Sinopsis Something About 1% Episode 4 - Part 1

Episode 4: Hubungan bisnis, jangan jatuh cinta padaku.

Da Hyun sontak melompat menjauh saking kagetnya dengan kecupan singkat Jae In di bibirnya. Jae In dengan santainya berkata bahwa wajar jika mereka ada perkembangan karena mereka kan sekarang berkencan.

Tapi jangan khawatir. Dia tidak akan menghabiskan malam di rumah Da Hyun hanya setelah satu kali kencan karena dia tahu itu kurang pantas.

"Siapa juga yang menawarimu, brengsek?!" Kesal Da Hyun sambil merebut kunci rumahnya lalu menginjak kaki Jae In sambil memperingatkannya untuk tidak lagi mengungkit-ungkit masalah 'perkembangan'.

Dia langsung berbalik pergi, tapi Jae In tiba-tiba protes karena Da Hyun belum mengucap pamit selamat malam padanya. Maka Da Hyun langsung berbalik kembali sambil menampilkan senyum manis dan berkata...

"Pulanglah dengan selamat... atau tidak. Bodo amat!" Kesal Da Hyun lalu menginjak kaki Jae In lagi sebelum berbalik pergi.

Dalam perjalanan pulang, Jae In bertanya-tanya keheranan tentang dirinya sendiri. Apa yang merasukinya sampai dia melakukan itu tadi. Tapi sebenarnya dia senang juga sih.

Da Hyun masuk rumahnya dengan bengong, masih shock karena kecupan tadi, dan memutuskan kalau Jae In itu pastilah playboy cap kadal.

Jae In lalu mengajak Pengacara Park bertemu di bar dan langsung to the point menyuruh Pengacara Park untuk menghentikan para reporter itu. Pengacara Park sontak protes tidak terima. Jae In yang bikin kekacauan, kenapa malah harus dia yang harus membereskan kekacauan yang Jae In buat.

Lagian kenapa juga Jae In muncul di depan umum bersama Da Hyun padahal dia tahu betul kalau dia pasti akan jadi sasaran para reporter itu. Jae In dengan santainya berkata bahwa dia melakukan itu karena dia tahu kalau Pengacara Park akan bisa menghentikan para reporter itu.

"Kau benar-benar licik," komentar Pengacara Park.

Jae In tiba-tiba tersenyum tipis yang jelas saja langsung membuat Pengacara Park penasaran, tapi Jae In keukeuh menolak memberitahu apa pun.

 

Keesokan harinya, Jae In mendapati berita kencannya dengan Da Hyun sudah viral di internet. Tapi dia tidak marah atau semacamnya, malah senang.

Kakek juga sudah membaca artikel itu dan langsung mengomeli Ketua Tim Kang yang tidak bersalah. Ketua Tim Kang dengan takut-takut menjelaskan bahwa Pengacara Park sedang berusaha untuk menghentikan para reporter.

Tapi yang tak disangkanya, Kakek malah tiba-tiba ngakak senang. Ketua Tim Kang jadi bingung, Apa Kakek tidak khawatir kalau berita hubungan mereka akan jadi semakin tak terkendali?

Oh jelas tidak dong. Kakek justru senang karena dengan begini, akan lebih mudah bagi Jae In dan Da Hyun untuk menikah. Kalau mereka menikah, maka Kakek menang.

Pada saat yang bersamaan, ibunya Jae In juga membaca berita itu dan langsung menelepon Jae In untuk menanyakan kebenaran berita itu. Jae In membenarkannya, namun dia meyakinkan Ibu bahwa dia tidak akan menikahi wanita itu.

Tepat setelah ibunya menutup telepon, Jae In mendapat telepon kedua dari seorang wanita muda bernama Soo Jung yang tanya dalam bahasa Inggris tentang apakah Jae In akan menikah dengan gadis yang ada di berita itu. Jae In menyangkal dan menegur Soo Jung untuk ngomong dalam bahasa Korea sebelum kemudian menutup teleponnya.

Di luar, dua pegawai sibuk menggosipkan artikel gosip itu. Mengingat Jae In membawa wanita itu ke konser musik klasik, Pegawai Choi merasa kalau hubungan Jae In dengan wanita kali ini pasti serius. Pegawai Choi yakin banget kalau Jae In pasti akan berubah lebih baik setelah memiliki pacar betulan sekarang.

Pegawai Han pesimis. Tapi saat Jae In memanggil mereka untuk rapat menjelang waktunya makan siang, Pegawai Han pun memutuskan untuk mencoba mengetes apakah Jae In sungguh sudah berubah atau tidak.

Dengan hati-hati dia mengingatkan Jae In bahwa sebentar lagi waktunya makan siang. Tapi ternyata Jae In masih belum berubah, dengan dinginnya dia masa bodo dengan waktu makan siang dan keukeuh mau rapat.

Iiish! Nyebelin. Begitu Jae In masuk kembali ke ruangannya, Pegawai Han sontak merutukinya dengan kesal. Apanya yang punya pacar dan berubah menjadi lebih baik? Jadi lebih buruk malah.

 

Di cafe buku, Da Hyun baru membaca berita tentang Jae In yang berkencan dengan seorang wanita cantik. Jelas saja Da Hyun langsung kesal membacanya. Errr... tapi... yah memang benar sih dia cantik. Tapi tetap saja... Augh! Nyebelin banget tuh cowok. 

Sekarang dia mengerti kenapa semalam Jae In menyuruhnya untuk pura-pura tidak mengenalnya. Seharusnya dia injak kaki Jae In lebih keras semalam. Namun tiba-tiba ada satu komentar netizen yang menarik perhatiannya, komentar itu bertanya-tanya apakah itu artinya Jae In sekarang sudah putus sama Lee Soo Jung. (Hah? Gadis yang menelepon Jae In tadi? Mereka mantan?)

Da Hyun jadi penasaran dan langsung membrowsing mantan-mantannya Jae In yang kontan membuatnya tercengang mendapati mantan-mantannya Jae In ternyata para selebritis papan atas. Wah! Benar-benar playboy cap kadal. Jika mantan-mantannya dikumpulin, dia bisa mendirikan agensi artis.


Tiba-tiba Ji Su datang membawakan sebuket bunga untuknya, ini ungkapan terima kasihnya pada Da Hyun yang telah mengirimkan seorang pengacara untuk membantunya terlepas dari kontrak budak itu. Untuk sementara waktu ini, dia akan memanfaatkan waktu cutinya untuk fokus belajar.


Saat Ji Su ke toilet, Da Hyun mencoba menelepon Jae In tapi tidak diangkat-angkat. Da Hyun jadi berpikir kalau Jae In pasti merasa malu dan bersalah gara-gara artikel berita itu, makanya Jae In tidak mengangkat teleponnya. (Hmm... padahal sih sebenarnya cuma karena Jae In lagi rapat dan dia meninggalkan HP-nya di meja kerjanya).

Saat Ji Su kembali, dia mengajak Da Hyun untuk makan siang bersama. Da Hyun mengaku kalau sebenarnya dia mau bertemu seseorang... seseorang yang sangat menyebalkan dan tidak pernah mendengarkan apa pun yang dia katakan. Da Hyun bakalan harus bekerja keras untuk mengubah orang itu jadi manusia yang baik. Tapi sepertinya sekarang dia tidak perlu lagi bertemu orang itu, jadi dia memutuskan untuk mentraktir Ji Su makan siang.

Di hotel, Jae In baru selesai rapat dan baru mengetahui beberapa misscall dari Da Hyun dan juga beberapa stiker emotikon marah. Tapi bukannya marah, Jae In malah tersenyum senang mendapat stiker-stiker itu.

Ketua Tim Kang geli melihat ekspresi wajah Jae In itu. Saat Pegawai Han muncul untuk menanyakan makan siang, Ketua Tim Kang langsung mendiamkannya dan mengajaknya keluar biar tidak menganggu kebahagiaan Jae In.

Jae In langsung menelepon Da Hyun dan mengajaknya ketemuan di cafe. Dengan gaya kepedeannya dia to the point menanyakan alasan Da Hyun meneleponnya dan memperingatkan Da Hyun untuk tidak menginjak kakinya lagi.

Berusaha bersabar, Da Hyun mengajari Jae In untuk melakukan sapaan yang sopan untuk memulai sebuah pertemuan. Masa Jae In tidak pernah diajari hal-hal semacam ini waktu dia SD? Dan lagi, Jae In sekarang ini tidak punya hak untuk mengomelinya.

Tepat saat itu juga, Kakek menelepon Jae In dua kali. Jae In yang sedang kesal mendengarkan omelan Da Hyun, sontak me-reject telepon itu lalu mematikan HP-nya.

Da Hyun tiba-tiba menggebrak meja dengan kesal dan menuntut apakah Jae In tahu bahwa semalam ada reporter di tempat konser dan bahwa reporter itu akan memuat berita tentang mereka berdua.

Jae In santai mengakuinya, makanya kan dia suruh Da Hyun untuk tidak melihat ke arahnya dan tersenyum padanya. Terus Da Hyun mau dia bagaimana sekarang? Tanggung jawab?

"Bertanggung jawab-lah, kalau begitu."

"Bertanggung jawab apanya? Katanya kau tidak mau menikah denganku? Aku juga tidak mau menikah denganmu. Aku benci sama wanita yang menendangku tanpa alasan."

"Siapa juga yang ngomongin masalah menikah? Bukan itu maksudku."

Da Hyun benar-benar heran sama dia. Sombong amat jadi orang. Jar In bahkan tidak punya pikiran untuk setidaknya meminta maaf. Apa Jae In tidak menyadari apa kesalahannya?

Jae In santai mengiyakan, dia tidak tahu apa salahnya. Ah! Apa karena cup-cup itu? Kalau itu Da Hyun juga pasti suka kan? Kesal, Da Hyun sontak menendang kakinya lagi. Ini yang biasanya diajarkan kalau bertemu orang mesum. Apa perlu sekalian dia tendang bagian yang akan membuat Jae In sangat kesakitan? (Pfft!) Jae In sontak panik menjauhkan dirinya.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

1 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam