Sinopsis Dr. Frost episode 1 - Part 2

  

Frost dan Sung Ah tiba di lokasi syuting. Dalam perjalanan mencari Anna, Sung Ah berpapasan dengan seorang stylist yang menggerutu keheranan kenapa sepatu high heels-nya Anna hari ini tiba-tiba tidak pas dengan kakinya.


Sung Ah melihat Frost sedang melihat proses syuting bersama para kru. Bersama-sama mereka menonton Anna berakting. Frost mendengar beberapa kru bergosip tentang perubahan Anna, biasanya Anna selalu mengeluh kalau dialognya kepanjangan tapi hari ini Anna bisa mengucapkan dialog panjang tanpa melakukan kesalahan sama sekali. Bahkan hari ini Anna dengan baik hati memberikan kopi untuk para kru.



Saat waktunya istirahat, Sung Ah dan Frost menghampiri Anna. Sung Ah menyapa Anna dengan ramah dan Anna langsung membalas sapaan mereka dengan keramahan yang sama. Frost menyerahkan sebuah buku kecil dan pulpen lalu meminta Anna menandatanganinya. Anna pun dengan ramah menandatangani buku kecil itu. Tapi Frost memperhatikan keanehan dalam cara Anna tanda tangan karena Anna tanda tangan dengan menggunakan tangan kiri.


Dalam perjalanan pulang, si manajer juga merasakan keanehan dalam diri Anna. Dia berusaha meminta Anna mengambilkannya minuman. Si manajer memperhatikan Anna mengambilkannya minuman dan juga mempelajari skrip dengan menggunakan tangan kirinya.


Di kantor konseling, Sung Ah membaca deskripsi penderita Dissociative Identity Disorder. Penderita DID biasanya tidak mengingat tindakan yang dilakukan oleh kepribadiannya yang lain. Sung Ah jadi heran karena tadi saat mereka menyapa Anna, Anna ingat pada mereka.

"Apa kau punya bukti kalau Anna mengingatmu?" tanya Frost

"Kau lihat sendiri kan tadi di lokasi syuting dia bicara padaku" jawab Sung Ah

"Yoo Anna hanya menjawab secara umum. Siapapun yang bertanya, dia akan menjawab dengan cara yang sama" ujar Frost


Saat malam sudah semakin larut, Sung Ah tertidur di meja kerjanya. Saat itu dimanfaatkan oleh Frost untuk memejamkan mata dan masuk kedalam alam pikirannya.

Dalam alam pikirannya terdapat sebuah ruangan serba putih yang dindingnya dipenuhi dengan foto-foto orang-orang (kemungkinan foto-foto orang-orang yang pernah menjadi pasiennya). Di bagian tengah, terdapat foto Anna yang tampak ketakutan. 

Frost mulai mengingat kembali saat dia melihat Anna menolak buket bunga dari fans-nya tapi anehnya siang ini dia melihat Anna menciumi buket bunga dari fansnya. Dia juga mengingat kembali saat pertama kali dia melihat Anna tanda tangan dengan menggunakan tangan kanannya, tapi hari ini dia melihat Anna tanda tangan dengan tangan kirinya. Dan juga ekpresi Anna yang dulu tampak penuh dengan ketakutan tapi hari ini semua ketakutan itu tiba-tiba tampak lenyap.


Keesokan paginya, Sung Ah terbangun dan mendapati Frost melakukan penelitian seorang diri sepanjang malam. Dia juga menemukan sebuah cincin di bawah sofa yang tak sengaja dijatuhkan Anna waktu dia berteriak ketakutan meminta Frost menyingkirkan cermin.

Sung Ah tiba-tiba teringat sesuatu kemudian bertanya pada frost "Prof, walaupun menderita kepribadian ganda, bukankah ukuran tubuhnya seharusnya sama?"

"Memang kenapa?"

Sung Ah pun memberitahu Frost bahwa kemarin di lokasi syuting, ada seorang stylist yang menggerutu bahwa sepatu high heels yang biasanya dipakai Anna tiba-tiba tidak muat di kakinya. Pemberitahuan Sung Ah itu dan juga cincin yang tak sengaja ditinggalkan Anna, membuat Frost langsung mencurigai sesuatu.


Dia dan Sung Ah kemudian pergi ke kantor polisi untuk menyerahkan pulpen yang kemarin dipegang Anna untuk tanda tangan dan meminta detektif Nam untuk memeriksa sidik jari di pulpen itu.


Setelah itu mereka langsung pergi ke sebuah tempat acara pameran perhiasan. Saat mereka tiba disana, mereka melihat designer perhiasan itu panik setelah diberitahu bahwa cincin yang dibawa Anna menghilang.

Frost dan Sung Ah lalu pergi menyusul si designer yang berlari panik menemui Anna untuk menanyakan keberadaan cincinnya. Si manajer berusaha membela Anna dan berkata pada si designer bahwa mereka akan mengganti rugi tapi si designer menolak karena cincin itu adalah highlight utama acara pameran ini.


Si designer berusaha meminta Anna untuk mengingat kembali dimana terakhir kali dia meninggalkan cincinnya. Di belakang mereka, Frost memegang cincin itu tapi dia diam saja menunggu reaksi Anna. Dan saat dia melihat Anna berbohong mengatakan kalau dia meninggalkan cincin itu di kamar kecil, Frost langsung menyembunyikan cincin itu. Sung Ah hendak memberitahu mereka tentang cincinnya tapi Frost dengan cepat mencegah Sung Ah mengatakan apapun. Frost lalu menawarkan bantuan untuk mencarikan cincinnya dengan cara menghipnotis Anna tapi Anna langsung menolaknya.

"Apa ada alasan lain kenapa kau tidak mau dihipnotis?" tanya Frost "Misalnya, mungkin kau tidak menghilangkan cincin itu?"

Anna langsung tersinggung "Apa kau menuduhku mencuri cincin itu?"

"Kalau memang tidak seperti itu maka sebaiknya kita cari cincinya bersama-sama dan setelah itu aku tidak akan mengganggumu lagi"


Anna akhirnya bersedia dihipnotis. Frost menghipnotis Anna dengan menyuruhnya menatap jam tangan dan Anna langsung tertidur dengan cepat. Akan tetapi Frost tahu kalau Anna menolak hipnotisnya dan cuma pura-pura tidur.

Frost tidak mengatakan apapun perihal penolakan hipnotis Anna dan dengan santainya melanjutkan sesi hipnotisnya dengan menyuruh Anna untuk kembali ke saat dia menghilangkan cincinnya. Anna dengan akting hebatnya, menggumam bahwa waktu itu dia sedang berada di tempat peristirahatan lalu banyak ahjumma yang mengerubunginya tapi dia tidak bisa mengingat wajah-wajah ahjumma itu karena saat itu sangat gelap. Frost tersenyum tipis mengetahui akting Anna yang sangat hebat sedangkan Sung Ah hanya bisa terdiam kebingungan, apa maksudnya di tempat peristirahatan padahal cincin itu terjatuh di kantor mereka.

Setelah membangunkan Anna dari akting hipnotisnya, Frost pura-pura mempercayai kebohongan Anna lalu mengajak si designer pergi mencari cincin itu. Anna menatap kepergian mereka dengan tatapan kesal.


Malam harinya, manajernya Anna mengantarkan Anna pulang. Dia ingin menanyakan sesuatu tapi Anna menolak mendengar pertanyaannya dengan alasan lelah. 


Di dalam rumah, Anna dengan penuh amarah memecahkan cermin.


Di kantor konseling, Sung Ah mondar-mandir memikirkan masalah hipnotis tadi. Dia lalu bertanya apakah seseorang yang dihipnotis bisa berbohong.

"Kau bisa saja secara tak sadar menolak hipnotisnya" jawab Frost

Sung Ah langsung kaget "Jadi hipnotis Anna tadi cuma akting?"


Frost ditelepon oleh detektif Nam yang setelah mendapat laporan dari si fans penguntit, dia mendapati ada sesuatu yang aneh dengan Anna. Dalam jadwal syutingnya Anna tanggal 25 agustus, Anna syuting di luar negeri. Tapi anehnya dari rekaman video si fans penguntit, terlihat Anna berada di rumah.

"Bagaimana bisa satu wanita berada di dua lokasi pada waktu yang bersamaan?" detektif Nam heran


Dari pemberitahuan detektif Nam itu, Frost akhirnya menyimpulkan bahwa wanita yang mereka temui hari ini bukanlah Anna, wanita itu hanyalah orang yang pura-pura jadi Anna. Frost menyimpulkan bahwa wanita yang mirip Anna itu adalah seorang penderita Delusional Disorder (Gangguan Khayalan). Penyakit mental yang juga dialami oleh Mark Chapman, fans berat The Beatles sekaligus orang yang membunuh John Lennon (anggota The Beatles).

Wanita yang mirip dengan Anna itu sama seperti Mark Chapman, orang yang memuja sekaligus memiliki kecemburuan tak terkontrol sampai-sampai dia mengira kalau dia adalah Anna. Dan untuk menjadi Anna maka orang itu harus membunuh Anna. Sung Ah langsung cemas, bagaimana dengan Anna? Dimana Anna sekarang? Frost menduga bahwa Anna kemungkinan masih hidup sekarang.


Di sebuah gang yang sepi dan gelap, Anna (yang asli) berusaha melarikan diri dengan sangat terburu-buru sampai ia terjatuh. Saat itu tiba-tiba ada sebuah mobil berhenti didepannya, penumpangnya langsung menghampiri Anna lalu memukul kepala Anna dengan keras.


Beberapa saat kemudian, Anna terbangun di sebuah panggung teater yang kosong dan melihat orang yang mirip dengannya menatapnya dengan penuh kebencian.

"Siapa kau? kenapa kau menggangguku?!" teriak Anna palsu


Anna asli berteriak dan Anna palsu langsung ikut berteriak. Anna palsu tiba-tiba mengkhayal sesuatu yang membuatnya tersenyum bahagia, dia mengkhayal banyak penonton yang memujinya dan bertepuk tangan untuknya.


Saat khayalannya mulai menghilang, tiba-tiba Anna palsu mendengar suara-suara dalam pikirannya "Mati, mati, mati. Kau palsu. Yang palsu harus mati. Mati, mati, mati, mati. Yang palsu harus mati"

Suara-suara dalam pikirannya itu langsung membuat Anna palsu langsung berteriak menyuruh suara itu berhenti. Lalu setelah itu, dia kembali mengalihkan perhatiannya pada Anna asli.


Frost ditelepon detektif Nam yang memberitahunya bahwa sidik jari di pulpen itu adalah sidik jari seorang wanita bernama Jeong Seong Hye, seorang aktris teater yang dilaporkan menghilang sekitar 3 tahun yang lalu.

Frost dan Sung Ah pergi ke gedung apartemennya Seong Hye. Frost memeriksa lantai bawah sementara Sung Ah naik ke apartemennya Seong Hye. Disana, Sung Ah terkejut melihat di dinding banyak foto Anna yang wajahnya disobek-sobek.

 

Saat tengah melihat-lihat apartemen itu, tak sengaja Sung Ah tersandung kursi dan terjatuh. Saat itu, dia merasakan kehadiran seseorang dari belakangnya. Sung Ah menoleh ke belakang dan ternyata orang dibelakangnya itu adalah manajernya Anna.

Si manajer berusaha membunuh Sung Ah dengan cara mencekiknya. Untunglah tepat saat itu juga, Frost datang menyelamatkan Sung Ah dan memukul si manajer dengan telfon. 


Si manajer berusaha melawan balik dan memukul Frost tapi Sung Ah langsung menjatuhkan si manajer dengan jurus Taekwondonya.

"Dimana Anna?" tanya Frost

"Aku tidak tahu" jawab si manajer

"Dimana dia?" teriak Frost (err... katanya dia tidak bisa merasakan emosi tapi kok dia marah-marah yah? Ah, entahlah aku ga ngerti psikologi)

Si manajer bersikeras mengatakan kalau dia tidak tahu. Frost lalu menunjukkan KTP-nya Seong Hya pada si manajer dan bertanya siapa wanita pemilik KTP itu, kenapa demi wanita itu si manajer sampai pura-pura tidak tahu dimana Anna berada saat ini.

"Apa maksudmu?" si manajer pura-pura tidak mengerti

"Anna bisa mati sekarang, atau mungkin saja dia sudah mati"


Si manajer tetap bersikeras pura-pura tidak mengerti apa maksud Frost. Reaksi si manajer membuat Frost langsung tahu kalau si manajer sudah tahu sejak awal tapi kalau wanita itu bukan Anna. Frost heran apakah si manajer berharap Anna mati dan wanita lain itu hidup sebagai Anna.

Si manajer dengan liciknya berkata bahwa kedua wanita itu terlihat sama persis mulai ujung rambut sampai ujung kaki tapi Seong Hye adalah aktris yang jauh lebih baik daripada Anna. Jadi tidak akan ada yang tahu kalau kedua wanita itu sebenarnya berbeda. Frost tidak percaya mendengarnya, aktris yang telah si manajer besarkan selama 7 tahun sekarang malah ingin dia singkirkan. Frost lalu menunjukkan sebuah foto sekumpulan aktor dan aktris pemain teater dan bertanya dimana teater itu.


Di teater, Seong Hye mengambil sebuah obeng lalu berlari mendekati Anna untuk menusuk Anna dengan obeng itu. Anna berhasil menghindar dan memukul kepala Seong Hye dengan sebuah kayu. Dia berusaha melarikan diri tapi ternyata pintu keluarnya terkunci.


Anna berusaha melewati Seong Hye untuk menuju pintu lain, tapi Seong Hye langsung menjegal kaki Anna sampai terjatuh. Anna berusaha melepaskan kakinya dari genggaman Seong Hye tapi Seong Hye semakin mempererat genggaman tangannya, perlahan-lahan Seong Hye merangkak naik ke atas tubuh Anna. (berasa kayak lagi nonton film horor sadako pas ngeliat adegan ini)


Seong Hye mengambil obengnya lalu mengayunkannya untuk menusuk Anna tapi Anna berhasil menangkap tangan Seong Hye. Dalam pergulatan mereka, Anna berhasil mendorong Seong Hye dari atas tubuhnya lalu cepat-cepat melarikan diri. Saat Anna hampir keluar pintu, Seong Hye berhasil menyusulnya dan langsung menusuk tangan Anna dengan obeng.


Frost dan Sung Ah baru saja tiba saat mereka mendengar jeritan Anna. Sung Ah langsung berlari mencari asal suara itu dan menemui Seong Hye baru saja menarik obengnya dari tangan Anna. Anna langsung melarikan diri tapi Seong Hye mengejarnya. Sung Ah pun langsung berlari menyusul kedua wanita itu.

Seong Hye berhasil mengejar Anna di sebuah lorong gelap. Perlahan-lahan Seong Hye menyudutkan Anna, dia hendak mengayunkan obengnya untuk menusuk Anna saat tiba-tiba Sung Ah berlari mendorong Anna. 


Seong Hye hendak mengayunkan obengnya lagi saat Frost tiba-tiba menangkap tangannya lalu membisikan sesuatu pada Seong Hye. Dan apapun yang dibisikkan Frost pada Sung Hye sukses membuat Seong Hye menjatuhkan obengnya.


Keesokan harinya, Seong Hye dirawat di rumah sakit, dia terlihat linglung dengan tatapan kosong sementara Frost dan Anna melihatnya dari luar. Sung Hye membaca buku diary milik Seong Hye, dimana di buku itu tertulis penderitaan Seong Hye di masa lalu.


Flashback,
Seong Hye adalah seorang aktris berbakat yang selalu dipuji saat casting namun dia selalu kalah dari Anna yang wajahnya lebih cantik. Sering kali dia hanya bisa bersedih melihat kesuksesan Anna. Saat semua aktor teater berfoto bersama, Anna mendapat tempat paling depan sedangkan Seong Hye hanya bisa mendapat tempat paling belakang seperti orang buangan. Wajahnya pun sering dibanding-bandingkan dengan Anna. Bahkan ada yang bilang kalau wajahnya terlihat seperti Anna palsu.

Seong Hye merasa bahwa semua yang Anna miliki seharusnya miliknya. Dan dengan keyakinan itu, Seong Hye akhirnya memutuskan untuk merekontruksi seluruh wajahnya hingga menjadi sama persis dengan Anna.


Kembali ke masa kini,
Sung Ah mendesah kasihan melihat Seong Hye yang sekarang, padahal saat sedang berakting Seong Hye tampak sangat bahagia. Dia lalu bertanya apa yang akan terjadi pada Seong Hye nanti. Frost menjawab bahwa jika pengadilan memutuskan bahwa Seong Hye mengalami gangguan mental maka Seong Hye akan dimasukkan ke rumah sakit jiwa.


"Ah Prof, apa yang kau katakan pada Seong Hye waktu itu?" tanya Sung Ah

"Kau palsu" jawab Frost

Frost mengatakan hal itu pada Seong Hye karena kata-kata itu adalah kata-kata yang sering didengar Seong Hye di masa lalu. Kata-kata yang selama ini menyiksanya itu adalah kata-kata mampu membebaskan Seong Hye dari delusinya. Sung Ah tidak percaya mendengarnya, walaupun kata-kata itu mampu melepaskan Seong Hye dari delusinya, tapi menyebut Seong Hye palsu itu keterlaluan.

"Lalu apa yang akan kau katakan pada saat seperti itu? Percuma mengatakan kata-kata tidak penting pada seseorang yang telah kehilangan jati dirinya" ujar Frost

"Walaupun begitu seharusnya kau memikirkan keadaan mental Seong Hye. Seandainya kau melakukan itu, Seong Hye pasti tidak akan kehilangan dirinya seperti itu" sergah Seong Hye

"Kau salah, wanita bernama Jeong Seong Hye telah menghilang sejak lama"


Beberapa waktu kemudian, Frost mengajar kuliah sementara Sung Ah mengetik laporan di kantor konseling. Sung Ah bernarasi...

"Ada kalanya semua manusia ingin menyangkal kenyataan yang ada didepan mata kita. Terkadang kita bermimpi memiliki hidup orang lain dan bukannya hidup kita sendiri. Akan tetapi pada saat kita menyangkal diri kita sendiri, terjadilah sebuah tragedi. Tragedi yang secara perlahan menguasai pikiran yang lemah, mampu melumpuhkan kita dengan cepat. Tapi walaupun begitu, aku ingin meyakini bahwa pikiran manusia itu kuat, bahwa kita bukanlah makhluk yang lemah. Dimanapun kita berada, kita harus menemukan alasan dan harapan untuk hidup"


Malam harinya di bar, Frost kembali bekerja sebagai bartender. Dia tengah meneliti para pengunjung bar saat Song Sun datang untuk menemuinya.


***

Yang membuatku tertarik dengan drama ini adalah kasus DID-nya, dulu waktu SMA dan kuliah aku pernah membaca 2 novel tentang penderita DID, novel pertama yang pernah kubaca judulnya Tell Me Your Dream karangan Sidney Sheldon dan yang kedua judulnya 24 wajah Billy karangan Daniel Keyes. Sejujurnya aku agak kecewa waktu tahu ada orang lain yang ingin menjadi Anna. Seandainya kasus ini benar-benar fokus ke Anna sebagai penderita DID mungkin jauh lebih menarik... hehe just IMO.

Post a Comment

0 Comments