Sinopsis Wayla Kammathep (The Love Proposal) Episode 1 - Part 3

Tebakan Time memang benar. Hari ini Touch membeli sebuah jam tangan mewah untuk dia hadiahkan pada pacarnya, soalnya si pacar menginginkan jam itu. Touch pun pergi ke apartemen si pacar dengan penuh kebahagiaan.


Namun begitu masuk, dia malah mendapati ada dua gelas minuman di meja dan beberapa baju berserakan di sana sini. Wah! Mencurigakan. Touch perlahan mendekati kamar tidur dan alangkah terkejutnya dia mendapati pacarnya lagi 'main' sama cowok lain.

Touch jelas patah hati dan sakit hati. Parahnya lagi, si pacar bahkan tidak merasa bersalah, malah menyalah Touch, menuduh Touch terlalu sibuk bekerja sampai tidak punya waktu untuknya dan membuatnya kesepian. 

Dia bahkan dengan tanpa malu beralasan bahwa dia punya hak untuk melakukan 'itu' di tempat ini dengan siapa pun karena apartemen ini Touch belikan untuknya, jadi apartemen ini miliknya.

Di rumah, Time malah mendapati kakaknya termenung di pinggir kolam renang sembari mencengkeram tangan dengan begitu kuatnya hingga benda itu melukai telapak tangannya.

Jelas saja Time cemas dan langsung berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan benda itu dari cengkeraman Touch lalu melemparnya ke kolam. Touch pun langsung memeluk Time sambil menangis sedih dan mengaku bahwa dia sudah putus sama pacarnya karena pacarnya selingkuh.

Time berusaha menenangkannya dan menghiburnya, tapi Ibu malah memanfaatkan kesempatan itu untuk menasehati Touch untuk segera move on dan menikah dengan wanita dan punya anak, memiliki keluarga yang sempurna sebelum deadline.

Sungguh momen yang tidak tepat untuk mengatakan semua itu, jelas saja Touch langsung kesal mengingatkan ibunya bahwa itu tidak mungkin.

"Bagaimana kalau itu mungkin?" sanggah Ibu, "berilah dirimu sendiri kesempatan. Cobalah untuk tertarik pada wanita."

Kesal, Touch langsung pergi. Time juga tidak suka dengan cara ibu ini, apa perlu mengatakan itu sekarang? Ibu bersikeras, kalau bukan sekarang, terus kapan? Waktunya Touch untuk memenuhi syarat itu kurang dari 2 tahun.

"Ibu kan tahu kalau P'Touch tidak menyukai wanita."

"Ibu tidak menyuruhnya untuk menyukai wanita. Cukup menikahi satu dan punya anak sesuai persyaratan wasiat. Kau juga tahu bahwa jika Touch tidak mengambil alih Metheepattana Grup, maka keluarga itu akan menghabiskan segalanya."


Jelas keluarganya Chun pasti akan menghabiskan harta mereka. Bukan cuma Chun yang penjudi, ibunya juga ternyata suka berjudi, dan yah, namanya judi itu pasti bikin ketagihan. Sudah jelas-jelas kalah, bukannya berhenti, malah semakin menjadi-jadi dengan harapan akan bisa menang. 

Diperparah dengan pemilik tempat judi yang dengan senang hati memberi mereka pinjaman, dan bodohnya mereka malah mengira si bos baik hati padahal jelas-jelas dia memanfaatkan mereka biar mereka kalah terus dan hutang mereka bertambah banyak.

Nuch pulang ke rumah ibunya, tapi malah mendapati pamannya sedang bertengkar dengan ibunya. Si Paman ingin merebut uang tabungan Ibu untuk membayari hutangnya, tapi Ibu menolak dan berusaha keras mempertahankan celengannya karena uang itu dia simpan untuk Nuch.

Nuch berusaha menyelamatkan, tapi dia kalah kuat dari Paman yang dengan mudahnya mendorongnya. Ibu akhirnya melepaskan uangnya saking khawatirnya sama putrinya, dan langsung cemas melihat kepala Nuch yang terluka.

Nuch sontak kesal membentak Paman karena dia jadi seperti ini gara-gara ulah Paman. Dia dan Ibu sudah berusaha keras mencari uang, tapi Paman malah terus memperbanyak hutangnya, ini namanya Paman memanfaatkan mereka.

Paman sontak menangis dan mengaku bahwa dia sebenarnya sudah berusaha mencari uang, tapi selalu gagal, para preman itu terus mendatanginya, dia takut mati. 

Kesal tapi juga kasihan, Ibu akhirnya merelakan uang itu untuk Paman gunakan buat membayari bunga hutangnya. Paman akhirnya pergi dengan membawa celengan itu.


Dari percakapan mereka, ternyata selain menjadi guru, Nuch juga berusaha menghasilkan dari jualan di Instagram. Dia memberitahu Ibu bahwa dia sudah utus sama pacarnya, karena waktu itu dia melihat pacarnya bersama wanita lain. Mereka jadi bertengkar gara-gara itu, tapi pria itu malah bilang bahwa selama ini mereka bukan pasangan. 

Prihatin dan khawatir, Ibu sontak memeluknya dan menyemangatinya untuk terus menjadi kuat. Nuch meyakinkan bahwa dia pasti akan kuat. Bagaimanapun, dia adalah putri Ibu. Apa yang dia alami sekarang ini, tidak ada apa-apanya dibandingkan apa yang dialami Ibu dulu saat suaminya mencampakkannya.

Ibunya Chun mendengar Ibunya Touch sedang berusaha menjodohkan Touch dengan seorang wanita. Sontak saja Ibunya Chun langsung menyindirnya dan mengatainya takut kehilangan harta warisan, makanya dia berusaha keras menjodohkan Touch dengan sembarang wanita.

Ibunya Touch tak gentar, "warisan itu nomor dua. Yang paling penting adalah jangan sampai seorang penjudi seperti anakmu, mengelola Methee Grup."

"Khun P'!"

"Kenapa? Apa aku menusukmu di tempat yang benar? Tapi itu wajar saja, karena kau dan putramu adalah seorang penjudi."

Ibunya Chun hampir saja emosi, tapi dia berhasil menahan diri menyadari mereka sedang berada di tempat umum. Dengan sinis dia menyarankan Ibunya Touch untuk bergegas saja, karena waktunya Touch untuk memenuhi persyaratan itu kurang dari dua tahun tapi sampai saat ini belum ada tanda-tanda kalau Touch akan menikah. Bisa saja Touch tidak akan memiliki ahli waris.

Hari ini Time mengantarkan Nuch kontrol. Dokter sudah bilang bahwa Nuch baik-baik saja, tapi Time masih sangat mencemaskannya dan terus menanyakan kondisi kepala dan kakinya.

Duileh, Dokter sampai heran, tumben banget Time perhatian sama orang. Biasanya Time tidak pernah mengkhawatirkan siapa pun loh. Kenapa Time secara khusus mengkhawatirkan Nuch?

Canggung, Time sontak berusaha memperingatkan Dokter lewat tatapan mata, tapi Dokter malah tambah getol menggodanya, "matamu kenapa? Mau kuperiksa juga?"

Dokter mengingatkan Nuch untuk makan, pokoknya perutnya jangan sampai kosong, bisa-bisa lukanya meradang nanti. Hah? Apa hubungannya antara itu dan ini?

Dokter malah menjawabnya dengan serius, kalau perut kosong, maka perutnya akan penuh dengan gas yang bisa membuatnya pusing dan stres. Tapi serius deh, maksudnya tuh dia berusaha mendekatkan mereka dengan menyuruh Nuch untuk makan sekarang juga, mumpung belum terlalu malam biar dia tidak mengalami ganguan pencernaan, dan menyuruh Time untuk mengajak Nuch makan sekarang juga. (Pfft! Si Dokter berbakat jadi mak comblang)

Jadilah Time dan Nuch makan bersama di kedai kaki lima. Sembari menunggu pesanan mereka, Nuch sibuk berkutat dengan ponselnya sambil ketawa-ketiwi sampai Time langsung protes karena tidak mendapat perhatian Nuch.

Nuch menjelaskan kalau dia sedang membalas pesan-pesan para pelanggannya, dia jualan online soalnya, dia menjual kerajinan tangan buatannya sendiri. Nuch mengaku bahwa selain jualan online dan menjadi guru, dia juga bekerja menerima pesanan lukisan dinding, rumah, toko, dan dia juga mengajar di kelas seni.

Wow! Pekerjaan sebanyak ini, apa Nuch tidak capek? Time heran sekaligus kagum. Nuch lebih heran lagi mendengar pertanyaannya, masa mengerjakan pekerjaan segitu doang, menurut Time capek?

"Aku ingin mengenalmu lebih jauh," aku Time.

Nuch sontak tercengang mendengar pengakuan jujurnya itu, "kenapa kau ingin mengenalku lebih jauh?"

"Aku baru saja putus dengan pacarku."

Bersambung ke part 4

Post a Comment

0 Comments