Zeng Li dan Jing Chu akhirnya tiba di hotel tempat Zeng Li menginap. Dia kira kalau Jing Chu juga menginap di sini, tapi ternyata Jing Chu malah mau balik ke pusat kesehatan Dongshan yang berlawanan arah dari tempat ini. Hah? Jadi dia naik gunung cuma untuk mengantarkan Zeng Li?
Zeng Li jadi tidka enak sama dia. Maka sebelum Jing Chu pergi, dia langsung memberikan syal dan mantelnya ke Jing Chu, menyuruh Jing Chu untuk menunggunya sebentar di lobi, lalu bergegas naik ke kamarnya untuk merampok beberapa barang dari para koleganya, lalu bergegas turun kembali ke lobi.
Tapi sesampainya di sana, Jing Chu malah sudah tidak ada. Jing Chu bahkan menitipkan mantelnya Zeng Li ke resepsionis. Cemas, Zeng Li bergegas keluar menyusulnya.
Padahal dia masih ketakutan gara-gara cerita horor tadi, tapi tetap nekat jalan sendirian menyusuri jalan gunung yang sangat gelap, sepi dan dingin itu. Sepanjang jalan dia terus mengingat cerita horor itu, dan jadi semakin ketakutan saat dia melewati sesosok errr... hantu atau orang?
Entah apa yang barusan dia lewati itu, tapi tak pelak itu membuat Zeng Li langsung mempercepat langkahnya. Tiba-tiba ada yang menuknya dari belakang, Yang Li sontak panik mengibaskan tangannya untuk menyerang siapa pun itu, tapi ternyata dia Ai Jing Chu. Dialah yang sebenarnya Zeng Li lewati dan dia sangka hantu tadi.
Zeng Li lega. Dia tidak enak kalau membiakan Jing Chu pergi begitu saja, apalagi Jing Chu lagi sakit. Makanya dia tadi mengambilkan beberapa barang untuk Jing Chu, seperti: payung, obat-obatan, dan juga kompres panas.
Jing Chu terharu. "Kau jalan malam-malam sejauh ini hanya untuk memberikan semua ini?"
"Iya, semuanya sudah kuberikan. Kalau begitu, aku pergi dulu. Tolong kabari aku kalau kau sudah sampai nanti."
Tapi Jing Chu sudah berubah pikiran sekarang. Dia sudah tidak kuat jalan lagi, jadi dia memutuskan untuk kembali ke hotel bersama Zheng Li. Tapi sesampainya di sana, ternyata sudah tidak ada kamar kosong lagi.
Karena tak tega membiarkan Jing Chu pergi dalam kondisi seperti ini, akhirnya Zeng Li membiarkan Jing Chu menginap di kamarnya, kebetulan dia memang pesan kamar double bed karena awalnya mau sekamar sama Yi Yi.
Dia berniat menyembunyikan keberadaan Jing Chu dari para rekannya, biar tidak digosipin. Tapi Wu Wan Xia mendadak menggedor pintunya dengan heboh. Sehingga mau tak mau, Zeng Li harus membukakan pintu untuknya sembari berusaha menyembunyikan JIng Chu di balik selimut.
Wan Xia awalnya agak curiga melihat gundukan di balik selimut itu, tapi Zeng Li gigih banget melindungi apa pun atau siapa pun itu, dan berusaha keras mengusir Wan Xia, dia bahkan hampir kehilangan kesabaran dan hampir membentak Wan Xia... hingga akhirnya Wan Xia menyerah juga dan pergi.
Tapi kok Jing Chu mendadak tidak bersuara. Tidur kah? Zeng Li langsung membuka selimutnya, tapi malah shock mendapati Jing Chu tidur tengkurap dengan membenamkan kepalanya di bantal.
Zeng Li sontak panik mengira dia mati dan langsung berusaha melakukan CPR dengan heboh padanya... Sampai akhirnya Jing Chu tidak tahan lagi dan akhirnya menyudahi aktingnya sambil mendengus geli.
Zeng Li lega, tapi mendadak dia jadi malu menyadari apa yang sedang dilakukannya dan buru-buru balik ke kasur sebelah. Tapi dia tidak bisa tidur. Maka Jing Chu dengan sengaja membahas tentang cerita horor yang tadi dan sukses membuat Zeng Li ketakutan hingga Zeng Li langsung menutup matanya rapat-rapat sampai tertidur.
Hanya Hao Ran satu-satunya yang bisa datang untuk menemani Yi Yi dan membawakan makanan untuknya. Tapi semua makanannya berlemak dan berkalori tinggi. Yi Yi kan takut gendut, jadi dia menolak memakannya.
Tapi Hao Ran malah sengaja mengayun-ayunkan ayam-ayam goreng itu dan coca-cola di hadapannya sambil meyakinkan bahwa makanan-makanan ini akan bisa membuatnya bahagia... hingga akhirnya Yi Yi tidak tahan godaan dan langsung melahap ayam gorengnya.
Dokter akhirnya keluar tak lama kemudian dan mengabarkan bahwa kondisi ayahnya Yi Yi sudah baik-baik saja. Syukurlah, Yi Yi pun bisa lega. Eh tapi... sia-sia dong dia makan makanan berkalori tinggi barusan. Iiish! Dasar Hao Ran.
Keesokan paginya, Zeng Li bangun duluan dan langsung terpesona menatap wajah Jing Chu. Tiba-tiba dia merasa kaitan pakaian dalamnya terlepas dan langsung heboh sendiri. Tapi saat dia berbalik, dia malah mendapati Jing Chu sedang menatapnya. Pfft! Duh, malunya!
Tak lama kemudian, Zeng Li turun untuk mencuri beberapa butir telur rebus buat sarapannya Jing Chu, tapi malah ketahuan Wan Xia yang langsung curiga padanya. Wan Xia bahkan membuntutinya ke kamar dan langsung menyerangnya, berusaha keras untuk masuk ke kamarnya Zeng Li soalnya dia curiga Zeng Li menyembunyikan cowok.
Tapi perdebatan mereka mendadak tersela oleh teriakan seorang Ibu yang juga merupakan rekan kerja mereka. Ternyata anak si ibu terjatuh di tangga dan dagunya tertusuk paku. Parahnya lagi, mereka tidak bisa membawanya ke rumah sakit ataupun memanggil ambulance karena jalan gunung yang tertutup salju.
Untungnya ada Jing Chu yang menginap di sini, Zeng Li langsung memanggilnya. Jing Chu baru keluar dari kamar mandi saat itu, rambutnya masih basah, dia juga cuma pakai kaos tipis. Tapi saking khawatirnya dengan keadaan si pasien, dia sama sekali tidak memedulikan keadaan dirinya sendiri dan langsung keluar untuk memeriksa anak itu.
Mereka akhirnya hanya bisa membawa anak itu ke klinik hotel, dan Jing Chu sendiri yang harus menangani anak itu. Ayah anak itu awalnya meragukan Jing Chu mengingat dia hanya seorang dokter gigi, sementara anaknya butuh operasi mulut.
Tapi Jing Chu dengan tenang melakukan operasi kecil pada anak itu, mencabut pakunya tanpa rasa sakit sebelum kemudian menjahitnya, otomatis membuktikan kemampuan hebatnya pada ayah anak itu. Dan selama itu, Zeng Li bertindak sebagai asistennya, membantu menyinari operasinya pakai senter ponselnya dan menyeka keringat Jing Chu.
Jing Chu kembali ke kamar tak lama kemudian, lalu disusul Ayah anak itu yang mendadak memeluk Jing Chu erat-erat dengan penuh rasa terima kasih. Tepat saat itu juga, ponselnya Zeng Li mendadak berbunyi heboh oleh notifikasi grup kerjanya, yang ternyata sedang memotretinya dan Jing Chu, dan menggosipkan mereka, yakin banget kalau kedua mereka ada hubungan spesial. Saat Zeng Li ikutan nimbrung dan memprotes gosipan mereka ini, mereka mendadak mengeluarkannya dari grup.
Ayah anak itu ingin mentraktir Jing Chu sebagai ungkapan terima kasih, dan mengajak Zeng Li juga. Ibunya anak itu juga kembali tak lama kemudian dan langsung memuji kehebatan Jing Chu dan tentang betapa serasinya Jing Chu dan Zeng Li. Pfft!
Zeng Li berusaha meluruskan kesalahpahaman mereka, tapi tak ada seorang pun yang percaya. Tepat saat itu juga Jing Chu ditelepon bibinya yang datang untuk menjemputnya. Maka Jing Chu pun meminta Zeng Li untuk mengambilkan jaketnya yang ada di kamarnya.
Sontak saja semua orang jadi tambah heboh mendengar Zeng Li semalam tidur sekamar dengan Jing Chu, semuanya benar-benar senang karena 'bunga perpustakaan' mereka akhirnya bertemu jodohnya. Malu, Zeng Li dan Jing Chu pun cepat-cepat pergi dari sana.
Yu Cheng mulai beraksi mengejar Wu Ying. Baru juga diobati kemarin, sekarang dia mendadak datang lagi dengan alasan lukanya terasa panas dan sakit, dia takut lukanya infeksi. Padahal perbannya kelihatan jelas sangat bersih. Wu Ying jelas tak percaya dan langsung menyerahkannya untuk diperiksa dokter lain.
Tapi Yu Cheng pantang menyerah. Di jam makan siang, dia datang lagi menemui Wu Ying dan langsung cerewet menceramahi Wu Ying saat dia melihat Wu Ying makan makanan instan yang tidak bagus untuk kesehatan.
Tapi Wu Ying mengabaikan omelannya dan mengusirnya. Gregetan, Yu Cheng langsung merebut dan membawa pergi makanannya itu sambil meneriakinya untuk menunggunya sebentar, dia janji akan segera kembali dengan membawakan makanan yang sehat nan bergizi.
Tapi saat dia kembali tak lama kemudian, dia malah mendapati Wu Ying baru menghabiskan semangkok mie instan. Yu Cheng sontak cerewet memprotesnya dan tetap memaksa Wu Ying untuk memakan makanan sehat yang dia belikan.
Wu Ying jadi gregetan sama dia. Baiklah, dia akan menerima kebaikan Yu Cheng. Tapi dia menegaskan agar Yu Cheng tidak seenaknya membuat keputusan untuknya dan membuang-buang waktunya yang berharga. Sekarang ini jam tidur siangnya di antara kesibukannya seharian, tapi Yu Cheng malah mengganggunya.
Yu Cheng jadi tidak enak padanya. Tapi kemudian dia menemukan satu kardus mie instan di bawah mejanya Wu Ying. Dia langsung nyolong semuanya dan bergegas kabur tapi dia janji akan membawakan makanan lain untuk Wu Ying.
Yi Yi pergi ke sebuah kuil untuk mendoakan kesehatan ayahnya dan mau minta jodoh juga. Tapi dia kesulitan membayar tiket masuk karena dia tidak membawa uang tunai, sedangkan pihak kuil tidak menerima pembayaran elektronik.
Di tengah kebingungannya, tiba-tiba pria di belakangnya berbaik hati membayari tiketnya Yi Yi... yang kontan membuat Yi Yi jatuh cinta padanya. (Pfft! Cepet amat dia jatuh cinta lagi). Yi Yi ingin mengembalikan uangnya, tapi pria itu secara menarik batas di antara mereka dengan menolak lalu bergegas pergi.
Tapi kemudian setelah dia selesai berdoa (minta jodoh), dia bertemu lagi dengan pria itu karena pria itu mau mengembalikan jimatnya Yi Yi yang terjatuh. Yi Yi senang banget, sepertinya Dewa langsung mengabulkan doanya.
Bersambung ke episode 5
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam