Sae Hee yang
sedang berbincang bersama salah seorang pegawainya. Dari percakapan
mereka, Frost mendengar kalau pegawai itu sedang mengalami kesulitan
keuangan karena ayahnya masuk rumah sakit lagi.
Sae Hee dengan baik hati meminjamkan seamplop uang pada pegawai itu,
tapi si pegawai langsung menolaknya dan memberitahu Sae Hee kalau
ayahnya sudah keluar dari rumah sakit dan sekarang sudah sembuh bahkan
sudah kembali bekerja. Tapi Sae Hee tidak mau menerima penolakan pegawai
itu dan ngotot memaksa si pegawai menerima uang bantuannya. Walaupun
enggan tapi karena Sae Hee terus ngotot, akhirnya si pegawai itu
menerima uang bantuan itu.
Sung Ah mengunjungi Sang Won di kantornya, untuk membicarakan masalah
skripsi-nya. Sung Ah mengatakan kalau dia ingin melakukan penelitian
skripsinya dengan cara melakukan konseling. Sang Won menyetujui
keinginan Sung Ah itu. Tapi saat Sung Ah bertanya kapan pertama kali
Frost melakukan konseling, Sang Won tampak tidak nyaman untuk
menjawabnya.
Sekembalinya dari kantornya Sang Won, Sung Ah meminta Frost untuk
menunjukkan laporan konseling yang pertama kali Frost lakukan karena dia
ingin menjadikan laporan Frost itu sebagai referensi. Tapi sayang,
Frost menolak permintaannya. Sung Ah tentu saja kecewa berat, dia lalu
duduk kembali ke meja kerjanya dengan lesu.
Frost ternyata menolak permintaan Sung Ah karena klien yang pertama kali
dia konseling dulu adalah adiknya Song Sun. Diam-diam dia mengeluarkan
laporan akhir konselingnya Song Sul dari laci dan membacanya kembali.
Song Sun mengunjungi Dong Joo di cafe tempat Dong Joo bekerja, Dong Joo tersenyum ceria melihat kedatangan Song Sun.
"Penderita BPD tidak bisa hidup sendirian" pikir Song Sun "Seperti
tanaman, mereka menganggap orang yang mereka cintai sebagai matahari
mereka"
Pada saat bersamaan Frost yang sedang membaca laporan konseling Song
Sun, juga memikirkan hal yang sama "Mereka (penderita BPD) terobsesi
pada matahari mereka. Jika mereka ditinggal oleh matahari mereka maka
mereka akan ketakutan"
Flashback,
Dalam salah satu sesi konselingnya, Song Sul dengan gaya centilnya
tiba-tiba bertanya pada Frost, apakah Frost sudah punya pacar? Frost
menolak menjawabnya lalu menyuruh Song Sul untuk menceritakan tentang
keluarganya.
Dengan muka masam Song Sul bercerita kalau dia memiliki ayah yang
menganggapnya sebagai anak yang tidak berguna, ibu yang lebih
mementingkan pekerjaan daripada anaknya.
Tapi saat Song Sul bercerita
tentang unnie-nya, dia langsung tersenyum. unnie yang sangat
diidolakannya, unni yang bertolak belakang dengannya, unnie yang sangat
sempurna dan bisa melakukan segalanya dengan baik. Bagi Song Sul,
Unnie-nya bagaikan sebuah cahaya mentari.
"Tapi akhir-akhir ini, kurasa kau jauh lebih bercahaya" Song Sul
tiba-tiba mengulurkan tangannya untuk menyentuh Frost dan menyatakan
kalau dia ingin konsultasi dengan Frost selamanya.
Frost dengan cepat menarik kembali tangannya dari sentuhan Song Sul lalu cepat-cepat mengakhiri sesi konselingnya.
Kembali ke masa kini,
Song Sun dan Dong Joo ngobrol sambil menikmati segelas cappuccino. Dong
Joo bercerita pada Song Sun bahwa pekerjaannya yang sekarang adalah
pekerjaannya yang ke-7 setelah selama ini dia gonta-ganti pekerjaan.
Song Sun tersenyum senang mendengar cerita Dong Joo tapi saat dia
melihat bekas luka sayatan di pergelangan tangan Dong Joo, dia langsung
gemetaran dengan gugup teringat bagaimana Song Sul dulu bunuh diri
dengan cara memotong nadi pergelangan tangannya.
Mereka berdua sama sekali tidak menyadari bahwa Sae Hee tengah
memperhatikan keakraban mereka dari seberang jalan dengan penuh
kemarahan.
Frost mendatangi Sang Won untuk bertanya kenapa Sang Won menyerahkan
kasus Dong Joo ini pada Song Sun? Frost cemas, mungkin Song Sun tidak
akan bisa menangani kasus ini dengan baik karena trauma yang pernah Song
Sun alami dengan kematian adiknya.
Saat itu, Sang Won tiba-tiba
ditelepon Sung Ah yang memberitahunya bahwa Dong Joo masuk rumah sakit.
Dong Joo masuk rumah sakit karena ternyata dia melakukan percobaan bunuh
diri lagi dengan menyayat pergelangan tangannya. Sae Hee yang
merawatnya, berusaha membujuk Dong Joo untuk makan tapi Dong Joo terus
menerus menolaknya dengan sangat kasar. Akan tetapi, sebesar apapun
kekasaran dan kemarahan Dong Joo padanya, Sae Hee selalu menerimanya
dengan penuh kesabaran.
Saat Song Sun dan Frost datang, Dong Joo dengan kebingungan mengatakan
bahwa dia melakukan itu karena tiba-tiba saja emosinya meledak lagi
tanpa alasan. Sae Hee berusaha menenangkan Dong Joo dengan sayang.
Song Sun tiba-tiba teringat kalau Dong Joo tak sengaja meninggalkan foto
mendiang ibunya di kantornya. Saat dia mengembalikannya pada Dong Joo,
Sae Hee malah langsung menyambarnya secepat kilat lalu diam-diam meremas
foto itu di belakang punggungnya dengan gugup. Frost langsung curiga
melihat apa yang dilakukan Sae Hee itu.
Beberapa saat kemudian, Song Sun termenung di luar saat Frost tiba-tiba
duduk disampingnya. Song Sun benar-benar tidak mengerti kenapa Dong Joo
tiba-tiba melakukan percobaan bunuh diri lagi? Padahal waktu dia
menemuinya di cafe, keadaan Dong Joo sudah cukup stabil.
"Cafe? Jadi kau menemui klienmu di luar ruang konsultasi?" sindir Frost
Song Sun langsung tersinggung "Apa maksudmu 'di luar'?"
"Maksudku, untuk menjaga keefektifan konseling, kau harus menjaga jarak.
Kau pergi ke kafe itu artinya kau masuk kedalam kehidupan Lee Dong Joo.
Antara konselor dan klien..."
Tersinggung mendengar perkataan Frost, Song Sun langsung beranjak pergi
dengan marah. Kekesalannya pada Frost semakin memuncak saat Song Sun
kembali teringat akan hubungan adiknya dan Frost dulu.
Flashback 7 tahun yang lalu,
Song Sul adalah seorang pelukis. Suatu hari, Song Sun dengan ceria
mendatangi adiknya di studio untuk mengajaknya makan malam. Tapi
keceriaannya langsung berubah seketika saat dia melihat Frost berada di
studio itu. Song Sul saat itu sedang melukis Frost tapi Frost mengatakan
kalau mereka sedang konseling.Walaupun tidak mengatakan apapun, tapi
Song Sun tampak cemburu dengan keakraban Frost dan adiknya.
Di kampus, Song Sun hendak menyapa Frost saat Song Sul tiba-tiba berlari
mendekati Frost. Song Sun sedih melihat adiknya ternyata menyukai
Frost.
Di perpus, Frost sedang sibuk membaca buku-buku tentang penderita BPD
saat Song Sun tiba-tiba datang mengejutkannya. Dalam perjalanan keluar
perpus, Song Sun melihat sebuah poster iklan seminar Dr. Stanley Skin.
Sung Ah pun langsung bersemangat mengajak Frost yang ternyata bernama
asli Baek Nam Bong, untuk ikut menghadiri seminar itu.
"Nam Bong, bagaimana dengan konselingnya adikku?" tanya Song Sun
"Baik dan menarik" jawab Frost
Song Sun tidak mengerti apa maksud Frost konselingnya Song Sul menarik?
Frost mengatakan bahwa yang dia maksud menarik adalah perasaan
menyenangkan saat dia melakukan praktek konselingnya, perasaan yang
selama ini hanya dia baca di buku.
"Karena ujian sudah selesai, bagaimana kalau kita makan yang enak bersama" ajak Song Sun dengan antusias
"Hari selasa yang lalu, kau bilang kau merasa stres gara-gara ujian dan ingin makan enak bersama. Lalu hari jumat kau bilang 'Karena lagi hujan, ayo makan makanan yang enak'" Frost mengingatkan Song Sun.
Song Sun langsung kagum dengan ingatan Frost yang hebat itu. Saat Frost
menanyakan keadaan Song Sul, Song Sun terang-terangan ngambek karena
Frost akhir-akhir ini selalu membicarakan tentang Song Sul.
Frost
mengatakan bahwa dia sering membicarakan Song Sun karena Song Sul adalah
klien konselingnya yang pertama. Lagipula bukankah Song Sun sendiri
yang memintanya untuk mengkonseling Song Sul.
Tak disadari oleh mereka, dari kejauhan Song Sul melihat kakaknya
menggandeng tangan Frost dan memaksa Frost makan bersamanya. Song Sul
langsung pergi dengan marah melihat kejadian itu.
Di restoran, Song Sun makan dengan lahap tapi Frost cuma menusuk-nusuk
saladnya tanpa memakannya karena tidak merasa lapar. Saat ini hal yang
paling menarik bagi Frost hanyalah membicarakan BPD-nya Song Sul. Sejak
kapan Song Sul mengalami gejala BPD? tanya Frost.
Song Sun mengatakan bahwa gejala BPD Song Sul sepertinya mulai terlihat
sejak dia remaja. Dan sepertinya pemicunya adalah perlakuan kedua orang
tua mereka pada Song Sul. Kedua orang tua mereka selalu
membanding-bandingkan mereka.
Kedua orang tua mereka juga menaruh
harapan besar pada Song Sun dan mungkin karena itulah Song Sul jadi
merasa rendah diri padanya. Selama beberapa waktu Song Sun sempat tidak
mengetahui bagaimana perkembangan BPD-nya Song Sul karena dia kuliah di
Amerika.
Ditengah-tengah pembicaraan mereka, Frost tiba-tiba mendapat telepon
dari Song Sul yang membuatnya terbelalak cemas. Karena di teleponnya,
Song Sul dengan sedih mengucapkan kata-kata perpisahan pada frost.
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam