Pada suatu malam di sebuah lokasi syuting, seorang aktris cantik bernama Yoo Anna tengah syuting drama dan berkata pada pria kekasihnya bahwa dia tidak ingin lagi hidup dalam bayang-bayang kekasihnya itu.
Awalnya acara syuting itu tampak sangat romantis sampai saat Anna tiba-tiba membeku ketakutan melihat sosok bayangan misterius lewat di belakang para kru. Sosok bayangan itu membuat Anna teringat akan sosok misterius yang mengulurkan tangan hendak mencekiknya tapi anehnya sosok yang ingin membunuhnya itu berwajah sama persis dengan Anna.
Ingatan akan sosok kembarnya yang berusaha mencekiknya itu, membuat Anna langsung berlari pergi dari lokasi syuting dengan ketakutan dan membuat para kru terheran-heran melihat kelakuannya.
Anna berlari dengan sangat terburu-buru tak tentu arah sampai ke sebuah bangunan kosong. Saking buru-burunya, Anna sampai terjatuh.
Dengan penuh ketakutan, dia berusaha menyeret dirinya sendiri sampai bersandar di sebuah tiang sembari mengedarkan pandangannya mencari sosok misterius itu.
Sosok misterius itu datang mendekatinya dari belakang. Perlahan-lahan Anna memalingkan wajahnya saat ia menyadari kehadiran sosok misterius itu. Dan seketika itu pula, matanya langsung terbelalak penuh rasa takut.
Sementara itu, di sebuah bar, sepasang kekasih terlihat sedang bertengkar. Dua orang bartender yang melihat pertengkaran mereka langsung mendubbing pertengkaran pasangan itu asal-asalan.
Lucunya, dubbing buatan mereka yang asal-asalan itu ternyata benar-benar sinkron dengan apa yang sepasang kekasih itu pertengkarkan.
Sementara itu di belakang mereka, ada seorang bartender lain. Seorang pria muda dengan rambut serba putih bernama Dr. Frost.
Sedari tadi dia sibuk sendiri bermain kubus rubik, namun tiba-tiba dia berhenti untuk meneliti seluruh gerakan dan bahasa tubuh pasangan itu dengan mata jelinya.
Tak lama kemudian, seorang pria lain datang lalu menghampiri pasangan itu, si pria lain yang baru datang itu langsung bertatap muka langsung dengan si pria kekasih.
Kedua bartender yang sedari tadi mendubbing pertengkaran pasangan itu, langsung menduga kalau si wanita pasti berselingkuh dengan pria yang baru datang itu.
Tapi Frost dengan santainya berkata bahwa wanita itu telah memilih pria yang salah. Saat kedua bartender itu tidak mengerti apa maksud Frost, Frost pun menjelaskan secara terperinci segala bahasa tubuh ketiga orang itu.
Kaki si wanita terlihat menghadap ke pintu keluar yang artinya wanita itu ingin menghindar dari situasi ini. Si wanita memandang kedua pria itu dengan pandangan penuh keterkejutan dan jijik.
Dan juga pusar kedua pria itu saling menghadap satu sama lain. Dari semua itu frost menduga bahwa kedua pria itu adalah sepasang kekasih. Mendengar itu, kedua bartender langsung mual-mual dengan jijik.
Dugaan frost terbukti benar saat si wanita tiba-tiba menampar pria kekasihnya lalu pergi dengan marah. Dan Frost pun akhirnya kembali melanjutkan bermain kubus. Salah satu bartender bertanya pada frost apakah dengan mempelajari psikologi, frost bisa mengetahui segala sesuatu seperti seorang cenayang.
"Psikologi itu bukan membaca pikiran tapi ilmu mempelajari otak" jawab Frost
Frost menjelaskan bahwa semua kelakuan dan perasaan manusia dimulai dari otak. Bahkan jatuh cinta pada pandangan pertama pun bukan berasal dari hati, jatuh cinta pada pandangan pertama hanyalah sebuah fenomena indera penglihatan yang kemudian disalurkan ke otak.
Si bartender berusaha memperdebatkan penjelasan Frost karena dia yakin bahwa hati manusia yang berdebar-debar bukanlah sesuatu yang ilmiah.
Tapi Frost dengan lancarnya berkata bahwa debaran hati adalah sebuah kejadian dimana otak memproses informasi bagaimana caranya mendekati orang yang kita sukai.
Dalam proses pemikiran itu manusia menggunakan otak mereka secara berlebihan dan akibatnya membuat jantung kekurangan oksigen, kurangnya oksigen dalam jantung itulah yang membuat manusia jadi berdebar-debar.
"Kau masih sama Dr. Baek" seseorang tiba-tiba menyapa Frost (Baek mungkin nama aslinya)
Orang yang menyapanya itu adalah Chun Sang Won, seorang profesor jurusan psikologi. Mereka kemudian duduk bersama dimana Sang Won berusaha meminta Frost untuk tersenyum. Frost pun langsung menurut dan berusaha tersenyum tipis dengan cara sedikit mengangkat kedua sudut bibirnya.
"Kau harus tersenyum dengan matamu juga. Kalau kau tersenyum dengan mulut saja itu namanya senyum palsu" protes Sang Won
Frost dengan ekspresi wajah kosongnya berkata bahwa sekalipun dia melakukan apa yang Sang Won minta, tetap saja senyumannya itu adalah senyum paksaan yang palsu. Frost yakin kalau Sang Won datang menemuinya karena ada sesuatu yang ingin Sang Won katakan padanya.
Keesokan harinya, Frost dengan memakai baju setelan jas resmi datang ke sebuah kampus. Saat tengah melihat-lihat kampus itu, tiba-tiba sebuah bola baseball menggelinding ke kakinya. Dia berjongkok hendak mengambil bola itu saat seorang wanita tiba-tiba menyapanya dengan akrab.
"Selamat datang. Bagaimana rasanya kembali? Kau tidak berubah sama sekali. Kau masih tampan" ujar wanita itu dengan ceria tapi sedetik kemudian keceriaannya langsung sirna dan dia kemudian bertanya dengan dingin "Kenapa kau kembali sekarang?"
Frost hanya terdiam kebingungan menatap wanita itu. Ditengah-tengah kebingungannya, seorang mahasiswi tiba-tiba berlari melewatinya dan tak sengaja menyenggolnya. Mahasiswi itu cepat-cepat meminta maaf pada Frost lalu berlari pergi dengan terburu-buru.
Setelah mahasiswi itu pergi, Frost pun kembali mengalihkan pandangannya pada wanita tadi. Tapi anehnya, wanita tadi tiba-tiba menghilang dan tak terlihat dimanapun.
Di kantornya Sang Won, seorang profesor wanita bernama Song Sun diberitahu oleh Sang Won bahwa Frost akan bekerja di kampus ini sebagai konselor psikologi.
Song Sun langsung protes tidak menyetujui pengangkatan Frost sebagai konselor "Apa anda sudah lupa pada apa yang telah Dr. Baek lakukan?"
Sang Won yakin bahwa setelah 7 tahun berlalu, Frost pasti sudah berubah. Tapi Song Sun tidak percaya. Orang yang tidak punya rasa simpati seperti Frost tidak akan pernah bisa berubah sampai kapanpun. Frost adalah orang yang menyakiti orang lain demi kesenangan pribadinya karena itulah tidak seharusnya Frost menjadi konselor.
Sayangnya, semua protes Song Sun tetap tidak berhasil meyakinkan Sang Won. Sang Won berkata bahwa dia melakukan ini demi membantu Frost supaya Frost bisa merasakan emosi walaupun untuk melakukan itu mungkin dibutuhkan waktu yang lama.
"Profesor Baek, adalah seorang pembunuh. Apapun yang anda katakan tidak akan pernah bisa merubah kenyataan itu" ujar Song Sun dengan penuh kebencian
Dalam perjalanan keluar dari kantornya Sang Won, Song Sun langsung lemas teringat pada masa lalunya yang sangat buruk.
Flashback. Song Sun gemetar ketakutan di sebuah kamar mandi karena dia menemukan mayat seorang wanita yang bunuh diri di bak mandi dengan cara mengiris pergelangan tangannya. (hmm... mungkin Frost penyebab wanita itu bunuh diri?)
Kembali ke masa kini.
Frost berjalan-jalan di sekitar kampus saat dia melihat mahasiswi yang tadi menabraknya sedang ngobrol bersama temannya dan berjanji pada temannya bahwa dia akan membantu temannya itu untuk menyelesaikan tugas dari profesor.
Mahasiswi itu adalah Yeon Sung Ah, seorang mahasiswi cantik dan baik hati yang walaupun sudah tahu kalau dia telat tapi tetap saja dia bersedia membantu seorang ahjumma mengangkat tong sampah. Setelah melihat semua yang dilakukan Sung Ah, Frost memutuskan bahwa Sung Ah adalah tipe orang yang melelahkan.
Sung Ah terlambat datang ke latihan Taekwondo-nya. Temannya cemas kalau Sung Ah mungkin akan dikeluarkan tapi Sung Ah yakin kalau dia tidak akan dikeluarkan.
Temannya lalu memberitahu Sung Ah bahwa mereka kedatangan seorang profesor baru. Seorang profesor jenius mantan muridnya Sang Won yang mampu menyelesaikan gelar doktornya hanya dalam waktu satu tahun dan mendapat penghargaan atas disertasinya.
Tapi sayang, banyak yang bilang kalau profesor baru mereka itu adalah orang yang eksentrik dan tampak seperti orang yang tidak punya emosi dan sangat dingin sampai orang-orang memanggilnya Dr. Frost. Mendengar itu, Sung Ah yakin kalau profesor baru mereka itu pasti bukan profesor psikologi.
Percakapan mereka tiba-tiba terganggu saat senior mereka tiba-tiba menyela dan menyuruh Sung Ah untuk menjatuhkannya. Kalau Sung Ah bisa maka dia berjanji tidak akan mengeluarkan Sung Ah.
Sung Ah pun langsung menuruti perintah si senior itu dan berhasil menjatuhkan seniornya itu dengan mudah.
Ternyata selain Song Sun, profesor-profesor yang lain juga tidak setuju dengan keputusan Sang Won untuk menjadikan Frost sebagai konselor.
Tapi Sang Won tetap teguh dengan pendiriannya untuk menempatkan Frost di kantor konseling. Saat banyak orang yang menggosipkannya, Frost dengan santainya tiba di kantor konseling.
Setelah selesai latihan Taekwondo, Sung Ah datang ke kantor konseling dan melihat seorang pria tak dikenalnya sedang melihat-lihat arsip pasien.
"Siapa anda?" tanya Sung Ah
Bukannya menjawab dan memperkenalkan dirinya, Frost malah membaca arsip pasien itu dengan lantang. Pasien pria yang baru berusia 29 tahun dengan banyak pengalaman pacaran yang biasanya hanya bertahan 2 bulan saja dan pasien itu didiagnosis sebagai penderita Gangguan Kepribadian Narsisistik (seseorang yang merasa dirinya paling hebat sendiri, selalu menginginkan sanjungan tapi kurang memiliki empati dan simpati).
Setelah membaca arsip itu, Frost yakin bahwa si pasien tidak menderita Gangguan Kepribadian Narsisistik. Frost yakin bahwa semua hubungan cinta si pasien hanya bertahan 2 bulan, bukan karena Gangguan Kepribadian Narsisistik tapi karena ada masalah dibalik semua hubungan cintanya.
Sung Ah dengan kesal merebut arsip itu dari tangan Frost dan memberitahu Frost bahwa semua hasil tes menunjukkan kalau si pasien menderita Gangguan Kepribadian Narsisistik. Dan sudah cukup lama dia berusaha mengkonseling si pasien dengan empati.
"Empati?" Frost tidak percaya. Apa Sung Ah pernah menemui orang tua si pasien? Apa Sung Ah pernah mendatangi rumah si pasien? Apa Sung Ah pernah bertemu dengan semua pacar si pasien?
Sung Ah mengatakan kalau dia pernah datang ke rumah si pasien tapi tidak bertemu dengan orang tuanya. Belum sempat menyelesaikan ucapannya, Frost langsung menyela dan memutuskan kalau Sung Ah telah kehilangan bagian terpenting dari teki-teki ini karena Gangguan Kepribadian Narsisistik biasanya terjadi karena kurangnya hubungan anak dengan orang tua.
Saat Sung Ah terdiam, Frost langsung mencerca kinerja profesor Oh yang dulunya bekerja di kantor ini. Sung Ah berusaha membela profesor Oh tapi Frost langsung menyindir balik.
Pertengkaran mereka tiba-tiba terhenti karena kedatangan Anna dan manajernya. Mereka datang untuk konseling dengan Frost atas rekomendasi dekan. Sung Ah langsung terkejut ternyata pria yang bertengkar dengannya itu adalah Dr. Frost, terlebih lagi saat dia menyadari kalau pasien yang baru datang ternyata Yoo Anna.
Dengan sangat cepat, Frost mulai meneliti semua gerakan dan bahasa tubuh Anna yang terlihat takut dan gugup, dia juga melihat sebuah kotak obat tidur di saku bajunya Anna. Dari semua itu, Frost kemudian bertanya apakah Anna tidak bisa tidur karena dia merasa ada seseorang yang mengawasinya.
Frost lalu menempatkan sebuah cermin di hadapan Anna. Tapi seketika itu pula Anna langsung mengalihkan pandangannya dari bayangannya sendiri di cermin.
Frost memperhatikan ketakutan, kegugupan dan teror dari reaksi Anna itu. Anna memejamkan mata rapat-rapat dengan penuh ketakutan. Saat frost menyuruh Anna untuk membuka matanya, Anna langsung berteriak menyuruh Frost untuk menyingkirkan cermin itu.
"Apa ada alasan kenapa kau takut pada cermin?" tanya Frost
Pertanyaan Frost itu membuat Anna teringat saat dia meringkuk ketakutan seorang diri di kamarnya "Dia ingin membunuhku."
"Siapa? Siapa yang berusaha untuk membunuhmu?"
Anna kembali teringat saat dia ketakutan melihat sosok hitam yang memiliki wajah sama persis dengannya, memandangnya dengan tatapan mengerikan dan mengulurkan tangan hendak mencekiknya.
Dengan suara gemetaran, Anna menjawab pertanyaan Frost "Aku... aku yang ingin membunuh diriku sendiri."
Sung Ah berpikir dengan kebingungan "Siapa yang ingin membunuh siapa?"
Beberapa saat kemudian, Anna keluar kampus dan langsung disambut oleh beberapa fans-nya. Anna terlihat tidak nyaman dengan semua itu, tapi akhirnya dia bersedia memberikan tanda tangannya.
Frost melihat semua itu dari kejauhan saat Sung Ah datang menghampirinya lalu memperkenalkan dirinya adalah mahasiswi jurusan psikologi sekaligus asisten konseling. Frost tidak mempedulikannya karena saat itu perhatiannya lebih tertuju pada reaksi Anna yang menolak buket bunga dari fans-nya.
Sang Won datang menghampiri mereka lalu memperkenalkan Sung Ah pada Frost karena Sung Ah lah yang akan membantu Frost nantinya. Tapi Frost dengan dinginnya berkata kalau dia tidak membutuhkan asisten lalu pergi begitu saja.
Seketika itu pula, senyum Sung Ah langsung menghilang. Dia bertanya pada Sang Won apakah itu artinya dia barusan dipecat. Sung Ah cemas kalau dia sampai dipecat bisa-bisa beasiswanya akan dihentikan. Sang Won langsung tertawa geli dan meminta Sung Ah untuk tidak mempedulikan ucapan Frost dan meneruskan pekerjaannya membantu Frost.
Frost tiba di rumah mewah Anna. Saat manajernya Anna bertanya apa yang Frost lakukan disini. Frost menjawab bahwa di semua tempat, selalu ada bukti-bukti seseorang pernah menempatinya. Membaca jejak-jejak dan psikologi seseorang di rumahnya disebut sebagai 'mengintai'. Dan untuk itulah Frost datang ke rumah Anna.
Frost menjelaskan bahwa ada 3 cara untuk meneliti psikologi seseorang di rumah orang itu. Yang pertama adalah tandai apa saja yang menunjukkan tentang bagaimana pemilik tempat itu ingin dikenal.
Yang kedua teliti bagaimana cara orang itu mengontrol emosinya dari caranya menempatkan barang-barang. Dan yang ketiga adalah meneliti jejak-jejak yang secara tak sadar ditinggalkan oleh si pemilik rumah itu.
Sambil melihat foto-foto Anna yang tersebar di seluruh ruangan, Frost berkata bahwa orang narsis seperti Anna tidak akan peduli pada apapun kecuali diri mereka sendiri.
Karena orang seperti itu biasanya berpikir bahwa matahari lah yang mengitari mereka jadi walaupun mereka membuat kesalahan mereka tidak akan mau mengakuinya.
Dan karena mereka tidak mau mengakui kesalahan mereka sendiri, biasanya orang-orang seperti itu sulit meminta bantuan orang lain. Si manajer dengan canggung berkata bahwa sebagai manajer membantu Anna adalah tugasnya.
Frost lalu masuk ke sebuah kamar kosong dimana dia menemukan banyak cermin yang ditutupi kain putih. Cermin-cermin yang ditutupi kain putih itu mengingatkan Frost tentang betapa histerisnya reaksi Anna melihat bayangannya sendiri di cermin.
Tak lama kemudian, Sung Ah menyusul Frost ke rumahnya Anna. Frost langsung kesal melihat kedatangan Sung Ah.
Tapi Sung Ah dengan santainya menyatakan keheranannya karena dia tidak menemukan satupun cermin di rumah itu, bagaimana bisa seorang aktris tidak punya cermin.
Sung Ah berusaha meminta pendapat Frost apa artinya dalam psikologi jika seseorang tidak punya cermin sama sekali. Tapi Frost dengan dinginnya menyuruh Sung Ah untuk diam saja dan tidak mengganggunya.
Frost kemudian meneliti letak-letak barang-barangnya Anna. Frost memperhatikan keanehan penempatan sebuah cangkir dan mouse laptop di meja, karena kedua benda itu terletak di sebelah kiri sedangkan waktu Anna memberikan tanda tangannya untuk fans, dia menggunakan tangan kanan.
Frost lalu masuk ke kamar mandi dan melakukan penelitian barang-barang di kamar mandi itu. Saat dia melihat toilet, dia memperhatikan sepertinya toilet itu baru saja dipakai oleh pria.
Sung Ah bertanya pada si manajer apakah Anna tidak hidup sendirian di rumah itu. Awalnya manajernya berkata dengan canggung bahwa Anna hidup sendirian. Tapi kemudian dengan jujur dia berkata bahwa Anna terkadang kedatangan tamu.
"Benarkah? Kukira Anna juga hidup bersama dengan seorang teman disini" ujar Sung Ah.
Frost bertanya kenapa Sung Ah bisa sampai berpikir seperti itu. Sung Ah menjawab bahwa rumah itu terlalu besar untuk ditempati seorang diri. Menurut Sung Ah, rumah ini bahkan cocok digunakan untuk bermian petak umpet karena ada banyak tempat untuk bersembunyi. Pfft!
Frost bertanya kalau Sung Ah ingin bermain petak umpet, dimana kira-kira dia akan menyembunyikan dirinya. Sung Ah berkata bahwa tempat bersembunyi terbaik bukannya di tempat yang sangat tersembunyi tapi di tempat dimana dia bisa dengan mudah melihat orang yang kena sehingga jika dia hampir ketahuan, dia bisa segera pergi mencari tempat bersembunyi lainnya.
"Kau bukan orang bodoh ternyata" ujar Frost "Seperti katamu, orang yang kena harus bisa membaca psikologi para peserta yang bersembunyi. Karena itulah tempat bersembunyi yang akan dicari pertama kali oleh orang yang kena adalah..."
Frost tiba-tiba mendobrak pintu lemari dan tiba-tiba muncul seorang pria fans-nya Anna dari dalam lemari. Fans itu langsung berlari ke arah Sung Ah. Reflek, Sung Ah langsung menjatuhkan fans itu dengan jurus Taekwondonya.
Tak lama kemudian, seorang detektif bernama Nam Tae Bong datang. Saat bertemu dengan Frost, detektif Nam langsung menyapanya dengan akrab tapi Frost hanya menanggapinya dengan dingin. Detektif Nam datang untuk menangani masalah fans gila yang sekarang hidungnya berdarah gara-gara Sung Ah.
Saat Anna datang, fans itu langsung berlari menghampirinya tapi Sung Ah dengan kekuatannya langsung menarik fans itu sampai terjatuh. Detektif Nam langsung bengong melihat hebatnya kekuatan Sung Ah.
Frost dan detektif Nam lalu pergi ke rumah fans itu yang ternyata tinggal dekat dengan rumahnya Anna. Disana mereka menemukan banyak foto-foto Anna bahkan ada juga video saat dia mengintai Anna, tak puas dengan semua itu si fans ternyata juga pernah mencuri pakaian dalam Anna dan memakainya. Gara-gara semua itu, detektif Nam langsung memukuli kepala si fans bertubi-tubi.
Dalam perjalanan pulang, Frost berjalan kaki saat Sung Ah tiba-tiba menghampirinya dan menyuruh Frost masuk mobilnya. Frost tampak ragu karena dia melihat mobilnya Sung Ah adalah mobil tua. Sung Ah berusaha meyakinkannya bahwa dia punya asuransi mobil, tapi Frost tetap tidak mau naik ke mobilnya dan kembali melanjutkan jalan kakinya.
Sung Ah tidak menyerah dengan penolakan Frost dan terus berusaha merayu untuk masuk mobilnya Frost tapi Frost mengacuhkannya karena saat itu pikirannya tengah sibuk memikirkan kasus Anna. Frost merasa ada sesuatu yang salah, ketakutan Anna pada sosok bayangannya sendiri di cermin dan juga pada sosok dirinya yang ingin membunuh dirinya sendiri pasti bukan cuma karena fans penguntit itu.
Malam harinya, Anna sedang menikmati segelas wine saat manajernya menelepon. Dengan kesal, Anna membentak manajernya supaya tidak terus menerus mengomelinya mempelajari skrip. Saat manajernya terus mengomel, Anna langsung mematikan teleponnya dengan kesal.
Saat itu tiba-tiba dia mendengar suara pintu terbuka. Perlahan-lahan, Anna mendekati kamar kosong tempat dia menyimpan sekumpulan cermin sambil berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa tidak ada siapa-siapa di kamar itu.
Sesampainya disana, Anna mendapati bayangan-bayangan dirinya sendiri balas menatapnya dari cermin-cermin itu. Namun tiba-tiba dari salah satu cermin, Anna melihat sesosok bayangan hitam berwajah sama persis dengannya. Bayangan hitam di cermin berwajah sama persis dengan itu, perlahan-lahan mulai mendekatinya.
Keesokan paginya, manajernya datang menjemput Anna. Tapi yang membuatnya terheran-heran, Anna terlihat sangat berbeda dari biasanya karena hari ini Anna terlihat menyapa semua fansnya dengan senyum ramah, dia bahkan tidak menolak buket bunga dan segala macam hadiah pemberian fansnya.
Di kantin kampus, Frost sedang makan sendirian saat Sung Ah tiba-tiba duduk didepannya. Frost berusaha mengingatkan Sung Ah bahwa dia tidak membutuhkan asisten tapi Sung Ah dengan santainya mengoceh panjang lebar memberitahu Frost tentang aturan administrasi kantor.
Saat Sung Ah masih sibuk bicara, Frost tiba-tiba beranjak pergi karena melihat sesuatu yang jauh lebih menarik perhatiannya. Dia menonton sebuah berita TV yang menanyangkan tentang Anna yang tersenyum lebar sembari dikerubungi oleh fansnya dan menciumi buket bunga dari fansnya. Frost juga memperhatikan kali ini Anna menggunakan tangan kirinya untuk tanda tangan.
Setelah melihat semua itu, Frost langsung mengajak Sung Ah pergi mengunjungi Anna di lokasi syuting. Dalam perjalanan, Frost memberitahu Sung Ah bahwa dia menduga kalau Anna menderita Dissociative Identity Disorder, dikenal juga sebagai Multiple Personality Disorder (Gangguan Identitas Disosiatif atau Gangguan Kepribadian Ganda).
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam