Sinopsis Dr. Frost Episode 2 - Part 2


"Saya ragu apakah saya harus mengatakan ini pada anda. Tapi... ada sebuah rumor jelek tentang Ji Min" kata pelayan

"Rumor jelek? Rumor apa?" tanya Frost

"Orang-orang menyebutnya 'spon' (singkatan dari sponsor)" jawab pelayan

Flashback,
kemarin malam saat waktunya pulang, si pelayan melihat Ji Min dijemput oleh seorang pria bermobil mewah.




Kembali ke masa kini,
Detektif Nam ditelepon oleh polisi muda yang memberitahunya bahwa dia baru saja menemukan sesuatu yang mencurigakan dari Ji Min. Selama 6 bulan terakhir ini, setiap bulan seseorang mentransfer uang sebesar 5 juta won ke rekeningnya Ji Min, bahkan ada juga catatan transfer uang sebesar 50 juta won.

"Tapi sunbaenim, sumber uang itu agak susah digambarkan" kata polisi muda


Sung Ah mendatangi rumah korban. Dengan alasan mencari barang-nya Frost yang ketinggalan, Sung Ah meminta izin ibunya Ji Min untuk mengecek barang ketinggalan itu di kamarnya Ji Min. Ternyata Sung Ah mendapat perintah dari Frost yang menyuruhnya untuk mengecek laci bagian bawah di kamar Ji Min. Dari semua laci-laci, Sung Ah mendapati laci paling bawah terkunci. Sung Ah pun berusaha mencari keberadaan kuncinya dan akhirnya dia menemukan kunci itu tersembunyi di balik sebuah pigura lukisan.

Didalam laci, Sung Ah menemukan sebuah kaos bertuliskan 'Change Korea' dan sebuah album foto. Di album foto itu, ada beberapa foto Ji Min bersama ibunya tapi ada pula foto Ji Min bersama seorang pria tua (pria tua yang ditonton Ji Min di TV). Melihat foto pria tua itu, Sung Ah merasa sepertinya dia pernah melihat pria tua itu.


Di bar, Frost tengah melihat-lihat sebuah aquarium kosong saat seorang pria pemilik bar itu datang mendekatinya.

"Kudengar Ji Min punya seorang sponsor?" tanya Frost

"Ji Min memang cukup populer dengan pelanggan. Mungkin saja salah satu diantara mereka (sponsornya Ji Min)" jawab bos bar dengan sikap sombongnya.

Tapi tiba-tiba pria itu menanyakan sesuatu yang membuat Frost curiga. Dia bertanya apakah hanya seragam baseball saja yang ditemukan di TKP. Pria itu beralasan bahwa dia cuma penasaran saja apakah ada yang lainnya yang ditinggalkan si pelaku.

"Di media diberitakan mungkin akan muncul pembunuh baru. Apakah anda juga berpikir seperti itu, prof?" tanya bos bar

Frost tidak menjawabnya tapi malah meminta untuk melihat-lihat rekaman CCTV semalam. Frost lalu melihat rekaman CCTV yang menunjukkan sebuah mobil mewah terparkir di depan bar.


Setelah pergi dari rumah Ji Min, Sung Ah tak sengaja melihat sebuah mobil kampanye seorang politikus lewat. Kampanye itu berslogan 'Change Korea', kampanye seorang politikus bernama Kim Han Seong, Sung Ah melihat foto politikus itu adalah pria yang berfoto bersama Ji Min.


Setelah mendapat informasi sumber uang yang mentransfer ke rekeningnya Ji Min, detektif Nam langsung pergi ke kantor kampanye Kim Han Seong. Disana dia bertemu dengan seorang asistennya Han Seong yang mengatakan bahwa Han Seong mentranfer uang sebesar itu ke rekeningnya Ji Min dalam rangka membantu Ji Min yang mengalami kesulitan keuangan.

"Tapi uang bantuan apa sampai 5 juta won setiap bulan?" tanya detektif Nam curiga

Pria itu berkata bahwa uang 5 juta won diperlukan bagi mahasiswa seni karena mahasiswa seni wajib membeli berbagai perlengkapan seninya.

"Dari luar dia berlagak baik mendukung mahasiswa seni, tapi kenapa dia melakukannya secara diam-diam?" detektif Nam curiga

Pria itu langsung tersinggung "Apa sebenarnya yang ingin anda katakan?"

"Jangan menutupi langit dengan tanganmu (jangan mencoba menutupi apa yang sudah jelas). Dengan dalih beasiswa, dia memberikan uang untuk mahasiswa. Dan apa yang akan diminta orang tua itu sebagai balasannya? Tubuh gadis itu masih muda dan kuat..."

"Apa maksud anda?" pria itu tersinggung


Percakapan mereka tiba-tiba terpotong gara-gara kedatangan Sung Ah yang menunjukkan padanya foto Ji Min bersama Kim Han Seong.

"Jadi benar Kim Han Seong yang memberikan uang untuk Ji Min?" tanya detektif Nam

"Iya" jawab Sung Ah

"Akan tetapi, sebelum pemilihan, Oh Ji Min dibunuh. Alasan membunuhnya..." Belum sempat mengutarakan pikirannya, tiba-tiba detektif Nam ditelepon oleh Frost.


Beberapa saat kemudian, Frost bersama detektif Nam dan Sung Ah mendatangi Kim Han Seong di kantornya. Kim Han Seong menyangkal tuduhan detektif Nam sebagai sponsornya Ji Min tapi Detektif Nam tentu saja tidak percaya...

"Mulai dari 6 bulan yang lalu, anda mendanai Ji Min dengan uang kampanye anda sementara Oh Ji Min membeli tas-tas mahal dengan menggunakan uang itu. Anda pasti sangat bersenang-senang. Akan tetapi tepat sebelum pemilihan, Oh Ji Min mungkin mengancammu karena dia kekurangan uang dan karena hubungan kotor kalian mungkin akan terungkap, kau... mengurus (membunuh) Ji Min" ujar detektif Nam menyatakan skenario dugaannya

Tapi Han Seong malah tersenyum geli mendengar dugaan detektif Nam "Hipotesis yang menarik. Tapi... agar sebuah hipotesis menjadi kenyataan, anda membutuhkan sebuah bukti yang kuat"


Karena Han Seong menginginkan bukti maka Sung Ah pun langsung menunjukkan bukti yang sudah mereka bawa, yaitu sebuah rekaman video CCTV yang menunjukkan Ji Min dijemput oleh Han Seong pada malam pembunuhan.


Sementara detektif Nam sibuk menginterogasi Kim Han Seong, Frost sibuk sendiri meneliti barang-barang di kantor itu. Dari semua barang-barang, sebuah gambar di dinding cukup menarik perhatiannya walaupun gambar itu hanya terdiri dari beberapa garis horizontal ditumpuk dengan garis vertikal. Merasa aneh dengan gambar itu, Frost berusaha melihat gambar itu dari arah samping. Dari sudut pandang itu, Frost mendapatkan sesuatu yang aneh.


"Pada jam 10 di malam Ji Min dibunuh, kenapa anda bertemu dengannya?" tanya detektif Nam

Frost kemudian mengalihkan fokus perhatiannya pada Han Seong yang terlihat gugup. Tapi sedetik kemudian, dengan lancarnya Han Seong berkata bahwa malam itu dia memang bertemu dengan Ji Min untuk memberikannya beasiswa.

"Hari itu, anda melempar bola opening di sebuah pertandingan baseball bukan? Dimana seragam baseball itu sekarang?" tuntut detektif Nam

Han Seong langsung kesal mendengarnya "Apakah dari seragam baseball di TKP, ada DNA ku?"

Detektif Nam sama sekali tidak gentar dengan tatapan tajam Han Seong "Saya meminta anda untuk memberi saya sebuah alibi tentang dimana keberadaan anda setelah permainan baseball selesai"

"Apa maksud anda, saya adalah si pembunuh berantai atau si pembunuh peniru itu?"


BRAAAAK!!! Beberapa saat kemudian di kantor polisi, detektif Nam marah-marah karena mereka tidak berhasil menginterogasi Han Seong. Dia sangat yakin bahwa pembunuh Ji Min adalah Kim Han Seong tapi Sung Ah langsung memperdebatkan dugaan detektif Nam karena mereka tidak punya bukti yang kuat atas dugaan itu.

"Aish, seandainya saja ada sesuatu dari seragam baseball itu" gerutu detektif Nam

"Kim Han Seong bukan penjahatnya" ujar Frost

"Kim Han Seong yang memerintahkan pembunuhan itu" detektif Nam sangat yakin

"Di kantor senator Kim Han Seong, ada sebuah lukisan yang dilukis oleh Ji Min" kata Frost

"Tentu saja, dia sponsornya Ji Min. Ji Min pasti memberikannya sebagai hadiah" seru detektif Nam menggebu-gebu

 
 
"Anamorphosis" cetus Frost
(seni gambar yang mana jika dipandang dari sudut pandang tertentu akan terlihat sebuah gambar lain)

"Ana-sosis apa?" detektif Nam bingung

"Gambar yang jika dilihat dari depan tidak memiliki makna apapun tapi gambar itu akan terlihat memiliki makna spesial jika dilihat dari sudut pandang tertentu" ujar Frost

Flashback,
Frost melihat gambar yang tergantung di kantornya Han Seong dari arah samping dan mendapati sebuah tulisan 'WITH JIMIN'


Kembali ke masa kini,
Sung Ah menduga bahwa Han Seong dan Ji Min kemungkinan sepasang kekasih. Polisi muda tiba-tiba muncul untuk memberitahu detektif Nam bahwa didekat TKP ditemukan sebuah mobil box berwarna hitam. Dan dari dalam mobil box hitam itu, mereka menemukan seorang tersangka baru.

Mereka semua kemudian menonton rekaman CCTV di sebuah gang. Dalam rekaman CCTV itu terlihat seorang pria sedang berusaha menggeledah sesuatu dari tubuh Ji Min dengan kasar, Ji Min terlihat mendorong pria itu lalu melarikan diri. Pria itu lalu mengambil sebuah bata beton lalu mengejar Ji Min. Saat gambar rekaman itu dizoom, Frost mengenali pria itu adalah bos bar tempat Ji Min bekerja.


Mereka kemudian pergi untuk mencari bos bar itu. Tapi anehnya Frost malah melarang Sung Ah ikut lalu membisikkan sebuah perintah pada Sung Ah. Sebuah perintah yang membuat Sung Ah terheran-heran, kenapa Frost memerintahkannya melakukan itu.


Di bar, mereka menunjukkan rekaman video itu pada bos bar tapi si bos bar dengan congkaknya menuntut mereka memberikannya sebuah bukti jika memang dia yang membunuh Ji Min. Detektif Nam menunjukan beberapa USB yang ditemukan didalam mulut korban dan sekarang USB itu sudah diperbaiki.

"USB ini milikmu kan? Benda ini rusak didalam mulut Oh Ji Min tapi kamu sudah memperbaikinya. Jaman sekarang, teknologi sangat hebat"

Frost memperhatikan ekspresi bos bar terlihat gugup melihat USB itu. Polisi muda kemudian menunjukkan isi USB itu pada bos bar, USB itu berisi rekaman video Ji Min yang terlihat sedang bercanda tawa dengan Kim Han Seong.

Walaupun awalnya terlihat gugup, tapi kemudian bos bar itu dengan tenangnya mengaku bahwa dia memang sengaja merekam kemesraan Ji Min dan Han Seong secara diam-diam supaya dia bisa mendapatkan uang dari rekaman itu dan Ji Min mengambil USB itu darinya. Tapi walaupun begitu dia menolak tuduhan detektif Nam yang menuduhnya sebagai pembunuhnya Ji Min, lagipula dalam rekaman CCTV yang detektif Nam tunjukkan sama sekali tidak terlihat dia membunuh seseorang.


Sung Ah tiba-tiba datang sambil menenteng sekantong ikan "Ikan ini kan?"

Frost lalu mengambil sekantong ikan itu dari Sung Ah dan berkata pada bos bar bahwa dia ingin memberikan ikan-ikan itu sebagai hadiah untuk aquarium bar yang kosong. Sambil memegang kantong berisi ikan itu diatas aquarium, Frost berkata bahwa ikan-ikan itu adalah ikan-ikan yang memiliki indera penciuman yang tajam dan biasanya ikan-ikan itu menyukai bau darah.

"Orang bilang, ikan-ikan ini akan datang jika mereka mencium bau darah bahkan dalam jarak 50 meter sekalipun"

"Benarkah?" pikir bos bar ketakutan

Sambil menatap tajam bos bar, Frost mencemplungkan kantong ikan itu ke aquarium dan seketika itu pula bos bar langsung melarikan diri. Sayang usahanya tidak berhasil berkat Sung Ah yang menjegal kakinya lalu polisi muda dengan cepat memborgol tangannya.

"Awalnya aku tidak terlalu yakin tapi berkat kau jadi yakin" kata Frost pada detektif Nam


Flashback,
Waktu sedang meneliti TKP, Frost mengajak detektif Nam ke sebuah gang dimana dia menemukan tumpukan bata beton. Frost memberitahu detektif Nam bahwa dia menduga senjata yang digunakan untuk membunuh Oh Ji Min adalah bata beton itu.

 

Kembali ke masa kini,
Detektif Nam terkejut melihat sebuah bata beton yang dipakai untuk memukul kepala Ji Min ternyata berada di aquarium yang kosong itu. Frost bertanya pada bos bar kenapa dia membunuh Ji Min. Bos bar dengan sombongnya berkata bahwa dia sebenarnya tidak berencana untuk membunuh Ji Min, dia cuma memukul kepala Ji Min dengan bata dan dia tidak tahu kalau Ji Min ternyata mati.

"Huh? Berhentilah bicara omong kosong! Kalau kau memukul kepala orang mereka pasti akan mati terutama kalau kau memakai bata seperti itu! Bawa dia pergi!" teriak detektif Nam marah


Walaupun mereka sudah menangkap bos bar, tapi Frost tampak tidak tenang. Detektif Nam tiba-tiba teringat sesuatu yang membuatnya bingung. Jika bata yang digunakan untuk membunuh Ji Min sudah berada didalam air cukup lama, bukankah nida darahnya seharusnya sudah menghilang.

Frost membenarkannya, noda darah dan sidik jari pastinya memang sudah menghilang karena itulah dia cuma menggunakan bata itu sebagai umpan.


Karena sekarang mereka sudah menangkap bos bar, Sung Ah meminta detektif Nam untuk berhenti mengejar Jin Wook.

"Baiklah, aku akan menghentikan pencariannya. Bilang padanya kalau sekarang dia bisa melihat matahari" janji detektif Nam

Setelah detektif Nam pergi membawa bos bar, Sung Ah bertanya heran kenapa Sung Ah membantu Jin Wook? Bukankah Frost pernah menduga kalau Jin Wook pelakunya.

"Aku hanya bilang, ada kemungkinan dia pelakunya. Aku tidak pernah bilang kalau dia pelakunya" jawab Frost "Karena dalam keadaan normal pun, otakmu sudah cukup buruk. Jauh lebih baik bagimu untuk berhenti minum-minum"

Sebelum Frost pergi, dia memberitahu Sung Ah bahwa Jin Wook saat ini sedang berada di rumahnya. Saat Sung Ah memanggilnya, Frost teringat saat Sung Ah memanggilnya psycho berambut putih.


Flashback,
Sung Ah yang mabuk berteriak memanggil Frost sebagai psycho berambut putih "Kau sedirian, bukan? Tidak ada seorangpun disisimu, iya kan? Sebenarnya kau takut. Kau takut pada orang karena itulah kau sendirian"


Kembali ke masa kini,
Jin Wook gelisah menatap keluar jendelanya saat tiba-tiba dia merasa sesuatu mengganggunya. Untuk menghilangkan ketakutan yang tiba-tiba melandanya, dia langsung melampiaskannya dengan minum bir. Namun saat itu, tiba-tiba dia mendengar sesuatu.


Sung Ah tiba di rumah Jin Wook dengan senyum bahagia sampai saat dia melihat Jin Wook dimasukkan ke dalam bagasi mobil oleh pria yang dulu mengancam Jin Wook dengan pisau. Sung Ah berusaha mengejar mobil itu, tapi sayangnya mobil itu semakin mempercepat lajunya.


Setelah tidak berhasil mengejar mobil yang menculik Jin Wook, Sung Ah langsung melaporkan pelat mobil penculik Jin Wook ke detektif Nam. Dari hasil penelitian, polisi muda mendapat informasi bahwa mobil dengan pelat nomor itu adalah mobilnya senator Kim Han Seong. Detektif jadi bingung sendiri, apa yang sebenarnya terjadi. Apa mungkin Han Seong sedang berusaha mencari USB-nya.

"Saat ini senator Kim Han Seong tidak memikirkan masalah USB sama sekali" ujar Frost

Frost pun menjelaskan bahwa hubungan Ji Min dan Han Seong sebenarnya bukan hubungan sponsor. Ji Min adalah anak yang tumbuh tanpa kehadiran seorang ayah. Beberapa lukisannya seperti lukisan matahari gelap dan dan daun yang berjatuhan, secara psikologi merupakan penggambaran rasa kehilangan. Dan semua bukti seperti hadiah pulpen mahal, foto mesra Ji Min dan Han Seong dan juga lukisan anamorphosis di kantor Han Seong, adalah bukti-bukti yang terlihat seperti sebuah hubungan cinta terlarang tapi sebenarnya semua bukti itu adalah bukti-bukti yang menunjuk pada hubungan ayah dan anak.


"Karena keadaan keuangan mereka yang sulit, ibunya Ji Min sengaja menyembunyikan anak diluar pernikahan mereka. Tapi Oh Ji Min ternyata berhasil menemukan ayah kandungnya dan orang itu adalah Kim Han Seong"

"Jadi karena itu mereka bertemu diam-diam. Karena karir politik Kim Han Seong bisa hancur"

Sung Ah jadi mengerti, Ji Min pasti berusaha melindunginya ayahnya dengan cara menyembunyikan identitasnya dan menghancurkan USB itu. Kalau begitu Jin Wook saat ini berada dalam bahaya besar. Polisi muda kemudian mulai mencari perginya mobil yang menculik Jin Wook melalui kamera CCTV jalan raya dan menemukan mobil itu mengarah ke sebuah waduk. Setelah itu detektif Nam dan rombongan polisi langsung pergi ke waduk itu.


Di waduk, Ji Wook dikeluarkan dari bagasi mobil dalam keadaan lemas. Tapi Han Seong dengan tatapan penuh amarah langsung mencekik Ji Wook.

"Dia adalah putri yang kutemukan setelah 22 tahun dan kau membunuhnya. Dia adalah anak yang tidak bisa kutunjukkan pada dunia. Kau membunuh putriku yang hanya bisa hidup dalam bayang-bayang. Kenapa kau melakukannya? Kenapa kau membunuhnya?!"

Jin Wook berusaha keras menyangkal diantara cekikan Han Seong tapi Han Seong semakin mempererat cekikannya. Tapi kemudian dia mulai mengendorkan cekikannya saat dia menyadari bahwa menanyakan alasan Jin Wook membunuh putrinya sudah tidak ada gunanya, lagipula Ji Min sudah tidak bisa kembali lagi untuk memberitahukannya.


Saat Jin Wook masih bersikeras menyangkal tuduhannya, Han Seong langsung mengisyaratkan pada anak buahnya untuk mengurus Jin Wook. Anak buah Han Seong langsung menyeret dan mendorongnya Jin Wook kedalam sungai. Namun tepat saat itu Frst, Sung Ah dan rombongan polisi datang. Detektif Nam langsung menangkap Han Seong dan anak buahnya sementara si polisi muda berusaha menyelamatkan Jin Wook dari sungai.


Beberapa waktu kemudian, Jin Wook terbangun di rumah sakit. Saat melihat detektif Nam, Jin Wook langsung ketakutan tapi detektif Nam berusaha meyakinkan Jin Wook bahwa mereka sudah menangkap pembunuh Ji Min yang ternyata bos bar tempat Ji Min bekerja. Jin Wook langsung lega mendengarnya.


Walaupun penjahatnya sudah ditangkap, tapi anehnya Frost tampak tidak tenang. Malam harinya di kantor konseling, dia melihat lagi foto seragam baseball yang ditemukan didekat korban. Foto itu mengingatkannya kembali pada semua hal aneh yang dia temukan di kamarnya Jin Wook. Seperti buku diary masa kecil Jin Wook, foto yang terpotong sebagian yang menunjukkan Jin Wook tampak memegang rok seseorang dan baju wanita yang memiliki pola sama persis dengan rok yang dipegang Jin Wook kecil di foto yang terpotong sebagian.


Keesokan harinya, Sung Ah mengantarkan Jin Wook pulang tapi betapa terkejutnya mereka saat mereka menemukan Frost berada di kamarnya Jin Wook. Frost berkata bahwa dia datang karena ada sesuatu yang membuatnya penasaran.

Sembari membaca buku diary masa kecil Jin Wook, Frost berkata "Keinginan untuk membunuh begitu besar. Dan saat keinginan untuk membunuh itu semakin tumbuh, maka keinginan itu tidak akan bisa ditekan. Pada akhirnya, perkataan Oh Ji Min sendirilah yang membuatnya terbunuh"

"Apa maksud anda?" tanya Jin Wook

"Sangat mengerikan" ujar Frost menirukan kata-kata yang pernah Ji Min ucapkan sekaligus kata-kata yang tertulis dalam buku diary masa kecil Jin Wook "Semua jawaban ada di buku ini, Kang Jin Wook-ssi"

Mendengar kata-kata itu membuat emosi Jin Wook mulai berubah. Kata-kata yang membuatnya teringat pada masa kecilnya yang sangat buruk.



Flashback,
Jin Wook adalah anak yang tumbuh dengan seorang ibu yang sangat membencinya dan dalam kesedihannya Jin Wook selalu menuliskan semua kata-kata kasar yang ibunya ucapkan padanya di buku diary-nya. Jin Wook menangis sedih dan mengulurkan tangan hendak menyentuh ibunya tapi ibunya langsung berteriak histeris menyalahkan Jin Wook sebagai penyebab penderitaannya.

"Aku bukan ibumu! Dasar cacing parasit! Kau cacing parasit yang menghisap darahku! Pergi kau! Kau sangat mengerikan! Mati saja sana! Pergi dari hadapanku!"

Pada suatu hari, saking tidak tahannya mendengar suara Jin Wook, ibunya Jin Wook membungkus Jin Wook dalam selimut lalu mengunci Jin Wook di lemari dan sama sekali tidak mau mendengarkan tangis sedih Jin Wook.


Kembali ke masa kini,
Frost kembali menirukan kata-kata kasar yang selalu diucapkan ibunya pada Jin Wook. Kata-kata kasar yang sukses memancing emosi Jin Wook hingga ekspresi tenangnya berubah jadi menakutkan.

"Orang yang membunuh Oh Ji Min adalah kau" tuduh Frost

Jin Wook langsung gemetaran dengan panik mendengarnya. Dia berusaha menyangkal tuduhan Frost saat dia mulai teringat kembali betapa marahnya dia setelah dia mendengar Ji Min mengucapkan kata-kata kasar yang sama dengan yang dulu sering diucapkan ibunya padanya.

Frost mengeluarkan foto yang terpotong sebagian dari pigura dan ternyata sebagian dari foto itu adalah foto ibunya Jin Wook yang tampak tidak mau dekat-dekat dengan Jin Wook karena itulah Jin Wook memegang rok ibunya. Frost yakin kalau Jin Wook membunuh Ji Min setelah dia mendengar Ji Min mengatakan kata 'Kau sangat mengerikan', kata-kata yang dulu sangat sering Jin Wook dengar dari ibunya.

"Sama seperti yang dilakukan ibumu, kau menutupi wajah Oh Ji Min dengan bajumu!" teriak Frost



Flashback,
Dalam keadaan lemah setelah kepalanya dipukul si bos bar, Ji Min berusaha meminta bantuan Jin Wook. Tapi saat itu Jin Wook sangat ketakutan melihat darah mengalir dari kepala Ji Min. Dalam kepanikannya, Jin Wook mulai teringat kata-kata kasar yang Ji Min ucapkan di bar, kata-kata yang dulu sering ibunya ucapkan padanya dan membuatnya teringat pada semua perlakukan kasar ibunya dan bagaimana dulu ibunya selalu berteriak menyuruhnya mati saja.

Ingatan akan semua ucapan kasar ibunya itulah yang membuat pikiran Jin Wook kacau. Dan seketika itu pula, dia langsung menutupi dan menekan wajah Ji Min dengan seragam baseballnya sampai Ji Min mati.


Kembali ke masa kini,
Setelah mengingat pembunuhan yang dilakukannya, Jin Wook langsung terjatuh lemas "Tidak... tidak... tidak... aku membunuhnya"


Beberapa saat kemudian, Jin Wook ditangkap polisi. Detektif Nam memberitahu Frost dan Sung Ah bahwa dari hasil otopsi ditemukan sebuah serat kain dari seragam baseball yang ditemukan didekat korban. Detektif Nam juga memberitahu mereka bahwa waktu Jin Wook berumur 7 tahun, ibunya mati bunuh diri. Mayat ibunya ditemukan bersamaan dengan ditemukannya Jin Wook kecil yang lemas setelah terkurung dalam lemari selama 3 hari. Sung Ah sangat shock mendengar semua itu.


Di kantor konseling, Sung Ah kembali menulis laporan dan bernarasi...

"Ketika manusia lapar maka mereka akan makan. Jika mereka kedinginan maka mereka akan memakai baju. Dengan insting pertahanan diri, tubuh kita berusaha untuk bertahan hidup. Pikiran kitapun seperti itu. Ada beberapa hal yang dibutuhkan pikiran kita untuk bertahan. Pertama, menemukan lubang hitam dalam ego kosong yang tersembunyi dalam diri kita. Yang kedua, mendengarkan pesan SOS yang dikirimkan oleh pikiran kita. Dan yang terakhir, menghadapi wujud yang menjadi sumber penyakit pikiran. Jika kau tidak menghadapi wujud itu sepenuhnya, maka lubang dalam pikiranmu perlahan-lahan akan tumbuh membesar dan pada akhirnya pikiran itu akan menghilang dan yang tersisa hanyalah lubang hitamnya"


Sementara itu, Frost sedang mengajar kuliah tentang 4 emosi terpenting manusia yaitu kebahagiaan, kemarahan, kesedihan dan kenikmatan. Dia bertanya pada para mahasiswanya, dari begitu banyaknya emosi manusia, manakah emosi yang paling kuat?

Para mahasiswa mulai berebut menjawabnya, ada yang menjawab cinta, ada yang menjawab marah, benci, rindu... Frost tampak tidak puas dengan jawaban mereka sampai ada seseorang yang menjawab "Ketakutan"

Frost kaget melihat orang yang menjawab itu adalah wanita yang dulu menyapanya saat dia hendak mengambil bola baseball. Wanita itu sekarang menatap Frost dengan pandangan sangat dingin lalu bertanya pada Frost "Apa kau... juga bisa merasakan rasa takut?"


Saat itu Frost tiba-tiba teringat pada sebuah kecelakaan mobil yang menimpanya waktu kecil. Sekilas, dikursi supir tampak seorang wanita yang pingsan. Frost kembali mengalihkan perhatiannya pada wanita itu tapi ternyata wanita itu hanya khayalannya Frost. (Dari episode 1 aku sudah menduga wanita itu cuma khayalan. Tapi dia siapa yah?)


Kita kembali ke saat Song Sun mengunjungi Frost di bar Mirror. Song Sun dengan tatapan penuh kebencian, mengkonfrontasi Frost karena kembali muncul dihadapannya padahal Frost tahu apa artinya jika Frost muncul dihadapannya.

"Kau membunuh adikku. Sekarang segalanya tidak akan berjalan sesuai keinginanmu karena aku akan mengawasimu. Mulai dari awal sampai akhir. Semuanya" sumpah Song Sun

frost seperti biasanya hanya menanggapinya dengan dingin "Lakukan saja"

Post a Comment

0 Comments