Sinopsis Shining For One Thing Episode 8

Gara-gara memikirkan Mai Zi yang ternyata si preman berambut merah, Bei Xing jadi melamun terus dan tidak fokus dengan sekitarnya hingga dia tidak melihat saat tumpukan kursi di atasnya roboh.

Untungnya Wan Sen sigap menariknya... hingga mereka berakhir dalam posisi yang terlihat romantis. Hehe. Mereka sontak terpana pada satu sama lain... hingga mereka sadar semenit kemudian dan langsung melepaskan diri dengan canggung.


Wan Sen buru-buru menghindar dengan alasan mau beli minuman, tapi Bei Xing yang sekarang semakin mencemaskan Wan Sen, langsung pergi mengikutinya.

Mereka masih sama-sama terdiam canggung sampai malam harinya. Bei Xing yang akhirnya memecahkan keheningan di antara mereka dengan mengucap terima kasih ke Wan Sen, ditambah dengan kejadian hari ini, berarti Wan Sen sudah menyelamatkan  3 kali.

Dia mengaku sudah tahu kalau Wan Sen-lah yang menyelamatkannya dari kebakaran waktu SMP. Dia mengetahuinya dari bekas luka di lengan Wan Sen.

"Mungkin kau lupa kalau akulah yang kau selamatkan waktu itu, tapi aku tidak akan melupakanmu," ujar Bei Xing (tapi nyatanya, kamu melupakan dia, Bei Xing. Justru dia yang tidak melupakanmu).

Bei Xing banyak berutang budi pada Wan Sen, karena itulah, dia bersedia mengabulkan apa pun harapan Wan Sen. Tapi Wan Sen lebih penasaran dengan harapan Bei Xing sendiri.

""Harapanku adalah kau bisa selamat. Tidak akan mengalami kecelakaan."

"Kenapa kau selalu merasa kalau aku akan celaka?" heran Wan Sen.

Bei Xing beralasan bahwa Wan Sen adalah teman baiknya, tidak mudah memiliki teman baik seperti mereka, makanya dia berharap mereka aman dan selamat agar mereka bisa bersamanya selamanya.

Tapi saat mereka kembali ke markas rahasianya Chao Yang, mereka malah mendapati Chao Yang terduduk sedih. Ternyata barusan Pak Gao datang dan memberitahu mereka bahwa tempat ini akan dijadikan bengkel.

Berusaha menyemangatinya, Bei Xing meyakinkan untuk tidak bersedih karena di masa depan nanti, Chao Yang akan memiliki panggung yang besar (Sepertiya di linimasa yang asli, Chao Yang adalah seorang komedian terkenal).

Gao Ge merasa tak enak pada Chao Yang gara-gara ulah ayahnya itu. Chao Yang malah jadi tidak enak sendiri karena membuat suasana jadi begini dan langsung berusaha tetap ceria dan beralih topik meminta Gao Ge untuk menggambar potret dirinya kapan-kapan. Masalah tempat ini, tidak masalah, dia bisa mencari tempat lain.

Tapi tiba-tiba dia malah jadi terlalu bersemangat mau mencari tempat lain malam ini juga. Jelas tidak ada yang mau. Bei Xing mengaku ada urusan tapi tidak mau memberitahu apa urusannya. Wan Sen dan Gao Ge sama-sama beralasan harus segera pulang dan mengerjakan tugas.


Urusannya Bei Xing ternyata mencari Mai Zi. Tapi tidak ada orang saat dia tiba di sana. Namun dia malah mendapati seragam sekolahnya atas nama Zhang Wan Sen yang berlumuran err... darah? Atau cat merah? Entahlah, tapi Bei Xing yakin kalau itu darah.

Tiba-tiba dia ketahuan salah satu anak buahnya Mai Zi. Bei Xing nekat saja mau mencuri seragam itu, tapi tentu saja dia tertangkap dengan cepat.

Kebetulan Zhan Yu lewat saat itu, dan langsung menyelamatkan Bei Xing dari si preman. Si preman jadi kesal dan langsung menonjoknya. Mereka hampir saja berkelahi, tapi tepat saat itu juga, Bei Xing melihat preman-preman yang lain muncul.

 

Cemas, dia langsung menyeret Zhan Yu lari bersamanya. Di tengah jalan, Zhan Yu sengaja menggulingkan beberapa sepeda untuk menghalangi para preman itu. Untungnya mereka berhasil menyembunyikan diri dengan cepat dan membuat para preman itu kehilangan jejak. 

Sudah aman sekarang, Bei Xing pun mengucap terima kasih atas bantuan Zhan Yu. Tapi petugas parkir sepeda tiba-tiba memanggil mereka dan memaksa mereka untuk bertanggung jawab membereskan sepeda-sepeda yang mereka jatuhkan tadi.

Beberapa saat kemudian setelah segalanya sudah beres, Bei Xing membantunya cuci tangan dan berterima kasih padanya atas bantuannya malam ini. Tapi hal itu malah Zhan Yu dengan pedenya meyakini kalau Bei Xing masih suka padanya, cuma tidak mau mengakuinya.

Astaga! Bei Xing akhirnya jujur mengaku bahwa dulu dia baik pada Zhan Yu hanya karena dia mengira kalau Zhan Yu-lah orang yang menyelamatkannya dari kebakaran. Tapi sekarang dia tahu bahwa orang itu bukan Zhan Yu, melainkan Zhang Wan Sen.

Zhan Yu mengingatkan bahwa barusan dia juga menyelamatkan Bei Xing, jadi bisakah Bei Xing menyukainya lagi sekarang? Bei Xing menolak. Zhan Yu jelas tidak terima begitu saja dan terus berusaha membujuk Bei Xing untuk memikirkannya baik-baik dulu, jangan terlalu yakin dulu. Dalam masalah perasaan, tidak ada yang namanya datang duluan atau datang belakangan.

Bei Xing tersenyum miris mendengarnya, "dulu aku berpikir bahwa ada beberapa hal yang tidak masuk akal. Tapi ternyata bukan begitu. Banyak hal yang justru masuk akal. Sama seperti aku menyukaimu dulu tapi bagimu justru tidak berarti."

"Tapi aku tahu kau menyukaiku."

"Itu kesalahpahaman, dan aku hanya tersesat dalam obsesi yang keliru. Sama seperti yang pernah kau lakukan padaku sebelumnya, sebenarnya yang kau pedulikan bukan aku."

"Bagaimana kau tahu kalau aku tidak peduli padamu?"

"Kau mungkin tidak memahaminya sekarang, tapi kau akan memahaminya beberapa tahun lagi. Sudah larut malam, aku harus pulang sekarang. Jika tidak, PR-ku tidak akan selesai sampai besok."

Bei Xing pun langsung beranjak pergi, tapi Zhan Yu masih saja bersikeras meyakini kalau perasaannya terhadap Bei Xing tidak mungkin salah. Bei Xing mengabaikannya dan langsung pergi.

Keesokan harinya di sekolahnya, Bu Guru Zhang menginterogasi Zhan Yu atas luka lebam di pipinya itu, sama sekali tak percaya dengan alasan Zhan Yu bahwa dia terluka karena bermain basket. Kebetulan saat itu, dia melihat Bei Xing sedang belajar bersama Wan Sen yang kontan membuatnya sedih.

Bei Xing bertanya cemas tentang pendapat Wan Sen terhadap Mai Zi, dan langsung tak senang saat Wan Sen menganggap Mai Zi sebagai teman yang baik dan setia. Dia curiga bahwa Wan Sen terluka saat badai waktu itu adalah karena ulah Mai Zi dan bukan karena terhantam papan baliho. Katakan sejujurnya!

Wan Sen berusaha meyakinkan bahwa Mai Zi tidak sepenuhnya jahat, dia bisa menjadi teman mereka. Tapi Bei Xing keukeuh tak percaya dan menuduh Wan Sen tidak memercayai penilaiannya terhadap Mai Zi.


Malam harinya, Bei Xing tak sengaja mendapati Mai Zi melabrak kakaknya gara-gara pewarna rambut yang Da Hai jual padanya ternyata kualitasnya rendah dan membuat jidatnya jerawatan. Makanya dia datang menuntut ganti rugi.

Dari pertengkaran mereka inilah, Bei Xing jadi tahu bahwa memang Mai Zi yang memukul Wan Sen waktu itu, dan fakta itu kontan membuatnya jadi semakin mencemaskan Wan Sen.


Di hari minggu, Mai Zi main ke rumah Wan Sen untuk nonton film bareng. Tapi di sana, dia malah tak sengaja menemukan ikat ambut kelinci pink yang kontan membuatnya penasaran. Dari mana Wan Sen mendapatkan benda milik cewek ini? Ada hubungannya dengan Bei Xing yah?

Wan Sen menyangkal dengan canggung. Tapi Mai Zi tak percaya dan jadi semakin penasaran akan perkembangan hubungan mereka berdua. Wan Sen mengaku bahwa mereka hanya teman, tidak lebih.

Mai Zi punya ide bagus dan langsung mengajak Wan Sen untuk mengajak teman-temannya liburan di tempat kemah. Itu tempat yang tepat untuk menyatakan perasaannya pada Bei Xing, atau kalau Wan Sen terlalu malu untuk menyatakan perasaannya sendiri, Wan Sen tanya saja bagaimana perasaan Bei Xing terhadapnya. Hmm, itu ide bagus.

Keesokan harinya, Wan Sen menyarankan ketiga temannya untuk liburan bersama di perkemahan. Chao Yang langsung setuju. Tapi kemudian Wan Sen ditelepon Mai Zi. Bei Xing langsung merebut teleponnya. 

Jelas dia tidak senang mengetahui Wan Sen masih berhubungan dengan Mai Zi, dan langsung melarang Wan Sen untuk camping dengan alasan terlalu berbahaya. Tapi Wan Sen pantang menyerah dan meyakinkan Bei Xing untuk tidak khawatir, tidak akan terjadi apa-apa.

Tapi Bei Xing tidak bisa tenang. Maka malam harinya, dia sengaja mendatangi Mai Zi di bengkelnya hanya untuk memperingatkan Mai Zi untuk menjauhi Wan Sen. Mai Zi dan Wan Sen sangat berbeda, Wan Sen adalah murid terbaik di sekolah, Mai Zi tidak boleh menghancurkan masa depan Wan Sen.

Mai Zi jelas bingung mendengar tuduhan tidak masuk akal Bei Zing, dia menghancurkan masa depan Wan Sen? Memangnya apa yang dia lakukan? 

Maka Bei Xing pun mengfrontasi Mai Zi perihal seragamnya Wan Sen yang berlumuran darah itu. Mai Zi berusaha menjelaskan kalau itu cuma cat merah rambutnya karena waktu itu dia memang tak sengaja menumpahkannya ke seragamnya Wan Sen, baju itu ada padanya untuk dia cuci, tapi Bei Xing ngotot tak percaya dan sekali lagi memperingatkan Mai Zi untuk jauh-jauh dari Wan Sen. 

(Aku mengerti kenapa Zhan Yu di linimasa asli, sebal banget sama Bei Xing. Bei Xing kalau keras kepala memang benar-benar kayak batu, selalu memaksakan kehendaknya sendiri, menolak mendengarkan omongan orang dan bersikeras meyakini dirinya yang paling benar. Yah aku tahu sih niatnya dia baik, mau melindungi Wan Sen. Tapi caranya salah, dia asal saja menuduh orang padahal dia bahkan tidak punya bukti konkrit sama sekali)

Mai Zi jadi kesal banget mendengar tuduhan Bei Xing itu sehingga dia terprovokasi mengklaim kalau yang ada di seragam itu memang darah dan bahwa dia memang sangat ingin membunuh Wan Sen.


Saat dia berjalan melewati Bei Xing tak sengaja ikat rambut kelinci pink yang dia ambil dari Wan Sen itu terjatuh. Benda itu membuat Bei Xing teringat ucapan ibunya tentang ikat rambut kelinci pink itu. Sontak saja dia jadi semakin yakin seyakin-yakinnya kalau Mai Zi-lah pembunuh Wan Sen.

Tiba-tiba geng preman yang dulu, datang lagi untuk cari perkara dengan Mai Zi. Sontak saja tempat itu berubah jadi medan perang antar geng, dan Bei Xing terjebak sendirian di sana dengan ketakutan.

Saat Mai Zi memukuli si preman botak, Bei Xing sontak teringat video yang dilihat di linimasa aslinya, video preman berambut merah yang menghajar Wan Sen. Pemandangan di hadapannya itu tiba-tiba membuat Bei Xing membayangkan bahwa orang yang dipukuli Mai Zi itu adalah Wan Sen. 

Khayalan yang sontak membuatnya begitu ketakutan hingga dia langsung menelepon polisi. Tak lama kemudian, polisi datang untuk menangkap para preman itu, termasuk Mai Zi.

Bei Xing akhirnya bisa lega sekarang, Mai Zi baru akan keluar penjara setelah ujian masuk universitas mereka selesai. Semoga saat itu, Mai Zi sudah berubah.

Tahun baru akhirnya tiba, sesuai rencana, Bei Xing cs berlibur bersama di perkemahan. Gao Ge memperhatikan warna bajunya Bei Xing dan Wan Sen matching kayak baju couple. Gao Ge langsung mendesak Wan Sen untuk mengatakan sesuatu ke Bei Xing.


Tapi Wan Sen malah cuma mengomentari warna bajunya. Hadeh! Frustasi, Gao Ge langsung mengajak Bei Xing bicara berdua untuk menanyakan pendapat Bei Xing tentang Wan Sen.

"Teman. Kita semua teman," jawab Bei Xing.

"Sungguh cuma teman? Dia bahkan tidak mau berteman denganku. Dia juara satu di angkatan kita dan hanya kau seorang yang dia ajari. Menurutmu kalian cuma teman?"

Sementara itu, Wan Sen mendapat sms dari seseorang yang memberitahu bahwa dia sudah mengembalikan ikat rambut kelinci pink-nya Wan Sen sesuai permintaan Mai Zi. Memikirkan Mai Zi kontan membuat Wan Sen teringat saran Mai Zi untuk menanyakan perasaan Bei Xing terhadapnya.

Tapi Wan Sen masih ragu-ragu, dan bahkan sebelum dia sempat menanyakannya, Gao Ge memanggilnya untuk main kembang api, dan Wan Sen akhirnya urung tanya dan bergegas menghindar.

Tapi saat Wan Sen memberikan kembang api padanya, Bei Xing malah melihat ikat rambut kelinci pink itu ada di pergelangan tangan Wan Sen yang kontan membuatnya cemas lagi.

Bersambung ke episode 9

Post a Comment

0 Comments