Saat Wan Sen hendak mengumpulkan PR anak-anak, tak sengaja dia bertemu dengan Gao Ge yang mondar-mandir di depan ruang kantor ayahnya dengan gelisah.
Kebetulan, Wan Sen langsung menginterogasinya tentang hubungannya dengan Mai Zi, soalnya Wan Sen curiga kalau Mai Zi ada hubungannya dengan insiden kaca jendela pecah itu. Gao Ge menyangkal punya hubungan apa pun dengan Mai Zi dan menyangkal keterlibatan Mai Zi dalam insiden itu.
Malah saat dia masuk ke ruang kerja ayahnya, dia justru mengakui dirinya sebagai pelakunya. Pak Gao jelas tak percaya. Lagipula insiden itu terjadi kemarin, dan mereka berdua justru pulang bersama kemarin, kapan Gao Ge ada waktu balik ke sekolah. Gao Ge tak peduli, ngotot kalau ini kesalahannya dan bersedia menerima apa pun hukumannya.
Pak Gao masih tak percaya kalau dia pelakunya, tapi baiklah, karena Gao Ge ngotot, Pak Gao pun memutuskan untuk menghukumnya lari 10 putaran. Dan juga, Pak Gao memperingatkannya untuk tidak menganggu belajarnya. Hmm, sepertinya Pak Gao salah paham akan kedekatannya dengan Wan Sen. Pikirannya kontan membuat Wan Sen punya ide baru.
Di luar, Wan Sen memperhatikan batu yang dipakai untuk melempar kaca jendela itu ada sedikit noda oli. Wan Sen jadi semakin yakin kalau pelakunya adalah Mai Zi.
Malam harinya, dengan bergaya ala anak nakal, Wan Sen sengaja mendatangi Mai Zi di bengkelnya dan to the point menuduh Mai Zi pelakunya. Jika Chao Yang yang melakukannya, maka dia hanya perlu memecahkan jendela kelasnya saja, tidak perlu sampai memecahkan jendelanya Pak Gao.
Kecuali... jika pelakunya sebenarnya sejak awal hanya menarget kantornya Pak Gao, sedangkan kelasnya hanya pelampiasan kekesalan si pelakunya terhadapnya.
Ternyata saat Bei Xing menemukan Wan Sen di lab malam itu, sebenarnya bukan dia yang melakukan percobaan pasta gigi gajah. Sekarang dia yakin kalau orang itu adalah Mai Zi, makanya Mai Zi begitu percaya diri untuk menantangnya melakukan eksperimen tersebut.
Karena itulah, Wan Sen meminjaminya uang agar Mai Zi menyelesaikan masalah ini dan menjernihkan nama baik temannya yang terkena fitnah karena masalah ini. Tiba-tiba Bei Xing muncul dan langsung pasang badan melindungi Wan Sen.
"Aku kan sudah bilang, dia ini adikku. Cari saja aku kalau ada masalah."
Heran melihat kedua orang ini, Mai Zi memutuskan menolak uangnya Wan Sen dan berkata kalau dia akan menyelesaikannya sendiri nanti.
Dalam perjalanan pulang, Bei Xing langsung mengomeli Wan Sen dan Wan Sen yang begitu berani di hadapan Mai Zi tadi, sekarang mendadak berubah jadi patuh dan penurut di hadapan Bei Xing.
"Aku kan sudah bilang berkali-kali padamu. Jauhi dia, jauhi dia. Tidka mau dengar, malah datang sendir. Kenapa dulu aku tidak melihat keberanianmu sebesar ini?"
"Minumlah dulu," ujar Wan Sen mencoba meredakan amarahnya dengan menawarinya sebotol air mineral.
"Jangan menyela! Aku sampai mana barusan?"
"Jauhi dia."
"Baguslah kalau kau tahu. Aku juga tahu kalau Mai Zi pelakunya. Jangan kau pikir kau pintar lalu datang sendiri kemari. Kenapa tidak bilang-bilang padaku?"
"Lain kali aku akan memberitahu."
"Ingat itu baik-baik."
Puas mengomeli Wan Sen, Bei Xing akhirnya meminta maaf untuk hari ini. Karena Wan Sen diam saja saat Chao Yang difitnah tadi, Bei Xing jadi sempat mengira kalau Wan Sen juga sama seperti teman-teman sekelasnya yang tidak memercayai Chao Yang.
Sekarang dia sadar kalau pikirannya salah. Dia mengaku bahwa tadi di kelas, dia menemukan buku rencana belajarnya yang ketinggalan di mejanya Wan Sen. Karena itulah, Bei Xing janji tidak akan lagi mengenalkan gadis lain pada Wan Sen. Baiklah, kalau begitu, Wan Sen langsung serius menyuruh Bei Xing untuk menghafal 3 bab pertama.
Keesokan harinya saat Wan Sen dan Bei Xing belajar bersama di perpus, Wan Sen hampir saja mau memberitahu Bei Xing bahwa dia dan Gao Ge tidak ada hubungan spesial. Tapi bahkan sebelum dia sempat mengucap apa pun, Gao Ge mendadak muncul lalu tiba-tiba saja menyatakan bahwa mulai sekarang waktunya Wan Sen adalah miliknya. Hah?
Pokoknya dia ingin mereka pulang bareng mulai sekarang, dan dia akan mengandalkan Wan Sen mulai sekarang. Wa Sen jelas kaget dan bingung mendengar pernyataan yang terdengar seperti pernyataan cinta itu. Bei Xing jelas salah paham dan langsung kagum dengan sikap Gao Ge.
Jangan khawtair, Bei Xing janji tidak akan ikut campur dalam urusan mereka. Namun dia tetap harus melindungi Wan Sen. Gao Ge tidak keberatan dan langsung pergi begitu saja, meninggalkan Wan Sen yang cuma bisa melongo tidak tahu harus bereaksi bagaimana.
Hari ini hujan deras, Teng Teng yang duduk di dekat jendela yang pecah jadi terciprat air hujan yang kontan saja membuatnya menggerutui Bei Xing dengan kesal.
Tanpa banyak bicara, Bei Xing langsung melemparkan tasnya ke mejanya ke Teng Teng dan menyuruh Teng Teng untuk pindah ke bangkunya. Zhan Yu yang memperhatikannya dari belakang, tampak kagum dengan kewibawaan Bei Xing.
Bei Xing santai saja belajar sambil menggunakan payung... sampai akhirnya hujan reda dan mentari kembali bersinar. Angin sepoi-sepoi menghembus rambutnya, membuatnya tampak begitu cantik di bawah sinar mentari... yang baru kali ini membuat Zhan Yu terpesona.
Mai Zi akhirnya mendatangi Pak Gao untuk mengakui perbuatannya. Pak Gao awalnya marah dan menuntut Mai Zi untuk memanggil kedua orang tuanya ke sekolah. Namun Mai Zi mengaku bahwa kedua orang tuanya sibuk bekerja, tidak ada yang peduli padanya.
Pak Gao kontan melunak mendengarnya. Menyadari Mai Zi juga butuh uang untuk bertahan hidup, Pak Gao pun mengembalikan uang kompensasi yang ditawarkan Mai Zi. Tapi tentu saja Pak Gao tidak akan melepaskannya semudah itu, jadi dia memutuskan untuk menghukum Mai Zi membersihkan halaman sekolah. Dia bahkan memaksa Mai Zi untuk memakai seragam sekolah ini untuk mennggantikan bajunya yang lusuh dan kotor itu.
Tak lama kemudian, Pak Gao mengumumkan bahwa masalah kaca pecah itu sudah diselidiki dan pelakunya bukan Chao Yang. Mereka lalu diminta pindah kelas karena kaca jendela kelas ini akan diperbaiki.
Chao Yang senang banget dan langsung mengajak Bei Xing untuk merayakannya dengan makan-makan. Tapi Chao Yang juga ingin mengajak Zhan Yu mengingat Zhan Yu juga sudah membantu mereka.
Bei Xing jelas tidak mau bertemu Zhan Yu, jadi dia menolak dengan alasan harus belajar bareng Wan Sen. Dia langsung pergi tanpa menyadari Zhan Yu mendengar pembicaraan mereka dan dia tampak tak senang karenanya.
Di luar, anak-anak pada heboh menonton si preman yang sedang membersihkan halaman sekolah pakai seragam sekolah mereka itu. Tiba-tiba Wan Sen muncul dengan membawa sapu untuk membantu Mai Zi dan memberitahu Mai Zi bahwa dia dan Gao Ge hanya teman biasa sejak kecil.
Bei Xing sejak menunggu Wan Sen di perpus, tapi yang datang malah Zhan Yu. Malah tiba-tiba saja dia menyatakan bahwa dia suka memiliki pengikut seperti Bei Xing. jadi kalau Bei Xing mau pindah ke kelas 3 - 1, maka Bei Xing hanya boleh ikut pindah bersamanya.
Cih! Bei Xing sinis mendengarnya. Kalau Zhan Yu menginginkan seorang pengikut, dia cari saja orang lain dan jangan mengganggunya. Bei Xing langsung beranjak pergi, tapi Zhan Yu malah langsung mengejarnya.
Wan Sen gelisah memikirkan Bei Xing yang salah paham tentang hubungannya dengan Gao Ge. Dia langsung meminta Gao Ge untuk membantunya menjelaskan sesuatu pada seseorang, namun tepat saat itu juga, dia malah melihat Bei Xing dikejar Zhan Yu.
Gao Ge mengikuti arah pandangannya dan langsung sadar siapa seseorang yang ingin diberi penjelasan oleh Wan Sen. Karena itulah dia menyarankan, "jika dia benar-benar penting bagimu, kau jangan duduk diam saja."
Bersambung ke episode 6
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam