Setelah berkeliling sampai capek hanya untuk mencari Dr. Seed, Ji Na akhirnya menemukannya. Tapi yang tidak disangkanya, Dr. Seed ternyata si Tuan Malang yang selama ini selalu berusaha ia hindari. Tae Woon sangat bahagia melihatnya dan menyambut kedatangannya dengan senyum lebar, kedatangan Ji Na benar-benar tidak disangkanya karena dia mengira yang akan datang adalah orang lain.
"Jadi kau... tidak mungkin Dr. Seed kan?" tanya Ji Na penuh harap
Sayangnya, harapannya langsung hancur seketika saat Tae Woon dengan sangat antusias mengkonfirmasi kalau dia memang Dr. Seed. Saking shock dan tidak percayanya, Ji Na langsung ketawa keras dan Tae Woon pun ikut-ikutan tertawa keras.
Sesaat kemudian, Ji Na tersadar dari ketawa kerasnya dan bertanya kenapa Tae Woon membohonginya? Tae Woon berusaha menjelaskan kalau dia bukan berbohong, cuma tidak ada waktu untuk memberitahu Ji Na. Tapi Ji Na tidak mau dengar apapun alasan Tae Woon dan langsung mengubah topik to the point tentang maksud kedatangannya kemari, yaitu membicarakan masalah bisnis.
Panggilan Tuan Malang bagi Tae Woon tampaknya bukan tanpa alasan. Kali ini nasib sial menghampiri Ji Na lagi, setelah tadi capek keliling-keliling sekarang hujan tiba-tiba turun sangat deras sebelum mereka sempat membicarakan masalah bisnis. Tae Woon langsung membuka jaketnya untuk memayungi Ji Na tapi saat dia berbalik, Ji Na ternyata sudah pergi duluan mencari tempat berlindung.
Tae Woon langsung mengejar Ji Na sambil berusaha menyampirkan jaketnya ke Ji Na tapi Ji Na malah menolak kebaikan Tae Woon dengan kasar. Lebih sialnya lagi, kaki Ji Na tiba-tiba sakit gara-gara tadi berkeliling dengan memakai sepatu high heel. Tae Woon pun langsung menggendong Ji Na dan membawanya lari mencari tempat berlindung.
Setelah hujan reda, Tae Woon memapah Ji Na yang berjalan terpincang-pincang. Ji Na ingin pulang dengan bis, tapi Tae Woon bersikeras agar Ji Na naik mobilnya sekalian untuk membicarakan masalah bisnis. Didalam mobil itu, Ji Na sangat tercengang menemukan 2 buah kaset tape lagu-lagu era tahun 90-an, yang lebih mencengangkan lagi Tae Woon bilang kalau dia masih punya kaset tape kosong dan menawari copy kaset tape itu untuk Ji Na kalau Ji Na menyukainya. (Pfft! dikiranya barang-barang seperti itu udah punah)
Ji Na ditelepon manager Oh yang menyuruhnya untuk langsung pulang setelah bertemu Dr. Seed dan melaporkan semuanya padanya besok di kantor. Tae Woon melihat Ji Na kedinginan, dia pun langsung menyalakan penghangat mobil dan memberikan handuk. Tapi Ji Na langsung menolak handuknya karena dia mengira kalau itu lap kotor.
Ji Na memberikan dokumen proyek Noo Ri Park pada Tae Woon dan memintanya untuk mengirimkan bibit-bibit tanamannya minggu depan. Tae Woon berkata kalau dia telah menerima email informasi dari perusahaan tapi dia belum membacanya dan dia hanya akan mengirim bibit-bibitnya setelah dia membaca emailnya. Tae Woon punya permintaan pada Ji Na, dia meminta agar Ji Na tidak memberitahu perusahaan kalau dia adalah Dr. Seed. (Hmm... apa yah alasan Tae Woon menyembunyikan jati dirinya?)
Tae Woon menyetir mobilnya bagai siput karena dia tidak suka ngebut. Ji Na menyuruh Tae Woon menyalakan GPS-nya tapi mobilnya Tae Woon tidak punya alat itu, dia bahkan tidak punya ponsel pintar. Ji Na langsung mendesah frustasi mendengarnya, dia akhirnya berinisiatif memakai GPS ponselnya dan men-set tempat tujuan mereka Hakdong. Ji Na dengan tegas memerintahkan Tae Woon untuk menyetir berdasarkan arah petunjuk GPS.
Setelah itu, Ji Na tertidur sementara Tae Woon menyetir mobilnya benar-benar sesuai petunjuk si nona GPS. Anehnya, sampai tengah malam, mereka masih belum sampai di Hakdong. Tae Woon lama-lama merasa aneh mengikuti petunjuk si nona GPS yang malah menyuruhnya untuk menyetir 50 meter lagi.
Dia berusaha membangunkan Ji Na tapi Ji Na tertidur sangat lelap. Tae Woon akhirnya membiarkan Ji Na tetap tidur, Tae Woon menyelimutinya dan mengulurkan tangannya untuk menopang kepala Ji Na agar Ji Na bisa tidur lebih nyaman sambil terus menyetir berdasarkan petunjuk nona GPS.
Sementara itu di IM, Hye Mi dan Hee Chul sedang kerja lembur. Hye Mi lalu mengajak Hee Chul untuk break sebentar. Mereka pergi ke atap untuk minum kopi dan ngobrol. Hee Chul tidak menyangka Hye Mi bekerja sampai selarut ini, Hye Mi mengingatkan Hee Chul bahwa dia bekerja keras demi mendapat pengakuan dari Hee Chul.
Hee Chul bertanya apakah Hye Mi sudah makan malam? Hye Mi ingin mengajak Hee Chul makan pasta di restoran tapi Hee Chul menolaknya karena dia masih banyak kerjaan dan ingin memesan dinner box saja. Hee Chul menjelaskan kalau dinner box itu makan malam bergaya keluarga dan rasanya seperti masakan ibu dan yang paling penting harganya murah.
Hye Mi yang terlahir dan besar di keluarga kaya raya, tentu saja tidak menyukai makanan murah dan dia juga tidak ingin Hee Chul memakan makanan murah. Hye Mi menawarkan kartu membership hotel miliknya untuk Hee Chul, di sana Hee Chul bisa tetap bekerja dan jika dia capek dia bisa spa atau kalau lapar dia bisa makan makanan buatan koki hotel.
Hee Chul hanya tersenyum dengan tawaran itu dan menolak dengan sopan. Saat ia hendak pergi, Hye Mi yang merasa bersalah berusaha mencegahnya dan setuju untuk makan dinner box. Tapi Hee Chul lagi-lagi menolaknya dan berkata Hye Mi tidak perlu memaksakan diri untuk memakan makanan itu.
Pagi akhirnya tiba saat Tae Woon akhirnya berhenti di tempat tujuan berdasarkan petunjuk nona GPS dan Ji Na pun akhirnya bangun. Betapa kagetnya Ji Na saat melihat tempat tujuan mereka bukan rumahnya malah pinggir pantai. Dimana ini? tanya Ji Na. Hakdong, jawab Tae Woon.
Ternyata Ji Na salah menyeting GPSnya bukan Hakdong yang berada di Seoul tapi Hakdong yang berlokasi di luar kota. Ji Na langsung ketawa keras setelah menyadari kesalahannya itu dan Tae Woon langsung ikut-ikutan ketawa keras.
Setelah sadar dari ketawa kerasnya, Ji Na langsung memerintahkan Tae Woon untuk menyalakan mobilnya lagi dan pulang ke Seoul. Ji Na jadi semakin panik saat melihat ponselnya lowbet. Ji Na langsung cepat-cepat menelepon manager Oh untuk mengabarkan kalau dia bakalan terlambat kurang lebih 3 jam. Manager Oh langsung panik, apalagi dia hanya bisa memberi laporan kalau Ji Na memberinya laporan pertemuannya dengan Dr. Seed.
Manager Oh bertanya dimana Ji Na sekarang? Ji Na berkata dia sedang berada di pinggir laut. Manager Oh langsung berteriak panik sampai membuat pegawai yang lain memandanginya dengan heran. Tepat saat itu juga, ponselnya Ji Na mati. Manager Oh jadi tidak punya pilihan lain selain membuat kebohongan. Dia berkata pada pegawai yang lain kalau Ji Na akan datang terlambat karena mengalami kecelakaan di pinggir pantai.
Kesialan lagi-lagi menimpa Ji Na. Saat dia kembali masuk mobil dan memerintahkan Tae Woon untuk menjalankan mobilnya, Tae Woon malah bilang batereinya mati. Tae Woon sedang pegang ponsel jadi Ji Na mengira Tae Woon sedang membicarakan baterei ponsel. Ji Na bersikeras agar Tae Woon mengurusi baterei ponselnya di Seoul saja tapi Tae Woon malah meminta maaf mengatakan kalau dia tidak bisa menyalakan mobilnya sambil terus ngotot kalau batereinya mati.
"Apa kau sangat obsesif dengan ponselmu?" tanya Ji Na kesal
"Ummm... bukan baterei ponsel tapi baterei mobil" ujar Tae Woon
Tak lama kemudian, bantuan datang tapi setelah memeriksanya, tukang reparasinya berkata bahwa baterei mobilnya harus diganti karena sudah aus dan sepertinya akan makan waktu 2 jam untuk memperbaikinya. Ji Na langsung histeris meratapi nasibnya tapi karena tidak punya pilihan lain, terpaksa dia harus bertahan di Hakdong sampai baterei mobilnya Tae Woon selesai diperbaiki.
Tae Woon mengajak Ji Na makan sup seafood pedas tapi Ji Na yang memang pernah tinggal di pinggir laut dan pastinya sering makan sup seafood pedas, langsung menolak tawaran itu mentah-mentah sambil berteriak histeris menyatakan kalau dia sangat amat benci sup seafood pedas.Tae Woon bersikeras memaksa Ji Na untuk makan walaupun Ji Na benci sup seafood pedas, Tae Woon bahkan rela menerima segala kemarahan Ji Na asalkan Ji Na mau makan.
Tae Woon lalu mendorong Ji Na masuk ke sebuah kedai. Tae Woon memesan makanan lain tapi ahjumma bilang menu andalan mereka cuma sup seafood pedas, Ji Na akhirnya memesan menu lain yang serupa.
Walaupun membenci makanan laut, nyatanya Ji Na punya pengetahuan luas tentang makanan laut dan ikan-ikan laut, Tae Woon sampai kagum mendengar pengetahuan Ji Na. Ji Na berbohong mengatakan kalau dia tahu banyak hal tentang makanan laut karena punya summer house di pinggir pantai dan kadang dia makan makanan laut.
Tae Woon bingung dan kagok saat harus berurusan dengan ikan lautnya. Walaupun kesal tapi pada akhirnya Ji Na berbaik hati memisahkan daging ikan dari durinya untuk Tae Woon.
Apa yang Ji Na lakukan untuk Tae Woon itu membuat Tae Woon langsung memandanginya dengan kagum, melihat Ji Na mengingatkan Tae Woon saat dulu dia makan ikan laut bersama ibunya. Ji Na jadi canggung gara-gara Tae Woon terus-terusan menatapnya tapi saat Tae Woon berterima kasih dengan tulus padanya, Ji Na akhirnya tersenyum.
Setelah keluar dari kedai, Tae Woon melihat Ji Na kesulitan berjalan dengan high heels yang telah dipakainya sejak kemarin. Tae Woon langsung pergi membelikan sebuah sandal yang lebih nyaman untuk Ji Na, tapi Ji Na malah protes karena sandalnya jelek. Tae Woon hendak membelikan sandal yang lain tapi tiba-tiba dia mendapat pesan yang mengabarkan mobilnya sudah selesai diperbaiki. Akhirnya terpaksa Ji Na kembali ke Seoul dengan memakai sandal jeleknya.
Setibanya di kantor, Ji Na melihat rekan-rekannya hendak pergi makan siang. Ji Na cepat-cepat bersembunyi dan mendengar Hye Mi mentraktir semua orang lagi. Kenapa? Karena dia berasal dari keluarga kaya, uangnya banyak jadi traktiran terus bukan masalah bagi Hye Mi. Semua orang langsung kagum padanya dan langsung menghina Ji Na karena (setahu mereka) Ji Na juga anak orang kaya tapi Ji Na tidak pernah sekalipun mentraktir mereka.
Saat semua orang sudah berlalu melewatinya tanpa sedikitpun melihatnya, Tae Woon tiba-tiba muncul dihadapannya dan memberikannya bunga dalam botol. Seperti biasanya tiap pagi Ji Na harus mengambil bunga dari Tae Woon tapi karena hari ini ada masalah kesasar ke pinggir laut tadi, terpaksa Tae Woon membawakan bunga ini sebagai gantinya, bunga aster magnus yang dia petik di pinggir laut.
Saat Ji Na berlalu pergi ke kantornya, Tae Woon menatap kepergiannya "Terima kasih Ji Na-ssi, telah membawaku melihat laut lagi"
(Hmm... biasanya Tae Woon kelihatan agak bodoh tapi sekali ini dia kelihatan normal, apa dia cuma pura-pura yah?)
Saat kembali ke toko, Tae Woon dikejutkan oleh pria kacamata aka Bom Man Soo yang bertanya curiga kemana Tae Woon pergi semalaman kemarin dan dengan siapa Tae Woon bersama kemarin? Tae Woon menjawab kalau dia baru pulang dari laut, dia pergi ke sana gara-gara Ji Na ketiduran.
Tae Woon mengatakan kalau dia dan Ji Na pergi ke laut dan melihat matahari terbit bersama dan ini adalah pertama kalinya baginya, Tae Woon mengatakan semua itu dengan senyum bahagia lalu dia bilang dia ngantuk karena tidak tidur semalaman. Hmm... Sebenarnya ga ada yang salah yah dengan kata-kata Tae Woon tapi dari reaksi dan ekspresi histerisnya, kayaknya Man Soo mikir kalau Tae Woon dan Ji Na melakukan sesuatu yang aneh-aneh.
Ketua IM ini ga kerja apa yah? Kok yah mancing terus sama ahjussi sekretarisnya. Eh tapi sambil mancing mereka juga membicarakan masalah perusahaan. Sekretarisnya mendapat informasi sepertinya akan ada 2 pemegang saham yang akan menjual saham mereka. Tapi masalahnya itupun kalau ketua berhasil mendapatkan saham-saham itu dan menjadi pemilik lebih dari setengah saham perusahaan. Kalau sampai saham-saham itu dimiliki senator Jung (ayahnya Hye Mi) maka senator Jung lah yang akan menjadi pemilik setengah saham perusahaan. Apalagi belakangan ini senator Jung tampaknya sangat menantikan detik-detik ketua IM pensiun.
Senator Jung sepertinya punya rencana untuk menjodohkan Hee Chul dengan putrinya yang saat ini bekerja di perusahaan mereka. Dan setelah Hee Chul dan Hye Mi menikah, senator Jung akan menempatkan menantunya di kursi presdir IM menggantikan ketua. Sekretaris bingung karena setahunya, ketua juga berniat menempatkan Hee Chul sebagai presdir baru IM. Jadi nantinya Hee Chul akan menjadi presdir sebagai menantunya senator Jung ataukah sebagai anaknya ketua?
Hye Mi mentraktir rekan-rekannya makan di restoran mewah. Hye Mi memberitahu teman-temannya kalau dia adalah flexitarian, orang yang biasanya makan sayur-sayuran saja tapi pada situasi tertentu dia akan makan daging dan ikan. Dia makan dengan cara seperti ini agar dia bisa makan bersama pria yang disukainya. Teman-temannya langsung kagum dan tidak menyangka ternyata Hye Mi wanita yang romantis.
Hanya manager Oh yang tidak sependapat, menurutnya menjadi romantis itu sama sekali tidak berguna. Wanita seperti itu malah membuat pria jadi merasa terbebani, manager Oh menyarankan agar Hye Mi menjadi wanita yang bijak seperti dirinya agar bisa mendapatkan pria tampan. Saat yang lain tidak ada yang mempercayainya, manager Oh langsung menunjukkan foto suaminya yang memang tampan.
Apa mereka tahu bagaimana caranya mendapatkan pria setampan itu? tanya manager Oh yang kemudian menjawab pertanyaannya sendiri, yaitu melalui makanan 12 side dishes. Kalau mereka memasakkan makanan disertai 12 side dishes untuk pacar mereka, pacar mereka pasti akan langsung jatuh cinta. Mereka harus memasaknya sendiri dan yang lebih penting lagi mereka harus memasaknya langsung dihadapan si pacar.
Tae Woon membaca proposal proyek Noo Ri Park dan juga rekaman presentasinya Hye Mi dan Ji Na. Tae Woon tampak tidak terlalu menyukai proposal yang dibacanya, dia malah lebih tertarik menonton presentasinya Ji Na. Hmm... sepertinya ketertarikan Tae Woon bukan cuma karena Ji Na-nya tapi karena konsep yang diusung Ji Na dalam presentasi proyek Noo Ri Park.
Saat semua orang kembali ke kantor, mereka melihat Ji Na sudah datang. Manager Oh langsung menyeret Ji Na ke atap dan menuntutnya untuk memberitahu segalanya tentang Dr. Seed agar dia bisa melapor. Ji Na jadi bingung karena dia sudah berjanji tidak akan memberitahu tentang identitas Dr. Seed, akhirnya dia hanya memberitahu kalau Dr. Seed itu mirip Johnny Depp. (hahaha)
Setelah ditelepon senator Jung yang meminta Hee Chul untuk menjaga Hye Mi dan memastikan Hye Mi makan, Hee Chul pun langsung memanggil Hye Mi untuk mengajaknya makan malam bersama, Hye Mi tentu saja langsung senang. Awalnya Hye Mi agak bingung harus makan dimana sebelum akhirnya memutuskan untuk menuruti nasehat manager Oh.
Hye Mi membawa Hee Chul ke dapur rumahnya dimana Hye Mi memakai celemek cantik dan menyiapkan berbagai bahan makanan yang akan dia masak sendiri. Hee Chul sampai kaget melihat tingkah Hye Mi yang tidak bisa ini.
Hmm... apakah Hye Mi bisa masak? Hehe... kayaknya ga, Hye Mi tampak canggung memegang pisau, dia juga kesulitan motong sayuran, gorengan ikannya gosong, memasukkan bahan-bahan dengan serampangan sampai membuat supnya terciprat mengotori dapur dan ternyata dia masih harus melihat contekan dulu.
Setelah beberapa saat masakannya masih belum jadi juga, Hee Chul lama-lama jadi cemas dan berniat ingin membantu. Tapi Hye Mi bersikeras melakukan semuanya sendiri. Setelah jadi dan mencoba mencicipi masakannya sendiri, Hye Mi tiba-tiba melepas celemek cantiknya lalu mendorong Hee Chul keluar makan ke restoran. Haha! pasti ga enak. Sesampainya di restoran, Hye Mi berjanji dia akan belajar dulu membuat 12 side dishes.
Tapi Hye Mi heran kenapa Hee Chul tiba-tiba mengajaknya makan malam bersama? Hee Chul dengan agak canggung berkata kalau dia hanya merasa tidak enak karena kemarin mereka tidak makan malam bersama. Hye Mi langsung lega mendengarnya karena dia mengira kalau Hee Chul mengajaknya makan malam bersama karena disuruh ayahnya.
Hee Chul bertanya apa salahnya kalau ayahnya melakukan hal itu? Hye Mi berkata kalau dia tidak suka. Dia tidak suka melihat ayahnya melakukan segala sesuatu untuknya. Pernah dulu waktu kecil dia menanam stroberi, setiap hari dia merawat stroberi itu sampai akhirnya berbunga. Waktu itu Hye Mi merasa sangat bahagia karena dia pikir dia sukses merawat stroberinya sampai akhirnya dia mengetahui kalau itu semua bukan hasil jerih payahnya sendiri tapi karenanya ayahnya mengganti bibit stroberinya dengan stroberi yang sudah berbunga. Walaupun niat ayahnya sebenarnya baik tapi Hye Mi tidak suka karena ayahnya melakukan segalanya sebelum dia benar-benar berusaha sendiri.
"Tapi pada akhirnya kau tetap mendapatkan stroberi yang kau inginkan, iya kan?"
"Masalahnya, stroberi itu bukan stroberiku. Hari itu, aku berteriak pada ayah dan berkata kalau aku ingin melakukan segalanya sendiri. Aku menangis tapi terkadang aku merasa ketakutan kalau aku akan berubah. Walaupun bukan milikku tapi kalau aku bisa memilikinya maka aku mungkin ingin memilikinya"
Ji Na marah pada Mal Sook yang tiba-tiba masuk rumahnya sambil menggotong semua koper-kopernya. Mal Sook ternyata ingin tinggal bersama Ji Na tapi Ji Na tidak mau dan berusaha keras mengusir Mal Sook. Ji Na berusaha mengeluarkan koper-kopernya Mal Sook tapi Mal Sook malah langsung berbaring di kasurnya Ji Na. Ji Na langsung memukuli bokongnya sambil menyuruh Mal Sook keluar. Tidak punya pilihan lain, Mal Sook langsung mengancam akan menelepon ibunya Ji Na. Ji Na jadi panik dan akhirnya menyerah kalah.
Ji Na curhat pada Mal Sook tentang kegagalannya tidak terpilih dalam proyek Noo Ri Park. Mal Sook berusaha menghiburnya dan menyemangatinya untuk selalu berpikir positif menatap masa depannya, tidak ada yang bisa tahu tentang masa depan tapi hidup tidak mungkin sekejam itu.
"Hidup itu seperti sebuah kotak coklat. Kau tidak akan tahu apa yang akan kau dapay sebelum kau memakannya. Dalam hidup pun begitu. Kau tidak akan pernah tahu hasil apa yang akan kau dapat sampai kau berusaha keras dan mengerjakannya sampai akhir. Tapi bahkan sekalipun coklat yang kau makan rasanya pahit, jangan kecewa atupun sedih. Karena itu artinya masih banyak coklat yang rasanya manis" narasi Tae Woon yang ia tulis dalam buku diary-nya.
Keesokan harinya, manager Choi tiba-tiba memanggil semua anggota tim proyek Noo Ri Park ke ruang rapat karena ada masalah penting. Ji Na sangat penasaran ada masalah apa, sepertinya sangat serius? Awalnya Ji Na berusaha untuk cuek dan kembali mengerjakan pekerjaannya. Tapi sesaat kemudian, dia mengendap-endap mendekat ke ruang rapat untuk menguping. Ji Na menempel ke pintu ruang rapat terlalu dekat sampai-sampai pintu itu tiba-tiba membuka dan mengakibatkan Ji Na terjatuh masuk ke ruang rapat. Semua orang tertegun melihatnya.
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam