Sinopsis Dr. Frost episode 6 - part 2

  


Frost tiba terlebih dulu di apartemen yang didiami Song Sun dan Song Sul dengan cemas. Sesampainya disana, dia menemukan Song Sul ternyata masih hidup dan menunggu kedatangannya dengan santai sambil minum berkaleng-kaleng bir. Teleponnya pada Frost tadi ternyata cuma tipuan.

"Kau selalu bersikap dingin tapi pada akhirnya kau selalu datang" Song Sul tersenyum senang Frost karena mengkhawatirkannya "Terima kasih. Aku memang membutuhkanmu" Song Sun akhirnya tertidur karena mabuk.

Tipuan Song Sul itu mengingatkan Frost bahwa ciri-ciri penderita BPD adalah sering menipu orang lain demi kepentingannya sendiri dengan cara melakukan percobaan bunuh diri tanpa pikir panjang.

Song Sun yang datang belakangan, berlari cemas memanggil adiknya tapi malah mendapati adiknya sedang tidur. Saat dia melihat barang-barang di rumah mereka berantakan karena diporak porandakan oleh Song Sul, Song Sun langsung melabrak Frost karena salah mendiagnosa adiknya "Kau bilang dia sudah mulai membaik?!"


Keesokan harinya, Song Sul meminta maaf pada Frost. Song Sul berjanji tidak akan mengulanginya lagi dan Frost pun mengancam akan mengakhiri sesi konseling ini kalau Song Sul sampai melakukan percobaan bunuh diri lagi. Frost meminta Song Sul untuk memberitahunya kalau gejala penyakitnya muncul lagi, Frost berjanji akan berusaha membantu Song Sul sebisanya.

Song Sul langsung mendesah senang "Benarkah? Aku selamat"

"Apa maksudmu 'aku selamat'?"

"Aku takut kalau kau tidak mau lagi mengkonsultasiku"


Kembali ke masa kini,
Song Sun masih sibuk mempelajarinya kasusnya Dong Joo sampai tengah malam saat Sang Won datang untuk menanyakan perkembangan keadaan Dong Joo. Song Sun mengatakan bahwa sekarang ini keadaan Dong Joo sudah stabil. Tapi sepertinya ada sesuatu yang mengganggu pikiran Song Sun.

Setelah memikirkan semuanya dengan baik, Song Sun menyatakan bahwa dia merasa tidak mampu menangani kasusnya Dong Joo ini. Sang Won mengerti, kasus ini sejatinya memang kasus yang rumit dan sulit bagi sebagian besar konselor, dan karena masa lalunya, Song Sun pasti merasa lebih kesulitan lagi.

"Tapi menyerah hanya karena masalah itu..." Sang Won berusaha menyemangati Song Sun untuk terus menangani kasus ini

Tapi Song Sun langsung menyelanya "Setiap kali aku melihat Lee Dong Joo, aku selalu teringat Sul. Tanpa kusadari aku jadi emosional terutama saat dia terakhir dia melakukan percobaan bunuh diri"


Frost pun sama, di kantornya dia sibuk sendiri meneliti kasusnya Dong Joo. Frost bertanya-tanya apa yang mengakibatkan Dong Joo jadi labil dan ingin bunuh diri lagi? Padahal sejak konseling dengan Song Sun, Dong Joo sudah mulai stabil. Dia kemudian teringat reaksi panik Sae Hee saat merebut foto mertuanya dari tangan Song Sun. Frost menduga kalau Sae Hee bersikap seperti itu karena dia tidak suka ada yang membahas kasus bunuh diri ibu mertuanya.

"Bagaimana jika ibunya Dong Joo tidak bunuh diri?" Frost menduga

"Dia (Dong Joo) bahkan bukan subyek konselingmu, kenapa kau peduli padanya?" Bayangan Song Sul (err... atau mungkin hantunya) tiba-tiba muncul mengagetkan Frost

Song Sul bertanya-tanya apakah kepedulian Frost pada kasus Dong Joo yang menderita BPD adalah karenanya? Ataukah karena unnie-nya?

"Apa yang sebenarnya ingin kau katakan padaku?" tuntut Frost

"Obsesi dalam pikiran yang sakit, bisa membunuh orang. Karena hal itulah yang membuatku mati"


Percapakannya dengan Song Sul tiba-tiba terganggu karena kedatangan Sung Ah. Sung Ah berusaha membujuk Frost supaya dia bisa menggunakan kantor ini untuk konseling pertamanya, tapi lagi-lagi Frost menolak.


7 tahun yang lalu...
Song Sun baru keluar dari kelas saat dia melihat Frost berjalan keluar kampus. Song Sun bertanya Frost mau kemana? Frost menjawab kalau dia mau pergi mengkonseling. Song Sun jadi heran kalau mau konseling kenapa pergi ke arah lain dan bukannya ke ruang konsultasi. Frost mengatakan bahwa hari ini konselingnya diadakan di studionya Song Sul.

Dengan canggung, Song Sun berusaha memperingatkan Frost untuk tidak terlalu dekat dengan adiknya. Karena Song Sul memang selalu terobsesi pada orang-orang yang dekat dengan Song Sun. Bahkan pria yang awalnya tertarik pada Song Sun, pada akhirnya pasti menyukai Song Sul. Tapi hubungan pacaran mereka biasanya tidak pernah tahan lama.

"Tapi kau dan aku tidak pacaran. Jadi tidak masalah kan?" tanya Frost santai

Song Sun langsung kecewa dan malu mendengar perkataan Frost itu "Huh? uh... iya, tentu saja"

"Menurutku apa alasan yang membuat Sul terobsesi pada orang-orang disekelilingmu?"

"Mungkin karena perasaan rendah dirinya"

"Informasi dari keluarga bisa sangat membantu, terima kasih"

"Sama-sama. Kau juga pasti akan melakukan hal yang sama untukku"


Frost hendak pergi, tapi Song Sun memanggilnya lagi untuk mengingatkan Frost untuk tidak lupa tanggal 23 desember nanti. Frost bingung, memang ada apa tanggal 2 desember? Song Sun tampaknya ingin mengatakan sesuatu tapi kemudian dia cuma mengingatkan Frost kalau tanggal 23 desember adalah seminarnya Dr. Stanley Skin.


Di studio, Song Sun sedang menyiapkan alat-alat lukisnya saat Frost bertanya tentang sebuah ruangan yang terletak di pojok dan tertutup rapat. Song Sul berkata kalau ruangan itu adalah gudang dan melarang Frost masuk kesana dengan alasan ruangan itu sangat berantakan.

Song Sul meminta Frost untuk menjadi modelnya dan Frost pun langsung menyetujuinya. Frost memperhatikan ekspresi Song Sul saat sedang melukis tampak lebih nyaman daripada saat di ruang konseling.


"Kau tidak punya emosi atau pura-pura tidak punya emosi?" tanya Song Sul

"Bukannya tidak punya emosi seperti marah atau kesal, terkadang hatiku merasa berdebar saat aku membaca tesis yang menarik"

"Itu namanya bukan emosi tapi rasa ingin tahu"

"Mungkin saja"

"Kau sangat berbeda denganku. Aku kesulitan mengendalikan emosiku"

Song Sul menggambarkan emosinya yang meledak-ledak bagaikan arus kuat yang menghanyutkan. Tapi saat dia tidak merasakan emosi kuat, dia merasa bahagia dan nyaman. Song Sul mengatakan bahwa saat dia melukis wajah seseorang, dia bisa menebak ekspresi dan emosi orang yang dilukisnya.


Song Sul lalu mendekati Frost dan menyentuh wajahnya "Tapi, di wajahmu sama sekali tidak ada apa-apa. Wajahmu sangat gelap gulita"


Song Sul lalu menyerahkan hasil lukisannya pada Frost, dalam lukisannya Song Sul menggambar Frost sedang tersenyum lebar. Frost bingung, kenapa Song Sul menggambar wajahnya dengan senyum. Song Sul mengatakan bahwa dia menggambarkan senyum di wajah Frost karena Frost tidak bisa tersenyum.


Kembali ke masa kini,
Frost teringat pada percakapannya dengan Sang Won yang mencemaskan Song Sun karena Song Sun masih trauma dengan kematian adiknya dan karenanya Song Sun memutuskan untuk melepaskan kasus ini. Frost lalu menelepon detektif Nam dan meminta bantuannya untuk menyelidiki kasus bunuh diri ibunya Dong Joo.



Frost berkunjung ke ruang rawat Dong Joo tapi baru sampai didepan pintu, dia mendengar Dong Joo berteriak-teriak histeris menuduh Sae Hee sebagai pembunuh, tuduhan Dong Joo itu langsung membuat Sae Hee pergi dengan sedih.


Saat dia masuk, dia menemukan Song Sun disana sedang berusaha menenangkan Dong Joo dan dengan lembut meminta Dong Joo untuk tidak memperlakukan istrinya seperti itu. Seperti anak kecil, Dong Joo langsung mengiyakan permintaan Song Sun dan memohon supaya Song Sun tidak berhenti mengkonsultasinya.


Tanpa mempedulikan ketidakstabilan emosi Dong Joo, Frost dengan santainya meminta Dong Joo untuk menceritakan kronologis bunuh diri ibunya. Tapi belum sempat Dong Joo mengatakan apapun, Sae Hee tiba-tiba kembali dan langsung berteriak-teriak histeris mengatakan kalau dia bisa mengurus Dong Joo seorang diri dengan baik. Gara-gara kehisterisannya itu, suster langsung menyeretnya pergi dari sana. Tapi saat Sae Hee dibawa pergi, Dong Joo malah panik dan takut Sae Hee pergi meninggalkannya.


Setelah menenangkan Dong Joo, Frost dan Song Sun bicara diluar berdua. Song Sun bertanya sejak kapan Frost tahu kalau Sae Hee menderita Gangguan Personaliti Narsisis. Frost mengatakan bahwa sejak awal dia sudah merasa ada yang aneh dengan Sae Hee.

Dari hasil penyelidikannya pada Sae Hee, Frost memperhatikan kalau Sae Hee selalu melakukan suatu kebaikan secara sepihak walaupun orang yang dia bantu sebenarnya sama sekali tidak menginginkan bantuannya. Walaupun Sae Hee bersikap rendah hati tapi kebaikannya yang terlalu berlebihan itu malah terasa merendahkan orang lain.

Song Sun sekarang mengerti kalau penyakit Dong Joo semakin memburuk adalah karena tindakan narsisis Sae Hee. Suami istrinya yang saling membutuhkan tapi juga saling menyakiti.


Frost lalu mengajak Song Sun minum-minum di bar Mirror. Detektif Nam datang dan langsung mengeluarkan rayuan gombalnya pada Song Sun. Frost tampak cemburu melihat detektif Nam merayu Song Sun lalu cepat-cepat mengalihkan perhatian detektif Nam pada kasus yang bunuh dirinya Dong Joo.


Detektif Nam mengatakan bahwa kasus bunuh diri ibunya Dong Joo ini hanyalah kasus bunuh diri biasa. Ibunya Dong Joo menderita depresi dan mati dengan cara meminum obat. Tapi walaupun cuma bunuh diri biasa, ada sesuatu yang aneh dari kasus bunuh diri ibunya Dong Joo.

Obat yang diminum ibunya Dong Joo berasal dari lacinya Sae Hee. Tapi Sae Hee tidak dicurigai karena dia punya alibi dan saksi yang kuat. Sae Hee bahkan bilang kalau obat itu adalah obat yang baru pertama kali dia lihat, obat itu mungkin ditaruh ibunya Dong Joo di lacinya Sae Hee atau mungkin juga sebaliknya (mungkin Sae Hee sengaja naruh obatnya di laci dan membiarkan ibunya Dong Joo minum obat itu).


Keesokan harinya, Song Sun melapor pada Sang Won tentang perkembangan kasus Dong Joo, bahwa mataharinya Dong Joo bukanlah ibunya yang bunuh diri tapi istrinya Sae Hee karena hanya Sae Hee lah yang mengerti dan menerima Dong Joo. gara-gara kejadian itu, Song Sun berubah pikiran lagi dan menyatakan kalau dia akan meneruskan konselingnya Dong Joo.


Sung Ah tiba di kantor tapi tidak ada siapa-siapa disana. Di meja kerjanya, dia menemukan sebuah buku dari Frost.


7 tahun yang lalu...
Frost tiba di studionya Song Sul tapi ternyata Song Sul belum datang. Mumpung Song Sul sedang tidak ada, Frost langsung membuka ruang rahasia yang katanya gudang itu. Gudang itu ternyata berisi lukisan-lukisan Song Sul. Dari banyaknya lukisan di gudang itu, Frost melihat Song Sul membuat lukisan dirinya. Dalam lukisan itu, Song Sul menggambarkan Frost sebagai bocah kecil yang terkurung sendirian dengan wajah sedih. Dulu, Song Sul pernah berkata kalau dia menggambar Frost seperti itu karena di matanya, Frost tampak seperti anak yang kesepian. (Sejauh ini sepertinya hanya Sung Ah dan Song Sul yang bisa melihat kalau Frost adalah orang yang kesepian)


Selain lukisan-lukisan, Frost juga menemukan sebuah buku gambar. Saat dia melihat isi buku gambar itu, dia kaget melihat buku gambar itu penuh dengan gambar-gambar Song Sun yang tersenyum lebar.


Tanggal 23 desember 2007...
Frost sedang termenung memikirkan lukisan-lukisan Song Sun yang digambar Song Sul saat dia mendengar suara Song Sun memanggilnya. Song Sun lalu menyeretnya masuk ke sebuah kelas kosong. Song Sun ternyata membawa Frost ke sana karena hari ini adalah hari ultah Frost.

Song Sun dengan sangat antusias memberikan kejutan ultah berupa kue ultah dan hadiah recorder untuk Frost tapi Frost cuma menatapnya dengan tatapan kosong.


Setelah itu mereka ngobrol-ngobrol, Song Sun prihatin pada Frost karena Frost tidak punya saudara. Frost pun menceritakan sesuatu yang selama ini tidak pernah dia ceritakan pada siapapun. Bahwa dia tidak punya ingatan akan masa kecilnya. Ingatan yang pertama kali ia ingat adalah saat dia dijadikan sample penelitian psikologi. Frost tidak tahu kenapa, tapi sebagian besar emosinya hilang sejak kecelakaan itu.


Song Sun pun curhat pada Frost, bagaimana sulitnya menjadi satu-satunya anak tumpuan harapan kedua orang tuanya (Sigh! mbak Song Sun aku juga tahu gimana rasanya *TOS*... curhat). Demi memenuhi harapan orang tuanya, dia belajar dengan sangat rajin supaya dia bisa sukses dan menjadi kakak yang baik untuk menjaga adiknya yang sakit.

"Setiap hari, aku sering bolak-balik antara surga dan neraka. Aku selalu merasa gelisah karena tidak tahu kapan Sul akan menyayat lengannya lagi. Sul sangat berbeda dariku, dia selalu bebas dan punya bakat yang tidak kumiliki. Dia juga sangat populer"

Song Sun mengaku bahwa dia sengaja kuliah ke luar negeri untuk menghindari Song Sul. Adiknya telah merenggut segala yang Song Sun miliki, tapi Song Sun tidak bisa marah-marah karena Song Sul sakit. Song Sun mengaku bahwa dia sebenarnya lebih suka tidak punya saudara dan alasan kenapa dia menjaga adiknya adalah karena dia ingin mengurangi beban berhubungan dengan anak sakit.


Song Sun tidak menyadari kalau perkataannya itu sebenarnya didengar oleh Song Sul yang datang untuk mengantarkan hadiah untuk Frost. Song Sul langsung pergi dengan sedih setelah mendengar kata-kata menyakitkan kakaknya itu. Sayangnya, Song Sul pergi tanpa mendengarkan kata-kata Song Sun selanjutnya.

"Tapi bagaimanapun, dia adalah adikku. Adik yang paling kusayangi di seluruh dunia"

Karena itulah kenapa Song Sun meminta Frost mengkonsultasi adiknya dan dia berharap Frost akan melakukan yang terbaik untuk mengkonseling adiknya.


Saat Frost mengingatkannya bahwa mereka harus pergi menghadiri seminar, Song Sun langsung terburu-buru pergi duluan. Saat Frost keluar, dia melihat ada sebuah hadiah di depan pintu. Dari pesan yang tertulis dalam hadiah itu, Frost menyadari kalau hadiah itu dari Song Sul dan dia pasti mendengarkan pembicaraan mereka tadi.


Tapi walaupun tahu kalau Song Sul mendengarkan pembicaraan mereka, Frost tidak merasa cemas dan tidak pula menceritakannya pada Song Sun. Mereka berdua santai saja menghadiri seminar.

Di rumahnya, Song Sul menatap fotonya bersama Song Sun dengan sedih. Dia mencoba menelepon Song Sun dan Frost tapi keduanya tidak ada yang mengangkat telepon mereka, Song Sul tidak tahu kalau Frost dan Song Sun sengaja meng-silent ponsel mereka karena aturan seminar.

Song Sun dengan sedih meninggalkan pesan untuk Song Sun dan meminta maaf karena telah menjadi beban bagi Song Sun lalu melangkah ke kamar mandi.


Setelah seminar usai, Song Sun dengan antusias ingin meminta tanda tangan Dr. Stanley Skin saat Frost tiba-tiba menghentikannya. Frost cemas saat dia mengecek ponselnya dan menemukan ada banyak sekali misscall dan pesan suara dari Song Sul.


Mereka berdua cepat-cepat pulang ke rumah Song Sun dan menemukan rumah dalam keadaan berantakan, tapi Song Sul tidak ada. Mereka lalu mengecek ke kamar mandi dan menemukan Song Sul sudah tidak bernyawa.


Beberapa waktu setelah kematian Song Sul, Song Sun termenung sedih saat Frost meneleponnya dan mengatakan kalau dia ingin menyerahkan laporan akhir konsultasinya Song Sul padanya.

Dia pergi ke kampus dengan sedih tapi kesedihannya langsung berubah menjadi kemarahan saat tak sengaja dia mendengarkan Frost berkata pada Sang Won bahwa dia merasa konselingnya ini menyenangkan dan sebuah pengalaman yang menarik. Song Sun sangat marah mengetahui Frost hanya memandang adiknya hanya sebagai suatu penelitian yang menarik.


Sang Won pun langsung mendesah mendengarkan perkataan Frost yang sama sekali tidak berperasaan itu. Dia menasehati Frost bahwa konseling bukanlah sebuah buku tapi manusia yang harus diajak bicara, apalagi kliennya Frost adalah adiknya Song Sun. Apa kau tidak tahu betapa sedihnya Song Sun saat ini? tanya Sang Won. Tapi Frost yang memang tidak bisa merasakan emosi hanya menanggapi Sang Won dengan tatapan kosong.


Song Sun langsung melabrak Frost dengan marah. Dia tidak menyangka Frost yang merupakan matahari bagi Song Sul malah menganggap Song Sul cuma sebagai sesuatu yang menarik, memanfaatkan perasaan Song Sul, melukai hati Song Sul dan pada akhirnya membuat Song Sul mati.

Frost ingin menjelaskan tentang penyakitnya Song Sul tapi Song Sun langsung memotongnya dengan marah "Bagimu, dia memang cuma seorang klien tapi bagiku, dia adalah adiknya satu-satunya. Kau yang membunuh Sul. Pembunuh!"


Kembali ke masa kini,
"Bagi penderita BPD, bunuh diri sangat penting dilakukan untuk mengontrol hidup orang lain. Targetnya Song Sul bukan aku" narasi Frost

Dilihat dari cara Song Sul yang berinisiatif sendiri ingin dikonseling Frost dan berbagai kecemburuan yang selama ini Song Sul rasakan setiap kali melihat Song Sun bersama Frost, Frost menyadari kalau mataharinya Song Sul bukanlah dirinya tapi Song Sun. Karena hanya Song Sun satu-satunya orang yang memahami Song Sul. Song Sul tidak suka kakaknya membagi hatinya untuk orang lain, karena itulah Song Sul berusaha mendekati orang-orang yang dekat dengan Song Sun.


Setelah membaca laporan konsultasi Song Sul, Frost akhirnya menyerahkan laporan itu pada Song Sun bersama dengan buku gambar yang dia temukan di studionya Song Sul. Song Sun membaca laporan itu dan langsung menangis sedih, menyadari kalau mataharinya Song Sul sebenarnya bukan Frost tapi dirinya dan dia juga lah yang menjadi penyebab Song Sul bunuh diri.


"Setiap orang memiliki matahari mereka masing-masing. Matahari yang menghangatkan hati mereka dan membuat mereka tumbuh. Terkadang kita kehilagan cahaya itu dan terperangkap dalam kegelapan. Tapi tidak perlu takut pada jalan yang gelap itu karena besok matahari akan selalu bersinar lagi" narasi Sung Ah

Setelah selesai mengetik laporannya, Sung Ah kedatangan tamu. Pria muda yang kemarin mengintipnya di perpus. Pria muda itu akhirnya memberanikan diri memperkenalkan dirinya pada Sung Ah. Dia menyapa Sung Ah dengan sebutan 'sunbaenim' dan memperkenalkan namanya Kim Wook, mahasiswa tahun kedua jurusan hukum.


Frost duduk seorang diri saat bayangan (atau hantu) Song Sul muncul lagi. Song Sul mengatakan bahwa Song Sun sebenarnya tidak membenci Frost.

"Aku tahu" kata Frost. Frost mengaku kalau dia memang sengaja membiarkan Song Sun melampiaskan amarahnya padanya untuk membantu Song Sun mengobati rasa sedih dan rasa bersalahnya.

"Tapi unnie juga berubah. Karena berusaha membencimu, sangat sulit"


Itulah kata-kata terakhir yang diucapkan Song Sul sebelum dia menghilang. Tak lama kemudian, Song Sun datang dan langsung duduk di sebelah Frost. Frost membuat Song Sun tersenyum saat dia mengajak Song Sun pergi untuk makan makanan yang enak.


Bersambung ke episode 7

Post a Comment

0 Comments