Sinopsis Rang Rak Prang Jai Episode 2 - Part 3

Tian mau mencari Usa tapi Usa mendadak muncul di hadapannya. Tapi Usa sengaja menyembunyikan tentang kejadian barusan dan beralasan kalau dia berada di sini cuma sekedar jalan-jalan saja.

Dalam flashback, kita melihat Usa sebenarnya berusaha membujuk Bibi Suree untuk melapor polisi saja. Tapi Bibi Suree menolak karena hutangnya itu termasuk ilegal, lagipula dia takut akan semakin diganggu jika dia melaporkan para preman itu. 

Dan lagi, dia masih butuh untuk terus berhutang pada mereka untuk membiayai hidupnya. Dia tidak seperti Usa yang kaya raya dan bisa hidup enak tanpa perlu mencemaskan masalah uang.

Jika Usa benar-benar ingin membantunya, Bibi Suree memohon padanya untuk merahasiakan masalah ini. Takutnya kalau pihak pabrik sampai tahu, mereka bakalan memecatnya. Kalau dia jadi pengangguran, dia bisa mati.

Usa setuju untuk membantunya, dia bahkan bersedia membayar gaji Bibi Suree di muka. Tapi... ada syaratnya. Bibi Suree harus memberitahunya tentang segala hal yang Bibi Suree ketahui tentang hari saat Tiew dibunuh.

Yah, itulah alasan Usa merahasiakan masalah hutang Bibi Suree pada Tian. Dan berkat itu pula, Usa tidak lagi mencurigai Bibi Suree dan mencoretnya dari daftar orang yang terlibat.

Keesokan harinya, Tian menginstruksikan Usa untuk belajar sama Kanin di ruang rapat, dia sendiri mengaku ada rapat di luar dan langsung pergi meninggalkannya berduaan dengan Kanin. Dia sengaja menyuruh Kanin, soalnya pegawai lain tidak ada yang menyukai Usa.

Kanin disuruh Tian untuk mengajari Usa tentang seluk-beluk pabrik ini. Jadi Kanin pun memperlihat video tentang pabrik ini dan memberitahu Usa bahwa orang-orang di kota ini sangat menyayangi Tiew karena Tiew orang yang baik hati dan tak pernah ragu untuk menolong siapa pun tanpa pamrih.

Pernah suatu hari terjadi kekeringan, Tiew mengizinkan orang-orang untuk membuat sumur bor secara gratis. Dia juga rutin mengadakan acara doa di kuil. Tapi Usa bingung, kenapa tidak tampak ada dirinya di video itu?

Kanin berkata bahwa Usa memang tidak pernah ikut. Kanin pernah bilang bahwa itu karena Usa alergi matahari. Kanin bertanya penasaran apakah Usa mengingat sesuatu, dan saat Usa mengaku belum mengingat apa pun sama sekali, Kanin tampak lega.

Usa jadi pusing dan sumpek, hingga dia memutuskan untuk keluar mencari udara segar. Kanin boleh ikut kalau mau. Kanin pun membawanya ke daerah pinggir danau. Kanin memberitahu bahwa ini adalah area peristirahatan para pegawai yang dibangun mendiang Tiew setahun yang lalu sebelum ia meninggal dunia.

Di tengah jalan, Usa melihat sekumpulan bocah bermain. Tapi begitu melihat usa, bocah-bocah itu sontak kabur ketakutan sambil mengatainya mak lampir. Usa jelas bingung, apa dia sungguh seburuk itu hingga anak-anak saja tidak menyukainya?

Tepat saat iut juga, Kanin dipanggil kembali ke kantor. Terpaksa dia harus meninggalkan Usa sendirian. Tepat setelah Kanin pergi, tiba-tiba Usa melihat pak satpam sedang mengejar pria yang membawa lari buku jurnalnya. 

Pria itu ternyata pria yang muncul dari dalam traktor kemarin. Tapi yang tak disangka, pria bernama Kao itu jelas bukan penjahat. Malah sebenarnya dia orang autis. Dan reaksinya sama seperti kemarin begitu melihat wajah Usa, dia langsung menjerit histeris dan ketakutan seperti melihat hantu.

Usa langsung mengenali namanya. Kemarin waktu Usa menuntut Bibi Suree untuk mengatakan segala hal yang dia ketahui tentang hari kematian Tiew, Bibi Suree mengaku bahwa sebenarnya dia bukan orang pertama yang menemukan jasad Tiew, melainkan Kao.

Usa sontak antusias menanyai Kao tentang apa yang Kao lakukan di rumahnya pada malam kejadian itu. Tapi Kao malah menjerit histeris. "Khun Usa.... hantu!!!" (Hah? Kenapa dia bilang kalau Usa itu hantu?)

Bahkan saking takutnya, Kao sontak melarikan diri membabi buta dan nekat menceburkan dirinya ke danau. Usa cemas, tapi dia juga tak tahu harus bagaimana karena dia tidak ingat dan tidak yakin kalau dia bisa berenang. Parahnya lagi, pak satpam juga tidak bisa membantu karena dia juga tidak bisa berenang.

Usa benar-benar panik tak tahu harus bagaimana, apalagi meiihat air justru memicu trauma-nya. Untungnya Tian mendadak muncul saat itu dan langsung terjun ke air untuk menyelamatkan Kao. Kao pun selamat, tapi Usa masih trauma hebat... hingga dia pingsan. 

Saat Usa sadar, dia mendapati dirinya berada di klinik dan dirawat oleh Dokter Chan. Tidak tampak ada Tian, tapi sebenarnya dia masih di sana, di balik tirai dan mendengarkan segalanya.

Usa masih gemetar ketakutan, dia ingat malam itu saat dirinya dilempar ke sungai, dia ingat betapa dinginnya air sungai itu.  Dia tidak bisa berenang, dia berusaha keras untuk menyelamatkan dirinya. 

Namun pada akhirnya dia kehabisan tenaga dan sekarat. Prihatin, Dokter Chan berusaha menyemangatinya dan meyakinkannya bahwa semua itu sudah berlalu. Sekarang Usa baik-baik saja.

"Tapi itu hantuiku. Itu akan tetap menjadi mimpi burukku untuk waktu yang sangat lama."

Akan tetapi, di balik semua ini, Usa tetap berusaha berpikir positif dan meyakini bahwa mimpi buruknya ini pasti akan berakhir suatu saat nanti. Dia tidak akan membiarkan mimpi buruk ini menggerogoti hidupnya.

Dokter Chan senang mendengarnya masih memiliki semangat hidup yang tinggi, itu bagus. Usa benar-benar sedih karena tidak mengingat apa pun tentang hidupnya, tidak pula tentang orang tuanya. Tapi Usa yakin kalau ayahnya pastilah orang baik seperti Dokter Chan .

Tian yang sedari tadi hanya diam mendengarkan segalanya, akhirnya memutuskan keluar dan menanyakan kondisi Usa. Dokter Chan berkata bahwa Usa baik-baik saja, ia hanya memperingatkan Usa untuk tidak nakal lagi lain kali agar kejadian seperti ini tidak terulang.

"Sepertinya itu sulit, dok." Ujar Tian setengah geli menyindir Usa.

Usa jadi sebal dan ingin pergi, tapi dia masih pusing dan hampir saja jatuh kalau saja Tian tidka memeganginya. Tian menyarankannya untuk istirahat dulu saja, tapi Usa menolak, dia mau menemui Kao dan menanyainya tentang apa yang Kao ketahui tentang kejadian itu. Dan kenapa Tian tidak pernah memberitahunya bahwa Kao-lah orang pertama yang menemukan jasad Tiew.

Tapi Tian meyakinkan bahwa itu percuma, dia sudah pernah menanyai Kao, tapi Kao bersikeras tutup mulut. Tapi bahkan sekalipun Kao bicara juga percuma, karena Kao tidak normal.

Saat mereka kembali tak lama kemudian, mereka malah mendapati Kao masih histeris. Dia trauma karena pasca kejadian itu, dia pernah dibuli dan diancam beberapa orang pabrik yang memaksanya untuk mengungkapkan tentang apa yang dilihatnya malam itu. 

Usa berusaha mendekatinya dengan lembut dan ramah, tapi Kao malah tambah histeris begitu melihat wajahnya dan meneriakkan. "Hantu Khun Usa! Khun Usa sudah mati!!!" 

Saking takutnya, dia berusaha mau kabur lagi. Tapi Tian dengan cepat mencegahnya dan berusaha menenangkannya. Usa tetap tenang menghadapinya dan dengan lembut meyakinkannya bahwa dia bukan hantu, dia bahkan mengulurkan tangannya agar Kao bisa menyentuhnya. 

Kao dengan takut-takut menyentuh tangannya, dan akhirnya dia percaya kalau Usa memang bukan hantu, dan begitu senang karenanya. Usa pun senang.


Mereka lalu membawa Kao pulang. Tian bercerita bahwa Kao adalah anak dari supir orang tuanya dulu dan dia sudah seperti ini sejak lahir. Ibunya Kao kabur meninggalkan keluarganya, sedangkan ayahnya sudah meninggal dunia. 

Namun sebelum meninggal dunia, ayahnya Kao sempat berpesan pada mereka untuk menjaga anaknya. Makanya bibinya Tian menyuruh Kao untuk tinggal di pabrik. Kao sayang dan senang mendengarkan Tiew, makanya mereka yakin kalau Kao tidak mungkin menyakiti Tiew.

Melihat Kao masih tampak ketakutan, Usa pun berusaha menghiburnya dan membuatnya nyaman. Awalnya berhasil, namun saat dia mulai membahas tentang kematian Tiew dan siapa lagi selain Tiew yang Kao lihat pada malam itu, Kao mendadak histeris lagi.

Terpaksalah mereka harus berhenti membahas masalah itu dan membiarkan Kao memakan coklatnya sampai dia ketiduran.


Setelah itu, Usa dan Tian duduk bersama di luar sambil melihat bintang. Tian penasaran apakah tadi Usa mengingat sesuatu saat dia melihat Kao tenggelam di danau.

"Aku hanya mengingat sebuah perasaan. Aku ingat itu sangat amat dingin. Selain itu aku tidak ingat apa-apa lagi. Aku tidak tahu di mana aku berada atau siapa yang melemparkanku ke sana."

Usa benar-benar tidak bisa mengingat apa pun. Dia bahkan sama sekali tidak ingat tentang bagaimana dia tinggal di sini selama hampir satu tahun. Aneh sekali kan? Padahal seharusnya dia setidaknya merasa akrab dengan sesuatu. Usa jadi khawatir, jangan-jangan ingatannya akan hilang selamanya.

"Kalau begitu, kau harus mengatur ulang hidupmu." Santai Tian

"Kau bicara seolah itu mudah dilakukan."

Tiba-tiba menjadi seseorang yang tanpa akar, tidak mengetahui masa lalu maupun asal-usulnya. Ditambah lagi, tidak ada seorang pun di tempat ini yang menyukainya.

Mendengar itu, Tian tiba-tiba memberinya selembar kertas berisi informasi sebuah nomor telepon. Tian mengaku bahwa waktu Usa di rumah sakit, pernah ada seorang bibi yang datang dan mengaku bahwa dia adalah orang yang membesarkan Usa dan adiknya, itu nomor telepon si bibi itu. 

"Dan kau baru memberitahuku sekarang?"

"Aku hampir tidak bisa menemukannya." Santai Tian.

Augh! Usa benar-benar harus menahan emosi menghadapi orang satu ini. Jika tidak, mungkin sekarang dia sudah melompat dan memukul Tian. Bisa-bisanya Tian menembnyikan hal sepenting ini darinya.

"Karena kau amnesia. Jika aku memberitahumu sesuatu, mungkin kau akan mengira kalau aku berbohong."

"Alasan itu sama sekali tidak membuatku merasa lebih baik." Kesal Usa. Mereka sama sekali tidak sadar bahwa ada orang yang tengah mengintai mereka dari kegelapan.

Bersambung ke episode 3

Post a Comment

1 Comments

Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam