Sinopsis Dr. Frost episode 5 - Part 2

 


"Pembunuhan Psikologi?" tanya detektif Nam

Dalam perjalan pulang setelah menginterogasi keluarga Jung Man Ho dan Kim Myung Min, Frost menduga kalau kasus ini bukan kasus bunuh diri biasa tapi pembunuhan psikologi. Ada seseorang yang menanamkan ingatan palsu di pikiran kedua pria itu, seperti Jung Man Ho yang salah paham mengira kalau dia membunuh ibunya yang sebenarnya bunuh diri.

Detektif Nam tidak percaya mendengar ingatan bisa dipalsu. Detektif Nam lalu mendapat kabar dari detektif Cha bahwa ada satu orang lagi yang bunuh diri dari atap gedung.


Sung Ah menangis saat dia mendampingi Yoo Kyung yang sekarat ke rumah sakit. Sebelum menghembuskan napas terakhirnya, Yoo Kyung dengan lemah memberitahu Sung Ah "Orang itu... salah"


Di kantor konseling, Frost menonton rekaman CCTV di penampungan. Di rekaman itu terlihat Jung Man Ho bicara dengan seorang pria yang rambutnya dikuncir (pria yang sama dengan pria yang bicara dengan Yoo Kyung).


Sementara itu detektif Nam menyelidiki TKP dan diberitahu oleh detektif Cha bahwa menurut kesaksian para tetangga, ada seorang mahasiswi lain yang terlihat bersama dengan Yoo Kyung sebelum dia bunuh diri dan mahasiswi itu juga yang menelepon ambulance dan ikut mendampingi Yoo Kyung ke rumah sakit.

Detektif Nam pun cepat-cepat pergi ke rumah sakit untuk bicara dengan mahasiswi itu. Sesampainya di rumah sakit, dia tidak menyangka kalau mahasiswi itu adalah Sung Ah. Ia lebih terkejut lagi mengetahui kalau Yoo Kyung adalah teman baiknya Sung Ah.


"Yoo Kyung bukan orang yang akan melakukan hal seperti itu. Tapi kenapa dia melakukan itu? Aku tidak bisa percaya... kenapa? Seandainya aku datang lebih cepat, Yoo Kyung mungkin masih hidup" Sung Ah merasa bersalah karena tidak mampu menyelamatkan Yoo Kyung.

"Ini bukan salahmu. Kurasa, mungkin karena kau melihat sesuatu yang sangat mengerikan. Bahkan sekalipun aku mengatakan ini tapi mungkin kau tidak akan mau mendengarnya. Bahkan sekalipun kau hidup, tapi kau merasa seperti seorang pendosa. Sekarang... bagaimana kau akan hidup? Haruskah kau mati saja? Tapi walaupun saat ini berat tapi setelah beberapa saat berlalu, semua pasti akan terlupakan. Setelah itu, kau pasti akan bisa tersenyum kembali" detektif Nam berusaha menghibur Sung Ah (tapi dari wajahnya yang sedih dan cara detektif Nam mengucapkan kata-kata ini, dia terdengar seperti orang yang pernah mengalami pengalaman serupa)


Detektif Nam lalu menawarkan tumpangan pulang untuk Sung Ah tapi Sung Ah menolaknya karena dia masih ingin tinggal di rumah sakit. Setelah detektif Nam pergi untuk menemui orang tua Yoo Kyung, Sung Ah teringat pada kenangan masa SMA-nya bersama Yoo Kyung.

Flashback,
Saat Yoo Kyung baru tiba di restoran tempat Sung Ah menunggunya, dia langsung keheranan melihat Sung Ah tiba-tiba menangis haru gara-gara membaca komik yang mana dalam komik itu diceritakan kalau temannya tokoh utama meninggal.

"Kau menangis lagi?" Yoo Kyung tidak percaya "Kalau ada orang yang melihatmu, mereka mungkin akan berpikir kalau orang tuamu meninggal" 

Yoo Kyung meyakinkan Sung Ah untuk tidak cemas karena sebagai teman baiknya Sung Ah, dia berjanji akan hidup lama sampai seratus tahun agar Sung Ah tidak sedih. Janji itu dan pesanan ddukkbukki mereka yang lezat sukses membuat senyum Sung Ah mengembang lagi dengan cepat.


Kembali ke masa kini,
Sung Ah terisak sedih karena Yoo Kyung tidak memenuhi janjinya untuk hidup sampai seratus tahun. Tak lama kemudian, dia mendapat telepon dari Frost tapi dia langsung mematikannya.

"Tidak memberikan kesempatan bagi pihak lain untuk bicara itu juga tidak sopan" protes Frost yang tiba-tiba muncul dihadapan Sung Ah

Frost berusaha menghibur Sung Ah dan meminta Sung Ah untuk tidak memikirkan hal-hal bodoh seperti menyalahkan dirinya sendiri atas kematian Yoo Kyung. Frost terus menemani Sung Ah saat Sung Ah menangisi kematian Yoo Kyung dan juga saat Sung Ah menyampaikan pesan terakhir Yoo Kyung pada kedua orang tuanya.



"Dia bukan anak yang akan melakukan hal seperti itu, tapi kenapa dia melakukannya?" Ayahnya Yoo Kyung benar-benar tidak mengerti

"Saya rasa dia merasa terganggu atas kematian oppa-nya" ujar Sung Ah "Dia bilang kalau dia mendorong oppanya. Dia bilang oppanya mati karenanya"

Kedua orang tua Yoo Kyung langsung bingung, apa maksudnya?

 


Flashback,
Waktu Yoo Kyung masih balita, dia bermain bersama oppanya di balkon. Waktu itu sedang hujan salju dan oppanya Yoo Kyung nekat memanjat tembok pagar yang licin, oppanya Yoo Kyung terpeleset dan meninggal.


Kembali ke masa kini,
Sung Ah tentu saja langsung heran, kenapa Yoo Kyung menyalahkan dirinya sebagai penyebab kematian oppanya kalau oppanya Yoo Kyung sebenarnya meninggal karena kecelakaan?

Dari informasi itu Frost langsung menyadari kalau Yoo Kyung juga sama seperti Jung Man Ho dan Kim Myung Min, sama-sama punya ingatan palsu.


Dalam perjalanan keluar rumah sakit, Sung Ah memberitahu Frost tentang kata-kata terakhir Yoo Kyung yang mengatakan "Orang itu salah"

"Apa maksudnya itu?" tanya Sung Ah

"Di saat-saat terakhirnya dia menyadari kalau ingatannya salah" jawab Frost

Frost lalu bertanya kapan terakhir kali dia bertemu dengan Yoo Kyung. Sung Ah mengatakan kalau terakhir kali dia bertemu Yoo Kyung sekitar 3 hari yang lalu di penampungan dan waktu itu dia melihat Yoo Kyung bicara dengan seorang pria yang rambutnya dikuncir.


Saat Frost kembali ke kantor konseling, dia langsung masuk kedalam alam pikirannya untuk meneliti kasus ini. titik temu dari ke-3 orang yang bunuh diri itu adalah tempat penampungan. Frost bertanya-tanya apakah Yoo Kyung juga menerima telepon sebelum dia bunuh diri? apakah pria yang rambutnya dikuncir itu adalah orang yang menanamkan ingatan palsu dalam pikiran ke-3 orang itu?


Tiba-tiba dia mendapat telepon dari detektif Nam yang memberitahunya bahwa sebelum bunuh diri Yoo Kyung menerima telepon dari nomor yang sama dengan yang menghubungi Kim Myung Min, dan dia juga sudah menemukan pemilik asli ponselnya Kim Myung Min.

Frost dan detektif Nam kemudian pergi bersama untuk menemui pemilik asli ponselnya Kim Myung Min tapi ternyata pemilik ponsel itu adalah seorang tunawisma juga. Tunawisma yang bernama Jo Il Ryong itu mengaku kalau dia menjual KTP-nya pada seorang pria yang rambutnya selalu dikuncir. Pria itu selalu datang setiap bulan untuk memberikan rokok untuk para tunawisma, pria itu bahkan memberinya sebuah jaket dan selimut. Frost yakin kalau pria itulah yang bicara dengan Jung Man Ho, Kim Myung Min dan Yoo Kyung sebelum mereka bunuh diri.


Mereka lalu pergi menemui seorang pedagang ponsel yang menjual ponselnya Kim Myung Min pada si pria yang rambutnya dikuncir dan memaksa si pedagang memberitahu mereka siapa sebenarnya pria yang membeli ponsel atas nama Jo Il Ryong itu.


Beberapa saat kemudian, mereka akhirnya tiba di tempat persembunyian tersangka. Saat mereka hendak masuk, Frost tiba-tiba berhenti sebentar karena merasa sedang diawasi oleh seseorang.

Saat mereka masuk kedalam kantor kerja tersangka, ternyata tersangka bernama No In Gook itu sedang tidak ada. Tapi dari 2 orang cangkir kopi dan asap rokok yang masih mengepul, mereka mengetahui kalau No In Gook barusan berada di kantor itu.

Saat No In Gook datang dan melihat mereka, dia langsung melarikan diri. Detektif Nam dan Frost berusaha mengejarnya dari 2 arah yang berbeda tapi mereka terlambat karena No In Gook berhasil melarikan diri dengan mobilnya.


Detektif Nam yang sempat membaca pelat nomor mobilnya No In Gook, langsung menelepon kantor polisi dan meminta mereka melacak keberadaan mobil itu. Tak lama kemudian, mereka berhasil menemukan mobil itu ditinggalkan di depan stasiun subway. Mereka kemudian mencari No In Gook secara terpisah, Frost berusaha melacak keberadaan No In Gook lewat kamera CCTV sementara detektif Nam berlarian mencari ke berbagai area di stasiun itu.


 Pada saat yang bersamaan, No In Gook sendiri sedang melakukan transaksi jual-beli KTP dengan salah seorang tunawisma.


Saat dia keluar dari stasiun, saat itulah Frost menangkap keberadaannya dari kamera CCTV. Dia dan detektif Nam langsung mengejarnya tapi No In Gook langsung menangkap salah satu pejalan kaki dan mengancamnya dengan pisau. No In Gook mengira kalau mereka datang untuk menangkapnya karena membeli KTP dan menjual ponsel ilegal.

"Kami datang bukan karena kau menjual ponsel ilegal" ujar detektif Nam

"Lalu kau datang untuk apa?"

"Di penampungan, kau bertemu dengan Choi Yoo Kyung dan memberi Kim Myung Min ponsel kan?"


Anehnya, No In Gook mengatakan kalau dia tidak pernah melakukan hal itu, dia bahkan tidak pernah menelepon orang-orang yang tidak dia ketahui itu. Perkataan No In Gook itu mengingatkan Frost pada 2 gelas kopi yang ia lihat di kantornya No In Gook.

"Ada orang lain. Pria ini bukan pelakunya" ujar Frost


Saat itu tiba-tiba ponselnya No In Gook berbunyi, Frost dan detektif Nam berusaha mencegah No In Gook supaya tidak mengangkat telepon itu tapi No In Gook tetap mengangkatnya. Dan setelah menerima telepon itu, No In Gook tiba-tiba mundur ke tengah-tengah jalan dan menabrakkan dirinya sendiri ke sebuah truk.


Sementara orang-orang mengerumuni TKP, Frost langsung berusaha mencari keberadaan orang yang mencurigakan dari kerumunan orang-orang itu. Tapi dia tidak berhasil menemukan si penjahat karena orang itu diam-diam pergi dari TKP lalu membuang ponselnya di tempat sampah.


Beberapa hari kemudian, Song Sun pergi mencari Sung Ah di rumahnya karena sejak insiden bunuh dirinya Yoo Kyung, Sung Ah tidak ke kampus. Kejadian bunuh dirinya Yoo Kyung membuat Sung Ah trauma setiap kali dia teringat bagaimana Yoo Kyung menjatuhkan dirinya dari gedung.

Karena itulah Song Sun mengunjungi Sung Ah bukan sebagai profesor tapi sebagai konselor untuk membantu mengkonseling Sung Ah karena Song Sun mengerti kalau kejadian yang Sung Ah alami ini bukanlah sesuatu yang bisa ia lupakan dengan mudah. Sung Ah menangis sedih saat dia mengaku kalau dia merasa bersalah atas kematian Yoo Kyung. Seandainya waktu itu dia datang lebih cepat, seandainya waktu itu dia bisa mencegahnya



Frost memberitahu Sang Won kalau dia akan menghentikan sesi grup konselingnya. Dia membuat keputusan ini karena 2 orang bunuh diri ditambah lagi ada masalah kepercayaan diantara para anggotanya. Sang Won bertanya, apakah Frost menghentikan sesi grup konseling ini karena alasan kasus bunuh diri atau karena alasan yang membuat orang-orang itu bunuh diri?

Frost mengatakan bahwa alasan orang-orang itu bunuh diri adalah eksperimen penanaman ingatan palsu, eksperimen yang juga pernah dilakukan oleh Dr. Elizabeth Loftus.

"Benar, ini memang eksperimen penanaman ingatan palsu. Ingatan manusia selalu campur aduk jadi bisa diubah menjadi ingatan baru" ujar Sang Won

"Sepertinya ada seseorang yang melakukan eksperimen baru penanaman ingatan palsu" Frost menduga



Di kantor polisi, detektif Cha melapor pada detektif Nam bahwa mereka sudah menemukan ponsel yang digunakan pelaku untuk menghubungi Kim Myung Min sebelum dia bunuh diri. Ponsel itu dibuang di tempat sampah di sekitar TKP. Pelaku sepertinya sengaja meninggalkan ponsel itu dalam keadaan aktif agar mereka menemukan ponsel itu.


Malam harinya di bar mirror, kasus ini membuat Frost sama sekali tidak bisa konsen dengan pekerjaannya. Song Sun datang mengunjunginya dan memberitahunya kalau Sung Ah tidak masuk kuliah lagi hari ini. Tapi Frost dengan santainya berkata kalau Sung Ah tidak masuk kuliah karena saat ini Sung Ah sedang mengalami Post Traumatic Stres Disorder (Gangguan Stres Pasca Trauma).

"Sung Ah baru 3 tahun" sela Song Sun "Dia jauh lebih muda dariku saat aku kehilangan Seol"


Saat Frost kembali ke kantor konseling dan melihat meja kerja Sung Ah yang kosong, dia terlihat cemas.


Sung Ah melihat album foto kenangannya bersama Yoo Kyung dengan sedih "Ingatan manusia tidak tetap tapi berubah-ubah agar kita bisa berusaha melupakan kenangan yang menyakitkan dan menjaga kenangan yang indah dan berharga selamanya"


Saat sedang sendirian di kantornya, Sang Won terlihat sangat cemas teringat pada obrolannya dengan Frost tadi, tentang dugaan Frost bahwa ada orang yang melakukan eksperimen penananam ingatan palsu pada kedua tunawisma dan Yoo Kyung dan menyuruh mereka untuk bunuh diri. Frost penasaran siapa orang itu dan kenapa sasarannya adalah orang-orang disekitarnya. Saat Sang Won melihat foto Frost saat Frost remaja, dia mendapat telepon dari si penjahat yang misterius itu.


Si penjahat itu menyapa Sang Won dengan akrab "Lama tak bertemu, prof. Apa anda menerima pesan saya?"

Sang Won sepertinya mengenali suara si penjahat itu "Apa ini perbuatanmu?"

"Sudah kuduga, Frost memang berbeda. Dia berhasil mengetahuinya lebih cepat dari dugaanku"

"Apa alasanmu melakukan semua ini?"

"Entahlah, kita akan bertemu lagi secepatnya" si penjahat yang ternyata berada didepan kampus itu langsung menutup teleponnya lalu pergi.


Bersambung ke episode 6

Post a Comment

0 Comments