Setelah berkeliling mencarinya, Bai Feng Xi akhirnya menemukan persembunyian Ying Zhou di tepi sungai di hutan dan langsung memberikan obatnya. Sama seperti Hei Feng Xi, Bai Feng Xi juga bisa menduga alasan Ying Zhou pergi sendirian karena tak ingin membuatnya terlibat lebih jauh.
Tiba-tiba mereka mendengar suara orang-orang yang mengejar Ying Zhou semakin mendekat. Mereka berusaha melarikan diri secepat mungkin, namun orang-orang itu berhasil menghadang mereka dengan cepat.
Kedua orang itu sontak saling bekerja sama melawan para musuh mereka. Namun tak peduli berapa kali Bai Feng Xi menolongnya, sayangnya, Ying Zhou kalah dengan cepat saat dua pedang menusuknya.
Pun begitu, dia tetap berusaha melawan mereka sekuat tenaga. Dalam prosesnya, para musuh menemukan pelat itu tersimpan di dalam senjatanya. Pelat itu terpental ke angkasa. Bai Feng Xi dengan cepat menggunakan selendang saktinya untuk merebut pelat itu hingga pelat itu jatuh ke tangannya.
Tapi Ying Zhou cepat-cepat memasukkan kembali pelat itu ke dalam senjatanya karena ternyata pelat itu mengandung racun, dan benar saja, seketika itu pula Bai Feng Xi langsung pusing.
Ying Zhou berusaha melindunginya, tapi dia tidak mampu melawan mereka sendirian. Berusaha bertahan, Bai Feng Xi pun langsung menggunakan selendang saktinya untuk mengecoh mereka dan membawa Ying Zhou kabur.
Mereka kembali ke gua. Yang tidak Bai Feng Xi sangka, Ying Zhou ternyata tidak memakan semua Pil Hati Dewa itu. Malah sekarang Ying Zhou menotoknya sehingga dia tidak bisa bergerak dan menyuapkan setengah Pil Hati Dewa padanya.
Ying Zhou menitipkan Pelat Xuanji padanya, berpesan padanya untuk mengantarkan pelat ini ke Pangeran Huang Chao di Jizhou, lalu keluar sendirian menghadapi para pengejarnya.
Keesokan paginya, Hei Feng Xi diberitahu Zhong Li bahwa Ying Zhou telah meninggal dunia. Hei Feng Xi sekarang jadi mengkhawatirkan keselamatan Bai Feng Xi, jelas orang-orang itu pasti akan mengejar Bai Feng Xi sekarang.
Maka kemudian dia mengirim seorang anak buahnya untuk menghadang orang-orang itu, memperingatkan mereka untuk tidak meneruskan perjalanan dengan alasan di depan ada banyak jebakan.
Satu grup memutuskan untuk mundur, tapi yang lain tidak mempercayai peringatan itu dan terus jalan. Namun di tengah hutan, tiba-tiba mereka diserang sekawanan rajawali.
Saat akhirnya Bai Feng Xi bisa bergerak kembali, dia sontak keluar mencari Ying Zhou, namun tak bisa menemukannya di mana-mana. tiba-tiba muncul sekawanan ninja yang melempar belati padanya dan menyerangnya tanpa ampun. Bai Feng Xi berusaha melawan mereka tapi tenaganya masih terlalu lemah.
Dan saat Bai Feng Xi terpojok di tepi jurang, mereka menggunakan formasi senjata mereka untuk memecah tanah yang dia pijak sehingga Bai Feng Xi langsung terjun ke jurang. Namun untungnya saat dia hampir putus asa menanti ajalnya, Hei Feng Xi mendadak muncul menyelamatkannya.
Hei Feng Xi membawanya ke sebuah gua dan menggunakan tenaga dalamnya untuk mengeluarkan racun di tubuhnya. Bai Feng Xi masih sangat protektif mencengkeram erat pelat itu, namun setelah Hei Feng Xi meyakinkannya bahwa dia sudah aman sekarang, cengkeramannya langsung melonggar, lalu tertidur dengan tenang.
Hei Feng Xi langsung mengecek pelat itu di bawah cahaya lilin, tapi setelah memperhatikannya baik-baik, dia memutuskan bahwa pelat itu palsu. (Hah? Kasihan Ying Zhou. Mati sia-sia hanya demi pelat palsu).
Pelat yang asli terbuat dari Besi Xuan Laut Utara, besi tersebut biasanya akan membiru bila terkena cahaya. Sedangkan pelat yang ini sama sekali tidak menunjukkan perubahan apa pun di bawah cahaya lilin.
Kalau begitu, di mana kah pelat yang asli? Apakah sebenarnya pelat yang asli sudah ada di tangan Pangeran Huang Chao? Apakah Yan Ying Zhou sebenarnya hanya sebagai pengecoh?
Hei Feng Xi rasa tidak begitu. Yan Ying Zhou adalah pemimpin empat jenderal di Jizhou. Pangeran Huang Chao selalu menghargai orang yang berbakat. Pangeran Huang Chao tidak mungkin membiarkan orang sepenting itu mati demi barang palsu.
Jadi besar kemungkinan, sejak awal pelat ini adalah pelat palsu. Tujuannya jelas, membuat banyak pendekar dunia persilatan mati dan dalangnya akan mendapatkan keuntungan besar. Siapa pun dalangnya, orang itu pasti punya rencana besar.
Karena pelat itu palsu, anak buahnya langsung mengajaknya pulang saja. Tapi Hei Feng Xi menolak, bersikeras mau tetap di sini dan memastikan Bai Feng Xi baik-baik saja sampai dia sadar.
Hei Feng Xi benar, saat Pangeran Huang Chao mendengar kabar kematian, dia sangat sedih dan berduka. Bahkan alih-alih memerintahkan anak buahnya untuk mengejar Bai Feng Xi, dia justru memerintahkan mereka untuk mencari jenazah Ying Zhou untuk dibawa pulang dan dimakamkan dengan layak.
Begitu Bai Feng Xi sadar, dia refleks melindungi pelatnya dan mendapati Hei Feng Xi sedang santai minum di sampingnya dan langsung mengomentari keracunannya dengan nada setengah menyindir. Seharusnya Bai Feng Xi mengiriminya kabar, dia pasti akan membantu Bai Feng Xi lebih cepat dan bisa menyelamatkan Yan Ying Zhou.
"Jika kukirim kabar padamu lebih cepat, maka kau akan akan bisa sampai lebih awal, lalu Pelat Xuanji itu akan menjadi milikmu, kan? Maaf, membuatmu melewatkan kesempatan yang bagus."
"Kenapa kesalahpahamanmu padaku begitu besar?"
"Kau tidak menemukan Yang Ying Zhou di Gunung Xuan. Jadi kau kira pelat ada padaku. Karena inilah kau muncul di Keluarga Han, kan? Dari luar terlihat membantuku mengatasi masalah, tapi tidak disangka kalau pelat ternyata tidak ada padaku. Jadi kau diam-diam mengikutiku untuk menunggu Pelat Xuanji muncul."
"Bukankah sekarang aku tidak mengambil pelat itu?"
"Benar juga. Kau jelas tahu kalau pelat itu ada di dalam belati ini. Kenapa tidak kau ambil lalu pergi?"
"Peraturan Paviliun Air Yinquan, satu jawaban sangat mahal. Sepertinya kau tidak mampu bayar."
Tapi biarpun Hei Feng Xi menolak menjawab, Bai Feng Xi bisa menebaknya sendiri. Alasan Hei Feng Xi tidak tertarik pada pelat ini, antara Hei Feng Xi yang bermasalah atau pelat ini yang bermasalah. Kemungkinan yang paling besar adalah yang terakhir... pelat ini palsu. Astaga! Siapa pun yang merencanakan ini, sungguh keji.
Hei Feng Xi mengaku bahwa dia sudah menemukan jasad Yan Ying Zhou dan menguburkannya di puncak Gunung Xuan. Dia terkena 32 tusukan, Hei Feng Xi akui kalau dia kagum dengan keberanian Yan Ying Zhou tapi kemampuan bela diri Ying Zhou jelas masih kurang bagus.
"Rubah Hitam, apa kau sedih karena kau tidak seberani dia?" sindir Bai Feng Xi, "semua orang tahu keberanian Jenderal Leifeng, tidak seperti seekor rubah yang pura-pura baik demi reputasi palsunya."
Bai Feng Xi mau beranjak bangkit tapi seketika itu pula dia menyadari tubuhnya masih lemah. Mengabaikan segala sindiran Bai Feng Xi, Hei Feng Xi memberitahunya bahwa dia masih harus istirahat selama beberapa hari.
"Awalnya kupikir orang yang terkena racun Rumput Weiman, tidak akan bisa diselamatkan lagi. Dengan begini, hanya akan ada satu Feng Xi di dunia ini."
"Lalu untuk apa kau menyelamatkanku? Aku tidak akan berterima kasih atas pertolonganmu. Jika kau tidak menyelamatkanku, aku juga tidak akan menyelamatkanmu. Kau, Rubah Hitam, selalu tidak berniat baik."
Hei Feng Xi santai mengklaim kalau dia menyelamatkan Bai Feng Xi hanya demi Pelat Xuanji. Sayangnya pelat itu palsu. Jadi kalau Bai Feng Xi mati juga, maka semua usahanya hanya akan sia-sia. Dia dipermainkan oleh dalang di balik masalah ini, dia tidak suka dipermainkan, jadi Bai Feng Xi tidak boleh mati.
"Salah. Kau melupakan satu hal. Jika aku mati, maka tidak akan ada orang di dunia ini yang mengetahui watak aslimu. Saat itu kau akan sangat bosan."
Hei Feng Xi berniat menyuapinya obat, tapi Bai Feng Xi malah curiga kalau obat itu sebenarnya racun. Hei Feng Xi diam saja, malah Zhong Li yang tidak terima dan langsung nyerocos memberitahu Bai Feng Xi tentang segala pengorbanan tuannya demi menyelamatkan Bai Feng Xi.
Jelas itu membuat Bai Feng Xi jadi canggung. Dia akhirnya mau menerima obat itu, tapi dia menolak disuapi.
"Orang yang bisa disuapi langsung olehku, sangat sedikit. Jangan-jangan, Bai Feng Xi yang terkenal di dunia, sebenarnya takut pahit?" goda Hei Feng Xi.
Bersambung ke episode 2
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam