Ji Na shock dengan ciuman dadakan dari Hee Chul sampai-sampai mulutnya
ternganga lebar setelah Hee Chul melepaskannya. Ji Na jadi malu
setelahnya sampai tidak berani menatap mata Hee Chul.
Tae Woon sendiri sama shocknya saat melihat yang datang dan disorakinya
ternyata bukan Ji Na dan dia langsung meminta maaf berulang kali
karenanya. Hye Mi menyuruhnya untuk berhenti minta maaf dan meminta
handuk untuk membersihkan semua konfeti itu dari tubuhnya. Tepat setelah
dia mengeluhkan buruknya hari ini, tiba-tiba perutnya keroncongan. Duh
perut, bikin malu aja!
"Apa kau makan sesuatu disini?" tanya Tae Woon. Hmmm... itu tawaran yang menggiurkan.
Tae Woon hendak memasakkan pasta untuk Hye Mi tapi terlebih dulu dia
memutar lagu romantis. Hye Mi mengira kalau lagu itu untuknya. Tapi Tae
Woon malah bilang kalau dia memang biasanya mendengarkan lagu ini saat
masak pasta karena durasi lagunya sangat pas dengan durasi memasak.
Hye Mi mengagumi taman indah dalam rumah Tae Woon itu dan ragu apakah
rumah ini asli rumahnya Tae Woon ataukah rumah sewaan. Mungkin dia
berpikir seperti itu karena tidak mungkin seorang tukang kebun biasa
bisa memiliki taman sebagus itu yang pastinya butuh biaya sangat mahal
untuk membuatnya dan merawatnya.
Tak lama kemudian, Tae Woon menyajikan sepiring pasta untuk Hye Mi. Dan
yang tak Hye Mi sangka, ternyata rasanya enak. Tae Woon pun bangga.
Hee Chul juga lapar dan memutuskan untuk berhenti di tengah jalan untuk
makan dan mentraktir Ji Na makan ramen dan kimbab berbentuk segitiga di
sebuah toko kelontong. Ji Na tidak menyangka kalau ternyata orang kaya
seperti Hee Chul akan makan makanan seperti itu di tempat seperti ini.
"Memang kenapa? Ada saatnya dulu aku makan ramen dan kimbab segitiga
setiap hari. Sekarang pun, kadang-kadang aku masih memakannya"
"Oh yah?"
"Apa kau pikir aku mencapai posisiku yang sekarang hanya dalam waktu
satu malam? Aku tidak seperti seseorang yang terlahir dari keluarga
berada" ujar Hee Chul sambil menatap Ji Na penuh arti.
Ji Na langsung canggung. Hee Chul berkata bahwa dia menyukai Ji Na
karena dia bisa melihat Ji Na sama seperti dirinya, mereka sama-sama
memiliki banyak hal dalam hati mereka, seperti: cita-cita, harapan,
ambisi, dambaan dan gairah. Dan juga...
"Kekecewaan, kebencian dan keputusasaan" sambung Ji Na
"Karena itulah aku selalu menunggu dan mengawasimu"
"Jadi apa kau melihat aku punya harapan untuk masa depan?"
"Selama kau tidak ragu"
Selesai menghabiskan pastanya, Hye Mi masih minta Tae Woon untuk
memberikannya makanan pencuci mulut (dia pikir restoran kali?). Tae Woon
pun akhirnya memberikannya kue-kue dan cookies yang tadinya dia buat
untuk Ji Na.
Dia tidak enak makan sendiri terus dan memberikan satu cupcake untuk Tae
Woon agar mereka makan bersama. Tapi, Hye Mi memperhatikan kue-kue ini
bentuk-bentuknya banyak yang unik. Tae Woon dengan penuh semangat
memberitahu Hye Mi tentang bentuk-bentuk kue-kue itu, yang satu
berbentuk pohon cemara dan yang satunya lagi berbentuk gunung.
Tapi dia mengatakannya dengan cukup berbelit dengan menceritakan sebuah
kisah dalam buku yang berhubungan dengan kedua bentuk kue-kue itu sampai
membuat Hye Mi melongo bingung.
Tapi satu bentuk kue lain membuat Hye Mi merasa aneh, karena bentuknya
mirip err... (maaf) poop. Dengan malu-malu Tae Woon memberitahu Hye Mi
bahwa bentuk kue itu sangat berarti baginya karena hal yang
mempertemukannya dengan Ji Na adalah poop. Hye Mi langsung tersedak
mendengarnya.
Tae Woon ingin sekali memakan kue poop itu bersama Ji Na lalu kencan ke
Namsan berdua dan melakukan banyak hal bersama, seperti misalnya naik
gondola karena dia belum pernah naik gondola. Kata-kata Tae Woon malah
membuat Hye Mi teringat pada Hee Chul, saat dia bertanya apakah Hee Chul
tidak ingin bersamanya lebih lama dan Hee Chul menjawab kalau dia mau
hanya saja dia menahan diri.
Hye Mi tiba-tiba bangkit dan menyatakan kalau dia akan menemani Tae Woon
ke Namsan dan melakukan segala yang Tae Woon ingin lakukan bersama Ji
Na. Tae Woon tidak mau dan berusaha menolak dengan sopan, tapi Hye Mi
memaksa bahkan mendorongnya keluar saat itu juga.
Hee Chul ternyata membawa Ji Na Namsan juga, (wah! bakal ketemu ga yah?)
itulah tempat yang ingin dikunjunginya bersama orang yang disukainya.
Sama seperti Tae Woon, dia juga ingin naik gondola karena sebelumnya dia
belum pernah naik gondala dan impiannya adalah kencan naik gondola.
Tapi sebelum naik gondola, mereka harus menaiki tangga yang cukup tinggi
itu. Hee Chul mengusulkan agar mereka naik sambil bermain game
Palindrom (kata, frasa, kalimat atau angka yang kalau dibalik tetap
sama. contoh: kodok, kalau dibalik juga tetap dibaca kodok). Dan siapa
yang menang boleh minta sesuatu. Ji Na setuju.
"Kalau begitu untuk tiap palindrom, kita naik 10 tangga" Hee Chul mulai duluan "Amore Roma"
(
Note: 2 kata itu sebenarnya palindrom Italy dan penerjemahnya
sendiri yang menerjemahkannya seperti itu walaupun versi Korea-nya
sendiri beda, hmm... mungkin alasannya karena jika versi Korea-nya
diartikan ke bahasa lain jadi tidak terdengar seperti palindrom)
Giliran Ji Na "Kasur ini rusak"
"Mirror Rim"
"Aku suka rajawali, bila wajar aku suka"
"Adu kilat satu utas tali kuda"
(
Note: beberapa palindrom diatas adalah palindrom asli Indonesia,
palindrom versi Korea yang diucapkan Hee Chul sebenarnya kata-kata
rayuan yang sukses membuat Ji Na tercengang)
Ji Na sudah tidak punya ide kata-kata lagi dan Hee Chul terus
mengucapkan kata-kata rayuan dalam bentuk kalimat palindrom. Dan sebagai
pamungkas, dia mengucapkan palindrom Latin:
sator arepo tenet opera rotas.
Palindrom sempurna yang bisa dibolak-balik dari depan, belakang, atas
ataupun bawah (jika kelima kata tersebut disusun secara bertumpuk).
Akhirnya dia jadi pemenangnya jadi nanti Ji Na harus mengabulkan
permintaannya. Hee Chul lalu turun lagi untuk menggenggam tangan Ji Na
dan menuntunnya ke atas naik gondola. Di tengah jalan, Ji Na
bertanya-tanya apa makna kalimat palindrom Italy yang Hee Chul ucapkan
tadi.
"Banyak yang menerjemahkannya sebagai Tuhan mengendalikan segalanya.
Tapi kupikir, semua manusia bertanggung jawab atas perbuatan mereka
sendiri, dan mereka tidak bisa lepas dari kesalahan mereka. Dengan kata
lain, jangan melakukan sesuatu yang akan kau sesali nanti"
Pada saat yang bersamaan, Hye Mi dan Tae Woon juga baru tiba di Namsan.
Tae Woon bisa melihat kalau Hye Mi datang kemari bukan untuk menemaninya
naik gondola tapi karena dia sedang bad mood. Tapi bagaimanapun, Tae
Woon berterima kasih padanya atas kepeduliannya. Hye Mi sendiri jadi
tidak enak, Tae Woon bisa saja menolaknya tadi. Tapi dia tetap mau
menemaninya sampai kemari.
Di tengah jalan, tak sengaja mereka berpapasan dengan Hee Chul dan Ji
Na. Semua orang langsung tegang. Dan bukan cuma mereka berempat yang
sedang kencan di sana, Mal Sook dan Man Soo juga sedang kencan di sana
dan kebetulan semuanya bertemu di satu titik itu.
Keadaan semakin rumit saat Man Soo tiba-tiba berkata pada Mal Sook dan
semua orang kalau dia mengenal Ji Na karena Ji Na adalah pacarnya Tae
Woon. Lalu Mal Sook bertanya pada Ji Na "Jadi siapa pria yang kau cium?"
Tae Woon dan Hee Chul saling melempar tatapan tajam pada satu sama lain.
Hye Mi tidak mengucap sepatah kata pun dan langsung berlalu pergi. Ji
Na menutup mulut Mal Sook dan memutuskan untuk pulang bersama Mal Sook
lalu cepat-cepat menyeretnya pergi dari sana.
Tae Woon langsung pergi menyusul Ji Na. Sementara Hee Chul menyusul Hye
Mi. Awalnya Hye Mi tidak mau masuk mobilnya Hee Chul. Tapi karena Hee
Chul membuat jalan jadi macet dan para pengemudi yang lain jadi marah,
Hye Mi akhir menyerah dan masuk ke mobilnya Hee Chul.
Ji Na mau langsung pulang saja, dia benar-benar merasa tidak enak pada
Tae Woon. Tapi Man Soo mencegahnya dan memberitahunya bahwa Tae Woon
tadi merencanakan sebuah event spesial untuk Ji Na, bahkan sampai
menunggu Ji Na sepanjang hari.
"Kalau kau pergi begitu saja, maka dia pasti akan sangat kecewa"
Mal Sook membantunya dengan cara menyeret pacarnya itu pergi
meninggalkan Ji Na dan Tae Woon berduaan. Saat itulah, Tae Woon
memberanikan diri mendekati Ji Na dan mengajaknya minum bersama.
Hye Mi kecewa, bukan cuma karena melihat mereka berdua tadi tapi juga
karena sikap Hee Chul, dia tidak membuat alasan apapun, tidak ingin
memberinya penjelasan apapun dan tidak pula mengucapkan maaf karena dia
merasa tidak bersalah. Kalaupun ada rasa bersalah, dia lebih merasa
bersalah pada Ji Na.
"Kaulah yang ada di sisiku, bukankah itu cukup?" ujar Hee Chul "Aku akan
segera mengakhirinya. Jadi bersabarlah" (Wah! bener-bener deh nih
orang!)
Hye Mi pulang dalam keadaan marah dan sedih sampai-sampai dia langsung
masuk kamarnya tanpa mempedulikan Hee Chul. Ayahnya melihat masalah
diantara mereka dan langsung masuk kamarnya Hye Mi. Dia meyakinkan Hye
Mi untuk tidak cemas karena dia akan mengurus segalanya untuk Hye Mi.
Dia tahu kalau Hye Mi menginginkan Hee Chul dan dia pun menyukai Hee
Chul dan menginginkan Hee Chul untuk menjaga Hye Mi. Tapi ucapan Senator
Jung itu malah membuat Hye Mi menangis semakin keras.
Ji Na minum soju sebanyak mungkin karena dia ingin mabuk, hanya setelah
mabuk dia sanggup mengatakan apa yang ingin dikatakannya pada Tae Woon.
Tapi bahkan setelah menghabiskan beberapa gelas, dia tetap tidak mabuk.
Setelah mengajak Tae Woon bersulang satu gelas, Ji Na memberitahunya
untuk melupakannya saja. Dia mengakui perasaannya pada Tae Woon saat
mereka berciuman malam itu tulus, tapi dia merasa tidak akan bisa setia
dengan perasaan itu
Tae Woon sudah mabuk hanya gara-gara satu gelas soju saat Ji Na
mengucapkan semua itu. Dan dalam keadaan mabuknya, dia terang-terangan
mengutarakan kata hatinya dan meminta Ji Na untuk tidak lagi menemui
pria itu "Aku... aku... aku akan bersikap baik padamu" itulah ucapan
terakhirnya sebelum dia ambruk dengan kepala membentur meja.
Senator Jung mengajak Hee Chul ke bar untuk menginterogasinya tentang
apa yang dilakukannya sampai membuat Hye Mi menangis seperti itu. Hee
Chul dengan tenangnya berkata bahwa Hye Mi hanya salah paham padanya
setelah Hye Mi melihatnya bersama wanita lain, lebih tepatnya kekasihnya
Tae Woon.
Dia beralasan bahwa dia sengaja mendekati kekasihnya Tae Woon untuk
mengetahui apa niat Tae Woon terlibat dalam urusan perusahaan lagi. Dan
sekarang dia siap untuk bertatap muka dengan Tae Woon di hadapan para
dewan direksi. Senator Jung cukup cemas karena mungkin saja Tae Woon
lebih hebat dari dugaan mereka, tapi Hee Chul meyakinkannya untuk tidak
cemas, dia pasti akan mengalahkan Tae Woon.
Ji Na menggendong Tae Woon pulang dan mendapati toko bunganya Tae Woon
penuh dihiasi bunga, balon, lilin dan lain sebagainya. Dalam perjalanan
membawa Tae Woon ke kamarnya, tak sengaja dia menyenggol tempat sampah
sampai isinya berserakan.
Setelah membaringkan Tae Woon, Ji Na memunguti sampah-sampah yang
terjatuh tadi dan menemukan anting-anting miliknya yang dulu pernah
terjatuh dan dipungut Tae Woon, selain itu dia juga menemukan sebuah
kaset rekaman dengan pesan '
Dari Tae Woon untuk Ji Na'.
Restoran ayah dan ibunya Ji Na kedatangan pelanggan walaupun saat itu
sudah tengah malam, mereka tidak tahu kalau pelanggan yang masih muda
itu sebenarnya orang suruhannya Hee Chul. Tepat saat itu juga, Ketua IM
datang lagi.
Ayah langsung kesal dan berusaha menghindar tapi Ketua IM menolak
diabaikan kali ini. Dan yang paling mengejutkan, tiba-tiba Ketua IM
berlutut dihadapan ayah. Hmm... apa sebenarnya yang terjadi dengan
hubungan mereka di masa lalu?
Flashback,
Suatu hari, Ayahnya Ji Na mendatangi Ketua IM dan memohon agar Ketua IM
menghentikan proyeknya itu karena Ayah lah sebenarnya orang yang pertama
kali meneliti dan menciptakan suatu produk tapi produknya itu dicuri
oleh sebuah perusahaan lain yang saat itu bekerja sama dengan IM.
Ayah memohon agar Ketua membantunya menegakkan keadilan dan menghentikan
iklan produk perusahaan yang mencuri produknya itu. Tapi Ketua tidak
mau dan bersikeras kalau perusahaannya adalah perusahaan iklan yang
tugasnya cuma membantu klien mempromosikan produk mereka dan tidak punya
kewajiban untuk mengurusi masalah produk perusahaan klien. Ayah bahkan
sampai berlutut di hadapan Ketua, tapi Ketua tetap tidak peduli.
Kembali ke masa kini,
Sekarang Ketua lah yang berlutut di hadapan Ayah. Tapi sama seperti
bagaimana Ketua memperlakukannya dulu, sekarang pun dia tidak
mempedulikannya dan pergi.
Si pelanggan mereka yang melihat segalanya, langsung pergi lalu melaporkan segala yang dia lihat barusan pada Hee Chul.
Ji Na hendak masuk kantor keesokan harinya saat tiba-tiba saja sebuah
mobil berhenti didepannya dan Ketua IM keluar dari dalamnya.
Sementara itu, Tae Woon baru saja bangun dan mendapati ada sarapan di
meja makan dan sebuah pesan dari Ji Na yang mengatakan "Maukah kau
menungguku malam ini? Ayo kita lakukan event-nya malam ini"
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam