Diawali dengan perkenalan Kelompok Pyunsoo yang merupakan sebuah
organisasi rahasia dengan sejarah panjang yang tumbuh dengan begitu kuat
setelah pembentukan Dinasti Joseon.
Sebuah padang tampak begitu indah dihiasi bunga-bunga warna merah yang
tumbuh subur. Beberapa wanita tampak memetiknya dengan menggunakan
cadar, lalu meramunya menjadi seperti pil dan memasukkannya kedalam
wadah bambu.
Terdengar suara seseorang yang berkata bahwa itu adalah Bunga Poppi
(Bunga Opium). Bunga yang bisa menaklukkan bisa paling beracun di
seluruh dunia. Tapi walaupun bisa menaklukkan racun, bunga itu bisa
membuat seseorang menjadi ketergantungan sekali dikonsumsi. Apalagi
memaksa berhenti maka racun yang telah ditaklukkan, akan langsung
menyebar dan mati.
Orang itu adalah Dae Mok, pemimpin Kelompok Pyunsoo yang tengah
menjelaskan tentang bunga itu pada seorang Pangeran. Dia berkata bahwa
Pangeran tidak rajin mengkonsumsinya setiap malam, maka rasa sakit itu
perlahan akan membunuhnya.
"Meski begitu, apa kau masih ingin bergabung?" tanya Dae Mok sembari menyodor pil Bunga Poppi itu.
Pangeran tampak ragu, tapi kemudian ia memantapkan diri mengambil pil
itu dan berjanji "Aku tidak akan membunuh anjing pemburu milikku, meski
waktu perburuan habis."
Pangeran meminum pil itu. Reaksinya begitu cepat hingga ia langsung
terjatuh berlutut sambil memegangi dadanya yang kesakitan. Saat dia
menengadah, matanya langsung berhalusinasi melihat wajah Dae Mok seperti
monster berkilau.
Begitu Pangeran mengkonfirmasi namanya adalah Yi Yoon, anak buah Dae Mok
yang bertopeng langsung menuntutnya untuk bersumpah bahwa mulai
sekarang dia tidak boleh memberitahu siapapun tentang apapun yang dia
dengar atau dia lihat.
"Aku bersumpah," ucap Pangeran Yi Yoon.
Begitu sumpah itu terucap, seorang anak buah Dae Mok membuat tanda di
leher Pangeran Yi Yoon dengan menusukkan jarum. Saat Pangeran bersumpah
akan mematuhi peraturan Kelompok Pyun Soo, si anak buah kembali
menusukkan jarumnya. Dan saat Pangeran meneruskan sumpahnya bahwa dia
akan mati jika tidak patuh, di lehernya tampak tiga titik segitiga.
Mengeluarkan sebuah pisau, Dae Mok berkata bahwa pisau ini sebelumnya
diarahkan pada Pangeran. Tai sekarang ini akan menjadi penyelamatnya.
"Kelompok Pyunsoo kami, akan melindungi dan menjadi senjatamu. Jangan
pernah melupakannya. Suatu saat, kau harus membayar dengan harga yang
pantas."
"Tak peduli berapapun aku harus membayar nanti, selama bisa menjadi raja. Aku harus... menjadi raja Joseon ini!"
Seketika itu pula istana raja tertutup dan semua pelayan dan pengawalnya
pergi meninggalkannya seorang diri. Lalu beberapa pembunuh bertopeng
menyelinap masuk dan membunuh raja.
10 tahun kemudian,
Pangeran Yi Yoon kini telah menjadi seorang raja dan tengah menantikan
kelahiran anaknya. Anak buah Dae Mok mendapat laporan bahwa Departemen
Astrologi telah mengirimkan ramalan sang bayi pada Raja.
Sementara Dae Mok membaca laporan ramalan itu dengan senyum sinis, Raja
mendengarnya langsung dari pejabat Astrologi yang meramalkan bahwa sang
bayi memiliki energi api dan air yang seimbang.
Naga muncul di hari kelahirannya, yang artinya Naga bertemu air. Jika
Pangeran nantinya menjadi Raja maka ia akan menjadi sosok yang tangguh
dan memimpin dengan arif bijaksana. Namun... ramalannya menggambarkan
naga hitam.
Yang artinya Pangeran akan menjadi karakter heroik tapi harus menghadapi
banyak kesulitan. Bila naga tidak dapat mencapai posisi puncak pada
saat yang tepat, maka hal tersebut akan menciptakan musibah besar. Air
akan mengering dan naga menjadi lemah. Intinya, jika Pangeran tidak bisa
mengatasi semua kesulitan, maka ia akan meninggal di usia muda.
Raja sontak menggebrak meja dengan penuh amarah. Si pejabat dengan
takut-takut memberitahu kalau Pangeran harus lahir di saat yang tepat
agar dia bisa menjadi Raja yang hebat. Jika ia terlahir antara pukul
9-11 malam maka dia akan menjadi Raja diatas Raja.
Selir Lee pun akhirnya dipaksa untuk tidak melahirkan sebelum jam yang
ditentukan walaupun ia harus menahan rasa sakit yang sangat hebat.
Sementara Raja cemas menantikan kelahiran bayinya, Dae Mok dan para anak
buahnya mendiskusikan ramalan Pangeran yang akan mati muda jika tidak
terlahir tepat waktu. Benar-benar takdir yang menyedihkan.
Tepat jam 9 malam, Selir Lee tak bisa menahannya lagi dan suara tangisan bayi pun menggema ke seluruh istana.
Seorang dayang datang dan mengabarkan kelahiran sang Pangeran. Walaupun
kelahirannya tepat waktu, tapi si pejabat Astrologi tampak ingin
mengatakan sesuatu tentang ramalannya.
Tapi Raja menghentikannya, dia satu-satunya pangeran di negeri ini, dia
akan menjadi Raja selanjutnya dan memerintahkan semua pelayannya untuk
mempersiapkan penyambutan kelahiran Pangeran.
Dae Mok pun mendapatkan laporan kelahiran Pangeran yang terlahir tepat
jam 9 malam. Seorang pejabat yang merupakan anggota Pyungsoo bertanya
apa rencana mereka selanjutnya. Dae Mok santai berkata kalau mereka
harus memberi selamat untuk Raja. "Aku berencana minum bersama Pangeran
sebagai rekan."
Saat Raja menggendong Pangeran, ia berjanji akan menjadikan Pangeran
sebagai Raja yang sesungguhnya dan bukan menjadi boneka ataupun anjing
pesuruh seperti dirinya. Seolah bisa mengerti ucapan Ayahnya, Pangeran
kecil itu tiba-tiba tersenyum.
Raja berterima kasih pada Selir Lee karena telah membuat keluarga kerajaan tetap kokoh dan mengangkat gelarnya menjadi Youngbin.
Tapi kemudian, seorang pengawal mengabarkan bahwa Kelompok Pyungsoo mengirimkan sebuah hadiah berupa bunga azalea.
Bunga itu disertai sebatang bambu yang berisi sebuah pesan yang menuntut
Raja untuk memberikan air negeri ini kedalam kekuasaan mereka. Raja
langsung meremas pesan itu dengan kesal, biarpun mereka Kelompok Pyunsoo
tapi Raja tak mau mengabulkan permohonan itu.
Tapi Kepala Prajurit Lee cemas, jika raja tidak mengabulkannya maka
nyawa Pangeran mungkin akan berada dalam bahaya. Raja semakin murka
mendengarnya, tapi seketika itu pula dadanya langsung kesakitan dan
bintik-bintik bermunculan di wajahnya hingga dia harus meminum pil yang
disertakan didalam bambu itu. Begitu kondisinya pulih, ia langsung
memerintahkan Kepala Prajurit Lee untuk melindungi Pangeran
Tentu saja kabar itu dengan cepat sampai ke telinga Dae Mok. Berpikir
cepat, Dae Mok memerintahkan Menteri Perang untuk memberi hadiah untuk
Pangeran.
Di istana, Ratu menemui Youngbin Lee untuk melihat sang Pangeran yang
baru lahir. Senyum Ratu tampak sangat ramah saat ia memberitahu Toungbin
Lee bahwa saat perayaan pemberian nama, Raja akan menulis namanya
dengan menggunakan darah harimau.
Ratu sudah menyuruh para pelayan untuk mempersiapkan segalanya dengan
baik. "Karena Pangeran kita yang berharga, tidak boleh terluka
sedikitpun."
Tapi yang tidak mereka ketahui, seorang dayang istana diam-diam
mengganti wadah darah harimau itu dengan wadah yang lain. Darah itu lalu
dicampur dengan tinta yang Raja gunakan untuk menulis nama Pangeran di
punggungnya, Lee Sun.
Sebuah nama yang diberikan Raja dengan harapan Pangeran bisa menerangi
dunia. "Nama itu terdengar mengandung sinar terang di negeri yang gelap
ini. Sesuai namamu, kau harus menjadi raja yang hebat dan membuat Joseon
menjadi bersinar."
Awalnya tak ada yang aneh. Tapi saat Pangeran sedang dimandikan,
tiba-tiba dia mulai menangis dan tinta dipunggungnya mulai berubah
warna. Tabib istana yang memeriksanya pun, langsung memberikan kabar
buruk pada Raja, Pangeran telah diracuni.
Raja lalu memanggil Woo Bo, sang ahli racun terbaik di Joseon, untuk
memeriksa Pangeran. Dengan berat hati dia mengkonfirmasi bahwa Pangeran
memang diracuni dan membutuhkan penawar secepat mungkin. Sebuah penawar
yang sangat kuat dan tidak ada di balai obat istana. Hanya si pembuat
racun inilah yang memiliki penawarnya. Jika tidak, maka Pangeran akan
meninggal dunia.
Raja akhirnya pergi menemui Dae Mok. Kepala Prajurit Lee menghunus
pedang saat Dae Mok mau mendekat, tapi seketika itu pula sekelompok anak
buah Dae Mok muncul dan langsung menghunuskan pedang-pedang mereka ke
leher Raja.
Kepala Prajurit Lee mundur dan sekelompok ninja itu pun langsung mundur.
Raja mengingatkan bahwa walaupun dia menyetujui permintaan Dae Mok
untuk menguasai air, tapi para menteri belum tentu menerimanya. Dae Mok
santai memberitahu kalau dalam rapat hari ini, para menteri akan
menyarankan pembangunan Departemen Pengadaan Air. Dan Raja hanya perlu
memberi persetujuan.
Raja bersikeras kalau Dae Mok tidak boleh memonopoli air dan hanya akan
memberikan Dae Mok sedikit kekuasan. Tapi Dae Mok langsung mengingatkan
Raja bahwa dialah yang telah membuatnya menjadi Raja,
"Pikirkanlah putramu, menyedihkan kalau dia sampai kehilangan nyawanya. Putramu itu, aku tidak berniat membunuhnya sama sekali."
Dia menyodorkan penawar racunnya tapi sebagai gantinya, dia menuntut
Pangeran untuk bergabung ke Kelompok Pyunsoo di masa depan nanti dan
memberinya kekuasaan penuh padanya atas Departemen Pengadaan Air. Raja
kesal, tapi ia tidak punya pilihan lain.
Dalam rapat bersama para pejabat hari itu, seorang menteri pun langsung
mengajukan permintaan untuk membangun Departemen Pengadaan Air dan
membiarkan Kelompok Pyunsoo yang mengelolanya. Terpaksalah Raja akhirnya
harus memberikan izin itu.
Seusai rapat, ia langsung bergegas membawa racun itu ke Pangeran. Tapi
setibanya di sana, Pangeran kecil itu sudah tak bergerak lagi dalam
pelukan Ibunya yang menangisinya. Tapi Raja tak mau menyerah begitu saja
dan tetap mencekokkan penawar itu ke mulut Pangeran kecil.
Tapi Pangeran tetap tak bergerak, Kepala Prajurit Lee langsung terjatuh
lemas seketika. Youngbin Lee langsung mendekapnya erat dan menangis
putus asa. Tapi tiba-tiba saja Pangeran kecil cegukan dan mulai membuka
mata. Woo Bo mengecek nafasnya dan mengkonfirmasi kalau Pangeran sudah
selamat dari racunnya.
Bekas racun itu perlahan menghilang. Woo Bo berkata bahwa itu adalah
respon imun tubuhnya. Tapi jika Pangeran diracuni lagi maka tandanya
akan muncul lagi. Dengan mata berkaca-kaca penuh haru, Woo Bo mengucap
selamat untuk Raja. Sekarang, Pangeran memiliki darah yang kebal
terhadap berbagai macam racun.
Dae Mok dengan senang hati mengabarkan kalau Kelompok Pyunsoo mereka
sekarang menjadi Pengelola Departemen Pengadaan Air dan menyuruh mereka
untuk menyebar ke berbagai area dan memperkerjakan orang untuk proyek
ini. Anak-anak buahnya kontan bersorak-sorai gembira.
Demi menjamin keselamatan Pangeran, Raja memerintahkan Kepala Prajurit
Lee untuk menutup istana Pangeran. Kelompok Pyunsoo ingin menjadikan
Pangeran sebagai anggota mereka, dia bisa dibunuh jika Raja menolak.
Jika Pangeran sampai bergabung dengan mereka, maka dia hanya akan
menjadi seperti dirinya.
"Pangeran harus berbeda dariku. Anak ini... harus menjadi Raja sesungguhnya."
Dan untuk menghindari hal itu maka Raja memutuskan untuk menyembunyikan
wajah Pangeran. Hanya dengan cara ini Pangeran bisa selamat dari
banyaknya mata-mata Pyunsoo didalam istana.
"Kepala Prajurit Lee. Mulai sekarang, mereka yang mengetahui wajah asli
Pangeran hanya aku, Youngbin dan kau. Jika ada orang lain yang melihat
wajah Pangeran, bunuh saja."
Kelompok Pyunsoo mulai mengetes orang-orang untuk mereka pekerjakan.
Sekarang rakyat harus membayar untuk air. Air itu dihargai dengan murah
dan diantarkan dari rumah ke rumah hingga membuat rakyat merasa
terbantu. Departemen itupun tumbuh dengan pesat.
Yang jadi masalah, mereka juga mengambil alih pasokan air dari sumur
yang tak pernah kering. Saat ini mungkin belum serius. Tapi saat kemarau
tiba, rakyat hanya bisa mendapat air dari departemen itu.
Di luar istana, tampak beberapa wanita yang menimba air di sumur. Tapi
sumur itu sudah kering dan akhirnya hanya bisa ngelus dada melihat
anak-anak buahnya Dae Mok menguasai sumur sebelah dan memberikannya pada
orang-orang yang mampu membelinya.
Raja benar-benar marah saat mendapat laporan itu, tapi pada akhirnya tak
ada yang bisa dilakukannya. Kepala Prajurit Lee melapor bahwa dia sudah
menyuruh orang untuk menyebarkan rumor bahwa wajah Pangeran tidak
ditunjukkan karena penyakit. Semua orang mempercayainya dan Kelompok
Pyunsoo menganggap itu adalah salah satu efek racun yang mereka berikan.
Tapi saat Pangeran yang masih balita itu sedang dimandikan, seseorang
melubangi sekat pintu untuk mengintipnya. Pangeran melihatnya dan dengan
lugunya menunjuk si pengintip.
Kepala Prajurit Lee kontan mengejar si pengintip yang ternyata seorang
kasim itu. Dia berusaha meyakinkan kalau dia tidak melihat wajah
Pangeran, tapi Kepala Prajurit Lee langsung menebasnya tanpa ampun.
Saat Pangeran tidur, Raja memakaikan sebuah topeng di wajahnya dan
berharap agar pangeran bertahan dari rencana jahat Kelompok Pyunsoo.
"Kumpulkan keberanianmu untuk menghadapi mereka. lepaskan topeng ini suatu hari dan jadilah kaisar negeri ini."
14 tahun berlalu,
Beberapa pemain sandiwara sedang menampilkan pertunjukkan dengan
menggunakan wajah dan topeng Putera Mahkota Lee Sun sebagai bahan
candaan.
Sementara itu di istana, beberapa dayang sedang berkumpul di pojokan dan
menggosipkan Dongungjeon, sebuah ruang rahasia yang hanya boleh
dimasuki Putera Mahkota. Jika sampai ada orang lain selain Putera
Mahkota yang masuk ke sana, maka dia pasti akan langsung dibunuh.
Kasim Putera Mahkota tiba-tiba menegur mereka dari belakang. Sontak
ketiga dayang itu langsung kabur dari sana. Putera Mahkota Lee Sun
langsung menegur kasim yang hendak mengejar para dayang itu, dia kan
sudah memberinya tugas yang lebih penting daripada menghardik para
dayang. Kasim diam-diam menunjukkan buku-buku yang tersembunyi di lengan
bajunya.
Lee Sun teryata diam-diam sedang menyelidiki alasannya harus memakai
topeng. Katanya dia memakai topeng karena dia sakit. Tapi anehnya, baik
Departemen Arsip maupun Balai Pengobatan tidak memiliki catatan kalau
dia sakit.
"Kau juga merasa aneh, kan?" tanya Lee Sun pada topengnya seolah topeng itu temannya.
Tapi kemudian ada catatan yang mengatakan kalau Tabib Park dan Woo Shim
berusaha mengobatinya tapi kemudian dia diperiksa oleh seseorang yang
bukan tabib. Dan setelahnya, orang itu menjadi tabib kerajaan.
Saat mereka jalan-jalan keliling istana, Raja memberitahu Lee Sun kalau
ia berencana memilih Puteri Mahkota. Lee Sun sinis, apakah Puteri
Mahkota boleh melihat wajahnya nanti ataukah dia harus mengabdikan
hidupnya tanpa bisa melihat wajah suaminya selamanya.
"Saya mohon. Beritahu saya sekarang, Ayahanda. Apa sebenarnya alasan
saya harus memakai topeng ini? Tolong jangan katakan itu karena wajah
saya. Saya tidak ingin mendengar kebohongan itu lagi!"
Dia hendak melepas topengnya saat itu juga. Tapi seketika itu pula, para
dayang dan kasim bersujud ke lantai dan Kepala Prajurit Lee langsung
menghunus pedang. Lee Sun berkaca-kaca melihat mereka, apakah mereka
akan mati jika dia melepaskan topeng ini.
"Kenapa semua orang yang melihat wajah saya, harus dibunuh?"
"Sudah kubilang kau punya penyakit. Setelah kau sembuh total, baru kuizinkan kau melepaskannya!"
Saat Lee Sun bersedih di ruang rahasianya, Kasimnya datang membawakannya
sebuah buku lain. Disebutkan di buku itu bahwa saat dia tengah kritis,
tabib istana yang bernama Woo Shim dan seorang pengajar Sungkyunkwan
yang bernama Woo Bo, datang.
Lee Sun pun langsung memanggil salah satu mantan gurunya untuk mencoba
menanyainya tentang Woo Bo. Guru mengkonfirmasi bahwa dulu Woo Bo adalah
pengajar di Sungkyunkwan yang menguasai banyak bidang seperti
pendidikan barat, penulisan hanja, sejarah, bahkan geografi.
"Apakah dia juga mahir dalam pengobatan?" tanya Lee Sun.
"Tentu saja. Ketrampilan pengobatannya semahir tabib istana dari Balai pengobatan."
Di depan istana, Kim Hwa Gun keluar dari dalam tandu lalu masuk menemui
Ratu bersama Ayahnya yang merupakan anak buahnya Dae Mok dan membahas
masalah Hwa Gun yang akan dipilih menjadi salah satu kandidat Puteri
Mahkota.
Sementara para orang dewasa sibuk berdiskusi, Hwa Gun malah asyik
bermain sendiri. Saat Ratu menanyakan pendapatnya untuk menjadi kandidat
Puteri Mahkota, Hwa Gun malah ceplas-ceplos mengaku kalau dia tidak
tertarik. Bukannya marah, Ratu malah santai-santai saja menanggapinya,
ia bahkan menyatakan kalau ia suka dengan sikap Hwa Gun yang percaya
diri dan jujur.
Dia lalu memerintahkan seorang dayang untuk membawa Hwa Gun keliling
istana. Ayahnya komat-kamit memperingatkannya untuk tidak cari perkara.
Tapi saat mereka melewati ruang rahasia Putera Mahkota, dia berhenti dan
bertanya-tanya tentang kabar yang dia dengar, katanya banyak bunga
langka di sana. Si dayang membenarkannya dan memberitahu kalau hanya
Putera Mahkota yang boleh masuk ke sana.
"Bagaimana kalau aku ingin masuk?"
"Nona bisa mendapat masalah. Tolong jangan melakukannya."
Tapi Hwa Gun tak peduli dan langsung mengusir dayang itu dengan alasan
memintanya untuk mengambilkan barangnya yang ketinggalan. Begitu dia
sendirian, dia langsung menyelinap masuk kedalam ruang rahasia itu.
Tempat itu tampaknya kosong, tapi dia melihat jubah Putera Mahkota ada
di sana. Dia sedang mengagumi bunga yang cantik saat tiba-tiba saja dia
mendengar suara seorang pria. Lee Sun duduk di sana membelakanginya.
Tanpa menyadari kehadiran Hwa Gun sedikitpun, dia curhat pada topengnya
orang bernama Woo Bo itu. Dia yakin kalau Woo Bo pasti mengetahui
kebenarannya, dan mungkin dia akan jujur padanya.
Dia hendak pergi saat tiba-tiba langkahnya membeku melihat Hwa Gun di
sana. Dan karena dia tidak memakai jubah kebesarannya, jadilah Hwa Gun
tidak mengenalinya dan dengan santainya memerintahkan Lee Sun untuk
memindahkan bunga ini kedalam pot.
Bersambung ke episode 2
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam