Sinopsis My Little Happiness Episode 10

Semua buku dan kontrak magang sudah aman tersembunyi, Cong Rong akhirnya mempersilahkan semua orang masuk. Ibu dan Bibi semakin heran dan kagum dengan rumah itu, tapi bagaimana bisa rumah sebagus ini disewakan dengan harga semurah itu? Pasti pemiliknya seorang dermawan.

 

Zhong Zhen dengan cerewetnya memberitahu mereka bahwa pemilik rumah ini adalah Shao Qing. Parahnya lagi, dia bahkan memberitahu mereka bahwa Shao Qing tinggal di seberang ruangan yang sontak saja membuat Ibu dan Bibi langsung bisa menduga ada hubungan spesial antara Cong Rong dan Shao Qing.

Ibu bahkan mendadak berubah pikiran dan tidak akan lagi memaksa Cong Rong kembali ke Australia karena ibu sudah melihat dan memastikan sendiri kalau lingkungan pekerjaan dan tempat tinggalnya Cong Rong baik, apalagi dia juga punya pac... eh bukan, tetangga yang baik.

Shao Qing usul agar mereka merayakannya, dia akan memasakkan makanan malam untuk mereka semua. Tapi berhubung ini urusan keluarganya Cong Rong, jadi Bibi memutuskan tidak ikut dan mengajak putranya pergi.

Tapi apa yang dia dengar barusan kontan membuat Zhong Zhen tidak bisa pergi begitu saja. Maka dengan tegas dan penuh keberanian, dia menyuruh Shao Qing bicara berdua dengannya di luar.

Sebagai adik sepupu yang baik, dia merasa bertanggung jawab untuk melindungi kakak sepupunya dan mengonfrontasi Shao Qing. Dia tidak suka dengan sikap Shao Qing yang membuat keluarganya berpikir kalau dia suka sama Cong Rong, padahal waktu kemah waktu itu, Shao Qing bilang sendiri kalau bahwa orang yang dia sukai sudah lama dia kenal. Shao Qing kan belum lama mengenal Cong Rong.

Meskipun dia sangat menghormati Shao Qing, tapi dia tidak terima jika Shao Qing memperlakukan kakak sepupunya sebagai ban serep. Dia tidak akan memaafkan Shao Qing jika Shao Qing berani mempermainkan kakak sepupunya.

Tapi setelah mengucap semua itu dengan penuh wibawa, Zhong Zhen mendadak ciut ketakutan. Shao Qing geli melihatnya, tapi alih-alih menjelaskan, dia cuma menjawab ambigu tentang perasaannya terhadap Cong Rong.

Cheng Cheng membeli banyak sekali barang untuk bisnisnya. Karena terlalu banyak, dia membujuk Wen Rang untuk meminjamkan kamarnya. Wen Rang awalnya menolak, tapi setelah sedikit paksaan dan ancaman, akhirnya dia tunduk juga dan menyetujuinya.

Tapi Cheng Cheng malah ceroboh sehingga dia tak sengaja menjatuhkan kotak barangnya menimpa gitarnya Wen Rang sampai patah. Tapi sepertinya gitar itu cukup berarti bagi Wen Rang karena menyimpan kenangannya bersama mantannya. Bahkan di bagian headstock-nya, ada ukiran inisial W&J.

Wen Rang sontak murka dan mengusir Cheng Cheng. Jelas saja Cheng Cheng sakit hati dan tidak terima diperlakukan seperti ini hanya karena gitar. jadi bagi Wen Rang gitar lebih penting daripada orang, ya? Baiklah, Cheng Cheng bersumpah tidak akan pulang sebelum berhasil memperbaiki gitar ini. Dia langsung merebut gitar itu lalu membawanya pergi dengan emosi.

Sementara Shao Qing memasak di dapur, Ibu keliling rumahnya Shao Qing dan terkagum-kagum melihat koleksi bukunya. Ibu bahkan mengecek rak sepatunya Shao Qing, soalnya menurut Ibu, orang bisa dinilai berdasarkan segala detil yang ada di rumahnya. 

Ibu semakin suka sama Shao Qing saat melihat setiap sepatunya Shao Qing bersih. Cong Rong pesimis, sepatunya bersih, tapi belum tentu orangnya begitu.

Ibu makin senang saat menemukan foto mereka saat memenangkan lomba dipajang di ruang tamu. Memang sih bukan foto berdua saja, tapi Ibu bisa melihat dengan jelas kalau Shao Qing menyukai Cong Rong dilihat dari postur tubuh Shao Qing yang lebih condong ke Cong Rong daripada ke Dokter Qin. Tapi Cong Rong tetap saja bersikeras menyatakan bahwa mereka hanya sekedar rekan kerja dan tetangga.

Saking sukanya sama Shao Qing, Ibu bahkan mulai mengubah panggilannya pada Shao Qing dengan panggilan akrab lalu mulai menanyai segala hal tentang Shao Qing dan keluarganya.

Shao Qing mengaku bahwa dia berasal dari keluarga dokter. Kakeknya adalah dokter pengobatan tradisional, sedangkan ayahnya adalah dokter pengobatan modern.

Ibu penasaran, dengan segala kelebihan yang Shao Qing miliki ini, pasti banyak sekali wanita yang menyukainya? Shao Qing mengaku bahwa selama beberapa tahun ini dia selalu sibuk belajar dan bekerja, selain itu, dia juga belum menemukan orang yang tepat.

"Kalau begitu, kau suka yang seperti apa? Coba katakan, Bibi akan membantu memberi saran."

Maka Shao Qing pun langsung menyebutkan ciri-ciri wanita yang disukainya... yang semuanya mengarah ke Cong Rong, "saya suka yang rambutnya sedang, lipatan mata ganda, wajahnya oval, dan kadang agak keras kepala."

Ibu jelas sadar betul siapa yang Shao Qing maksud, "apakah yang semacam... memakai sweater kuning dan celana jeans?" tanya Ibu menyebutkan baju yang dipakai Cong Rong.

Shao Qing antusias membenarkannya. Tidak nyaman dengan situasi ini, Cong Rong buru-buru menyudahi makannya dan mencuci piringnya. Tapi saking sibuknya memikirkan Shao Qing yang entah bagaimana membuat ibunya tergila-gila padanya, Cong Rong sampai tidak sadar kalau dia memakai terlalu banyak sabun.

Di meja makan, Ibu terang-terangan bertanya tentang perasaan Shao Qing terhadap Cong Rong dan Shao Qing tanpa ragu mengakuinya. Tapi sepertinya Cong Rong ada salah paham sama dia, makanya Cong Rong menjaga jarak dengannya.

Ibu mengerti dan tidak akan ikut campur, masalah mereka, harus mereka selesaikan sendiri. Akan tetapi, Ibu hanya meminta agar Shao Qing memperlakukan Cong Rong dengan baik jika Shao Qing benar-benar menyukai Cong Rong.

"Bibi jangan khawatir. Saya tidak akan membiarkannya terluka sedikit pun."

Ibu senang mendengarnya. Kalau begitu, Ibu menyarankan Shao Qing untuk membujuk Cong Rong sekarang. Wanita itu harus dibujuk.


Maka Shao Qing pun langsung berusaha merayu Cong Rong yang masih sibuk cuci piring dan menghabiskan sebotol penuh sabun cuci piringnya. Lalu dengan alasan membantunya cuci tangan, Shao Qing memanfaatkan kesempatan untuk memeluknya dari belakang yang kontan saja membuat Cong Rong jadi tegang dan gugup.

Cheng Cheng akhirnya pulang setelah berhasil menambal gitar itu. Namun setibanya di restoran, dia malah menemukan Wen Rang dan rekan-rekan panjat tebingnya makan di restorannya. Wen Rang mengklaim kalau mereka semua kebetulan lewat sini tadi.

Tapi Cheng Cheng bisa langsung tahu kalau Wen Rang pasti sengaja mentraktir mereka makan di restonya karena Wen Rang merasa bersalah padanya, Wen Rang bukan jenis orang yang akan menyuruh orang datang tanpa alasan. 

Cheng Cheng menyerahkan kembali gitar itu ke pemiliknya dan meminta maaf. Wen Rang meyakinkan bahwa dia sudah tidak mempermasalahkannya lagi. Kalau begitu, Cheng Cheng usul agar dia memainkan gitar itu untuk membuktikan kemampuan permainan gitarnya.


Baiklah. Wen Rang pun mulai memetik gitar itu dan bernyanyi. Suaranya ternyata lumayan merdu, Cheng Cheng jadi semakin terpesona padanya.


Saat Cong Rong hendak tidur, tiba-tiba dia mendapat pesan dari orang asing yang menjawab iklan yang dipotong Cheng Cheng dan mengaku-aku bahwa dirinya adalah si Gendut yang Cong Rong cari, dia bahkan mengklaim bahwa dia belum melupakan Cong Rong. Cong Rong langsung percaya begitu saja dan senang banget karenanya. Mereka bahkan chatting sepanjang malam dan sepakat untuk ketemuan besok.

Keesokan harinya adalah hari minggu, tapi Ibu menyeretnya dari tempat tidur pagi-pagi soalnya ada Shao Qing yang datang. Ibu ngotot mau dia mau membuatkan syal untuk mereka berdua, jadi dia memerintahkan mereka untuk menggulingkan benang wol untuknya. Ibu sendiri harus pergi karena hari ini mau suntik mesoterapi yang kemarin sempat tertunda.

Begitu Ibu pergi, Cong Rong langsung menyerahkan urusan menggulung benang itu sepenuhnya ke Shao Qing, dia tidak ada waktu, dia mau kencan. 

Jelas saja Shao Qing jadi cemburu. Saking cemburunya, dia menilai semua baju yang Cong Rong coba itu jelek. Cong Rong tidak punya baju bagus, jadi mending dia jangan pergi kencan. Pfft! Cong Rong kesal. Tapi tidak masalah, dia tidak punya baju bagus, tapi sahabatnya punya banyak baju bagus. 

Tak lama kemudian, Shao Qing sudah pindah menggulung benang wol di restorannya Cheng Cheng sambil memberengut kesal. Cong Rong keluar tak lama kemudian dengan begitu cantiknya yang kontan membuat Shao Qing terpesona.

Tapi senyumnya menghilang dengan cepat saat mendengar kedua wanita itu mendiskusikan pria yang akan kencan sama Cong Rong hari ini. Shao Qing berusaha menahannya dan menanyakan siapa yang mau Cong Rong temui. Tapi Cong Rong cuma menjawab ambigu bahwa dia mau ketemu teman lama.

Shao Qing akhirnya cuma bisa kembali ke restoran sambil menatap Cheng Cheng dengan tajam, menuntut siapa sebenarnya yang mau Cong Rong temui. Cheng Cheng awalnya menolak memberitahu, masih meyakini bahwa Cong Rong bukan orang yang Shao Qing sukai.

Reaksinya itu kontan membuat Wen Rang menertawainya, dan itu kontan menyadarkan Cheng Cheng kalau Shao Qing ternyata menyukai Cong Rong, akhirnya dia memberitahu bahwa Cong Rong pergi menemui teman lamanya si Gendut. Kaget menyadari Cong Rong ditipu orang, Shao Qing pun bergegas pergi menyusul Cong Rong.

Orang yang mengaku-aku si Gendut itu memang gendut, dia makan dengan sangat rakus dan jorok, tapi Cong Rong sama sekali tidak curiga apa pun padanya, malah menatapnya dengan antusias, benar-benar meyakini kalau dia adalah si Gendut, teman masa kecilnya.

Tapi setelah beberapa obrolan, Cong Rong menyadari ada yang tidak beres dengan ucapan-ucapan si gendut ini. Kisah masa kecil yang diceritakannya seolah nggak nyambung dengan ingatan Cong Rong.

Maka kemudian Cong Rong memutuskan untuk mengetesnya dengan cara pura-pura lupa awal mula mereka pertama kali bertemu dulu. Si gendut itu langsung kelabakan tak tahu harus menjawab apa, akhirnya dia asal mengarang jawaban. 

Cong Rong langsung sadar kalau pria ini penipu dan langsung terang-terangan mengnforntasinya. si gendut malah mulai kurang ajar berusaha menggoda Cong Rong bahkan menyentuhnya.


Tapi yang tidak dia ketahui, Cong Rong bukan gadis lemah yang gampang dibuli. Cong Rong langsung menyikutnya sekuat tenaga lalu mulai menghantamkan sepatu high heels-nya ke cowok gendut itu berulang kali, sebelum kemudian memperkenalkan dirinya sebagai seorang calon pengacara. Jadi awas saja kalau si gendut berani menipunya lagi, akan dia antarkan si gendut ke kantor polisi sekarang juga.


Dia mau pergi, tapi malah kaget mendapati Shao Qing sudah ada di belakangnya, menyaksikan kejadian barusan dengan senyum geli dan kagum. Shao Qing sungguh tak menyangka kalau Cong Rong ternyata punya sisi keras juga.

Tapi tiba-tiba dia melihat si gendut mau menyerang Cong Rong. Shao Qing sontak melindungi Cong Rong dan menendang si gendut sampai terjengkang. Wah! Sekarang giliran Cong Rong yang kagum padanya.

Shao Qing berusaha menghiburnya dalam perjalanan pulang. Dia mengerti perasaan Cong Rong, dia pasti marah karena tertipu. Cong Rong memberitahu Shao Qing bahwa hubungannya dengan si Gendut bukan hanya sekedar teman masa kecil.

Shao Qing jelas senang mendengarnya, "lalu apakah kau pernah berpikir bahwa si Gendut yang kau bilang ini sangat berbeda dengan masa kecil sehingga kau bahkan tidak mengenalinya meskipun dia berdiri di hadapanmu? Mungkin metode pencarianmu ini sudah salah sejak awal."

"Mungkin saja. Aku ingin menenangkan diri. Bisakah kau berhenti di depan?"

"Apa kau tidak penasaran mengapa aku bisa datang hari ini?"

"Bukankah kau datang untuk menertawakanku? Kau pasti puas sekarang."

"Apakah kau tidak penasaran seperti apa wajah si Gendut sekarang?"

"Seperti apa pun tampangnya, sudah pasti tidak seperti kau."

Mamutuskan untuk jujur sekarang. Shao Qing pun membawa Cong Rong ke pohon besar dan mencoba mengingatkan Cong Rong tentang tempat ini. Tapi satu-satunya yang Cong Rong ingat hanyalah saat Shao Qing memeluknya tanpa alasan waktu itu. Katanya Shao Qing mau membawanya menemui si Gendut, mana?

"Orang yang kau cari... ada di hadapanmu," ujar Shao Qing, "waktu itu aku memelukmu di sini, karena waktu itu aku yakin kau adalah Cong Rong yang kutunggu, pendekar wanita kecil yang sudah lama kutunggu. Cong Rong, maksudku, aku adalah si Gendut."

Tapi Cong Rong malah tak percaya dan mengira Shao Qing juga menipunya. Maka Shao Qing pun mulai menceritakan awal mula mereka bertemu dulu, dan kali ini kisah yang diceritakan Shao Qing memang benar-benar sama persis dengan kisah pertemuan mereka yang selama ini Cong Rong ingat.

Dia juga menceritakan tentang kenangan mereka akan dua bulan pasca meninggalnya ayahnya Cong Rong, dan janji Cong Rong untuk kembali dan bertemu dengannya di pohon besar ini setelah dia tinggal di rumah neneknya. Makanya setiap tahun, Shao Qing selalu datang dan menunggu Cong Rong di pohon besar ini.

"Sekarang kau tahu kan saat di rumah sakit aku bilang bahwa aku diam-diam mencintaimu selama 20 tahun itu bukan lelucon? Saat bermain game, aku bilang bahwa aku sudah sangat lama mencintai seseorang. Orang itu bukan Qin Chu. Yang kusukai adalah kau, Cong Rong. Kuharap kenangan singkat ini bisa membuat hubungan kita semakin sempurna. Cong Rong, aku ingin kau menjadi pacarku. Aku tidak ingin kau memperlakukanku hanya sebagai teman lama."

Cong Rong tercengang, akhirnya dia sadar bahwa Shao Qing memang benar-benar si gendut yang selama ini dia cari-cari. Tapi Cng Rong butu waktu untuk mencerna semua ini, dia butuh waktu untuk menenangkan diri.

Baiklah. Shao Qing setuju untuk memberi Cong Rong waktu. Lagipula sudah bertahun-tahun dia menunggu, tidak masalah menunggu sedikit lebih lama. Lagipula Cong Rong tidak bisa kabur. Shao Qing lalu mendekat dan mendekap Cong Rong, dan berkata... "Selamat datang kembali, pendekar wanita kecilku."

Cong Rong sontak berlinang air mata penuh haru... hingga akhirnya dia membalas pelukan Shao Qing.

Bersambung ke episode 12 

Post a Comment

1 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam