Sinosis Rang Rak Prang Jai Episode 3 - Part 1

Usa berusaha menghubungi nomor pemberian Tian itu, tapi tidak diangkat-angkat. Tiba-tiba Kao datang membawakan segelas alkohol. Dari mana dia dapat minuman ini?

 

Maka Kao pun membawa Usa ke dapur dan memperlihatkan tempat penyimpanan alkohol itu. Usa menduga kalau Kao tahu karena Usa sendiri yang memberitahunya dulu, dan Kao mengakuinya.

Kesempatan, Usa mencoba tanya-tanya lebih jauh tentang apa lagi yang pernah dia beritahukan pada Kao dulu. Kao dengan polosnya berkata bahwa Usa pernah bilang bahwa minum itu membuatnya senang, tapi Kao sendiri tidak bisa meminumnya, soalnya kalau dia minum, dia akan mengungkapkan isi hatinya.

Ah! Usa mendadak punya ide bagus untuk membuat orang lain mengungkapkan isi hati mereka. Tak lama kemudian, dia mengusulkan pada Tian untuk mengadakan pesta. Orang-orang di sini kan tidak ada yang suka sama dia dan menjauhinya. Bagaimana dia bisa mendapatkan kembali ingatannya kalau caranya seperti ini terus? Makanya, Usa ingin mengadakan pesta biar dia bisa meningkatkan hubungan dengan orang-orang di sini.

Untungnya Tian langsung setuju. Usa pun senang. Tapi... dia masih butuh bantuan Tian lagi. Yaitu mengundang orang-orang pabrik. Kalau Usa sendiri yang mengundang, mereka pasti tidak akan mau datang, makanya dia meminta Tian membantunya. 

Memang sih waktu Tian yang bicara, mereka antusias. Tapi saat Usa ikut bicara dan berkata bahwa dialah yang mengadakan pesta ini sebagai bentuk syukuran, para pegawai itu mendadak sinis, apalagi Jeera yang terang-terangan menyindir Usa. 

Keesokan harinya, Usa dengan penuh semangat menyiapkan segala makanan dan minuman. Hmm, pastinya semua ini dia pesan dari hotel, mana bisa dia menyiapkan semua ini seorang diri. Dan pastinya, minuman-minuman yang disiapkannya adalah koktail beralkohol. Dan yang paling penting, Tian-lah yang harus membayari tagihannya.

Tak lama kemudian, orang-orang pabrik benar-benar datang. Usa menyambut mereka dengan antusias. Suasananya benar-benar menjadi sangat akrab seolah tak pernah ada masalah apa pun di antara mereka. 

Mereka berpesta pora sampai mabuk dan Usa memanfaatkan momen itu untuk menginterogasi mereka tentang siapa-siapa saja yang tidak menyukainya di pabrik. Dia menarik kerah baju Tian dan sambil memprotes Tian yang menuduhnya membunuh suaminya. Dia tidak mungkin menyakiti suaminya jika mereka benar-benar bahagia.

"Kapan kau akan berhenti menjadi sensitif? Kau tahu ini tidak pantas." Tegur Tian... yang sontak menyadarkan Usa dari khayalannya.

Oalah, ternyata semua ini cuma khayalannya Usa. Nyatanya, belum ada seorang pun yang datang. Err... malah para pegawai wanita itu memang tidak akan datang.


Jeera dan Kaiwa tidak sudi datang. Mereka masih dendam sama Usa yang dulu jahat pada mereka. Bibi Suree sebenarnya tak enak, apalagi dia juga bekerja di rumah itu. Tapi Kaiwan mengancam akan mendepaknya dari grup pertemanan mereka jika Bibi Suree berani datang, akhirnya Bibi Suree memutuskan untuk menuruti mereka dan tidak datang ke pesta itu.

Tapi ada satu orang yang benar-benar datang, yaitu Kanin. Hanya dia seorang. Usa jelas kecewa. Akhirnya hanya 4 orang yang duduk di meja penuh makanan yang kebanyakan itu. Usa mencoba menawari Panin koktail, tapi Kanin menolak. Kanin sendiri penasaran apakah Usa tidak minum? Usa menolak, dia tidak suka.

"Itu aneh." Komentar Kanin.

Maksudnya? Kanin dengan hati-hati menjelaskan bahwa dulu Usa suka minum, malah dulu Usa adalah peminum handal dan tidak gampang mabuk. Kanin sering melihat Usa minum-minum di acara perjamuan di pabrik. Usa tak percaya mendengarnya, jadi dulu dia seorang pemabuk? Tapi kenapa dia sekarang tak yakin kalau dia suka mabuk? 

Tapi... dia tetap berniat membuat mereka mabuk. Maka dia pun mengajak mereka minum wine. Tapi setelah minum segelas, malah Usa yang mabuk duluan. (Hmm? Katanya dia tidak gampang mabuk?)

Karena pikirannya sudah terpengaruh alkohol, akhirnya Usa-lah yang nyerocos mengeluhkan kebencian semua orang padanya yang sama sekali tidak bisa dia mengerti. Begitu bencinya mereka sampai-sampai mereka tidak ada yang datang ke pestanya. Tapi ngomong-ngomong, kenapa Kanin tetap datang?

Kanin mengaku karena dia tak enak kalau tidak datang, apalagi yang mengundang adalah Tian. Dan lagi, dia merasa Usa sudah tidak sama seperti dulu. Tidak adil bagi Usa jika dia tidak datang. 

Usa begitu tersentuh mendengarnya hingga dia langsung berterima kasih setulus hati padanya dengan sopan. Kanin sampai terkejut mendapat ucapan terima kasih sesopan itu dari Usa.

Usa bahkan jadi berani untuk jujur tentang niatannya yang ingin membuat semua orang mabuk agar dia bisa mendapatkan informasi tentang Tiew dan dirinya sendiri. Tapi ternyata malah gagal total. Ngomong-ngomong, di mana Kanin berada pada hari kejadian itu?

Kanin dengan agak gugup mengaku bahwa pada hari itu dia pulang ke rumah keluarganya. Ada masalah di rumah gara-gara keponakannya dan mereka terlibat pertengkaran hari itu.

Tiba-tiba mereka tersela sama Kao yang nekat minum alkohol dan akhirnya terbatuk-batuk lalu lari ke halaman depan. Tian bergegas ke belakang untuk mengambilkan air minum, dan Usa memutuskan menyusulnya dan menitipkan Kao ke Kanin.


Tapi gara-gara jalannya sempoyongan, Usa jadi oleng dan jatuh ke pelukan Tian. Mereka jadi tenggelam dalam suasana sehingga mereka lupa dengan kekacauan yang ada di halaman depan.


Kao tiba-tiba melihat patung biri-biri di hadapannya yang bergerak-gerak, mungkin karena angin, dan seketika itu pula dia langsung menjerit histeris. "Hantu!!!!" Lalu langsung lari kembali ke dapur dan menyembunyikan dirinya di bawah meja.

Tian dan Usa masih begitu terpesona menatap mata satu sama lain saat tiba-tiba mereka mendengar teriakan histeris. Saat mereka kembali ke dapur, mereka malah mendapati meja makan terbakar entah karena apa atau bagaimana, sementara Kao masih menyembunyikan dirinya di balik taplak meja yang sudah mulai terbakar.


Usa dan Kanin langsung panik menarik dan menyeret Kao dari sana, sementara Tian masih di dalam, berusaha memadamkan api. Usa berniat mau membantunya, tapi malah terpeleset dan kepalanya menghantam lantai cukup keras hingga dia tidak bisa menggerakkan kepalanya.

Yang lain pun jadi tidak berani menyentuhnya, takut kepalanya kenapa-kenapa. Biarpun dia terbentur cukup keras, tapi nyatanya ingatannya tetap belum kembali juga. Usa jadi frustasi karenanya.


Ambulance akhirnya datang tak lama kemudian untuk membawa Usa ke rumah sakit. Chawit juga baru datang saat itu. Tian pun menyerahkan urusan malam itu untuk diurus dan diselesaikan oleh Chawit, sementara dia sendiri harus ikut ke rumah sakit menemani Usa.

Untungnya setelah pemeriksaan rontgen, dokter tidak mendapati luka serius di kepala Usa. Usa jadi ingin langsung pulang saja, tapi Tian tidak setuju dan jadilah kedua orang itu ribut saling berdebat.

Usa ngotot mau pulang soalnya dia masih penasaran sama Kao, dia yakin kalau Kao tidak melihat hantu. Tapi Tian mengingatkan bahwa Kao itu tidak normal, dia selalu melihat hal-hal yang tidak masuk akal, jadi tidak usah dipikirin.

Usa tak percaya, bagaimana dengan orang yang pernah menyelinap ke dalam rumah dan menyerangnya waktu itu? Tian bersikeras kalau yang waktu itu dan yang sekarang ini adalah dua kejadian yang berbeda dan tidak ada hubungan satu sama lain. Tian masih ragu apakah benar-benar ada orang yang menyelinap masuk waktu itu.

Usa masih mau membantahnya, tapi Dokter Chan buru-buru menyela mereka dan lebih setuju dengan Chawit agar Usa istirahat di rumah sakit untuk sementara waktu buat jaga-jaga sampai mereka benar-benar yakin kalau dia benar-benar baik-baik saja. 

Usa sebal, padahal kan dia sudah bosen banget tinggal di rumah sakit. Sudah berbulan-bulan dia tinggal di sini dan sekarang masih harus tinggal di sini lagi. Tapi terpaksalah dia harus menuruti perintah dokter.

Tepat saat mereka keluar dari ruangan Dokter Chan, ada seorang dokter muda lain yang melihat Usa dan langsung tercengang. Dokter itu mengenali Usa. Errr... sepertinya dia tertarik pada Usa. Usa sempat melihatnya, tapi Usa jelas tidak mengenalinya (lebih tepatnya, tidak mengingatnya).

Dokter itu pun penasaran dengan keberadaan Usa di sini dan langsung menanyakannya pada perawat. Dari percakapan mereka, ternyata dokter itu baru kembali dari luar negeri, makanya dia tidak tahu menahu tentang apa yang terjadi pada Usa dan suaminya.

Bersambung ke part 2

Post a Comment

1 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam