Frost dan detektif Nam bertemu dengan Seo Hak Soo, rekan kerja Ji Sung
yang mengantarkan Ji Sung pada malam Ji Sung menghilang. Apakah ada
seseorang yang punya dendam pada Goo Ji Sung, tanya detektif Nam.
"Saya tidak tahu. Dia cukup pintar dalam menyelesaikan sesuatu" jawab Hak Soo dengan nada menyindir
Jawaban Hak Soo itu sukses membuat Frost langsung mengalihkan
perhatiannya pada Hak Soo. Sesaat Hak Soo dan Frost saling berpandangan
tapi Hak Soo dengan cepat mengalihkan pandangannya dari Frost.
"Kau tahu Jin Sun Mi, bukan?" tanya detektif Nam. Frost memperhatikan
sepertinya pertanyaan itu cukup mempengaruhi reaksi Hak Soo.
Hak Soo lalu memperlihatkan foto para pegawai mall. Melalui foto itu,
Hak Soo memperkenalkan nama-nama pegawai yang terlibat dalam insiden itu
satu per satu. Mulai dari Soo Jin, Ji Hye dan saat dia mulai
memperkenalkan Sun Mi, Frost memperhatikan ekspresi Hak Soo yang tampak
gemetaran penuh emosi.
Frost juga memperhatikan Hak Soo memakai sebuah cincin di jari kelingkingnya yang tampak gemetaran.
Sebelum pergi detektif Nam menanyai Hak Soo sekali lagi sementara Frost mengamati gerak-gerik Hak Soo yang tampak mencurigakan.
"Kudengar pada malam Go Ji Sung menghilang adalah hari kumpul bersama
rekan kerja, apakah kau juga menghadiri acara itu?" tanya detektif Nam
"Tidak. Sekitar jam 10 malam saya ditelepon oleh Ji Hye yang meminta
bantuan saya karena ketua tim Go (Ji Sung) mabuk berat" jawab Hak Soo
sambil memegang dagunya
"Lalu kenapa kau tidak mengantarkannya sampai ke rumahnya?"
"Dia meminta saya untuk menurunkannya didekat apartemennya. Karena
jalanan terlihat berbahaya jadi saya melihatnya pergi lalu saya pergi"
jawab Hak Soo sambil bersedekap
"Jam berapa waktu itu?"
"Saya rasa sekitar jam 11 malam"
Saat mereka sedang menunggu lift, Frost tak sengaja melihat Hak Soo
sedang berbisik-bisik dengan Soo Jin. Tapi saat mereka menyadari kalau
Frost sedang memperhatikan mereka, mereka langsung cepat-cepat pergi.
Frost dan detektif Nam bertemu dengan Sung Ah di lift. Sung Ah merasa
ada yang aneh, Go Ji Sung adalah orang yang suka minum-minum, tapi
kenapa malam itu dia bisa mabuk berat setelah minum hanya beberapa
gelas. Sung Ah menduga mungkin seseorang menaruh sesuatu kedalam minuman
Ji Sung.
Saat detektif Nam menyetujui dugaannya, Sung Ah langsung bangga
"Bagaimana menurutmu? Apa kau pikir aku bisa jadi detektif juga?"
"Entahlah" jawab detektif Nam
Saat mereka tiba di parkiran, Frost langsung memerintahkan Sung Ah
seolah Sung Ah itu supirnya "Kami akan menunggu disini jadi bawa kemari
mobil jelek itu"
"Prof, apa kau pikir aku ini supirmu?" protes Sung Ah
"Kalian pergi berdua saja, aku harus pergi ke suatu tempat" kata detektif Nam
"Aku akan mengantarmu. Yah, sekalian saja kita buat mobil jelek itu jadi
bis kota" ujar Sung Ah sambil melirik Frost dengan sebal
Tapi detektif Nam tetap menolak tawaran Sung Ah, detektif Nam berkata
Frost bahwa jika terjadi sesuatu maka dia akan menghubungi Sung Ah.
Sung
Ah jadi penasaran, karena Frost tidak punya ponsel lalu bagaimana
caranya dulu detektif Nam menghubungi Frost.
"Gampang saja" jawab detektif Nam "Jika aku merasa dia berada di kampus
maka aku akan ke kampus dan jika aku merasa dia berada di rumah maka aku
akan ke rumahnya"
"Bukankah sekarang jauh lebih muda bagimu untuk menghubunginya dengan cara menghubungiku?"
"Tentu saja. Aku sangat menyukai cara itu"
"Karena itulah kenapa aku merasa seolah aku ini mesin pemanggil otomatis dan bukannya seorang asisten" desah Sung Ah
"Kau boleh mengabaikan semua telepon untukku mulai dari sekarang" ujar Frost menanggapi keluhan Sung Ah
"Kau dengar kan detektif Nam? Jika kau menghubungiku, aku tidak perlu menyampaikannya padanya"
Detektif Nam langsung protes pada Frost "Hei Dr. Frost, belilah ponsel"
Malam harinya dalam perjalanan kembali ke kampus, Sung Ah berkata pada
Frost bahwa saat dia melihat para pegawai mall, dia jadi teringat pada Smile Mask Syndrome (gangguan mental yang diakibatkan karena terlalu sering tersenyum palsu).
"Itu juga disebut sebagai Masked Depression (Depresi Terselubung). Walaupun dari luar kau tampak tersenyum tapi sebenarnya didalam kau merasa menderita" ujar Frost
"Dari luar mereka tampak sangat sempurna, tapi apa yang sebenarnya
mereka pikirkan dalam pikiran mereka. Mereka harus selalu tersenyum
bahkan sekalipun pelanggan bersikap jahat pada mereka. Rasanya pasti
menjengkelkan"
Sesampainya di kantor konseling, ternyata disana sudah ada Song Sun yang
sedang menunggu kedatangan Frost. Sung Ah pun langsung cepat-cepat
pergi meninggalkan mereka berdua.
Song Sun datang untuk melabrak Frost karena Frost memberinya sebuah
laporan yang mengatakan bahwa anggota penelitian harus diganti dan
alasan penggantian anggota itu adalah karena mereka memilih subyek
penelitian yang tidak pantas.
"Aku sedang mengumpulkan sampel, jadi tunggulah beberapa hari. Aku melakukan ini untuk membantumu, profesor Song" ujar Frost
"Terima kasih, tapi akulah yang berwenang atas proyek ini. Bukankah jauh
lebih pantas jika aku yang memilih? Proyek ini sangat penting bagiku.
Aku berharap kau tidak akan menganggap proyek ini sebagai permainan"
"Aku tidak melakukan sesuatu yang membosankan"
"Baguslah" sindir Song Sun
Saat Song Sun kembali ke kantornya, dia melihat ketua tim Bae datang
membawakannya beberapa copy dokumen dan juga untuk mengembalikan sapu
tangan Song Sun.
Detektif Nam pergi untuk mencari keberadaan kamera CCTV di sekitar
apartemennya Ji Sung. Tapi anehnya di sekitar jalan tempat Hak Soo
menurunkan Ji Sung, tidak ada satupun kamera CCTV. Detektif Nam mencoba
berkeliling sampai akhirnya dia menemukan sebuah kamera CCTV di salah
satu sudut jalan.
Frost tertidur di kantor. Dia memimpikan kecelakaannya saat kecil, waktu
itu Frost kecil dengan lemah berusaha menggenggam tangan wanita di
kursi supir yang pingsan (err... atau mungkin sudah meninggal). Tapi
tiba-tiba dia melihat sosok bayangan seseorang mengulurkan tangan
padanya.
Frost tersentak bangun dari mimpinya dan melihat Sang Won tengah
memandanginya dengan cemas. Sang Won bertanya cemas apakah Frost masih
mengalami mimpi-mimpi buruk itu dan Frost langsung membenarkannya.
Frost lalu pergi menyelidiki TKP seorang diri. Disana, dia menemukan
sebuah anting-anting wanita dan beberapa lubang di pintu yang tampak
seperti lubang bekas peluru.
Keesokan harinya, detektif Nam pergi ke mall untuk menemui Hak Soo lagi
karena dia yakin ada beberapa hal yang tidak Hak Soo ceritakan padanya.
Seperti misalnya, Hak Soo tidak memberitahunya bahwa dia adalah orang
meminta diadakan investigasi ulang kasus kematian Sun Mi. Hak Soo tidak
menyangkalnya tapi dia berkata bahwa dia bukan satu-satunya orang yang
melakukan itu.
"Kalian berdua sepasang kekasih, bukan?" tanya detektif Nam
Hak Soo langsung kaget, darimana detektif Nam bisa mengetahui hal itu.
Detektif Nam dengan tenangnya menjawab pertanyaan Hak Soo dengan menatap
cincin yang Hak Soo pakai di jari kelingkingnya.
Flashback,
Setelah mereka selesai menanyai Hak Soo, Frost memberitahu detektif Nam
bahwa Hak Soo dan Sun Mi adalah sepasang kekasih. Frost mengetahuinya
setelah dia melihat cincin yang Hak Soo pakai di jari kelingkingnya
adalah cincinnya wanita dan saat Hak Soo memandang foto Sun Mi, dia
tampak terguncang.
Kembali ke masa kini,
Hak Soo membenarkan pertanyaan detektif Nam, tapi dia tidak mengerti apa
hubungannya dengan kasus ini. Detektif Nam pun langsung menjawabnya
dengan membeberkan hasil penyelidikannya.
"Jin Sun Mi mengatakan bahwa dia akan menuntut Park Do Chul. Jadi Go Ji
Sung berusaha menghentikannya. Setelah itu Jin Sun Mi tidak bisa bekerja
selama 3 bulan dan kemudian dia meninggal karena terjatuh. Lalu kau
mengantarkan Ji Sung yang mabuk berat dan menurunkannya bukan di
rumahnya tapi di tengah-tengah jembatan layang yang gelap"
Hak Soo tampak gugup mendengar semua hasil penyelidikan yang didapat
detektif Nam itu, tapi kemudian dia beralasan bahwa dia menurunkan Ji
Sung di tempat itu karena dia kesal pada Ji Sung.
"Jadi kau langsung pulang setelah itu?" tanya detektif Nam curiga
"Kalau anda ingin tahu apa yang terjadi, periksa saja CCTV di apartemen saya" ujar Hak Soo
"Aku sudah melihat semuanya dan alibimu ternyata sempurna"
Setelah detektif Nam pergi, Hak Soo meremas gelas kopinya dengan marah.
Pada saat yang bersamaan, Frost juga pergi ke mall itu untuk mengamati
Ji Hye dan Soo Jin. Frost kemudian memutuskan untuk mendekati Ji Hye
terlebih dahulu, dia memilih sebuah jaket wanita lalu meminta Ji Hye
membungkuskannya. Ji Hye dengan senyum ramah memuji pilihan Frost lalu
bertanya apakah dia membelinya untuk pacarnya.
Frost langsung pura-pura marah, memangnya kalau pria membeli baju wanita
itu apakah itu artinya baju itu pasti untuk pacarnya. Ji Hye langsung
minta maaf tapi Frost masih belum mau melepaskan masalah ini.
"Apa kau kau katakan tadi adalah sebuah anggapan dan ditujukan pada
masyarakat umum. Anggapanmu itu bahkan tidak sesuai dengan standar
pelayanan pelanggan. Terlebih lagi, hal itu juga memicu keinginan untuk
mengeluh tentangmu. Apa kau tidak berpikir bahwa apa yang kau katakan
tadi bisa menyakiti seseorang?"
"Maaf kalau saya menyakiti anda dengan kata-kata saya, tuan" Ji Hye meminta maaf
"Aku tidak bilang aku merasa terluka. Maksudku adalah kelakuannya
terhadap pelanggan bisa menyebabkan lebih banyak masalah di kemudian
hari"
Soo Jin yang melihat keributan, langsung datang menghampiri mereka. Ji
Hye memberitahu Soo Jin bahwa dia telah membuat kesalahan lalu meminta
maaf pada Soo Jin. Frost langsung protes karena Ji Hye melakukan
kesalahan padanya tapi malah meminta maaf pada Soo Jin.
Saat Soo Jin meminta maaf atas kesalahan yang Ji Hye lakukan, Frost memperhatikan salah satu telinga Soo Jin diperban.
Saat detektif Nam sedang berjalan-jalan di mall itu, tak sengaja dia
bertemu dengan Frost yang menenteng tas belanja. Dengan penuh harapan,
detektif Nam bertanya apakah Frost datang ke mall itu untuk
membelikannya hadiah.
"Tidak" jawab Frost
Detektif Nam langsung kecewa "Seharusnya kau membelikan aku sesuatu juga"
Frost lalu memberikan anting-anting temuannya pada detektif Nam.
Detektif Nam langsung senang mendapat bukti anting-anting itu. Dia sudah
curiga kalau Hak Soo adalah pelakunya dan punya komplotan, karena
komplotannya Hak Soo inilah yang membuat alibinya Hak Soo bisa sangat
sempurna, dan ternyata komplotannya Hak Soo adalah seorang perempuan.
Di kantor konseling, Sung Ah masih sibuk menulis segala sesuatu tentang
Frost di jurnalnya. Frost tiba-tiba datang dan memberikan tas
belajaannya pada Sung Ah, Sung Ah yang kaget langsung berusaha
menyembunyikan jurnalnya tapi sayang Frost sudah terlanjur mengintip
isinya.
"Kau lupa menambahkan 'penampilan yang menawan'" ujar Frost kepedean
Sung Ah langsung jengkel "Kenapa kau melihat-lihat catatan orang lain tanpa izin?"
Frost pun langsung protes "Apa maksudmu 'orang lain'? Catatan itu kan tentang aku"
"Memang benar, tapi..."
Sung Ah lagi-lagi ditelepon detektif Nam yang ingin bicara dengan Frost.
Dengan kesal, Sung Ah pun langsung memberikan ponselnya ke Frost.
Setelah bicara dengan Frost, detektif Nam langsung menyerukan berbagai
macam perintah pada anak-anak buahnya. Dia menyuruh polisi muda untuk
meng-zoom rekaman CCTV sekitar 1 atau 2 jam sebelum Ji Sung menghilang.
Dia lalu memerintahkan detektif Lee pergi ke lab untuk mendapatkan hasil
DNA anting-anting temuan Frost. Lalu dia memerintahkan detektif Kim
untuk melakukan penyergapan ke rumah Seo Hak Soo dan Kang Soo Jin.
Semua polisi pun langsung pergi melakukan tugas mereka masing-masing.
Polisi muda mulai mengecek rekaman CCTV pada malam Ji Sung diantarkan
pulang oleh Hak Soo tapi diturunkan ditempat yang agak jauh dari
apartemennya. Saat dia menzoom gambar, dia terlihat sebuah mobil yang
terparkir tepat didepan tempat Hak Soo menurunkan Ji Sung.
Keesokan harinya, Hak Soo dan Soo Jin akhirnya ditangkap lalu
diinterogasi di tempat berbeda. Detektif Nam menginterogasi Hak Soo
sementara Frost menginterogasi Soo Jin.
Detektif Nam memberitahu Hak Soo bahwa walaupun disekitar jembatan
layang tempat Hak Soo menurunkan Ji Sung tidak ada kamera CCTV-nya tapi
ada sebuah mobil yang terparkir didepan terowongan jembatan layang dan
mobil itu memiliki kotak hitam (kamera). Dari rekaman kamera mobil itu,
terlihat Hak Soo bertemu dengan Soo Jin yang membawa Ji Sung yang mabuk
berat.
Flashback,
Soo Jin yang saat itu membawa Ji Sung yang pingsan, bertemu dengan Hak
Soo di terowongan jembatan layang. Mereka kemudian memindahkan Ji Sung
ke mobilnya Hak Soo. Soo Jin lalu membawa Ji Sung ke gudang lalu
menelepon Do Chul dengan menggunakan ponselnya Ji Sung.
Tak lama kemudian, Do Chul tiba di gudang itu dan menemukan Ji Sung
tergeletak pingsan di lantai. Dengan penuh amarah, Do Chul menantang Soo
Jin untuk muncul dihadapannya. Soo Jin pun akhirnya muncul tapi belum
sempat melakukan apapun pada Soo Jin, Hak Soo langsung memukul Do Chul
dari belakang sampai pingsan.
Mereka kemudian mengurung Ji Sung dan Do Chul didalam gudang. Saat Do
Chul dan Ji Sung terbangun dan mendapati kalau mereka dikurung, Ji Sung
langsung berteriak-teriak memerintahkan mereka untuk membuka pintu tapi
tiba-tiba teriakannya terhenti saat Hak Soo menembakkan sebuah peluru
dari luar gudang.
Kembali ke masa kini,
Frost memperhatikan walaupun semua kejahatan mereka sudah terungkap,
tapi Soo Jin masih bisa tersenyum bagai memakai sebuah topeng. Tapi
Frost yakin, didalam Soo Jin pasti merasa sangat marah.
"Anda bicara seolah anda mengenal saya"
"Aku sedang mempelajari ekspresimu selama kita berbincang"
Soo Jin masih saja tersenyum "Ada apa dengan ekspresi saya?"
"Kau menyembunyikan emosimu. Itu adalah gejala umum dari Smile Mask Syndrome.
Jika gejalanya semakin memburuk, kemarahan yang kau simpan begitu lama
akan keluar semua. Sama seperti bagaimana kau, nona Kang Soo Jin
membunuh Park Do Chul dan Go Ji Sung dengan cara yang sangat kejam"
Soo Jin tidak menyangkal tuduhan Frost "Saya mengerti kalau saya tidak
punya emosi tapi apa anda pikir saya akan membunuh seseorang tanpa
alasan?"
"Lalu apa alasanmu membunuh mereka?"
"Mereka pantas mati" jawab Soo Jin
Flashback,
Saat itu Soo Jin tengah mencari udara segar di atap tapi tak sengaja dia
melihat dan mendengar Ji Sung dan Do Chul bicara di lantai bawah. Soo
Jin mendengar Do Chul berkata bahwa Sun Mi terjatuh sampai meninggal itu
hanya sebuah kecelakaan karena waktu itu Sun Mi cuma berusaha
melindungi ponselnya darinya.
Tapi dia tidak bisa melaporkan masalah ini ke polisi karena masalah ini
bisa membuat karirnya hancur apalagi dari proyek barunya dia akan
mendapatkan komisi sangat besar. Ji Sung akhirnya bekerja sama dengan Do
Chul untuk menutupi masalah ini. Tapi sebagai imbalannya, Ji Sung
meminta Do Chul untuk membagi komisinya. Do Chul langsung setuju untuk
membagi 40% komisinya untuk Ji Sung.
Ternyata percakapan Ji Sung dan Do Chul juga didengar oleh Hak Soo dan
saat itulah Soo Jin memutuskan untuk membunuh kedua orang itu.
2 hari setelah mereka dikurung, Ji Sung yang ketakutan bergumam bahwa
dia tidak bersalah sementara Ji Sung masih berteriak-teriak marah pada
Soo Jin dan Hak Soo. Di hari ke-3, Ji Sung menuntut Do Chul untuk
mengatakan yang sebenarnya pada Hak Soo dan Soo Jin bahwa dialah yang
telah membunuh Sun Mi. Di hari ke-4, Ji Sung mengatai Do Chul sebagai
seorang pembunuh dan gara-gara Do Chul lah dia jadi terkurung disini.
Flashback pada malam kematian Sun Mi,
Waktu itu, Do Chul mendatangi apartemen Sun Mi yang berada di atap. Do
Chul berusaha membujuk Sun Mi untuk menyelesaikan masalah ini dengan
cara baik-baik dan menawarkan bantuannya untuk membantu biaya perawatan
ayahnya Sun Mi.
Do Chul berusaha merebut ponselnya Sun Mi yang berisi gambar dirinya
yang melecehkan Ji Hye di mall, tapi Sun Mi langsung menjauhkannya
sembari menolak tawaran Do Chul dan menuntut Do Chul untuk minta maaf
barulah setelah itu dia akan menarik tuntutannya.
Do Chul terus berusaha merebut ponselnya Ji Hye tapi Ji Hye langsung
memukul Do Chul. Do Chul langsung emosi dan mendorong Sun Mi dengan
sangat keras tanpa menyadari kalau Sun Mi sedang berdiri di ujung atap.
Sun Mi langsung terjatuh dan mati seketika. Saat menyadari kalau Sun Mi
sudah meninggal, Do Chul langsung mengambil ponselnya Sun Mi.
Pada saat itu, Ji Sung tiba di rumah Sun Mi. Dia mencoba mengecek rumah
Sun Mi tapi kosong. Namun saat dia melongok ke bawah, Ji Sung langsung
kaget melihat mayat Sun Mi.
Kembali ke masa pengurungan Ji Sung dan Do Chul di gudang,
Ji Sung berusaha memberitahu Hak Soo dan Soo Jin bahwa dia tidak
bersalah karena waktu dia datang, Sun Mi sudah meninggal. Do Chul dengan
marah langsung melabrak Ji Sung dan menuntut Ji Sung menjawab, apakah
waktu itu Ji Sung melihatnya membunuh Sun Mi.
"Lalu kenapa kau meneleponku waktu itu? Kenapa kau memberitahuku?
Bukankah itu karena ada sesuatu yang mengganggumu?! Aku sudah lelah
denganmu. Apa kau tahu betapa menjengkelkannya bersama dengan seseorang
seperti dirimu?!" teriak Ji Sung "Hei Hak Soo, orang inilah pembunuhnya!
Orang ini pembunuh! Lepaskan aku, tolong!"
BRAAAK!!! Do Chul dengan penuh kemarahan, membenturkan kepala Ji Sung
dengan sangat keras ke pintu. Hal itu langsung memicu perkelahian hebat
diantara mereka berdua. Do Chul yang jauh lebih kuat, memukuli Ji Sung
habis-habisan sampai Ji Sung mati.
Setelah Ji Sung mati, Hak Soo dan Soo Jin akhirnya membuka pintu gudang.
Do Chul dengan marah bertanya apakah sekarang mereka sudah puas? Apakah
ini yang mereka inginkah? Soo Jin hanya menjawabnya dengan sebuah
senyum palsu.
"Kau tersenyum?" Do Chul tidak percaya melihat senyum Soo Jin. Dengan
penuh amarah, Do Chul berusaha mencekik Soo Jin "Apa kalian pikir aku
tidak akan melakukan apapun? Aku tidak akan membiarkan kalian!"
Tapi Hak Soo langsung mengelurkan sabuknya dan mencekik Do Chul. Saat
cekikannya pada Soo Jin terlepas, tak sengaja anting-antingnya Soo Jin
terjatuh. Hak Soo mencekik Do Chul sampai mati.
Kembali ke masa kini,
Detektif Nam marah-marah pada Hak Soo karena walaupun dia punya alasan
untuk membunuh kedua pria itu, tapi tidak seharusnya dia benar-benar
membunuh mereka. Tapi Hak Soo dengan penuh amarah berkata bahwa dia bisa
melakukan hal yang jauh lebih buruk setiap kali dia teringat pada apa
yang telah kedua pria itu lakukan pada Sun Mi.
Soo Jin pun sama seperti Hak Soo. Dengan penuh amarah, dia berkata bahwa
dia bisa melakukan sesuatu yang jauh lebih buruk seandainya Sun Mi bisa
kembali hidup.
"Baru pertama kali ini, aku melihat emosi darimu, nona Kang Soo Jin" ujar Frost
Frost bertanya apakah emosi Soo Jin itu keluar karena Sun Mi. Soo Jin
langsung membenarkannya, Sun Mi adalah satu-satunya orang yang telah
membuatnya merasa hidup.
Flashback,
Soo Jin muntah-muntah di kamar kecil. Saat dia keluar, dia terkejut
mendapati Sun Mi menatapnya dengan cemas. Refleks, Soo Jin langsung
tersenyum tapi Sun Mi berusaha menyemangatinya dan berkata bahwa jika
Soo Jin merasa lelah dengan semua ini maka Soo Jin tidak usah memaksakan
senyum.
Berkat ucapan Sun Mi itulah, Soo Jin yang selama ini tidak bisa
menangis, akhirnya bisa mengeluarkan semua air mata penderitaannya yang
selama ini dia sembunyikan.
Kembali ke masa kini,
Soo Jin berkata bahwa sebelum Sun Mi datang dalam hidupnya, dia tidak
punya siapa-siapa bahkan setiap kali dia bicara pada seseorang, dia
selalu merasa bukan dia yang sedang bicara "Apa kau mengerti...
bagaimana rasanya menjadi boneka yang bisa bicara?"
Setelah interogasinya selesai, Frost tidak langsung beranjak pergi tapi malah merenung.
Di luar, Sung Ah tersenyum lega karena kasus ini sudah
terpecahkan.Melihat senyum Sung Ah, detektif Nam langsung menggodanya
"Kau tidak tersenyum dan memikirkan sesuatu yang lain, kan?"
Detektif Nam penasaran, apa yang sebenarnya sedang dipikirkan Frost dalam pikirannya.
Beberapa waktu kemudian, Sung Ah mengetik laporan dan bernarasi...
"Tidak bisa mengekspresikan emosi itu bagaikan sebuah hukuman. Manusia
berinteraksi dengan cara saling berbagi emosi. Dan dengan cara itu pula,
mereka saling mengkonfirmasikan identitas satu sama lain. Akan tetapi,
orang-orang yang dipaksa untuk mengekang emosi mereka atau orang-orang
yang menyembunyikan emosi mereka seolah memakai topeng dan juga
orang-orang yang tidak bisa merasakan emosi apapun sejak mereka lahir.
Dengan cara apakah mereka mengkonfirmasikan keberadaan mereka?"
Sung Ah meletakkan sebuah hadiah untuk Frost di meja kerjanya Frost, hadiah itu disertai dengan sebuah pesan yang isinya: Aku bukan manusia perantara. buka saja sendiri.
Baru saat itulah, Sung Ah teringat dengan hadiah yang pernah frost
berikan padanya, sebuah jaket yang Frost beli di mall. Hadiah itu juga
disertai sebuah pesan bertuliskan satu buah kata: Rappo
Frost berjalan-jalan keliling kampus bersama Sang Won. Saat Sang Won
bertanya apakah Sung Ah banyak membantunya, Frost berkata bahwa Sung Ah
adalah orang yang menarik dan saat ini dia sedang mengobservasi Sung Ah
sebagai perwakilan orang-orang yang emosional. Sang Won langsung tertawa
mendengarnya.
"Setelah kupikir-pikir, kita juga pernah jalan-jalan seperti ini. Apa kau ingat?" tanya Sang Won
"Iya, waktu itu adalah hari pertamaku datang ke universitas Yonggang" jawab Frost
Flashback,
Frost kecil dengan rambut serba putih (Woah, dia masuk universitas waktu
masih kecil???), berjalan-jalan keliling kampus bersama Sang Won sambil
makan roti.
Kembali ke masa kini,
Sang Won bertanya mimpi buruk macam apa yang masih dialami Frost sampai
sekarang. Frost menjawab bahwa dia memimpikan kecelakaannya waktu dia
kecil dan berusaha untuk keluar dari mobil, tapi kali ini dia memimpikan
sesuatu yang lain juga. Dalam mimpinya, dia melihat sosok seseorang
bukan orang tuanya tapi orang lain.
Sang Won tampak gugup mendengar cerita Frost itu "Siapa orang itu?"
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam