Sinopsis My Unfortunate Boyfriend Episode 2

Episode 1, di blognya Mbak Lilik, klik link di bawah ini untuk membaca episode 1-nya.^^

Episode 1 - Part 1

Episode 1 - Part 2

*****

Sinopsis Episode 2


Para pegawai IM sedang sibuk menggosipkan seseorang yang ketahuan melakukan operasi plastik tepat saat Ji Na dan Hye Mi baru saja tiba di kantor. Saat melihat kedatangannya, Tae Woon yang tadinya sedang meletakkan beberapa bunga di meja langsung menunjuk ke arah Ji Na sambil berteriak "Oh! itu palsu".

Mendengar itu, sontak Ji Na tampak kaget dan gugup. Tapi yang ditunjuk dan dimaksud Tae Woon ternyata bukan Ji Na tapi bunga layu yang bertengger disamping Ji Na. Ji Na diam-diam mendesah lega mendengarnya.


Dia lalu membagikan beberapa kopi luwak berkualitas nomor 1 untuk para sunbaenya. Tapi Tae Woon tiba-tiba menyeletuk memberitahu mereka bahwa kopi luwak terbuat dari kotoran musang, semua orang langsung kaget tapi Ji Na cepat-cepat mengancam Tae Woon untuk tutup mulut sambil menawarinya segelas kopi luwak.


Orang yang ketahuan operasi plastik itu ternyata Hye Mi. Saat seorang sunbae diam-diam menertwainya, Ji Na berusaha menghibur Hye Mi dan meyakinkannya untuk tidak cemas, mungkin ini perbuatan orang yang tidak diterima kerja lagipula jaman sekarang operasi plastik bukan sebuah masalah besar. 

Ucapan Ji Na itu sukses membuat Hye Mi jadi merasa lebih tenang karena dia berpikir perkataan Ji Na itu memang ada benarnya. Yang dia sembunyikan kan bukannya pengalaman ataupun latar belakang akademisnya, pikir Hye Mi. Ji Na lalu keluar agar dia bisa mendesah lega, karena kejadian tadi membuatnya mengira rahasianya ketahuan.


Kebetulan disana ada Tae Woon yang sedang memasang sebuah perangkap tikus dengan sebuah tali karena dia barusan dia menemukan sebuah lubang tikus. Ji Na menyuruh Tae Woon untuk menangkap tikusnya pakai racun saja tapi Tae Woon yang menyayangi binatang tentu saja tidak mau, dia berniat untuk menangkap tikusnya dengan jebakan  untuk kemudian dia lepas di gunung.


Tae Woon lalu meminta Ji Na untuk membantunya memegang tali yang akan dia buat jadi kebakan tikus. Tapi saat dia hendak melakukan sesuatu, tak sengaja Tae Woon tersandung dan menabrak Ji Na hingga mereka berdua terjatuh. 

Ji Na terjatuh menimpa Tae Wan dan tak sengaja rambutnya terjepit di sabuk celananya Tae Woon. Yang jadi masalah, tali yang tadinya mereka pegang sekarang melilit tubuh mereka berdua. Jadilah mereka berdua tidak bisa saling melepaskan diri.


Karena rambutnya juga susah terlepas dari sabuk celananya Tae Woon dan juga karena dia harus kembali ke kantor, terpaksa Ji Na menyeret Tae Woon dengan kepalanya tertunduk di celananya Tae Woon. Hahaha... ya iya aja orang-orang langsung salah paham, pose mereka aneh banget gitu. 

Lucunya lagi, mereka berusaha menghindari pandangan orang-orang dengan naik lift. Tapi gara-gara Ji Na terus menerus mendorongnya, Tae Woon malah tak sengaja memencet semua tombol. 

Alhasil, setiap kali lift berhenti di tiap lantai, orang-orang yang awalnya mau naik lift langsung shock melihat pose mereka dan akhirnya batal naik lift. Mereka berdua berusaha menjelaskan kesalahpahaman ini tapi sebelum mereka sempat berkata apapun, pintu lift sudah menutup kembali.


Setelah mereka keluar dari lift, mereka bertemu dengan ahjumma office girl. Ji Na langsung meminta ahjumma untuk membantunya menggunting. Maksud Ji Na menggunting rambutnya yang terjepit sabuknya Tae Woon, tapi masalahnya dia tidak memberitahu ahjumma harus menggunting apa, dia cuma menyuruh ahjumma untuk menggunting sambil menunjuk celananya Tae Woon (hahaha...). Tentu saja ahjumma dan Tae Woon sama-sama bingung dan salah paham.

Ahjumma jadi takut melakukan perintah Ji Na. Karena ahjumma tidak mau melakukannya, Ji Na pun langsung merebut guntingnya. Hahaha... lucu banget lihat ekspresinya ahjumma dan Tae Woon yang tegang setengah mati melihat Ji Na mengarahkan guntingnya ke celananya Tae Woon padahal yang mau dia gunting kan rambutnya sendiri.


Ji Na akhirnya berhasil menggunting rambutnya dari sabuk celananya Tae Woon, tapi tak sengaja anting-antingnya ikut terjatuh. Tae Woon mengembalikan anting-anting itu pada Ji Na tapi Ji Na langsung membuangnya dengan kesal sambil memperingatkan Tae Woon bahwa dia tidak mau lagi punya urusan apapun dengan Tae Woon.


Ji Na dan Hye Mi diajak keliling kantor sambil memperkenalkan mereka pada beberapa pegawai. Setelah itu, mereka kembali ke tempat meja kerja masing-masing tapi 2 pegawai baru itu bingung melihat semua pegawai mengerjakan pekerjaan mereka masing-masing dalam suasana yang teramat sangat sunyi, tidak ada satupun yang bersuara di kantor itu. 

Saat Ji Na menanyakan hal ini ke manager Oh, manager Oh berkata bahwa walaupun sunyi tapi semua pegawai sebenarnya sedang berperang hebat mengerjakan pekerjaan mereka masing-masing.


Tae Woon termenung dengan murung di rumahnya. Ia menutup dan membuka tutup tempat sampah dengan bingung sembari memandang anting-anting yang Ji Na buang. Kedua teman serumahnya datang, pria kacamata dan gadis remaja (Soo Ji), mereka bingung melihatnya murung sambil memandangi sebuah anting-anting wanita.

Tae Woon lalu menceritakan kejadian tadi pada mereka. Tentang rambut wanita yang terjepit sabuk celananya hingga membuat anting-antingnya terjatuh. Si wanita itu kesal gara-gara hal itu dan langsung membuang anting-antingnya itu dan menyatakan untuk mengakhiri hubungan mereka. 

Dan walaupun anting-anting itu sebenarnya sampah tapi Tae Woon merasa berat membuang anting-anting itu karena dia merasa anting-anting itu bukan sampah. Cerita itu membuat pria kacamata langsung berpikir ngeres tapi Soo Ji menduga mungkin Tae Woon merasa seperti itu karena Tae Woon menyukai wanita pemilik anting-anting itu.


Manager Oh hendak pergi ke lokasi syuting iklan. Saat dia mengajak seseorang ikut bersamanya, Ji Na dan Hye Mi langsung angkat tangan sama-sama mau ikut. Dalam perjalanan, Ji Na dan Hye Mi saling berebut bertanya ini-itu pada manager Oh. Di tengah jalan, manager Oh menghentikan mobilnya didepan sebuah coffee shop lalu menyuruh kedua pegawai baru itu untuk membeli 30 cangkir kopi dalam waktu 10 menit. Ji Na dan Hye Mi pun langsung berlari terburu-buru membeli 30 cangkir kopi.

Sesampainya di lokasi syuting, mereka melihat kru sedang menyuting sebuah iklan make-up yang dibintangi oleh seorang model cantik. Saat mereka break syuting, Ji Na dan Hye Mi pun langsung membagi-bagikan kopi pada semua kru. Mereka hendak memberikan secangkir kopi pada si model tapi karena mereka rebutan, kopi panas itu malah tertumpah ke kaki si model sampai kaki si model jadi merah terbakar.


Hye Mi lah yang sebenarnya sengaja menyenggol cangkir kopinya Ji Na sampai tumpah ke kakinya si model tapi dengan liciknya Hye Mi melimpahkan kesalahan pada Ji Na. Insiden ini membuat masalah jadi tambah runyam karena syutingnya sebenarnya masih belum selesai dan yang harus mereka syuting adalah bagian kaki.

Hee Chul yang baru tiba, menyarankan agar mereka menggunakan salah satu staf wanita untuk menggantikan syuting bagian kaki. Ji Na dan Hye Mi dipilih sebagai kandidat pengganti dan setelah beberapa saat meneliti kedua kaki wanita itu, sutradara memutuskan untuk memilih kakinya Hye Mi.

Hye Mi pun berusaha menjadi model yang baik, menggerak-gerakkan kakinya dengan gaya seksi sesuai perintah sutradara sementara Ji Na melakukan tugasnya sebagai pembersih kakinya Hye Mi dengan berat hati. Akan tetapi dalam usahanya menggerak-gerakkan kakinya dengan gaya seksi, kakinya Hye Mi malah kram dan membuat acara syutingnya jadi terganggu.


Saat mereka kembali ke kantor, mereka berdua langsung menghadap ke kantornya Hee Chul dengan takut-takut karena mereka cemas akan dimarahi setelah membuat kekacauan di lokasi syuting tadi. Tapi yang tidak mereka sangka-sangka, Hee Chul malah memuji kerja keras mereka. Hee Chul bahkan tidak mempermasalahkan kesalahan yang mereka berdua perbuat tadi.

"Semua orang pasti pernah berbuat salah. Yang jadi masalah adalah apakah kau akan gagal setelah membuat kesalahan itu atau malah jadi sukses karenanya" ujar Hee Chul (hmmm... dilihat dari ekspresinya sepertinya ucapannya itu cukup bermakna bagi dirinya sendiri)

Sementara Hye Mi biasa-biasa saja menanggapi kata-kata Hee Chul itu, Ji Na malah langsung terpesona pada Hee Chul. Apalagi saat Hee Chul menanyakan keadaan tangannya yang tadi juga ketumpahan kopi panas. Sayang dia harus kecewa karena Hee Chul tidak cuma mencemaskannya tapi juga mencemaskan Hye Mi yang kakinya kram tadi.


Mereka berdua lalu ditanya apakah mereka tahu tentang tradisi perusahaan? Ji Na tidak tahu tapi Hye Mi ternyata tahu bahwa tradisi perusahaan yang dimaksud adalah pesta ulang tahun perusahaan yang akan diadakan dalam waktu dekat. Dia bahkan sudah membuat persiapan untuk acara ini.


Saat mereka kembali ke meja kerja mereka, mereka melihat art director Hong Jang Pyung membuat dua buah kotak yang masing-masing dia beri gambar Ji Na dan Hye Mi. Jang Pyung mengatakan bahwa kotak itu adalah kotak voting untuk menentukan popularitas mereka berdua.

Setelah pulang kerja, Ji Na makan malam ke sebuah restoran dengan mengundang Mal Sook. Tak lama kemudian, Mal Sook muncul mengejutkan semua pelanggan lain di restoran dengan gaya dandanannya yang wow banget, Ji Na sampai malu sendiri melihat dandanannya Mal Sook. hehe...


Ji Na lalu memberitahu Mal Sook tentang acara pesta ulang tahun perusahaan, dimana dalam pesta itu nanti dia harus menampilkan sebuah acara unjuk bakat. Dan karena di acara itu juga akan diadakan voting popularitas, Ji Na bertekad untuk memenangkan voting popularitas itu bagaimanapun caranya.

Ji Na berniat untuk menampilkan acara sulap, dia ingin membuat sebuah sulap yang hebat dan karenanya dia memohon pada Mal Sook untuk memperkenalkannya pada si pesulap yang katanya hebat itu. Mal Sook setuju tapi sebagai imbalannya, dia meminta Ji Na untuk membelikannya sebuah tas branded seperti yang tergantung di kamarnya.

Ji Na langsung menolaknya dengan berkata kalau tas itu bukan tas branded tapi tas imitasi. Mal Sook tidak percaya, dia berniat mengancam Ji Na dengan menelepon seseorang. Tapi Ji Na cepat-cepat menghentikannya dan berjanji akan membelikan tas branded sesuai keinginannya.


Keesokan harinya, Tae Woon keluar rumah dengan memakai kostum badut, bahkan untuk melengkapi kostumnya dia juga menggunakan sebuah alat perubah suara dan membuat suaranya jadi seperti anak kecil. Ia lalu pergi dengan mengayuh sepeda tuanya.

Sementara itu, Ji Na berjalan ke suatu tempat sambil menelepon seseorang. Wajahnya tampak sangat serius mengikuti perintah si penelepon yang menyuruhnya pergi ke sebuah lokasi tertentu. Saat Ji Na tiba di lokasi suruhan si penelepon, tiba-tiba dia dihadang oleh sebuah mobil van lalu diseret masuk kedalam mobil itu.

Kebetulan Tae Woon lewat di sekitar tempat itu dan melihat Ji Na diculik. Tae Woon yang cemas, langsung putar arah mengejar mobil van itu.


Siapa sangka Ji Na ternyata bukan diculik, dia cuma ingin mendapatkan tas branded imitasi untuk Mal Sook. Tapi karena penjual tas imitasinya takut ketahuan polisi, jadinya mereka terpaksa menggunakan cara ini.

Sayangnya, Tae Woon tidak mengetahui hal itu dan dia terus mengejar mobil van itu dengan sangat cemas. Saking cemasnya, Tae Woon pun langsung melaporkan perkara ini ke polisi. Tapi karena Tae Woon menelepon saat dia masih menggunakan alat perubah suaranya, polisi jadi tidak percaya padanya dan mengira dia anak kecil. Saat Tae Woon terus menerus bersikeras bahwa dia tidak berbohong, polisi lama-lama jadi kesal dan langsung menyuruh anak buahnya untuk menemukan si penelepon penipu ini.

Saat supir mobil penjual tas imitasi itu menyadari ada seorang badut yang mengejarnya, ia pun langsung mengarahkan mobilnya melewati sebuah gang kecil. Tae Woon tidak menyerah begitu saja dan terus berusaha mengejar dengan mengambil jalan pintas lewat gang lain sambil meneriakkan nama Ji Na dengan alat perubah suaranya.


Ji Na melihat badut itu tapi dia tidak mengenali badut itu sebenarnya Tae Woon. Mobil van itu terus melaju dan Tae Yoon pun terus mengejarnya. Saat mereka sudah kembali melaju ke jalan besar, polisi melihat badut yang menelepon kantor polisi tadi.

Polisi pun langsung mengejarnya dan menyuruhnya untuk menepi tapi Tae Woon mengacuhkan perintah itu karena dia terus fokus mengejar mobil van yang dia kira menculik Ji Na. Sementara itu, penjual tas branded imitasi panik melihat mobil polisi itu karena dia mengira polisi itu mengejarnya padahal yang dikejar polisi adalah Tae Woon.


Mobil van itu berusaha menghindari mobil polisi dengan memutar lewat gang kecil tapi mereka malah dihadang oleh mobil polisi yang lain. Tae Woon pun dengan panik berusaha menyelamatkan Ji Na dari mobil van itu sementara para polisi berusaha menangkapnya mengira Tae Woon adalah penipu. Tapi saat Tae Woon membuka pintu mobil van itu, polisi malah melihat puluhan tas branded imitasi. Alhasil, polisi jadi punya tangkapan lain.

Mereka semua kemudian dibawa ke kantor polisi. Polisi yang tadinya mengira Tae Woon menipu mereka, meminta maaf pada Tae Woon dan berterima kasih karena berkat Tae Woon sekarang mereka bisa menangkap pelaku imitasi. Tapi polisi bertanya-tanya dari mana Tae Woon bisa tahu kalau mobil itu menjual barang-barang imitasi.

Tae Woon menjelaskan bahwa dia sebenarnya dalam perjalanan mengantarkan bunga. Mendengar itu, Ji Na yang awalnya takut akan dipenjara karena membeli barang imitasi, tiba-tiba punya sebuah ide bagus untuk menghindari hukuman polisi. Dengan penuh semangat, dia langsung mendandani dirinya sendiri hingga wajahnya jadi badut seperti Tae Woon (err... tapi dandanannya Ji Na nakutin kayak Joker), lalu berkata pada polisi bahwa dia dan Tae Woon adalah pasangan badut. Untuk lebih meyakinkan, Ji Na bahkan memakai alat perubah suara lalu berjoget-joget ala badut.


Rencananya sukses besar, dia dan Tae Woon pun langsung diperbolehkan pulang. Tapi betapa kagetnya ia saat mengetahui si badut itu adalah Tae Woon. Ji Na pun langsung cepat-cepat melarikan diri menghindari si Tuan Malang. Saking buru-burunya tak sengaja ia terjatuh dan anting-antingnya lagi-lagi terjatuh. Tae Woon pun langsung memungut anting-anting itu.


Di toilet umum, Ji Na membersihkan makeup-nya sambil menangis sedih dan menggerutui si Tuan Malang yang dia tuduh sebagai penyebab kesialannya.


Malam harinya, Tae Woon meletakkan anting-antingnya Ji Na bersama dengan anting-anting lama Ji Na yang sudah Ji Na buang. Tae Woon menyimpan kedua anting-anting itu dengan baik didalam sebuah kotak perhiasan. Ia lalu mencurahkan kegundahan hatinya dengan tulisan di buku diary-nya.


"Alasan kenapa padang pasir itu indah adalah karena di suatu tempat di padang pasir itu ada sebuah oasis. Sebuah oasis yang hanya bisa kau temukan dengan hatimu dan bukan dengan matamu. Kenapa mata tidak bisa melihat apa yang benar-benar penting? Kenapa orang-orang tidak percaya akan kejujuran? Malam ini, aku merasa terganggu oleh sebuah teka-teki yang membingungkan"

Setelah menulis itu, Tae Woon memandang langit berbintang dan melihat ada sebuah bintang jatuh.

Keesokan harinya, para pegawai IM menghadiri rapat dimana Hee Chul memperlihatkan secangkir cairan yang tampaknya aneh . Cairan itu berwarna hitam dan baunya sangat tidak enak. Hee Chul lalu memberitahu mereka bahwa cairan itu adalah kecap asin yang tidak biasa karena kecap asin itu adalah kecap asin tradisional yang dibuat tanpa bahan kimia dan difermentasi dengan cara tradisional.

Kecap asin itu adalah produk terbaru yang akan mereka buat iklannya dan pihak perusahaan ingin mereka menonjolkan ke-tradisionalan produk ini dan menekankan bahwa kecap asin ini adalah kecap asin berkualitas baik. Ji Na cukup ragu jika hal itu bisa menjadikan produk ini lebih menonjol dari produk lain karena produk kecap asin lain juga punya kualitas yang sama baiknya.

Mendengar observasi Ji Na yang cukup baik sebagai pegawai baru, Hee Chul pun langsung memerintahkan Ji Na untuk membuat ide iklan produk itu dan mempresentasikannya pada meeting mereka selanjutnya. Ji Na langsung gugup mendengarnya tapi dia tidak punya pilihan lain selain menerima perintah itu dengan senyum kaku.

Setelah rapat usai, Hye Mi mengajak semua orang makan siang bersama di sebuah restoran mewah. Saat mereka tengah menikmati hidangan mewah disana, Hye Mi melihat penjual tas imitasi baru masuk restoran. Refleks, dia langsung berusaha menyembunyikan wajahnya tapi penjual tas imitasi itu mengenalinya dan langsung menyapanya. Penjual tas imitasi itu ternyata bebas dari hukuman polisi berkat akting Ji Na kemarin.

Penjual tas imitasi itu bicara dengan penuh semangat tentang kejadian kemarin sampai-sampai dia hampir saja membocorkan rahasia mereka. Untunglah dia cepat sadar untuk tutup mulut dan cepat-cepat mengubah kalimatnya seolah dia dan Ji Na bertemu di sebuah acara lelang tas branded mahal hingga memberi kesan seolah Ji Na berasal dari keluarga berada. Para pegawai yang lain percaya kalau Ji Na berasal dari keluarga kaya raya tapi Hye Mi tampak meragukan hal itu.


Ketua IM mengunjungi Tae Woon di rumahnya, hmmm.... dari pembicaraan mereka sepertinya hubungan mereka bukan cuma sekedar hubungan bos dan pegawai. Mereka sepertinya punya masalah di masa lalu yang tampaknya membuat ketua IM menyesal, Tae Woon tampak agak canggung dan tidak terlalu senang dengan kedatangan ketua IM. Tapi saat ketua IM bertanya apakah Tae Woon marah dia datang kemari, Tae Woon langsung menyangkalnya dan berkata bahwa dia cuma agak terkejut dengan kedatangan ketua IM.


Sementara itu di IM, Ji Na masih sibuk memikirkan ide untuk iklan kecap asinnya saat Hee Chul datang menghampirinya dan bertanya apakah Ji Na sudah punya ide? Ji Na langsung mengacuhkan pertanyaan itu karena dia belum mendapat ide apapun. Hee Chul datang dengan membawa secangkir kopi untuk Ji Na. Tapi karena Hee Chul perhatian pada semua orang, Ji Na langsung bertanya apakah Hee Chul tidak membawa kopi untuk orang lain juga?

"Setiap kali aku kesini aku selalu membawa 2 cangkir kopi, untuk berjaga-jaga" ujar Hee Chul

"Kenapa?" tanya Ji Na

"Kudengar minum kopi bersamaku rasanya jauh lebih nikmat. Itu yang para pegawai wanita katakan" jawab Hee Chul kepedean

Hee Chul lalu bertanya tentang persiapannya dalam acara ulang tahun perusahaan. Ji Na dengan antuasias berkata kalau dia sedang bekerja keras mempersiapkan dirinya untuk acara itu. Hee Chul menasehati Ji Na untuk melakukan sesuatu yang lebih baik lebih dari pada yang dia lakukan saat interview, karena semua orang yang melihat interview-nya Ji Na sebenarnya punya harapan yang besar pada Ji Na. Mendengar itu, Ji Na tentu saja bahagia dan berjanji tidak akan mengecewakan semua orang.


Saat mereka tengah menikmati kopi masing-masing, Hye Mi tak sengaja melihat mereka minum kopi bersama dan dia tampak sangat cemburu melihat kedekatan Hee Chul dan Ji Na.


Ji Na mendapat pesan dari Mal Sook yang menyuruhnya datang menemui si pesulap hebat. Sesampainya di lokasi, Ji Na bertemu dengan si pesulap bertopeng yang kemudian langsung mengajari Ji Na melakukan sebuah trik sulap dimana Ji Na disuruh masuk kedalam kotak lalu ditusuk pakai pedang.

Sementara Ji Na sibuk berlatih sulap, Hye Mi sedang sibuk berlatih dansa di sebuah studio tari. Setelah latihannya selesai, Hee Chul datang menjemputnya. Hye Mi sangat bahagia sampai saat Hee Chul memberitahu kalau dia menjemputnya hanya karena ayahnya Hye Mi mencemaskannya.

 


Hee Chul bertanya-tanya untuk apa Hye Mi berlatih begitu keras padahal Hye Mi kan tidak perlu melakukan itu? Hye Mi bingung apa maksud Hee Chul?


"Kau kan tidak kurang suatu apapun, iya kan? kau tidak perlu berusaha terlalu keras" jawab Hee Chul.

Jawaban itu langsung membuat Hye Mi terdiam penuh kekecewaan. Mungkin Hye Mi melakukan semua ini demi Hee Chul tapi Hee Chul malah terlalu membanding-bandingkan status mereka.

Acara pesta ulang tahun perusahaan akhirnya dimulai, beberapa pegawai dari berbagai departemen saling unjuk kebolehan dihadapan para pegawai yang lain sementara Tae Woon mengerjakan tugasnya memperindah tempat pesta dengan bunga-bunganya.


Hye Mi dan Ji Na sedang bersiap-siap di belakang panggung. Melihat Ji Na membuat Hye Mi jadi kesal karena dia teringat saat dia melihat Ji Na minum kopi bersama Hee Chul. Saat Ji Na ke kamar kecil, Hye Mi langsung memanfaatkan kesempatan itu untuk berbuat licik. Diam-diam dia mencampur sebuah obat pencahar kedalam sebotol minuman yang kemudian dia berikan pada guru pesulapnya Hye Mi.


Sementara Hye Mi sedang menampilkan tarian tango yang indah di atas panggung, di belakang panggung Ji Na malah sedang panik karena guru pesulapnya sakit perut hebat. Ditengah-tengah kepanikannya, Tae Woon kebetulan muncul. Hye Mi pun langsung berpikir cepat dan meminta Tae Woon untuk membantunya.

Jadilah Tae Woon yang dimasukkan kedalam kotak sementara Ji Na menjadi si pesulap yang menusukkan pedangnya ke dalam kotak. Tae Woon terus menerus berteriak-teriak karena beberapa kali pedang yang ditusukkan Ji Na hampir mengenai tubuhnya. Tapi para penonton mengira itu cuma akting dan mereka pun berterpuk tangan dengan riuh. Acara sulapnya bisa dibilang sukses walaupun saat Tae Woon dikeluarkan dari kotak dia terlihat pucat pasi.

Sayangnya, kesuksesan acara sulapnya Ji Na tidak bertahan lama. Semua orang bertepuk tangan untuk aksi sulapnya Ji Na dan Ji Na dengan pedenya melempar topi sulapnya ke arah penonton. Sayangnya dia melempar topi itu terlalu keras hingga topi itu mengenai kepala seorang pelayan yang membawa nampan minuman. Pelayan itu langsung roboh mengenai tamu yang berdiri di sebelahnya. Yang mengherankan, robohnya si pelayan itu bukan cuma mengenai satu tamu tapi tamu-tamu yang lain juga ikutan roboh bagai rentetan domino. Alhasil, pesta ulang tahun itu jadi kacau balau.


Robohnya para tamu juga membuat bunga-bunga yang di meja jadi ikutan terjatuh, Tae Woon dengan sigap berhasil menyelamatkan salah satu pot bunga tapi yang tidak ia sangka-sangka, ia sendiri malah kejatuhan kamera seseorang. Kamera itu mengenai kepalanya hingga Tae Woon pingsan. Ji Na berusaha menyadarkannya dengan memberikan napas buatan. Tae Woon akhirnya tersadar dan langsung menatap Ji Na dengan kaget.


Bersambung ke episode 3

Post a Comment

0 Comments