Sinopsis Love is Sweet Episode 1

Jiang Jun melamar kerja di perusahaan MH, perusahaan besar yang bergerak di bidang perbankan investasi. Perusahaan nomor satu di antara pialang Shanghai. Pastinya tidak mudah masuk ke sana, saingannya pun banyak. Namun sekarang dia sudah berhasil masuk ke tahap wawancara keempat.

Proses wawancaranya diketuai oleh seorang wakil presdir wanita bernama Qiao Na yang sangat ketat dan tanpa ampun, mereka hanya diberi waktu bicara 15 detik masing-masing, tidak boleh lebih satu detik pun. 

Jawaban Jiang Jun cukup menarik perhatian. Berbeda dengan ketiga saingannya yang jawaban-jawabannya penuh ambisi, Jiang Jun malah berkata bahwa dia ingin menjadi Mozi di dunia investasi perbankan (Mozi adalah filsuf Cina). 

Menurutnya, Perbankan investasi bukanlah medan perang. Alih-alih menyerang, dia lebih ingin mencintai, menghargai orang bijak dan tunduk pada peraturan, menguntungkan secara keseluruhan.

"Perbankan investasi adalah tempat bagi orang-orang yang memiliki ambisi seperti Su Qin atau Zhang Yi, bukan Mozi. Berhati-hatilah. Aku tidak suka orang yang tidak berambisi," komentar Qiao Na, "menurutku kau kekurangan gaya elit. Namun kau adalah orang pertama yang mendapat keuntungan dalam strategi perekrutan terdiversifikasi MH."

Jiang Jun dan ketiga saingannya akhirnya dinyatakan lolos ke tahap wawancara selanjutnya yang akan berlangsung nanti siang. Namun Qiao Na memperingatkan mereka untuk tidak senang dulu, karena orang berikutnya yang akan mewawancarai mereka adalah 'Dewa Tempur MH' yang tak pernah kalah. Jauh lebih ketat darinya. (Wuih! Serem kayaknya)

Orang yang dimaksudnya itu adalah Yuan Shuai, Direktur Eksekutif MH yang terkenal sebagai Dewa Tempur, yang dengan berbekal kecerdikan dan kelicikannya dalam berstrategi, berhasil mengalahkan perusahaan saingannya dengan mudah padahal dia bahkan belum beranjak dari kasurnya.

Qiao Na datang ke apartemennya tak lama kemudian dengan dandanan serba cantik karena malam ini akan ada pesta aliansi perbankan investasi. Tampak jelas kalau Qiao Na suka sama Yuan Shuai yang dia ungkapkan secara terang-terangan, namun Yuan Shuai jelas tidak memiliki perasaan yang sama padanya yang juga dia ungkapkan secara terang-terangan. Namun hubungan mereka tetap akrab dan flirty.

Namun saat Yuan Shuai melihat CV Jiang Jun yang diberikan Qiao Na, ekspresinya seketika membeku. Hmm... jelas dia mengenal Jiang Jun. Dan Jiang Jun pun mengenalnya, saat Yuan Shuai tiba di tempat wawancara, Jiang Jun sontak kaget melihatnya.

Namun mereka sama-sama diam, bersikap seolah mereka tidak saling mengenal satu sama lain. Dan entah apa sebenarnya masalah di antara mereka, Yuan Shuai malah dengan sengaja mempersulit Jiang Jun sehingga Jiang Jun gagal dalam wawancara terakhir ini.

Jiang Jun akhirnya berjalan keluar dengan penuh rasa kecewa dan sedih. Matanya berkaca-kaca, namun dia berusaha keras menahan diri untuk tidak sampai menangis. Ditambah lagi, kakinya juga lecet-lecet karena kebanyakan pakai sepatu high heels. Saat dia melewati lorong yang sepi, tiba-tiba terdengar suara Yuan Shuai menyapanya akrab, "si cengeng."

Suasana di antara mereka tampak begitu intens saat mereka hanya terdiam saling menatap satu sama lain. Jiang Jun lah orang pertama yang memutus kontak mata mereka lalu berbalik pergi.

Karena dia berjalan setengah linglung, tak sengaja dia bertubrukan dengan bibi cleaning service yang dalam prosesnya membuat selembar koran terjatuh. Satu artikel sontak menarik perhatiannya, karena artikel itu membahas tentang Yuan Shuai yang kontan membuatnya jadi tambah kesal.

Tiba-tiba Su Chang, sekretarisnya Yuan Shuai, muncul menyodorkan selembar Hansaplast untuknya. Tapi Jiang Jun yang sedang kesal sampai ubun-ubun, dengan gaya sok manis meminta Su Chang untuk meminjamkan teleponnya dengan alasan dia mau merekam ucapan terima kasih pada Yuan Shuai.

Padahal yang dia rekam, "Yuan Shuai, kau tunggu saja. Aku tidak akan kalah darimu," dia mengakhiri rekamannya dengan menempelkan Hansaplast itu di ponsel Su Chang lalu pergi.

Su Chang jelas heran dengan bosnya itu, jelas-jelas performa Jiang Jun sangat bagus dalam wawancara terakhir tadi, kenapa Jiang Jun malah tega mengeliminasinya? Dia penasaran apakah mereka berdua saling mengenal?

"Orang yang bahkan tidak sanggup meneteskan air mata, mana mungkin dia cocok berada di koloseum perbankan investasi ini. Aku mengusirnya demi kebaikannya sendiri," ujar Yuan Shuai. (Ow, maksudnya?)

Hmm, tapi terlepas dari apa yang dia lakukan pada Jiang Jun, jelas dia punya perasaan pada Jiang Jun. Dia bahkan secraa khusus meminta Su Chang untuk mencarikan perusahaan lain yang mau mempekerjakan Jiang Jun sebagai konsultan. 

Perusahaan mana saja yang bersedia mempekerjakan Jiang Jun dengan gaji yang sama dengan MH, maka Yuan Shuai janji akan menjadi penasihat investasi gratis selama satu tahun untuk perusahaan itu. (Wow! Dan semua ini rela dia lakukan demi Jiang Jun)

Yang dia maksud bahwa Jiang Jun tidak bisa meneteskan air mata itu ternyata karena Jiang Jun alergi air mata (Eh, beneran deh. Aku baru tahu kalau ada orang yang benar-benar alergi air mata dari drama ini).

Dalam flashback, Yuan Shuai dan Jiang Jun dulu satu sekolah sejak kecil. Yuan Shuai adalah kakak kelas yang lebih tua dua tahun dari Jiang Jun. Suatu hari, Jiang Jun meneteskan air mata gara-gara ketakutan sama kumbang yang hinggap di bahunya. Namun seketika itu pula, wajah Jiang Jun langsung memerah, napasnya sesak, lalu pingsan.


Jiang Jun segera dilarikan ke rumah sakit dan di sana lah, dia diagnosa alergi air mata. Alerginya cukup parah sehingga mungkin akan membahayakan nyawanya jika dia sampai meneteskan air mata. Ayahnya yang mencemaskan Jiang Jun, langsung meminta bantuan Yuan Shuai untuk menjaga Jiang Jun selama di sekolah dan memastikan agar Jiang Jun tidak meneteskan air mata.

Sebagai balasannya, Ayah memberi Yuan Shuai selembar uang yang Yuan Shuai terima dengan senang hati. Ayah bahkan setuju untuk memberinya uang setiap bulan. Mereka tidak sadar bahwa Jiang Jun sudah sadar dan menyaksikan perjanjian antara ayahnya dan Yuan Shuai itu.

Makanya sampai sekarang Jiang Jun masih berpikir bahwa Yuan Shuai menjaganya hanya demi mendapatkan uang ayahnya. Apalagi dulu Yuan Shuai malah suka menyuruh orang untuk membulinya.

Tapi dari sudut pandang Yuan Shuai, kita melihat bahwa dia sebenarnya melakukan semua itu demi melatih kekuatan mental Jiang Jun, biar Jiang Jun tidak gampang menangis.

Namun kemudian Yuan Shuai melakukan sesuatu (entah apa) yang tak termaafkan. Gara-gara itu, ayahnya membawanya pindah sekolah. Jiang Jun yakin seyakin-yakinnya kalau Yuan Shuai sengaja menggagalkannya, tuh orang memang licik.

Tiba-tiba dia di-add friend sama Yuan Shuai. Jiang Jun kesal banget dan langsung memblokirnya, padahal Yuan Shuai sebenarnya mau memberitahunya tentang tawaran kerja di tempat lain yang gajinya tinggi.


Sahabatnya Jiang Jun, Xu Li, punya ide untuk membantu Jiang Jun balas dendam pada Yuan Shuai. Dengan menggunakan koneksinya, Xu Li mendapatkan undangan pesta yang akan dihadiri Yuan Shuai malam ini. Entah apa rencana Xu Li, pokoknya dia menyuruh Jiang Jun untuk datang saja ke pesta tersebut.

Jadilah Jiang Jun pergi ke pesta tersebut dan tak sengaja bertubrukan dengan Du Lei, seorang eksekutif direktur perusahaan GE, perusahaan saingan MH, dan dialah yang dikalahkan oleh Yuan Shuai yang kita lihat di awal tadi.

Sata Yuan Shuai melihat Jiang Jun, dia mau mendekatinya, tapi Xu Li mendadak muncul menghadangnya dan langsung menyiramnya dengan segelas air lalu marah-marah dan menangis lebay melabrak Yuan Shuai seolah dia mantan yang dicampakkan dengan kejam oleh Yuan Shuai.

Terang saja itu langsung menjadi tontonan banyak orang dan awak media yang berada di tempat. Yuan Shuai awalnya bingung, kenal aja nggak, kok malah dituduh seperti ini. Tapi kemudian dia memperhatikan ekspresi Jiang Jun yang tampak jelas mencurigakan dan langsung sadar kalau ini ulah Jiang Jun.

Maka kemudian dia balas dendam dengan mengumumkan secara lantang pada semua orang bahwa pacarnya yang sebenar-benarnya adalah... Jiang Jun. Sontak saja para reporter langsung heboh memotreti Jiang Jun.

Jiang Jun jadi panik dan langsung kabur ke rooftop lalu teriak-teriak mengutuki Yuan Shuai. Dan tepat saat itu juga, Yuan Shuai muncul menyusulnya. Jelas dia bisa dengan cepat mengetahui di mana keberadaan Jiang Jun karena dia sangat mengenal Jiang Jun.

Jiang Jun langsung menuntut alasan Yuan Shuai menggagalkannya dan bersumpah kalau dia pasti akan masuk ke MH, tapi Yuan Shuai terang-terangan menyatakan bahwa dia tidak akan membiarkannya, dia menggagalkan Jiang Jun adalah demi kebaikan Jiang Jun sendiri. Anggap saja dia membeli pelajaran dari ini.

Jiang Jun sinis mendengarnya, "apa yang baik untukku? Pembelajaran apa? Pelajaran paling menyakitkan selama hidupku ini adalah percaya padamu. Waktu kecil ayahku menyuruhmu untuk melindungiku, tapi kau malah memikirkan berbagai cara untuk menindasku. Jika bukan karena kau, mana mungkin aku pindah sekolah? Apa kau tahu kalau sampai sekarang aku masih sering bermimpi buruk?!"

Dalam flashback saat mereka masih SMA, hal yang membuat Jiang Jun tidak bisa memaafkan Yuan Shuai ternyata karena masalah naskah pidato. Jiang Jun waktu itu mengikuti lomba pidato.

Namun saat tiba gilirannya, dia tidak sanggup mengucap sepatah karena karena mengira naskah pidatonya yang asli hilang, dia jadi sangat amat gugup dan ketakutan sehingga air matanya langsung mengalir dan akhirnya membuat alerginya kambuh. Wajahnya menjadi merah, napasnya sesak, hingga dia terjatuh lemas.

Dari sudut pandang Yuan Shuai, kita melihat dia sendiri baru menyadari bahwa naskah pidato Jiang Jun yang asli, berada di dalam amplop yang dipegangnya. Dia sontak panik naik ke panggung, berusaha menenangkan Jiang Jun dengan memperlihatkan naskah asli itu. Namun Jiang Jun malah jadi salah paham, mengira Yuan Shuai sengaja menyembunyikan naskahnya. Insiden inilah yang membuat Jiang Jun sangat marah pada Yuan Shuai hingga dia pindah sekolah.

Yuan Shuai tetap bersikeras melarang Jiang Jun untuk masuk perbankan investasi. Industri perbankan investasi ini adalah dunia yang sangat keras dan kejam, orang yang alergi air mata seperti Jiang Jun tidak cocok bekerja di industri ini. Tapi Jiang Jun tak kalah keras kepala, dan menolak mengalah begitu saja dan menyatakan bahwa dia pasti akan masuk MH.

Tiba-tiba dia menggigil kedinginan. Yuan Shuai dengan manisnya memberikan mantelnya. Dia lalu menyeret paksa Jiang Jun untuk pulang. Jiang Jun menolak dan berusaha melawan. Tapi saat dia berhaisl melepaskan tangannya dari cengkeraman Yuan Shuai, dia malah tak sengaja oleng tepat di tangga.

Untung saja Yuan Shuai sigap menariknya... hingga bibir mereka tak sengaja saling menempel. Pfft! Saat itu, seseorang misterius tampak memotreti mereka dengan ponselnya. Lalu sedetik kemudian, para reporter langsung heboh memburu mereka.

Yuan Shuai cepat-cepat menyembunyikan wajah Jiang Jun di dalam mantelnya dan mengancam para reporter itu hingga dia berhasil mengusir mereka. Namun saat dia menyibak mantelnya, dia malah mendapati Jiang Jun mengalami reaksi alergi.

Jelas saja Yuan Shuai panik dan langsung membawa Jiang Jun pergi. Dalam prosesnya, tak sengaja jepit rambutnya Jiang Jun terjatuh, dan orang yang menemukan jepit rambut itu adalah Du Lei. (Hmm, sepertinya dia si orang misterius yang memotret mereka pertama kali tadi).

Bersambung ke episode 2

Post a Comment

0 Comments