Bai pun berusaha lebih lembut menyuapi Hei obat, bahkan membujuknya kayak membujuk anak kecil dengan berjanji membelikan manisan buah kalau Hei minum obat dengan baik. Tapi setelah Hei meminum obatnya, tiba-tiba dia menggigil kedinginan.
Bai berusaha menghangatkannya dengan segala cara, tapi Hei terus menggigil makin hebat. Hei. bahkan tanpa sadar memanggil nama Huang Niang dan menyuruhnya untuk menutup pintu. Bai jelas penasaran siapa Huan Niang.
Tapi tidak ada waktu memikirkan Huan Niang sekarang, akhirnya Bai melakukan satu-satunya cara yang paling ampuh, memeluk Hei sepanjang malam.
Keduanya tertidur pulas dalam posisi itu sepanjang malam, dan jelas saja keduanya jadi canggung saat bangun keesokan paginya dan melihat wajah satu sama lain. Hei setulus hati berterima kasih atas pertolongan Bai. Saat Bai menawarinya makanan, Hei awalnya berkata tidak mau merepotkan Bai, tapi eh, ujung-ujungnya dia malah minta makan makanan mewah.
Bei jelas langsung kesal, ini di atas kapal, mana ada makanan mewah. "Lagipula, kalau kau mau makan sarang burung walet dan buah peri ajaib, kau cari Huan Niang-mu saja," sinis Bai dengan nada cemburu lalu pergi.
Bai akhirnya hanya memberi Hei semangkok mie. Tapi Hei malah cuma diam menatap mie itu yang jelas saja membuat Bai salah paham, mengira kalau Hei tidak mau mie-nya. Padahal sebenarnya karena mie itu membuat Bai jadi teringat akan mendiang ibunya yang juga pernah membuatkannya semangkok mie dulu saat dia berulang tahun.
Hei langsung memakan mie itu dengan lahap bahkan sampai habis tak bersisa, Bai pun senang. Tanpa menyebutkan identitasnya yang sebenarnya, Hei bercerita pada Bai bahwa selama bertahun-tahun ini, dia hanya selalu makan makanan yang diantarkan oleh kedua anak buah setianya, Zhong Li dan Chuan Yu. Ini pertama kalinya dia memakan makanan buatan orang lain.
Dia hanya mengaku bahwa dia berasal dari keluarga kaya. Ibu kandungnya meninggal waktu dia masih kecil. Lalu muncullah seorang ibu tiri yang selalu takut dia akan merebut semua harta, makanya ibu tirinya itu selalu mencari masalah dengannya.
Dalam upayanya mencegah dirinya dicelakai si ibu tiri, dia menyuruh orang mencicipi makanan pemberian si ibu tiri dan banyak penguji makanannya yang selalu berakhir mati. Makanya dia hanya bisa makan makanan buatan anak buahnya. Kejadian kali ini juga perseteruan keluarga.
Bai jadi kasihan juga mendengar kisah hidupnya yang ternyata sangat malang. Dia langsung menawarkan bantuan untuk mengirim kabar tentangnya ke Paviliun Air Yinquan, tapi Hei melarangnya karena dia mau menyelidiki masalah ini dulu.
Oh ya... selain Zhong Li, Huan Niang juga pelayan setianya yang sudah melayaninya sejak kecil. pfft! Bai pura-pura tak peduli, padahal dia diam-diam senang dan lega.
Tapi Hei tidak sadar bahwa keputusannya ini membuat semua orang di istananya menjadi panik. Raja Yong sontak murka dan memerintahkan untuk mencari Lan Xi sampai ketemu, hidup atau mati. Qi Wu yakin bahwa Lan Xi masih hidup selama jasadnya masih belum ditemukan, makanya dia memerintahkan anak buahnya untuk terus mencari Lan Xi.
Kepala Militer Ren sontak menangis pilu saat mendengar kabar tentang Lan Xi, dia bahkan hampir saja membunuh Chuan Yu karena Chuan Yu sudah gagal melindungi Lan Xi. Untungnya kakaknya Chuan Yu berhasil menghentikannya.
Sedangkan anak buahnya Feng Ju malah semakin nekat dengan mengarahkan semua bukti ke Feng Chang. Untungnya Feng Chang berhasil membela diri di hadapan Raja Yong dengan mengingatkan Raja akan hubungannya dengan Lan Xi selama ini dan mengingatkan Raja akan siapa yang paling diuntungkan dengan kematian Lan Xi dan tuduhan terhadap dirinya sebagai pembunuh Lan Xi.
Raja menyadari dia benar, tapi berhubung bukti melawan Feng Chang cukup kuat, jadi Raja memerintahkan Feng Chang untuk mencari Lan Xi sampai ketemu, hidup atau mati, dan menemukan pelaku yang sebenarnya. Jika tidak, maka Feng Chang-lah yang akan ditetapkan sebagai pelakunya.
Sejak saat itu, Feng Chang selama berhari-hari dengan gigih mencari Lan Xi di sekitar hilir sungai. Dia bahkan sampai tidak memedulikan keadaan dirinya sendiri saking khawatirnya akan keselamatan Lan Xi.
Saat mendengar kapal mereka sudah tiba di Pelabuhan Longtuo yang dekat ibu kota Yongzhou, Hei langsung mengajak Bai untuk turun dan berkeliling kota. Namun ternyata tujuan Hei minta turun di sana adalah untuk mampir ke Paviliun Ruyu yang ternyata cabangnya Paviliun Air Yinquan.
Tujuannya mampir ke sana selain untuk menyuruh anak buahnya untuk mengirim kabar ke ibu kota tentangnya, juga untuk mendandani Bai dengan pakaian dan riasan yang lebih anggun dan cantik, dan melengkapi penampilannya dengan tusuk konde cantik, dan penampilan barunya ini kontan membuat Hei terpesona padanya.
Tadi waktu mereka masuk paviliun, Hei mengucap beberapa kalimat yang ternyata adalah kode khusus anggota Paviliun Air Yinquan. Dia sengaja mengucapkannya di depan Bai, dan sekarang dia dengan senang hati memberitahu Bai untuk menggunakan kode itu berbagai cabang Paviliun Ruyu jika sewaktu-waktu Bai butuh bantuan, dia juga bisa menarik sejumlah uang dari Paviliun Ruyu dengan menggunakan kode itu.
Yu Wu Yuan baru tiba di istana Jizhou dan langsung menemui Huang Chao. Tapi alih-alih mendengar Huang Chao menanyakan tentang Kota Luo dan yang lain, Wu Yuan malah dicecar pertanyaan tentang pertemuannya dengan Bai.
Hmm, padahal selama ini Huang Chao hanya selalu memikirkan tentang dunia, Wu Yuan jadi semakin yakin kalau Huang Chao suka sama Bai. Tapi dia memperingatkan bahwa Huang Chao punya saingan berat jika dia benar-benar suka sama Bai, yaitu Hei Feng Xi. Waktu Hei mendengar dia mau bertemu Bai, Hei secara khusus mendatanginya dan mengancamnya.
Mengalihkan topik ke masalah utama, Huang Chao langsung memperlihatkan Pelat Xuanji itu padanya dan setelah menelitinya sesaat, Wu Yuan juga langsung menyatakan bahwa Pelat Xuanji itu palsu.
Huang Chao jadi curiga kalau pelat ini diganti sama Hei mengingat dialah yang bersama Bai di gunung waktu itu. Tapi setelah berinteraksi dengan Hei selama beberapa hari kemarin, Wu Yuan yakin kalau Hei tidak mungkin melakukan itu. Besar kemungkinan pelat ini sudah palsu sejak awal ditemukan oleh Ying Zhou.
Anak buahnya Feng Ju menemukan satu mayat yang dia yakini adalah Lan Xi berdasarkan ciri-ciri tubuhnya yang mirip Lan Xi. Maka kemudian Feng Ju pura-pura berbaik hati menawarkan banyak hartanya untuk mendoakan Lan Xi.
Lan Xi mengirim kabar hanya ke Qi Wu. Entah apa yang dia tulis di dalam suratnya sehingga membuat Qi Wu tetap bungkam di hadapan Raja. Malah saat Raja memutuskan untuk menuruti saran Feng Ju untuk mengadakan upacara untuk mendoakan Lan Xi, Qi Wu menyarankan agar Raja saja yang memimpin doa untuk Lan Xi dengan alasan agar rakyat tidak mengira Raja lebih memihak Feng Ju.
Saat mereka hampir sampai ibu kota Yongzhou, Lan Xi mendapat surat dari rajawalinya yang mengabarkan keadaan semua orang di Yongzhou yang kontan membuatnya mendesah sedih. Kabar itu memberitahunya bahwa ayahandanya tidak tampak terlalu bersedih atas insidennya, namun kakaknya sangat sedih. Sedangkan orang-orang di Paviliun Air Yinquan masih sangat setia padanya, dan pelaku yang mencelakainya kali ini adalah adik tirinya.
Bai benar-benar prihatin mendengar semua itu. Berusaha menghubirnya, Bai meyakinkan Hei bahwa pasti akan ada berkah dibalik musibah. Tapi jika Hei benar-benar mendapatkan berkah nantinya, Hei tidak boleh lupa bahwa dialah yang menyelamatkan Hei.
Mengalihkan topik, Hei mengundangnya untuk mampir dan jalan-jalan dulu di ibu kota Yongzhou. Bai awalnya menolak, tapi tiba-tiba dia diberitahu bahwa Langhua sakit. Sepertinya dia terkena tipes dan kondisinya cukup parah.
Hei langsung menyarankan agar mereka mampir saja dulu di Yongzhou, dia akan membantu mencarikan tabib terbaik dan menyediakan tempat tinggal untuk mereka.
Terpaksalah Bai dan para adik-adik seperguruannya harus tinggal sementara waktu di Yongzhou. Tabib yang dikirim Bai cukup bagus, tapi harganya mahal. Walaupun uangnya tinggal sedikit, tapi Bai tanpa ragu menyerahkan semuanya ke tabib demi mengobati Lang Hua.
Salah satu adik seperguruannya tampak jelas tidak suka dan cemburu pada Bai, apalagi Bai diberi kepercayaan penuh oleh guru mereka untuk mengurus sekte selama Guru pergi. Dan sekarang saat Lang Hua sakit, si adik seperguruan langsung sinis menyindir ketidakbecusan Bai.
Sementara Bai sibuk mengurus Lang Hua, Hei bertemu dengan Qi Wu yang mengabarinya tentang rencana Feng Ju yang berencana untuk membuat semua orang percaya bahwa Lan Xi mati dengan cara menggunakan mayat palsu.
Tapi dalang utama kasus ini bukan Feng Ju, melainkan Wang Yuan, anak buahnya Feng Ju yang terlalu ambisius dan rela menghalalkan segala cara untuk meraih tujuannya. Feng Ju tahu betul orang seperti apa Wang Yuan, makanya dia membiarkan Wang Yuan di sisinya.
Lan Xi tahu betul seperti apa adiknya itu. Feng Ju itu, biarpun tampak seperti anak manja yang selalu berlindung di balik punggung ibundanya, namun sebenarnya Feng Ju penuh perhitungan, dia tidak sesederhana sikap polosnya.
Bersambung ke episode 9
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam