Sinopsis Ruler: Master of the Mask Episode 1


Diawali dengan perkenalan Kelompok Pyunsoo yang merupakan sebuah organisasi rahasia dengan sejarah panjang yang tumbuh dengan begitu kuat setelah pembentukan Dinasti Joseon.

Sebuah padang tampak begitu indah dihiasi bunga-bunga warna merah yang tumbuh subur. Beberapa wanita tampak memetiknya dengan menggunakan cadar, lalu meramunya menjadi seperti pil dan memasukkannya kedalam wadah bambu.



Terdengar suara seseorang yang berkata bahwa itu adalah Bunga Poppi (Bunga Opium). Bunga yang bisa menaklukkan bisa paling beracun di seluruh dunia. Tapi walaupun bisa menaklukkan racun, bunga itu bisa membuat seseorang menjadi ketergantungan sekali dikonsumsi. Apalagi memaksa berhenti maka racun yang telah ditaklukkan, akan langsung menyebar dan mati.

Orang itu adalah Dae Mok, pemimpin Kelompok Pyunsoo yang tengah menjelaskan tentang bunga itu pada seorang Pangeran. Dia berkata bahwa Pangeran tidak rajin mengkonsumsinya setiap malam, maka rasa sakit itu perlahan akan membunuhnya.


"Meski begitu, apa kau masih ingin bergabung?" tanya Dae Mok sembari menyodor pil Bunga Poppi itu.

Pangeran tampak ragu, tapi kemudian ia memantapkan diri mengambil pil itu dan berjanji "Aku tidak akan membunuh anjing pemburu milikku, meski waktu perburuan habis."

Pangeran meminum pil itu. Reaksinya begitu cepat hingga ia langsung terjatuh berlutut sambil memegangi dadanya yang kesakitan. Saat dia menengadah, matanya langsung berhalusinasi melihat wajah Dae Mok seperti monster berkilau.


Begitu Pangeran mengkonfirmasi namanya adalah Yi Yoon, anak buah Dae Mok yang bertopeng langsung menuntutnya untuk bersumpah bahwa mulai sekarang dia tidak boleh memberitahu siapapun tentang apapun yang dia dengar atau dia lihat.

"Aku bersumpah," ucap Pangeran Yi Yoon.

Begitu sumpah itu terucap, seorang anak buah Dae Mok membuat tanda di leher Pangeran Yi Yoon dengan menusukkan jarum. Saat Pangeran bersumpah akan mematuhi peraturan Kelompok Pyun Soo, si anak buah kembali menusukkan jarumnya. Dan saat Pangeran meneruskan sumpahnya bahwa dia akan mati jika tidak patuh, di lehernya tampak tiga titik segitiga.

Mengeluarkan sebuah pisau, Dae Mok berkata bahwa pisau ini sebelumnya diarahkan pada Pangeran. Tai sekarang ini akan menjadi penyelamatnya. "Kelompok Pyunsoo kami, akan melindungi dan menjadi senjatamu. Jangan pernah melupakannya. Suatu saat, kau harus membayar dengan harga yang pantas."

"Tak peduli berapapun aku harus membayar nanti, selama bisa menjadi raja. Aku harus... menjadi raja Joseon ini!"


Seketika itu pula istana raja tertutup dan semua pelayan dan pengawalnya pergi meninggalkannya seorang diri. Lalu beberapa pembunuh bertopeng menyelinap masuk dan membunuh raja.

10 tahun kemudian,


Pangeran Yi Yoon kini telah menjadi seorang raja dan tengah menantikan kelahiran anaknya. Anak buah Dae Mok mendapat laporan bahwa Departemen Astrologi telah mengirimkan ramalan sang bayi pada Raja.

Sementara Dae Mok membaca laporan ramalan itu dengan senyum sinis, Raja mendengarnya langsung dari pejabat Astrologi yang meramalkan bahwa sang bayi memiliki energi api dan air yang seimbang.


Naga muncul di hari kelahirannya, yang artinya Naga bertemu air. Jika Pangeran nantinya menjadi Raja maka ia akan menjadi sosok yang tangguh dan memimpin dengan arif bijaksana. Namun... ramalannya menggambarkan naga hitam.

Yang artinya Pangeran akan menjadi karakter heroik tapi harus menghadapi banyak kesulitan. Bila naga tidak dapat mencapai posisi puncak pada saat yang tepat, maka hal tersebut akan menciptakan musibah besar. Air akan mengering dan naga menjadi lemah. Intinya, jika Pangeran tidak bisa mengatasi semua kesulitan, maka ia akan meninggal di usia muda.

Raja sontak menggebrak meja dengan penuh amarah. Si pejabat dengan takut-takut memberitahu kalau Pangeran harus lahir di saat yang tepat agar dia bisa menjadi Raja yang hebat. Jika ia terlahir antara pukul 9-11 malam maka dia akan menjadi Raja diatas Raja.


Selir Lee pun akhirnya dipaksa untuk tidak melahirkan sebelum jam yang ditentukan walaupun ia harus menahan rasa sakit yang sangat hebat.

Sementara Raja cemas menantikan kelahiran bayinya, Dae Mok dan para anak buahnya mendiskusikan ramalan Pangeran yang akan mati muda jika tidak terlahir tepat waktu. Benar-benar takdir yang menyedihkan.

Tepat jam 9 malam, Selir Lee tak bisa menahannya lagi dan suara tangisan bayi pun menggema ke seluruh istana.


Seorang dayang datang dan mengabarkan kelahiran sang Pangeran. Walaupun kelahirannya tepat waktu, tapi si pejabat Astrologi tampak ingin mengatakan sesuatu tentang ramalannya.

Tapi Raja menghentikannya, dia satu-satunya pangeran di negeri ini, dia akan menjadi Raja selanjutnya dan memerintahkan semua pelayannya untuk mempersiapkan penyambutan kelahiran Pangeran.


Dae Mok pun mendapatkan laporan kelahiran Pangeran yang terlahir tepat jam 9 malam. Seorang pejabat yang merupakan anggota Pyungsoo bertanya apa rencana mereka selanjutnya. Dae Mok santai berkata kalau mereka harus memberi selamat untuk Raja. "Aku berencana minum bersama Pangeran sebagai rekan."


Saat Raja menggendong Pangeran, ia berjanji akan menjadikan Pangeran sebagai Raja yang sesungguhnya dan bukan menjadi boneka ataupun anjing pesuruh seperti dirinya. Seolah bisa mengerti ucapan Ayahnya, Pangeran kecil itu tiba-tiba tersenyum.

Raja berterima kasih pada Selir Lee karena telah membuat keluarga kerajaan tetap kokoh dan mengangkat gelarnya menjadi Youngbin.


Tapi kemudian, seorang pengawal mengabarkan bahwa Kelompok Pyungsoo mengirimkan sebuah hadiah berupa bunga azalea.

Bunga itu disertai sebatang bambu yang berisi sebuah pesan yang menuntut Raja untuk memberikan air negeri ini kedalam kekuasaan mereka. Raja langsung meremas pesan itu dengan kesal, biarpun mereka Kelompok Pyunsoo tapi Raja tak mau mengabulkan permohonan itu.

Tapi Kepala Prajurit Lee cemas, jika raja tidak mengabulkannya maka nyawa Pangeran mungkin akan berada dalam bahaya. Raja semakin murka mendengarnya, tapi seketika itu pula dadanya langsung kesakitan dan bintik-bintik bermunculan di wajahnya hingga dia harus meminum pil yang disertakan didalam bambu itu. Begitu kondisinya pulih, ia langsung memerintahkan Kepala Prajurit Lee untuk melindungi Pangeran


Tentu saja kabar itu dengan cepat sampai ke telinga Dae Mok. Berpikir cepat, Dae Mok memerintahkan Menteri Perang untuk memberi hadiah untuk Pangeran.


Di istana, Ratu menemui Youngbin Lee untuk melihat sang Pangeran yang baru lahir. Senyum Ratu tampak sangat ramah saat ia memberitahu Toungbin Lee bahwa saat perayaan pemberian nama, Raja akan menulis namanya dengan menggunakan darah harimau.

Ratu sudah menyuruh para pelayan untuk mempersiapkan segalanya dengan baik. "Karena Pangeran kita yang berharga, tidak boleh terluka sedikitpun."


Tapi yang tidak mereka ketahui, seorang dayang istana diam-diam mengganti wadah darah harimau itu dengan wadah yang lain. Darah itu lalu dicampur dengan tinta yang Raja gunakan untuk menulis nama Pangeran di punggungnya, Lee Sun.

Sebuah nama yang diberikan Raja dengan harapan Pangeran bisa menerangi dunia. "Nama itu terdengar mengandung sinar terang di negeri yang gelap ini. Sesuai namamu, kau harus menjadi raja yang hebat dan membuat Joseon menjadi bersinar."


Awalnya tak ada yang aneh. Tapi saat Pangeran sedang dimandikan, tiba-tiba dia mulai menangis dan tinta dipunggungnya mulai berubah warna. Tabib istana yang memeriksanya pun, langsung memberikan kabar buruk pada Raja, Pangeran telah diracuni.

Raja lalu memanggil Woo Bo, sang ahli racun terbaik di Joseon, untuk memeriksa Pangeran. Dengan berat hati dia mengkonfirmasi bahwa Pangeran memang diracuni dan membutuhkan penawar secepat mungkin. Sebuah penawar yang sangat kuat dan tidak ada di balai obat istana. Hanya si pembuat racun inilah yang memiliki penawarnya. Jika tidak, maka Pangeran akan meninggal dunia.


Raja akhirnya pergi menemui Dae Mok. Kepala Prajurit Lee menghunus pedang saat Dae Mok mau mendekat, tapi seketika itu pula sekelompok anak buah Dae Mok muncul dan langsung menghunuskan pedang-pedang mereka ke leher Raja.

Kepala Prajurit Lee mundur dan sekelompok ninja itu pun langsung mundur. Raja mengingatkan bahwa walaupun dia menyetujui permintaan Dae Mok untuk menguasai air, tapi para menteri belum tentu menerimanya. Dae Mok santai memberitahu kalau dalam rapat hari ini, para menteri akan menyarankan pembangunan Departemen Pengadaan Air. Dan Raja hanya perlu memberi persetujuan.


Raja bersikeras kalau Dae Mok tidak boleh memonopoli air dan hanya akan memberikan Dae Mok sedikit kekuasan. Tapi Dae Mok langsung mengingatkan Raja bahwa dialah yang telah membuatnya menjadi Raja,

"Pikirkanlah putramu, menyedihkan kalau dia sampai kehilangan nyawanya. Putramu itu, aku tidak berniat membunuhnya sama sekali."

Dia menyodorkan penawar racunnya tapi sebagai gantinya, dia menuntut Pangeran untuk bergabung ke Kelompok Pyunsoo di masa depan nanti dan memberinya kekuasaan penuh padanya atas Departemen Pengadaan Air. Raja kesal, tapi ia tidak punya pilihan lain.


Dalam rapat bersama para pejabat hari itu, seorang menteri pun langsung mengajukan permintaan untuk membangun Departemen Pengadaan Air dan membiarkan Kelompok Pyunsoo yang mengelolanya. Terpaksalah Raja akhirnya harus memberikan izin itu.


Seusai rapat, ia langsung bergegas membawa racun itu ke Pangeran. Tapi setibanya di sana, Pangeran kecil itu sudah tak bergerak lagi dalam pelukan Ibunya yang menangisinya. Tapi Raja tak mau menyerah begitu saja dan tetap mencekokkan penawar itu ke mulut Pangeran kecil.

Tapi Pangeran tetap tak bergerak, Kepala Prajurit Lee langsung terjatuh lemas seketika. Youngbin Lee langsung mendekapnya erat dan menangis putus asa. Tapi tiba-tiba saja Pangeran kecil cegukan dan mulai membuka mata. Woo Bo mengecek nafasnya dan mengkonfirmasi kalau Pangeran sudah selamat dari racunnya.

 

Bekas racun itu perlahan menghilang. Woo Bo berkata bahwa itu adalah respon imun tubuhnya. Tapi jika Pangeran diracuni lagi maka tandanya akan muncul lagi. Dengan mata berkaca-kaca penuh haru, Woo Bo mengucap selamat untuk Raja. Sekarang, Pangeran memiliki darah yang kebal terhadap berbagai macam racun.


Dae Mok dengan senang hati mengabarkan kalau Kelompok Pyunsoo mereka sekarang menjadi Pengelola Departemen Pengadaan Air dan menyuruh mereka untuk menyebar ke berbagai area dan memperkerjakan orang untuk proyek ini. Anak-anak buahnya kontan bersorak-sorai gembira.


Demi menjamin keselamatan Pangeran, Raja memerintahkan Kepala Prajurit Lee untuk menutup istana Pangeran. Kelompok Pyunsoo ingin menjadikan Pangeran sebagai anggota mereka, dia bisa dibunuh jika Raja menolak. Jika Pangeran sampai bergabung dengan mereka, maka dia hanya akan menjadi seperti dirinya.

"Pangeran harus berbeda dariku. Anak ini... harus menjadi Raja sesungguhnya."

Dan untuk menghindari hal itu maka Raja memutuskan untuk menyembunyikan wajah Pangeran. Hanya dengan cara ini Pangeran bisa selamat dari banyaknya mata-mata Pyunsoo didalam istana.

"Kepala Prajurit Lee. Mulai sekarang, mereka yang mengetahui wajah asli Pangeran hanya aku, Youngbin dan kau. Jika ada orang lain yang melihat wajah Pangeran, bunuh saja."


Kelompok Pyunsoo mulai mengetes orang-orang untuk mereka pekerjakan. Sekarang rakyat harus membayar untuk air. Air itu dihargai dengan murah dan diantarkan dari rumah ke rumah hingga membuat rakyat merasa terbantu. Departemen itupun tumbuh dengan pesat.

Yang jadi masalah, mereka juga mengambil alih pasokan air dari sumur yang tak pernah kering. Saat ini mungkin belum serius. Tapi saat kemarau tiba, rakyat hanya bisa mendapat air dari departemen itu.

Di luar istana, tampak beberapa wanita yang menimba air di sumur. Tapi sumur itu sudah kering dan akhirnya hanya bisa ngelus dada melihat anak-anak buahnya Dae Mok menguasai sumur sebelah dan memberikannya pada orang-orang yang mampu membelinya.


Raja benar-benar marah saat mendapat laporan itu, tapi pada akhirnya tak ada yang bisa dilakukannya. Kepala Prajurit Lee melapor bahwa dia sudah menyuruh orang untuk menyebarkan rumor bahwa wajah Pangeran tidak ditunjukkan karena penyakit. Semua orang mempercayainya dan Kelompok Pyunsoo menganggap itu adalah salah satu efek racun yang mereka berikan.


Tapi saat Pangeran yang masih balita itu sedang dimandikan, seseorang melubangi sekat pintu untuk mengintipnya. Pangeran melihatnya dan dengan lugunya menunjuk si pengintip.

Kepala Prajurit Lee kontan mengejar si pengintip yang ternyata seorang kasim itu. Dia berusaha meyakinkan kalau dia tidak melihat wajah Pangeran, tapi Kepala Prajurit Lee langsung menebasnya tanpa ampun.


Saat Pangeran tidur, Raja memakaikan sebuah topeng di wajahnya dan berharap agar pangeran bertahan dari rencana jahat Kelompok Pyunsoo.

"Kumpulkan keberanianmu untuk menghadapi mereka. lepaskan topeng ini suatu hari dan jadilah kaisar negeri ini."

14 tahun berlalu, 


Beberapa pemain sandiwara sedang menampilkan pertunjukkan dengan menggunakan wajah dan topeng Putera Mahkota Lee Sun sebagai bahan candaan.

Sementara itu di istana, beberapa dayang sedang berkumpul di pojokan dan menggosipkan Dongungjeon, sebuah ruang rahasia yang hanya boleh dimasuki Putera Mahkota. Jika sampai ada orang lain selain Putera Mahkota yang masuk ke sana, maka dia pasti akan langsung dibunuh.


Kasim Putera Mahkota tiba-tiba menegur mereka dari belakang. Sontak ketiga dayang itu langsung kabur dari sana. Putera Mahkota Lee Sun langsung menegur kasim yang hendak mengejar para dayang itu, dia kan sudah memberinya tugas yang lebih penting daripada menghardik para dayang. Kasim diam-diam menunjukkan buku-buku yang tersembunyi di lengan bajunya.


Lee Sun teryata diam-diam sedang menyelidiki alasannya harus memakai topeng. Katanya dia memakai topeng karena dia sakit. Tapi anehnya, baik Departemen Arsip maupun Balai Pengobatan tidak memiliki catatan kalau dia sakit.

"Kau juga merasa aneh, kan?" tanya Lee Sun pada topengnya seolah topeng itu temannya.

Tapi kemudian ada catatan yang mengatakan kalau Tabib Park dan Woo Shim berusaha mengobatinya tapi kemudian dia diperiksa oleh seseorang yang bukan tabib. Dan setelahnya, orang itu menjadi tabib kerajaan.


Saat mereka jalan-jalan keliling istana, Raja memberitahu Lee Sun kalau ia berencana memilih Puteri Mahkota. Lee Sun sinis, apakah Puteri Mahkota boleh melihat wajahnya nanti ataukah dia harus mengabdikan hidupnya tanpa bisa melihat wajah suaminya selamanya.

"Saya mohon. Beritahu saya sekarang, Ayahanda. Apa sebenarnya alasan saya harus memakai topeng ini? Tolong jangan katakan itu karena wajah saya. Saya tidak ingin mendengar kebohongan itu lagi!"

Dia hendak melepas topengnya saat itu juga. Tapi seketika itu pula, para dayang dan kasim bersujud ke lantai dan Kepala Prajurit Lee langsung menghunus pedang. Lee Sun berkaca-kaca melihat mereka, apakah mereka akan mati jika dia melepaskan topeng ini.

"Kenapa semua orang yang melihat wajah saya, harus dibunuh?"

"Sudah kubilang kau punya penyakit. Setelah kau sembuh total, baru kuizinkan kau melepaskannya!"


Saat Lee Sun bersedih di ruang rahasianya, Kasimnya datang membawakannya sebuah buku lain. Disebutkan di buku itu bahwa saat dia tengah kritis, tabib istana yang bernama Woo Shim dan seorang pengajar Sungkyunkwan yang bernama Woo Bo, datang.


Lee Sun pun langsung memanggil salah satu mantan gurunya untuk mencoba menanyainya tentang Woo Bo. Guru mengkonfirmasi bahwa dulu Woo Bo adalah pengajar di Sungkyunkwan yang menguasai banyak bidang seperti pendidikan barat, penulisan hanja, sejarah, bahkan geografi.

"Apakah dia juga mahir dalam pengobatan?" tanya Lee Sun.

"Tentu saja. Ketrampilan pengobatannya semahir tabib istana dari Balai pengobatan."


Di depan istana, Kim Hwa Gun keluar dari dalam tandu lalu masuk menemui Ratu bersama Ayahnya yang merupakan anak buahnya Dae Mok dan membahas masalah Hwa Gun yang akan dipilih menjadi salah satu kandidat Puteri Mahkota.

Sementara para orang dewasa sibuk berdiskusi, Hwa Gun malah asyik bermain sendiri. Saat Ratu menanyakan pendapatnya untuk menjadi kandidat Puteri Mahkota, Hwa Gun malah ceplas-ceplos mengaku kalau dia tidak tertarik. Bukannya marah, Ratu malah santai-santai saja menanggapinya, ia bahkan menyatakan kalau ia suka dengan sikap Hwa Gun yang percaya diri dan jujur.


Dia lalu memerintahkan seorang dayang untuk membawa Hwa Gun keliling istana. Ayahnya komat-kamit memperingatkannya untuk tidak cari perkara. Tapi saat mereka melewati ruang rahasia Putera Mahkota, dia berhenti dan bertanya-tanya tentang kabar yang dia dengar, katanya banyak bunga langka di sana. Si dayang membenarkannya dan memberitahu kalau hanya Putera Mahkota yang boleh masuk ke sana.

"Bagaimana kalau aku ingin masuk?"

"Nona bisa mendapat masalah. Tolong jangan melakukannya."

Tapi Hwa Gun tak peduli dan langsung mengusir dayang itu dengan alasan memintanya untuk mengambilkan barangnya yang ketinggalan. Begitu dia sendirian, dia langsung menyelinap masuk kedalam ruang rahasia itu.


Tempat itu tampaknya kosong, tapi dia melihat jubah Putera Mahkota ada di sana. Dia sedang mengagumi bunga yang cantik saat tiba-tiba saja dia mendengar suara seorang pria. Lee Sun duduk di sana membelakanginya.

Tanpa menyadari kehadiran Hwa Gun sedikitpun, dia curhat pada topengnya orang bernama Woo Bo itu. Dia yakin kalau Woo Bo pasti mengetahui kebenarannya, dan mungkin dia akan jujur padanya.


Dia hendak pergi saat tiba-tiba langkahnya membeku melihat Hwa Gun di sana. Dan karena dia tidak memakai jubah kebesarannya, jadilah Hwa Gun tidak mengenalinya dan dengan santainya memerintahkan Lee Sun untuk memindahkan bunga ini kedalam pot.

Bersambung ke episode 2

Post a Comment

0 Comments