Sung Ah memberikan sebuah contoh font pada Frost, font itu sama persis dengan yang digunakan di surat ancaman. Karena font yang digunakan dalam ketikan surat ancaman itu cukup unik, Sung Ah berinisiatif untuk menyelidikinya. Dan dari penyelidikannya, dia mengetahui kalau font itu adalah font yang tidak umum.
Saat mereka kembali ke kantornya Song Sun, Sung Ah terkejut mendapati detektif Nam dan detektif Cha ternyata sudah menjadikan kantor itu sebagai markas sementara bahkan detektif Nam sudah menempelkan surat-surat ancaman itu berjajar dengan daftar para korban penyerangan di papan.
Tapi kemudian Frost memisahkan surat-surat ancaman itu dari daftar para korban. Karena Frost menduga kedua kasus ini dilakukan oleh 2 penjahat yang berbeda. Pelaku surat-surat ancaman itu adalah penderita Paranoia, sedangkan pelaku penyerangan kelima korban pria adalah penderita Erotomania.
"Erotis?" detektif Nam tidak mengerti
"Erotomania adalah delusi cinta" Sung Ah menjelaskan "Delusi karena haus akan cinta. Tapi uniknya, si penderita harus menyakini bahwa pihak yang lain mencintainya terlebih dulu, barulah saat itu delusinya dimulai"
"Bagaimana dengan file konsultasinya?" Frost menanyai Sung Ah
"Aku sudah menyusun semuanya. Semua klien yang dilaporkan menderita Paranoia, mereka adalah pria muda dibawah usia 40 tahun. Tapi selain itu, tidak ada seorangpun yang bekerja di bidang design atau komputer"
"Apa mungkin ada file yang hilang?" tanya detektif Nam
"Aku sudah mencari semua catatan kliennya profesor Song"
"Sebelum Song Sun pergi ke Amerika, beberapa klien yang dia konsultasi ditangani oleh profesor Chun (Sang Won). Mungkin profesor Chun mengambil alih file konsultasi itu" kata Frost
"Kalau begitu aku akan pergi mencarinya"
Sung Ah hendak pergi, tapi Frost langsung menghentikannya dan menyuruhnya untuk mengecek jadwalnya Song Sun selama sebulan ini saja. Detektif Nam lalu memerintahkan detektif Cha untuk menyelidiki rekaman CCTV di lorong depan kantornya Song Sun. Saat detektif Nam melihat Frost cuma diam saja, dia langsung memerintahkannya untuk menyerahkan file konsultasi para tersangka.
Beberapa saat kemudian, setelah berhasil mendapatkan beberapa file konsultasi para klien, Frost pun langsung menelitinya. Dari semua file itu, ada satu klien yang membuat Frost curiga. Seorang klien bernama Park Bum Joo yang bekerja sebagai designer font.
Dalam perjalanan kembali ke kantor, dia berpapasan dengan Dong Han yang hendak pulang kerja lebih awal. Dong Han mengatakan bahwa dia berencana untuk cuti beberapa hari dan berterima kasih pada Frost karena berkat sesi konsultasi dengan Frost, dia tidak lagi bertengkar dengan pacarnya.
"Baguslah. Kalau begitu aku duluan" Frost pamit
Tapi sebelum Frost pergi jauh, Dong Han tiba-tiba menggumam "Profesor, kau harus bertemu dengan orang baik yang lain juga"
Frost langsung heran dengan perkataan Dong Han, apa maksudnya 'orang baik yang lain'?
Di kantornya Song Sun, Sung Ah sibuk meneliti jadwal kegiatan Song Sun sementara detektif Nam dan detektif Cha sibuk menonton rekaman CCTV didepan kantornya Song Sun kemarin. Di rekaman itu, mereka menemukan seorang pria mencurigakan yang menyelipkan sesuatu di bawah pintu.
Detektif Nam lalu memutar ulang rekamannya dan memanggil Sung Ah untuk ikut menonton rekamannya. Tapi yang mengherankan Sung Ah bukan si pria misterius itu. Setelah melihat si pria misterius pergi, Sung Ah keheranan melihat Dong Han masuk kedalam kantor Song Sun yang terkunci.
"Aneh" gumam Sung Ah
"Apanya?" seru Frost mengejutkan mereka bertiga.
"Kau mengagetkan kami saja" keluh detektif Nam
"Bagaimana bisa kau tiba-tiba muncul seperti itu? Hatiku mau copot rasanya" keluh Sung Ah
Sung Ah lalu memberitahu mereka sesuatu yang menurutnya aneh, kemarin Dong Han memintanya mengantarkan dokumen ke kantornya Song Sun yang terkunci. Tapi dalam rekaman itu Dong Han ternyata tahu password kantornya Song Sun.
Setelah mendengar perkataan Sung Ah itu, Frost langsung menyerahkan catatan konsultasi seorang klien yang dia curigai sebagai pelaku surat ancaman pada detektif Nam, seorang pria bernama Park Bum Soo, penderita paranoid yang berdelusi kalau semua orang membencinya . Ia lalu mengajak Sung Ah untuk menyelidiki meja kerjanya Dong Han.
Pada saat yang bersamaan, si penculik misterius masuk kedalam apartemen tempat dia menyekap Song Sun. Song Sun langsung terbelalak melihat siapa penculiknya "K-kau..."
Detektif Nam dan detektif Cha akhirnya tiba di apartemen Park Bum Soo yang ternyata tetangga Song Sun dan berhasil menangkapnya dengan mudah. Tapi sayang, mereka tidak menemukan keberadaan Song Sun di apartemennya.
Song Sun langsung gemetar ketakutan melihat penculiknya ternyata ketua tim Bae Dong Han yang memandangnya dengan senyum mengerikan dan menyapanya "Aku datang... Sayang"
Bahkan tanpa mempedulikan ketakutan Song Sun, Dong Han mengelus rambut Song Sun lalu meminta maaf karena telah mengikatnya (Iiiihhh... merinding sendiri rasanya). Dong Han mengatakan kalau dia akan melepaskan ikatan tangan dan kaki Song Sun tapi Song Sun harus diam.
Saat itu Song Sun langsung teringat pada wawancara saat dia mengatakan kalau senyuman adalah tipuan yang sering digunakan untuk menyembunyikan emosi. Song Sun pun langsung pura-pura memaksakan senyum dan bersedia menuruti perintahnya.
Di meja kerjanya Dong Han, Sung Ah menyadari kalau jadwal Dong Han sama persis dengan jadwalnya Song Sun. Frost hendak membuka laci mejanya tapi terkunci. Frost tahu kalau seseorang mengunci laci maka pasti ada sesuatu yang disembunyikan di laci itu. Maka dia pun cepat-cepat mencari kuncinya.
Setelah berhasil menemukan kuncinya dan membuka laci itu, dia menemukan sebuah map yang didalamnya berisi foto-foto Song Sun yang diambil secara diam-diam dan juga foto saat dia dan Song Sun berdebat didepan bar Mirror. Frost langsung mengerti kenapa Dong Han waktu itu mengatakan padanya untuk mencari 'orang baik yang lain', Dong Han pasti cemburu padanya. Insiden pot bunga itu juga pasti ulahnya Dong Han.
Detektif Nam menelepon mereka dan memberitahu kalau mereka sudah menangkap Park Bum Soo tapi tidak menemukan Song Sun. Saat dia diberitahu tentang tersangka lain bernama Bae Dong Han, detektif Nam langsung marah-marah, kenapa banyak sekali orang gila yang melakukan tindakan gila?!
Setelah melepaskan ikatan Song Sun, Dong Han mengajak Song Sun ke ruang tamu. Disana, Song Sun lebih terkejut lagi mendapati sebuah foto yang tergantung di dinding, foto dirinya (foto yang diambil dari pigura) di-photoshop dengan fotonya Dong Han hingga tampak seperti foto pasangan.
"Bagaimana? Kau suka?" tanya Dong Han
Supaya Dong Han tidak menggila, Song Sun kembali memaksakan senyum dan mengangguk.
Dong Han lalu mengajak Song Sun duduk dimana dia sudah menyiapkan makan malam dan wine di meja. Song Sun memperhatikan makan malam yang disiapkan Dong Han adalah salad yang ada kacang almond-nya.
Di meja itu juga ada sebuah undangan pernikahan. Tertulis dalam undangan itu, pengantin pria adalah Bae Dong Han dan pengantin wanita adalah Song Sun.
"Undangan pernikahan kita sudah jadi. Profesor Chun bilang kalau dia yang akan mengantarkanmu ke altar, kan?"
Flashback,
Sang Won dan Song Sun sedang berjalan-jalan keliling kampus saat Sang Won menggodanya sebagai perawan tua karena masih belum mau menikah dan ngotot ingin mengantarkan Song Sun menuju altar. Tepat saat itu, Dong Han berpapasan dengan mereka dan mendengar pembicaraan mereka. Saat dia menyapa mereka, Song Sun tersenyum lebar padanya (Song Sun tersenyum dengan maksud membalas sapaan Dong Han tapi mungkin saat itu Dong Han mulai berdelusi kalau Song Sun ingin menikah dengannya).
Kembali ke masa kini,
Frost, Sung Ah dan detektif Nam mencari Dong Han ke apartemennya tapi disana mereka diberitahu oleh pemilik apartemen bahwa Dong Han mendadak pindah dengan alasan kalau dia mau menikah.
Detektif Nam langsung marah-marah pada Dong Han "Orang seperti itu berani menyukai profesor Song? Dia menjadi gila karena terlalu berani atau dia menjadi berani karena sudah gila?"
"Delusi terjadi dikarenakan emosi yang rumit. Obsesi bisa mengembangkan delusi dan delusi bisa memicu kecemburuan dan akhirnya menyerang para pria yang dekat-dekat dengannya" ujar Frost
"Lalu bagaimana dengan penculikan profesor Song?" tanya Sung Ah
"Dia pasti berpikir kalau delusinya adalah kenyataan. Bae Dong Han mengira kalau Song Sun mencintainya dan dia yakin kalau menculiknya adalah tindakan benar"
Di apartemennya Dong Han, saat Song Sun memanggilnya ketua tim Dong Han tampak tidak senang maka Song Sun pun langsung memanggilnya sebagai Dong Han-ssi dan bertanya apakah Dong Han melihat-lihat file di lemari arsipnya. Dong Han langsung membenarkannya. Dia mengatakan bahwa dia melakukan itu karena dia sangat yakin kalau para pria itu sengaja menggunakan konseling sebagai alasan untuk mendekati Song Sun.
"Dong Han-ssi, dimana keluargamu?" tanya Song Sun
Pertanyaan itu sepertinya membuat Dong Han tidak senang, Dong Han berpikir cukup lama sebelum akhirnya menjawab "Keluarga? Sekarang kau adalah keluargaku. Tidak ada seorangpun yang akan mengganggu kita"
Dong Han kemudian memutar radio yang mana saat itu penyiar radio sedang membacakan lamaran Dong Han. Pada saat yang bersamaan, Frost dan Sung Ah ngebut mencari keberadaan Song Sun. Saat mereka terjebak macet, Sung Ah menyalahkan radio yang menyiarkan penyataan cinta dan lamaran seseorang. Frost langsung mengenali kata-kata yang digunakan dalam pernyataan cinta di radio itu sama persis dengan kata-kata yang pernah diucapkan Dong Han tentang pacarnya. Sung Ah sendiripun langsung teringat kalau dia pernah menyarankan Dong Han untuk melamar pacarnya lewat radio.
Setelah mendapatkan informasi lamaran radio Dong Han, detektif Nam langsung menyuruh anak buahnya untuk melacak alamat IP yang Dong Han gunakan untuk mengirimkan lamarannya ke radio, dari situ dia mendapatkan informasi lokasi Dong Han di sebuah gedung. Mereka lalu memberitahukan lokasinya pada Frost dan Sung Ah yang kebetulan berada di area dekat gedung yang dimaksud.
Setelah pura-pura menerima cincin lamaran Dong Han, Song Sun melihat kacang almond di saladnya. Dengan memanfaatkan ketidaktahuan Dong Han pada alerginya, Song Sun dengan sengaja memakan kacang almondnya. Tak lama kemudian, Sung Ah mulai batuk-batuk dan sesak napas.
Dong Han langsung panik dan saat ia pergi mengambilkannya air, Song Sun dengan cepat mengambil ponselnya dari tas dan menelepon Sung Ah. Frost cepat-cepat menjawab teleponnya tapi yang ia dengar hanya suara batuk-batuk Song Sun.
Dong Han datang membawakannya air tapi reaksi alergi Song Sun menjadi parah sampai dia kejang-kejang. Dong Han langsung panik, kenapa Song Sun tiba-tiba seperti ini. Saat Song Sun memberitahunya tentang alergi kacangnya, Dong Han langsung marah menyadari kalau Song Sun memakan almondnya dengan sengaja untuk menipunya.
"Kau sama seperti ibu! Kau bilang kau hanya memilikiku seorang tapi kau diam-diam bertemu dengan pria lain! Aku menunggumu setiap malam... Kau tidak kembali lebih dari 20 tahun!" teriak Dong Han
Sung Ah dan Frost tiba di gedung apartemennya Dong Han. Tapi karena mereka tidak tahu nomor apartemennya, maka mereka memutuskan untuk mencarinya secara terpisah. Sung Ah berusaha menggedor setiap pintu apartemen satu per satu sedangkan Frost menggunakan cara yang lebih mudah, yaitu menyalakan alarm kebakaran.
Dengan cepat para penghuni gedung langsung keluar dari apartemen masing-masing dan Frost pun bisa memeriksa setiap apartemen dengan mudah sampai akhirnya dia menemukan Dong Han yang baru saja keluar menggendong Song Sun yang kejang-kejang. Pada saat yang bersamaan, detektif Nam dan detektif Cha juga tiba disana.
Sementara detektif Nam dan detektif Cha menangkap Dong Han, Frost masuk ke apartemennya Dong Han untuk mencari suntikan obat didalam tasnya Song Sun. Frost lalu cepat-cepat menyuntikkannya pada Song Sun dan kejang-kejangnya pun akhirnya berhenti.
Setelah itu, Dong Han diseret ke kantor polisi walaupun dia tetap ngotot kalau dia dan Song Sun saling mencintai.
Di kantor polisi, Frost menginterogasi Dong Han. Karena kecemburuannya pada Frost, Dong Han menyatakan kalau dia dan Song Sun punya sebuah rahasia "Dia bilang kalau sekarang kami adalah keluarga dan kami akan bersama selamanya. Apa kau pikir Song Sun akan datang padamu?"
Frost mengingatkan Dong Han kalau Song Sun hampir saja mati karenanya tapi dalam delusinya Dong Han memutarbalikkan fakta dan menyatakan kalau Song Sun sangat mencintainya sampai-sampai Song Sun rela mati untuknya. (wah, parah amat penyakitnya)
"Subyek memiliki keyakinan yang tak tergoyahkan bahwa Song Sun mencintainya. Jika bukan aku, maka dia tidak akan bahagia" pikir Frost
Di luar, detektif Nam yang melihat interogasi ini, kebingungan sendiri kenapa Dong Han terus menerus mengatakan kalau Song Sun mencintainya. Sung Ah mengingatkan detektif Nam kalau pria itu punya penyakit jiwa.
Beberapa waktu kemudian, setelah sembuh Song Sun menulis laporan dan teringat pada Dong Han. Mulai dari semua kebaikan Dong Han yang terlalu berlebihan padanya dan saat Dong Han meneriakinya karena mengira kalau dia adalah ibu yang telah meninggalkannya selama 20 tahun.
Frost mengunjungi tempat penyimpanan abu adiknya Song Sun, wanita itu bernama Song Seol dan dia adalah wanita yang sering muncul dalam khayalan Frost sejak saat Frost kembali ke kampus.
"Seol mencintaimu, karena itulah dia mati" Song Sun sedih melihat foto kenangan adiknya
"Bagi manusia, cinta adalah perasaan yang sangat penting. Kita menemukan kebahagiaan melalui cinta. Kita menjadi lebih kuat. Ada alasan untuk mencintai. Tapi bagi seseorang, kegagalan cinta akan meninggalkan bekas luka yang jauh lebih besar daripada perpisahan. Tapi kita tidak boleh menyerah akan cinta. Karena cinta adalah emosi manusia yang paling utama. Emosi yang membuat manusia menjadi manusiawi" narasi Sung Ah
Beberapa hari kemudian, Frost sedang membaca laporan konseling Sung Ah saat Sung Ah datang membawa pohon natal yang besar.
"Kau pasti menyukai tanaman yang besar" ujar Frost
"Ini bukan cuma sekedar tanaman, ini pohon natal" desah Sung Ah
"Kenapa kita butuh pohon itu disini?"
"Kau mungkin tidak tahu karena semua emosimu sudah kering. Tapi bagi orang lain, pohon ini bisa memberikan perasaan tenang. Secara psikologi pohon ini bisa memberikan rasa aman. Bagus kan?"
"Tidak ada disertasi tentang pengaruh hari peringatan pada psikologi. Tapi pada hari-hari seperti itu, jumlah orang yang mengalami depresi semakin meningkat"
Saat sedang memasang hiasan natal, tak sengaja tangan Sung Ah tertusuk daun tajam pohon natalnya. Frost langsung mengomelinya, mengatai Sung Ah adalah tipikal orang yang suka berfantasi kalau dirinya bisa membuat dunia ini menjadi tempat yang jauh lebih baik.
Tapi walaupun ngomel-ngomel, Frost dengan manisnya memberikan sebuah plester untuk luka Sung Ah "Karena kau menyarankan siaran radio kita bisa menangkap Bae Dong Han. Kalau kita terlambat sedikit saja, Song Sun mungkin sudah mati"
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam