Tapi setelah acara syutingnya bersama Yuko selesai, nyatanya Nanami
tidak bisa langsung pulang karena kru TV mengumumkan kalau hari ini
adalah ultahnya Yuko dan Nanami dipaksa untuk ikut menghadiri acara
pesta ultahnya Yuko. Dia berusaha menolak tapi seorang staf bersikeras
membujuknya sampai akhirnya dia menyerah.
Asuka memasakkan makan malam untuk mereka. Dia terus setia menunggu
kedatangan Nanami yang tak kunjung datang sampai dia kelaparan sendiri.
Sms dari Nanami baru datang saat itu, mengabarkan kalau dia akan pulang
terlambat hari ini. Walaupun kecewa, Asuka terpaksa menerimanya.
Ono datang tak lama kemudian untuk mengambil pesanan online-nya. Ono
heran melihat mereka masih tidur di kamar bawah, kamar di lantai atas
kan lebih nyaman. Asuka berkata kalau itu karena Nanami yang tidak mau,
dia bilang tidak akan bisa bangun pagi kalau tidur di tempat yang
terlalu nyaman.
Ono mengaku kalau dia sendiri sering bangun lebih pagi sejak tidur di
ranjangnya Rio. Jadi apakah Asuka dan Nanami akan segera menikah? Tidak
sama sekali. Ono mengaku sama, mereka senasib.
Tapi bagaimanapun, tinggal bersama itu menyenangkan. Kehidupannya yang
tadinya biasa-biasa saja jadi bersinar. Walaupun awalnya cenderung
berhati-hati tapi lama kelamaan mereka mulai merasa nyaman dan bisa
melakukan dan mengatakan apapun yang kita inginkan. Asuka cuma
menanggapinya dengan senyum canggung. Sama sekali tak merasakan hal yang
sama seperti Ono.
Sementara yang lain ngobrol ngalor-ngidul, Nanami terus diam sepanjang
acara. Setelah beberapa lama, dia pamit pulang duluan. Tapi saat dia
baru saja keluar, Yuko menyusulnya untuk memberinya hadiah. Nanami
berterimakasih lalu berbalik pergi, tapi Yuko tiba-tiba menitip salam
pada Asuka sambil memanggil Asuka dengan panggilan akrab. Jelas saja
Nanami heran mendengarnya.
"Apa dia tidak bilang kalau kami bertemu?"
"Apa maksudmu?"
Tanpa mereka sadari, tak jauh dari sana ada paparazi yang diam-diam memotreti mereka.
Saat Nanami pulang tak lama kemudian, dia mendapati Asuka membungkus
makan malam yang Asuka persiapkan untuknya sementara Asuka sendiri sudah
ketiduran di sofa. Nanami menyemuti Asuka sebelum kemudian
menghangatkan makan malam-nya.
Saat Asuka terbangun keesokan paginya, Nanami sudah tak ada di rumah
tapi dia cukup senang mendapati masakannya semalam sudah dimakan.
Nanami sedang sibuk saat Shimizu datang dan memberinya sepotong kue.
Nanami menolak dengan sopan, perutnya sudah kembung karena kebanyakan
makan. Shimizu pun langsung menggodanya, Nanami pasti kebanyakan makan
karena masakan pacarnya sangat lezat.
"Dia membuatnya khusus untukku," ujar Nanami. Mereka asyik membicarakan
masalah kehidupan Nanami bersama pacarnya tanpa menyadari Mai yang
menguping percakapan mereka.
Cemburu dengan pacarnya Nanami, Mai mengupload foto Asuka yang
diambilnya malam itu di akun medsos palsu-nya dan sengaja menyebarkan
berita kalau Nanami dan pacarnya itu tinggal bersama.
Sementara itu di rumah, Asuka ditelepon Ibu kalau Kanade mau mampir ke
rumah Asuka untuk membawakan selai buatan Ibu dan sepertinya dia akan
tiba sebentar lagi. Tepat saat itu juga, Nanami baru saja pulang. Asuka
kontan panik menelepon kedua temannya tapi tak ada satupun yang
mengangkat teleponnya.
Nanami bingung ada apa dengan Asuka? Tak ada waktu menjelaskan, Asuka
bergegas memasukkan segala barang milik Nanami kedalam kotak. Tepat saat
itu juga, bel pintu berbunyi. Asuka makin panik mendorong Nanami
bersembunyi ke lantai atas sebelum membuka pintu untuk Kanade.
Tapi saat Kanade masuk, Nanami malah terang-terangan menghadapinya.
Kanade tak percaya melihatnya, ternyata Asuka benar-benar tinggal
bersama pria. Asuka berusaha menyangkal. Tapi Nanami memutuskan untuk
jujur mengakui kalau mereka memang tinggal bersama dan meminta maaf
karena tidak memberitahu mereka.
"Jadi, kau tidak keberatan saat kekasihmu berbohong demi dirimu?" sindir Kanade.
Kanade menyerahkan selai titipan Ibu mereka lalu langsung pergi setelah
itu. Asuka tidak usah cemas, dia tidak akan mengaduh ke orang tua
mereka. Tapi apa Asuka yakin ingin bersama pria yang bahkan tidak mau
menikah? Asuka hanya diam tak bisa memberinya jawaban.
Setelah Kanade pergi, Asuka langsung mengomeli perbuatan Nanami barusan,
kenapa dia melakukan itu? Nanami tidak mengerti apa salahnya, toh
Kanade sudah tahu. Tidak, Kanade awalnya cuma curiga. Tetap saja,
rahasia mereka ini kan cuma tinggal masalah waktu untuk terungkap.
"Bagaimana kalau orang tuaku mengetahuinya?"
"Kau bilang tidak ingin membohongi orang tuamu."
"Memang benar! Tapi jika mereka tahu kalau kita tinggal bersama, mereka
akan mengharapkan kita untuk menikah. Kau tidak tahu soal itu, kan?"
Setibanya kembali ke rumah, Kanade mendapat kiriman undangan
pertandingan basket dari Kamiya. Dia langsung menelepon Kamiya dan
memberitahu Kamiya kalau Kakaknya ternyata tinggal bersama Nanami. Dia
mengaku mendengar pembicaraan mereka bertiga di rumahnya waktu itu dan
dari situ dia menilai kalau Nanami tidak akan bisa membuat kakaknya
bahagia.
Nanami sedang mempelajari skrip prgram khusus perhiasan. Si Penata Rias
berkata kalau kenal dengan desainer perhiasan itu. Jadi kalau Nanami mau
beli perhiasan sebagai hadiah, dia bisa memperkenalkan Nanami pada si
Desainer perhiasan itu.
"Saat memberikan perhiasan kepada seseorang sebagai hadiah, itu artinya
kau memberinya perasaan khusus. Aksesoris itu bagaikan pil kepastian.
Saat mendapatkan sesuatu darimu, dia akan merasa terlindungi" ujar
Penata Rias.
Di rumah, Asuka menonton acara-nya Nanami yang membahas tentang
perhiasan itu sambil bersih-bersih. Mikami bertanya apakah Nanami pernah
memberikan cincin pada seorang gadis sebelumnya. Nanami mengaku belum
pernah sekalipun tapi dia ingin jika punya kesempatan. Entah bagaimana
perasaan Asuka mendengar itu, tapi dia langsung mengalihkan perhatiannya
dengan melanjutkan bersih-bersih.
Di kantor, Asuka masih rajin bekerja walaupun sudah waktunya makan
siang. Kamiya tiba-tiba datang membawakannya makan siang dan langsung to
the point membahas masalah Asuka tinggal bersama Nanami. Kamiya
benar-benar heran, kenapa Asuka ingin bersama seseorang yang bahkan
tidak sesuai kriterianya.
Asuka mengakui kalau Nanami memang tidak sesuai kriterianya. Rasanya
memang seperti buang-buang waktu bersama seseorang yang berbeda darinya.
Tapi...
"Kau tetap ingin bersamanya?"
"Iya."
"Bagus sekali. Aku tidak pernah merasa seperti itu"
Nanami masih sibuk di kantornya. Mikami heran kenapa Nanami tidak pulang
saja, Asuka pasti sudah menunggunya. Karena Nanami harus belajar, dia
takut akan membuat Asuka mencemaskannya kalau dia belajar di rumah.
Mendengar itu, Mikami jadi berpikiran kalau Nanami sudah mulai bosan
pada Asuka atau mungkin mereka sedang bertengkar?
"Tidak sejauh itu, tapi hubungan kami cukup rumit."
"Kau yang mengajaknya tinggal bersama, kan?"
"Iya"
"Aku memikirkan tentang itu. Orang yang tidak mau menikah mengajak orang
yang ingin menikah untuk tinggal bersama, bukankah itu agak egois?
Asuka sangat ingin menikah, kurasa dia pasti merasa gelisah. Jika kau
tidak ingin putus dengannya, maka habiskanlah lebih banyak waktu
bersamanya. Jika tidak, dia akan meninggalkanmu."
Di bar-nya Kana, Asuka stres bertanya-tanya apakah dia salah karena
berbohong pada orang tuanya? Dia kan tidak bermaksud begitu. Kalaupun
dia jujur, orang tuanya pasti akan sangat kecewa karena dia tinggal
bersama pria yang tidak mau menikah.
Belum lagi masalahnya dengan Nanami yang jarang bertemu gara-gara jadwal
kerja mereka yang selalu bentrok hingga mereka tak pernah sempat
membicarakan masalah itu. Selalu saja dia yang berusaha sendiri demi
mempertahankan hubungan mereka tapi rasanya sia-sia.
"Karena kami tinggal bersama, aku ingin belajar dari ibuku dan melakukan sesuatu untuknya."
"Akan aneh jika kalian berdua mengusahakan hal ini. Kalian tinggal bersama, tapi jika kau memaksakan diri, itu aneh."
"Cinta itu seperti memasak. Kau harus punya sense untuk membandingkan.
Kau juga harus mempelajari perbandingan dalam cinta dengan bicara jujur
padanya. Kau tidak bisa menyelesaikan masalahmu sendiri"
Malam harinya di rumah, Nanami dan Asuka diem-dieman. Asuka meneruskan
pekerjaannya sementara Nanami membuat cup ramen. Nanami memandangnya
ragu sebelum kemudian mengambil sesuatu didalam tasnya. Mereka lalu
duduk saling berjauhan dengan canggung. Asuka lah yang memulai
pembicaraan duluan, terang-terangan menyinggung masalah diantara mereka.
Asuka merasa mereka terlalu cepat untuk tinggal bersama. Kehidupan
mereka benar-benar berbeda saat ini dan karenanya mereka tidak bisa
tinggal bersama dengan nyaman. Tapi Nanami tidak setuju dengan
pendapatnya, dia merasa kalau Asuka terlalu memaksakan diri. Lakukan
saja segala hal dengan nyaman.
Begitu pun dengan memasak. Sekarang ini dia sangat sibuk dan tidak tahu
bisa pulang jam berapa. Asuka langsung protes, memangnya Nanami doang
yang sibuk? Dia juga sibuk, tahu! Saat ini dia bahkan sedang mengerjakan
proyek baru.
"Karena itulah, tidak seharusnya kau memaksakan diri."
"Aku sudah terbiasa hidup sendiri, aku bisa mengurus diriku sendiri. Aku juga berharap kau akan menceritakan segalanya."
"Segalanya?"
"Seperti saat kau bertemu dengan Yuko"
Nanami mengaku kalau dia sudah meminta Yuko untuk tidak mengulanginya
lagi. Asuka bisa mengandalkannya, itulah yang selama ini ingin Nanami
katakan padanya. Tapi Nanami tampak selalu sibuk jadi dia tidak mau
membuat Nanami cemas. Nanami meminta maaf untuk itu. Tapi karena
sekarang mereka tinggal bersama, dia ingin mereka mengutarakan segala
hal yang ingin mereka katakan.
Baiklah. kalau begitu, sebaiknya Nanami jangan masukkan semua baju
kotornya kedalam mesin cuci sekaligus dan jangan pula meninggalkan baju
kotor di lantai dan cuci gelas setelah dipakai. Nanami berusaha
menyangkal semuanya dan membela diri, tapi Asuka terus protes ini-itu.
Tidak terima, Nanami langsung balas memprotes jus sayur-nya Asuka yang
nggak banget itu dan suhu air mandi yang kurang panas. Mereka terus
otot-ototan saat tiba-tiba saja terdengar bunyi alarm, cup ramen-nya
sudah matang. Mereka kontan tertawa mendengar alarm itu.
Astaga! Nanami bahkan menyetel alarm hanya untuk masak cup ramen. Apa
bedanya coba? Nanami mengklaim banyak bedanya, coba cicipi. Asuka
mencoba mencicipinya dan jadi ketagihan sampai menolak mengembalikannya
ke Nanami. Asuka meminta maaf atas sikap impulsif-nya tadi. Nanami pun
meminta maaf atas segalanya.
Berhasil merebut cup ramen-nya, Nanami memberikan barang yang diambilnya
dari tas tadi. Wah, sebuah cincin yang langsung dia sematkan di jari
manis Asuka. Dia menyatakan kalau itu pengendali hama, untuk menjauhkan
Asuka dari hama. Tapi Nanami memakaikannya di tangan yang salah. Asuka
berniat memindahkannya ke jari tangan kiri. Tapi Nanami melarang, kali
ini biarkan saja di tangan kanan.
"Kali ini? Apa itu artinya akan ada kesempatan lain?"
"Mie-nya udah lembek tuh," Nanami mengalihkan topik
"Cup ramen dan cincin"
"Dua hal manis yang kontras. Terima kasih karena kau telah bersamaku," Nanami mengecupnya singkat.
Jam 2 subuh, Asuka membangunkan Nanami dan Nanami langsung kumat
mengecup orang yang membangunkannya. Asuka berkata kalau dia sudah
membuatkan kopi untuk Nanami. Loh, bukan jus sayur lagi? goda Nanami.
Tidak, lagipula Nanami tidak suka.
"Tapi aku ingin meminumnya, loh."
"Kalau begitu akan kubuatkan besok."
"Nggak mau!"
Setibanya di stasiun TV, Himuro memanggil Nanami, sepertinya mau
membicarakan sesuatu yang penting dilihat dari raut wajahnya yang
serius. Pada saat yang bersamaan, Kamiya membrowsing berita hari ini
dalam perjalanannya ke bank dan tampaknya dia menemukan berita yang
cukup mengejutkan. Yuko baru keluar dari mobilnya dan langsung diserbu
para wartawan yang ingin mengkonfirmasi gosip tentangnya.
Asuka sendiri dalam perjalanan ke kantor saat Momoko berlari untuk
menunjukkan berita yang sedang viral hari ini... Nanami dituduh
berselingkuh, dibuktikan dengan foto Nanami bersama Yuko dan foto Nanami
saat bertemu dengan Asuka di depan stasiun TV.
Bersambung ke episode 7
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam