Sinopsis Dr. Frost episode 3 - part 2


Frost dan detektif Nam bertemu dengan Seo Hak Soo, rekan kerja Ji Sung yang mengantarkan Ji Sung pada malam Ji Sung menghilang. Apakah ada seseorang yang punya dendam pada Goo Ji Sung, tanya detektif Nam.

"Saya tidak tahu. Dia cukup pintar dalam menyelesaikan sesuatu" jawab Hak Soo dengan nada menyindir

Jawaban Hak Soo itu sukses membuat Frost langsung mengalihkan perhatiannya pada Hak Soo. Sesaat Hak Soo dan Frost saling berpandangan tapi Hak Soo dengan cepat mengalihkan pandangannya dari Frost.

"Kau tahu Jin Sun Mi, bukan?" tanya detektif Nam. Frost memperhatikan sepertinya pertanyaan itu cukup mempengaruhi reaksi Hak Soo.

Hak Soo lalu memperlihatkan foto para pegawai mall. Melalui foto itu, Hak Soo memperkenalkan nama-nama pegawai yang terlibat dalam insiden itu satu per satu. Mulai dari Soo Jin, Ji Hye dan saat dia mulai memperkenalkan Sun Mi, Frost memperhatikan ekspresi Hak Soo yang tampak gemetaran penuh emosi.


Frost juga memperhatikan Hak Soo memakai sebuah cincin di jari kelingkingnya yang tampak gemetaran.


 Sebelum pergi detektif Nam menanyai Hak Soo sekali lagi sementara Frost mengamati gerak-gerik Hak Soo yang tampak mencurigakan.

"Kudengar pada malam Go Ji Sung menghilang adalah hari kumpul bersama rekan kerja, apakah kau juga menghadiri acara itu?" tanya detektif Nam

"Tidak. Sekitar jam 10 malam saya ditelepon oleh Ji Hye yang meminta bantuan saya karena ketua tim Go (Ji Sung) mabuk berat" jawab Hak Soo sambil memegang dagunya

"Lalu kenapa kau tidak mengantarkannya sampai ke rumahnya?"

"Dia meminta saya untuk menurunkannya didekat apartemennya. Karena jalanan terlihat berbahaya jadi saya melihatnya pergi lalu saya pergi" jawab Hak Soo sambil bersedekap

"Jam berapa waktu itu?"

"Saya rasa sekitar jam 11 malam"


Saat mereka sedang menunggu lift, Frost tak sengaja melihat Hak Soo sedang berbisik-bisik dengan Soo Jin. Tapi saat mereka menyadari kalau Frost sedang memperhatikan mereka, mereka langsung cepat-cepat pergi.


Frost dan detektif Nam bertemu dengan Sung Ah di lift. Sung Ah merasa ada yang aneh, Go Ji Sung adalah orang yang suka minum-minum, tapi kenapa malam itu dia bisa mabuk berat setelah minum hanya beberapa gelas. Sung Ah menduga mungkin seseorang menaruh sesuatu kedalam minuman Ji Sung.

Saat detektif Nam menyetujui dugaannya, Sung Ah langsung bangga "Bagaimana menurutmu? Apa kau pikir aku bisa jadi detektif juga?"

"Entahlah" jawab detektif Nam


Saat mereka tiba di parkiran, Frost langsung memerintahkan Sung Ah seolah Sung Ah itu supirnya "Kami akan menunggu disini jadi bawa kemari mobil jelek itu"

"Prof, apa kau pikir aku ini supirmu?" protes Sung Ah

"Kalian pergi berdua saja, aku harus pergi ke suatu tempat" kata detektif Nam

"Aku akan mengantarmu. Yah, sekalian saja kita buat mobil jelek itu jadi bis kota" ujar Sung Ah sambil melirik Frost dengan sebal


Tapi detektif Nam tetap menolak tawaran Sung Ah, detektif Nam berkata Frost bahwa jika terjadi sesuatu maka dia akan menghubungi Sung Ah. 

Sung Ah jadi penasaran, karena Frost tidak punya ponsel lalu bagaimana caranya dulu detektif Nam menghubungi Frost.

"Gampang saja" jawab detektif Nam "Jika aku merasa dia berada di kampus maka aku akan ke kampus dan jika aku merasa dia berada di rumah maka aku akan ke rumahnya"

"Bukankah sekarang jauh lebih muda bagimu untuk menghubunginya dengan cara menghubungiku?"

"Tentu saja. Aku sangat menyukai cara itu"

"Karena itulah kenapa aku merasa seolah aku ini mesin pemanggil otomatis dan bukannya seorang asisten" desah Sung Ah

"Kau boleh mengabaikan semua telepon untukku mulai dari sekarang" ujar Frost menanggapi keluhan Sung Ah

"Kau dengar kan detektif Nam? Jika kau menghubungiku, aku tidak perlu menyampaikannya padanya"

Detektif Nam langsung protes pada Frost "Hei Dr. Frost, belilah ponsel"


Malam harinya dalam perjalanan kembali ke kampus, Sung Ah berkata pada Frost bahwa saat dia melihat para pegawai mall, dia jadi teringat pada Smile Mask Syndrome (gangguan mental yang diakibatkan karena terlalu sering tersenyum palsu).

"Itu juga disebut sebagai Masked Depression (Depresi Terselubung). Walaupun dari luar kau tampak tersenyum tapi sebenarnya didalam kau merasa menderita" ujar Frost

"Dari luar mereka tampak sangat sempurna, tapi apa yang sebenarnya mereka pikirkan dalam pikiran mereka. Mereka harus selalu tersenyum bahkan sekalipun pelanggan bersikap jahat pada mereka. Rasanya pasti menjengkelkan"


Sesampainya di kantor konseling, ternyata disana sudah ada Song Sun yang sedang menunggu kedatangan Frost. Sung Ah pun langsung cepat-cepat pergi meninggalkan mereka berdua.


 Song Sun datang untuk melabrak Frost karena Frost memberinya sebuah laporan yang mengatakan bahwa anggota penelitian harus diganti dan alasan penggantian anggota itu adalah karena mereka memilih subyek penelitian yang tidak pantas.

"Aku sedang mengumpulkan sampel, jadi tunggulah beberapa hari. Aku melakukan ini untuk membantumu, profesor Song" ujar Frost

"Terima kasih, tapi akulah yang berwenang atas proyek ini. Bukankah jauh lebih pantas jika aku yang memilih? Proyek ini sangat penting bagiku. Aku berharap kau tidak akan menganggap proyek ini sebagai permainan"

"Aku tidak melakukan sesuatu yang membosankan"

"Baguslah" sindir Song Sun


Saat Song Sun kembali ke kantornya, dia melihat ketua tim Bae datang membawakannya beberapa copy dokumen dan juga untuk mengembalikan sapu tangan Song Sun.


Detektif Nam pergi untuk mencari keberadaan kamera CCTV di sekitar apartemennya Ji Sung. Tapi anehnya di sekitar jalan tempat Hak Soo menurunkan Ji Sung, tidak ada satupun kamera CCTV. Detektif Nam mencoba berkeliling sampai akhirnya dia menemukan sebuah kamera CCTV di salah satu sudut jalan.


Frost tertidur di kantor. Dia memimpikan kecelakaannya saat kecil, waktu itu Frost kecil dengan lemah berusaha menggenggam tangan wanita di kursi supir yang pingsan (err... atau mungkin sudah meninggal). Tapi tiba-tiba dia melihat sosok bayangan seseorang mengulurkan tangan padanya.



Frost tersentak bangun dari mimpinya dan melihat Sang Won tengah memandanginya dengan cemas. Sang Won bertanya cemas apakah Frost masih mengalami mimpi-mimpi buruk itu dan Frost langsung membenarkannya.


Frost lalu pergi menyelidiki TKP seorang diri. Disana, dia menemukan sebuah anting-anting wanita dan beberapa lubang di pintu yang tampak seperti lubang bekas peluru.



Keesokan harinya, detektif Nam pergi ke mall untuk menemui Hak Soo lagi karena dia yakin ada beberapa hal yang tidak Hak Soo ceritakan padanya. Seperti misalnya, Hak Soo tidak memberitahunya bahwa dia adalah orang meminta diadakan investigasi ulang kasus kematian Sun Mi. Hak Soo tidak menyangkalnya tapi dia berkata bahwa dia bukan satu-satunya orang yang melakukan itu.

"Kalian berdua sepasang kekasih, bukan?" tanya detektif Nam

Hak Soo langsung kaget, darimana detektif Nam bisa mengetahui hal itu. Detektif Nam dengan tenangnya menjawab pertanyaan Hak Soo dengan menatap cincin yang Hak Soo pakai di jari kelingkingnya.



Flashback,
Setelah mereka selesai menanyai Hak Soo, Frost memberitahu detektif Nam bahwa Hak Soo dan Sun Mi adalah sepasang kekasih. Frost mengetahuinya setelah dia melihat cincin yang Hak Soo pakai di jari kelingkingnya adalah cincinnya wanita dan saat Hak Soo memandang foto Sun Mi, dia tampak terguncang.


Kembali ke masa kini,
Hak Soo membenarkan pertanyaan detektif Nam, tapi dia tidak mengerti apa hubungannya dengan kasus ini. Detektif Nam pun langsung menjawabnya dengan membeberkan hasil penyelidikannya.

"Jin Sun Mi mengatakan bahwa dia akan menuntut Park Do Chul. Jadi Go Ji Sung berusaha menghentikannya. Setelah itu Jin Sun Mi tidak bisa bekerja selama 3 bulan dan kemudian dia meninggal karena terjatuh. Lalu kau mengantarkan Ji Sung yang mabuk berat dan menurunkannya bukan di rumahnya tapi di tengah-tengah jembatan layang yang gelap"

Hak Soo tampak gugup mendengar semua hasil penyelidikan yang didapat detektif Nam itu, tapi kemudian dia beralasan bahwa dia menurunkan Ji Sung di tempat itu karena dia kesal pada Ji Sung.

"Jadi kau langsung pulang setelah itu?" tanya detektif Nam curiga

"Kalau anda ingin tahu apa yang terjadi, periksa saja CCTV di apartemen saya" ujar Hak Soo

"Aku sudah melihat semuanya dan alibimu ternyata sempurna"

Setelah detektif Nam pergi, Hak Soo meremas gelas kopinya dengan marah.


Pada saat yang bersamaan, Frost juga pergi ke mall itu untuk mengamati Ji Hye dan Soo Jin. Frost kemudian memutuskan untuk mendekati Ji Hye terlebih dahulu, dia memilih sebuah jaket wanita lalu meminta Ji Hye membungkuskannya. Ji Hye dengan senyum ramah memuji pilihan Frost lalu bertanya apakah dia membelinya untuk pacarnya.

Frost langsung pura-pura marah, memangnya kalau pria membeli baju wanita itu apakah itu artinya baju itu pasti untuk pacarnya. Ji Hye langsung minta maaf tapi Frost masih belum mau melepaskan masalah ini.

"Apa kau kau katakan tadi adalah sebuah anggapan dan ditujukan pada masyarakat umum. Anggapanmu itu bahkan tidak sesuai dengan standar pelayanan pelanggan. Terlebih lagi, hal itu juga memicu keinginan untuk mengeluh tentangmu. Apa kau tidak berpikir bahwa apa yang kau katakan tadi bisa menyakiti seseorang?"

"Maaf kalau saya menyakiti anda dengan kata-kata saya, tuan" Ji Hye meminta maaf

"Aku tidak bilang aku merasa terluka. Maksudku adalah kelakuannya terhadap pelanggan bisa menyebabkan lebih banyak masalah di kemudian hari"


Soo Jin yang melihat keributan, langsung datang menghampiri mereka. Ji Hye memberitahu Soo Jin bahwa dia telah membuat kesalahan lalu meminta maaf pada Soo Jin. Frost langsung protes karena Ji Hye melakukan kesalahan padanya tapi malah meminta maaf pada Soo Jin.


 Saat Soo Jin meminta maaf atas kesalahan yang Ji Hye lakukan, Frost memperhatikan salah satu telinga Soo Jin diperban.


Saat detektif Nam sedang berjalan-jalan di mall itu, tak sengaja dia bertemu dengan Frost yang menenteng tas belanja. Dengan penuh harapan, detektif Nam bertanya apakah Frost datang ke mall itu untuk membelikannya hadiah.

"Tidak" jawab Frost

Detektif Nam langsung kecewa "Seharusnya kau membelikan aku sesuatu juga"



Frost lalu memberikan anting-anting temuannya pada detektif Nam. Detektif Nam langsung senang mendapat bukti anting-anting itu. Dia sudah curiga kalau Hak Soo adalah pelakunya dan punya komplotan, karena komplotannya Hak Soo inilah yang membuat alibinya Hak Soo bisa sangat sempurna, dan ternyata komplotannya Hak Soo adalah seorang perempuan.


Di kantor konseling, Sung Ah masih sibuk menulis segala sesuatu tentang Frost di jurnalnya. Frost tiba-tiba datang dan memberikan tas belajaannya pada Sung Ah, Sung Ah yang kaget langsung berusaha menyembunyikan jurnalnya tapi sayang Frost sudah terlanjur mengintip isinya.

"Kau lupa menambahkan 'penampilan yang menawan'" ujar Frost kepedean



Sung Ah langsung jengkel "Kenapa kau melihat-lihat catatan orang lain tanpa izin?"

Frost pun langsung protes "Apa maksudmu 'orang lain'? Catatan itu kan tentang aku"

"Memang benar, tapi..."

Sung Ah lagi-lagi ditelepon detektif Nam yang ingin bicara dengan Frost. Dengan kesal, Sung Ah pun langsung memberikan ponselnya ke Frost.


Setelah bicara dengan Frost, detektif Nam langsung menyerukan berbagai macam perintah pada anak-anak buahnya. Dia menyuruh polisi muda untuk meng-zoom rekaman CCTV sekitar 1 atau 2 jam sebelum Ji Sung menghilang. 

Dia lalu memerintahkan detektif Lee pergi ke lab untuk mendapatkan hasil DNA anting-anting temuan Frost. Lalu dia memerintahkan detektif Kim untuk melakukan penyergapan ke rumah Seo Hak Soo dan Kang Soo Jin.

Semua polisi pun langsung pergi melakukan tugas mereka masing-masing. Polisi muda mulai mengecek rekaman CCTV pada malam Ji Sung diantarkan pulang oleh Hak Soo tapi diturunkan ditempat yang agak jauh dari apartemennya. Saat dia menzoom gambar, dia terlihat sebuah mobil yang terparkir tepat didepan tempat Hak Soo menurunkan Ji Sung.



Keesokan harinya, Hak Soo dan Soo Jin akhirnya ditangkap lalu diinterogasi di tempat berbeda. Detektif Nam menginterogasi Hak Soo sementara Frost menginterogasi Soo Jin.

Detektif Nam memberitahu Hak Soo bahwa walaupun disekitar jembatan layang tempat Hak Soo menurunkan Ji Sung tidak ada kamera CCTV-nya tapi ada sebuah mobil yang terparkir didepan terowongan jembatan layang dan mobil itu memiliki kotak hitam (kamera). Dari rekaman kamera mobil itu, terlihat Hak Soo bertemu dengan Soo Jin yang membawa Ji Sung yang mabuk berat.



Flashback,
Soo Jin yang saat itu membawa Ji Sung yang pingsan, bertemu dengan Hak Soo di terowongan jembatan layang. Mereka kemudian memindahkan Ji Sung ke mobilnya Hak Soo. Soo Jin lalu membawa Ji Sung ke gudang lalu menelepon Do Chul dengan menggunakan ponselnya Ji Sung.


Tak lama kemudian, Do Chul tiba di gudang itu dan menemukan Ji Sung tergeletak pingsan di lantai. Dengan penuh amarah, Do Chul menantang Soo Jin untuk muncul dihadapannya. Soo Jin pun akhirnya muncul tapi belum sempat melakukan apapun pada Soo Jin, Hak Soo langsung memukul Do Chul dari belakang sampai pingsan.


Mereka kemudian mengurung Ji Sung dan Do Chul didalam gudang. Saat Do Chul dan Ji Sung terbangun dan mendapati kalau mereka dikurung, Ji Sung langsung berteriak-teriak memerintahkan mereka untuk membuka pintu tapi tiba-tiba teriakannya terhenti saat Hak Soo menembakkan sebuah peluru dari luar gudang.


Kembali ke masa kini,
Frost memperhatikan walaupun semua kejahatan mereka sudah terungkap, tapi Soo Jin masih bisa tersenyum bagai memakai sebuah topeng. Tapi Frost yakin, didalam Soo Jin pasti merasa sangat marah.

"Anda bicara seolah anda mengenal saya"

"Aku sedang mempelajari ekspresimu selama kita berbincang"

Soo Jin masih saja tersenyum "Ada apa dengan ekspresi saya?"

"Kau menyembunyikan emosimu. Itu adalah gejala umum dari Smile Mask Syndrome. Jika gejalanya semakin memburuk, kemarahan yang kau simpan begitu lama akan keluar semua. Sama seperti bagaimana kau, nona Kang Soo Jin membunuh Park Do Chul dan Go Ji Sung dengan cara yang sangat kejam"

Soo Jin tidak menyangkal tuduhan Frost "Saya mengerti kalau saya tidak punya emosi tapi apa anda pikir saya akan membunuh seseorang tanpa alasan?"

"Lalu apa alasanmu membunuh mereka?"

"Mereka pantas mati" jawab Soo Jin



Flashback,
Saat itu Soo Jin tengah mencari udara segar di atap tapi tak sengaja dia melihat dan mendengar Ji Sung dan Do Chul bicara di lantai bawah. Soo Jin mendengar Do Chul berkata bahwa Sun Mi terjatuh sampai meninggal itu hanya sebuah kecelakaan karena waktu itu Sun Mi cuma berusaha melindungi ponselnya darinya.


Tapi dia tidak bisa melaporkan masalah ini ke polisi karena masalah ini bisa membuat karirnya hancur apalagi dari proyek barunya dia akan mendapatkan komisi sangat besar. Ji Sung akhirnya bekerja sama dengan Do Chul untuk menutupi masalah ini. Tapi sebagai imbalannya, Ji Sung meminta Do Chul untuk membagi komisinya. Do Chul langsung setuju untuk membagi 40% komisinya untuk Ji Sung.


Ternyata percakapan Ji Sung dan Do Chul juga didengar oleh Hak Soo dan saat itulah Soo Jin memutuskan untuk membunuh kedua orang itu.



2 hari setelah mereka dikurung, Ji Sung yang ketakutan bergumam bahwa dia tidak bersalah sementara Ji Sung masih berteriak-teriak marah pada Soo Jin dan Hak Soo. Di hari ke-3, Ji Sung menuntut Do Chul untuk mengatakan yang sebenarnya pada Hak Soo dan Soo Jin bahwa dialah yang telah membunuh Sun Mi. Di hari ke-4, Ji Sung mengatai Do Chul sebagai seorang pembunuh dan gara-gara Do Chul lah dia jadi terkurung disini.



Flashback pada malam kematian Sun Mi,
Waktu itu, Do Chul mendatangi apartemen Sun Mi yang berada di atap. Do Chul berusaha membujuk Sun Mi untuk menyelesaikan masalah ini dengan cara baik-baik dan menawarkan bantuannya untuk membantu biaya perawatan ayahnya Sun Mi.

Do Chul berusaha merebut ponselnya Sun Mi yang berisi gambar dirinya yang melecehkan Ji Hye di mall, tapi Sun Mi langsung menjauhkannya sembari menolak tawaran Do Chul dan menuntut Do Chul untuk minta maaf barulah setelah itu dia akan menarik tuntutannya.


Do Chul terus berusaha merebut ponselnya Ji Hye tapi Ji Hye langsung memukul Do Chul. Do Chul langsung emosi dan mendorong Sun Mi dengan sangat keras tanpa menyadari kalau Sun Mi sedang berdiri di ujung atap. Sun Mi langsung terjatuh dan mati seketika. Saat menyadari kalau Sun Mi sudah meninggal, Do Chul langsung mengambil ponselnya Sun Mi.


Pada saat itu, Ji Sung tiba di rumah Sun Mi. Dia mencoba mengecek rumah Sun Mi tapi kosong. Namun saat dia melongok ke bawah, Ji Sung langsung kaget melihat mayat Sun Mi.



Kembali ke masa pengurungan Ji Sung dan Do Chul di gudang,
Ji Sung berusaha memberitahu Hak Soo dan Soo Jin bahwa dia tidak bersalah karena waktu dia datang, Sun Mi sudah meninggal. Do Chul dengan marah langsung melabrak Ji Sung dan menuntut Ji Sung menjawab, apakah waktu itu Ji Sung melihatnya membunuh Sun Mi.

"Lalu kenapa kau meneleponku waktu itu? Kenapa kau memberitahuku? Bukankah itu karena ada sesuatu yang mengganggumu?! Aku sudah lelah denganmu. Apa kau tahu betapa menjengkelkannya bersama dengan seseorang seperti dirimu?!" teriak Ji Sung "Hei Hak Soo, orang inilah pembunuhnya! Orang ini pembunuh! Lepaskan aku, tolong!"

BRAAAK!!! Do Chul dengan penuh kemarahan, membenturkan kepala Ji Sung dengan sangat keras ke pintu. Hal itu langsung memicu perkelahian hebat diantara mereka berdua. Do Chul yang jauh lebih kuat, memukuli Ji Sung habis-habisan sampai Ji Sung mati.


Setelah Ji Sung mati, Hak Soo dan Soo Jin akhirnya membuka pintu gudang. Do Chul dengan marah bertanya apakah sekarang mereka sudah puas? Apakah ini yang mereka inginkah? Soo Jin hanya menjawabnya dengan sebuah senyum palsu.

"Kau tersenyum?" Do Chul tidak percaya melihat senyum Soo Jin. Dengan penuh amarah, Do Chul berusaha mencekik Soo Jin "Apa kalian pikir aku tidak akan melakukan apapun? Aku tidak akan membiarkan kalian!"

Tapi Hak Soo langsung mengelurkan sabuknya dan mencekik Do Chul. Saat cekikannya pada Soo Jin terlepas, tak sengaja anting-antingnya Soo Jin terjatuh. Hak Soo mencekik Do Chul sampai mati.



Kembali ke masa kini,
Detektif Nam marah-marah pada Hak Soo karena walaupun dia punya alasan untuk membunuh kedua pria itu, tapi tidak seharusnya dia benar-benar membunuh mereka. Tapi Hak Soo dengan penuh amarah berkata bahwa dia bisa melakukan hal yang jauh lebih buruk setiap kali dia teringat pada apa yang telah kedua pria itu lakukan pada Sun Mi.


Soo Jin pun sama seperti Hak Soo. Dengan penuh amarah, dia berkata bahwa dia bisa melakukan sesuatu yang jauh lebih buruk seandainya Sun Mi bisa kembali hidup.

"Baru pertama kali ini, aku melihat emosi darimu, nona Kang Soo Jin" ujar Frost

Frost bertanya apakah emosi Soo Jin itu keluar karena Sun Mi. Soo Jin langsung membenarkannya, Sun Mi adalah satu-satunya orang yang telah membuatnya merasa hidup.



Flashback,
Soo Jin muntah-muntah di kamar kecil. Saat dia keluar, dia terkejut mendapati Sun Mi menatapnya dengan cemas. Refleks, Soo Jin langsung tersenyum tapi Sun Mi berusaha menyemangatinya dan berkata bahwa jika Soo Jin merasa lelah dengan semua ini maka Soo Jin tidak usah memaksakan senyum.


Berkat ucapan Sun Mi itulah, Soo Jin yang selama ini tidak bisa menangis, akhirnya bisa mengeluarkan semua air mata penderitaannya yang selama ini dia sembunyikan.


Kembali ke masa kini,
Soo Jin berkata bahwa sebelum Sun Mi datang dalam hidupnya, dia tidak punya siapa-siapa bahkan setiap kali dia bicara pada seseorang, dia selalu merasa bukan dia yang sedang bicara "Apa kau mengerti... bagaimana rasanya menjadi boneka yang bisa bicara?"

Setelah interogasinya selesai, Frost tidak langsung beranjak pergi tapi malah merenung.
 

Di luar, Sung Ah tersenyum lega karena kasus ini sudah terpecahkan.Melihat senyum Sung Ah, detektif Nam langsung menggodanya "Kau tidak tersenyum dan memikirkan sesuatu yang lain, kan?"


Detektif Nam penasaran, apa yang sebenarnya sedang dipikirkan Frost dalam pikirannya.



Beberapa waktu kemudian, Sung Ah mengetik laporan dan bernarasi...

"Tidak bisa mengekspresikan emosi itu bagaikan sebuah hukuman. Manusia berinteraksi dengan cara saling berbagi emosi. Dan dengan cara itu pula, mereka saling mengkonfirmasikan identitas satu sama lain. Akan tetapi, orang-orang yang dipaksa untuk mengekang emosi mereka atau orang-orang yang menyembunyikan emosi mereka seolah memakai topeng dan juga orang-orang yang tidak bisa merasakan emosi apapun sejak mereka lahir. Dengan cara apakah mereka mengkonfirmasikan keberadaan mereka?"


Sung Ah meletakkan sebuah hadiah untuk Frost di meja kerjanya Frost, hadiah itu disertai dengan sebuah pesan yang isinya: Aku bukan manusia perantara. buka saja sendiri.

Baru saat itulah, Sung Ah teringat dengan hadiah yang pernah frost berikan padanya, sebuah jaket yang Frost beli di mall. Hadiah itu juga disertai sebuah pesan bertuliskan satu buah kata: Rappo


Frost berjalan-jalan keliling kampus bersama Sang Won. Saat Sang Won bertanya apakah Sung Ah banyak membantunya, Frost berkata bahwa Sung Ah adalah orang yang menarik dan saat ini dia sedang mengobservasi Sung Ah sebagai perwakilan orang-orang yang emosional. Sang Won langsung tertawa mendengarnya.

"Setelah kupikir-pikir, kita juga pernah jalan-jalan seperti ini. Apa kau ingat?" tanya Sang Won

"Iya, waktu itu adalah hari pertamaku datang ke universitas Yonggang" jawab Frost



Flashback,
Frost kecil dengan rambut serba putih (Woah, dia masuk universitas waktu masih kecil???), berjalan-jalan keliling kampus bersama Sang Won sambil makan roti.


Kembali ke masa kini,
Sang Won bertanya mimpi buruk macam apa yang masih dialami Frost sampai sekarang. Frost menjawab bahwa dia memimpikan kecelakaannya waktu dia kecil dan berusaha untuk keluar dari mobil, tapi kali ini dia memimpikan sesuatu yang lain juga. Dalam mimpinya, dia melihat sosok seseorang bukan orang tuanya tapi orang lain.

Sang Won tampak gugup mendengar cerita Frost itu "Siapa orang itu?"


Bersambung ke episode 4

Post a Comment

0 Comments