Si Chen terbangun karena telepon dari Fei Ang yang mengabarkan tentang Alex yang jelas-jelas menggunakan berbagai alasan untuk menolak komunikasi dengan Si Chen.
Keesokan harinya, Xi Xi tetap ingin pergi ke toko. Nenek dan Nyonya Yin sangat mengkhawatirkan keselamatannya, makanya mereka menyuruhnya untuk membawa payung (buat tolak bala) atau tongkat baseball sebagai senjata kalau-kalau ada orang yang menyerangnya lagi. Nenek bahkan usul agar Xi Xi tetap di rumah saja dan menjalankan tokonya secara daring.
Tapi Si Chen tidak setuju. Sekarang ini saat-saat paling penting dalam proyek kerja sama antara CICI dengan Whymall. Si Chen dengan manisnya meyakinkan Xi Xi untuk fokus pada pekerjaannya saja, biar dia sendiri saja yang menangani masalah ini.
Duh, mereka mendadak mesra lagi. Nenek dan Nyonya Yin jadi geli dan langsung diam-diam pergi meninggalkan mereka berduaan. Kesempatan! Si Chen langsung menarik Xi Xi mendekat dan menciumnya mesra.
Setibanya di toko, mereka malah mendapati jendela toko ditempeli poster-poster foto mesra mereka berdua, namun foto-foto mesra itu dipenuhi dengan berbagai kutukan dari para orang-orang bar-bar itu.
Xi Xi kesal, tapi sudahlah, dia bisa kok menghadapi semua ini sendiri dan menyuruh Si Chen berangkat ke kantor saja. Si Chen yang masih agak khawatir, langsung cerewet mengingatkan Xi Xi untuk selalu mengabarinya apa pun yang terjadi dan mewanti-wanti Xi Xi untuk tidak keluar toko sampai Si Chen datang menjemputnya nanti sore.
Tapi Si Chen sekarang tidak bisa pergi ke kantor, jadi Fei Ang hanya bisa menemuinya di luar untuk melaporkan jadwal para dewan direksi. Dia harus bisa menemui para dewan direksi agar dia tetap bisa mempertahankan posisinya di perusahaan.
Xi Xi sebenarnya sempat mendengar pembicaraan Si Chen tentang Alex semalam, makanya sekarang dia mencoba mengirim email penjelasan dan permintaan maaf pada Alex.
Sekarang saat Si Chen terancam dipecat dari posisinya, Xi Wei masih bersikeras menyalahkan Xi Xi sebagai penyebabnya, tidak sadar kalau dialah penyebab utamanya. Dan sekarang dia mau sok pahlawan membantu Si Chen dengan mencoba menghubungi seorang dewan direktur Whymall.
Dia bahkan langsung pergi mencari Si Chen ke lapangan golf, menawarkan bantuannya tapi dengan syarat, Si Chen harus meninggalkan Xi Xi. Si Chen sinis menolak dan menegaskan bahwa mereka takkan pernah bersama, bahkan sekalipun tidak ada Xi Xi di antara mereka, karena dia tidak pernah menyukai Xi Wei sebagai wanita.
Xi Wei sama sekali tidak bisa mengerti apa sebenarnya yang ada dalam diri Xi Xi sehingga Si Chen berkorban sebanyak ini untuk Xi Xi. Memangnya sekedar ngasih perhatian atau memasak makanan itu berguna?
Si Chen meralat, cinta bukan semata-mata tentang pengorbanan yang butuh balasan. Meski Xi Xi tidak melakukan apa pun atau dia yang memasak makanan untuk Xi Xi, Si Chen rela melakukannya.
"Ini bukan pengorbanan, bukan pula kompromi. Aku mencintainya. Jadi aku menikmati kebahagiaan saat bersamanya, juga menikmati penderitaan bersamanya. Begitu." Pungkas Si Chen lalu pergi.
Xiao Ya masih khawatir dan tak mau meninggalkan Xi Xi sendirian, takut dia diserang lagi. Tapi Xi Xi meyakinkannya untuk pulang duluan saja. Xi Xi yakin kalau orang itu tidak mungkin mengejarnya 24 jam.
Namun tepat setelah Xiao Ya pergi, seorang pria mendadak muncul menyerang Xi Xi pakai pisau. Dia salah satu investor yang merugi, bahkan kekasihnya sampai pergi meninggalkannya. Makanya sekarang mau balas dendam sama Xi Xi. Namun untungnya Si Chen dan Fei Ang muncul dengan keren bak supermodel, eh pahlawan ding. Si Chen yang cemas, langsung memeluk Xi Xi erat-erat dan menciumnya mesra. Sementara mereka bermesraan, Fei Ang sibuk sendiri menangani penjahat itu.
Xi Xi terbangun tengah malam tapi malah tak mendapati suaminya di sisinya. Ternyata Si Chen masih sibuk di ruang kerjanya. Yang paling menarik perhatian Xi Xi adalah biodata Direktur Chen, salah satu dewan direksi di Whymall yang berpotensi mendepak Si Chen dari posisinya, makanya sekarang Si Chen sedang berusaha keras untuk mengejar orang itu.
Si Chen memberitahu bahwa besok dia mungkin akan pulang agak telat karena dia ingin menghadiri pesta ulang tahun istrinya Direktur Chen. Maka Xi Xi pun berniat membantu Si Chen.
Terlebih dulu dia mencari informasi tentang istrinya Direktur Chen dan mendapati wanita itu ternyata mantan model, seniornya Xiao Ya. Dari Xiao Ya, Xi Xi mengetahui sedikit banyak tentang istrinya Direktur Chen itu. Bisa dibilang, kisah cinta mereka sedikit banyak mirip Xi Xi dan Si Chen: seorang gadis biasa yang menikah dengan pria kaya, dan suaminya sangat mencintainya.
Xi Xi mengerti sekarang. Jadi, jika mereka ingin menaklukkan Direktur Chen, maka mereka harus mendapatkan istrinya lebih dulu.
Saat Si Chen tiba di rumah Direktur Chen malam harinya, dia mendapati Xi Xi sudah menunggu di depan. Xi Xi mengingatkan Si Chen bahwa dia harus membawa istri karena Direktur Chen itu orang yang sangat memperhatikan kekeluargaan.
Xi Wei juga ada di sana, sedang ngobrol sama Linda, istrinya Direktur Chen. Namun yang tak disangkanya, Xi Xi tiba-tiba muncul dan langsung akrab sama Linda. Malah mereka sudah jadi teman entah sejak kapan.
Berkat keakraban para istri mereka itu, Direktur Chen yang awalnya terus berusaha menghindari Si Chen, malah mendadak dipaksa istrinya untuk ngobrol sama Si Chen, membahas bisnis mereka di ruang baca. Si Chen jelas penasaran dengan hubungan Xi Xi dan Linda, sejak kapan mereka akrab dan berteman?
Dalam flashback, Xi Xi berhasil bertemu dan berkenalan dengan Linda berkat Xiao Ya. Kebetulan waktu itu Linda sedang ada pertemuan dengan teman-temannya tapi ada satu wanita yang memakai baju sama persis seperti punyanya. Linda jadi kesal.
Maka Xi Xi pun menawarkan bantuannya untuk memodifikasi baju itu. Hasilnya memang lebih bagus, bahkan teman-temannya Linda memujinya. Xi Xi pun jadi bisa akrab sama Linda, sekalian mempromosikan tokonya. Begitulah, kisah keakraban Xi Xi dan Linda hingga Xi Xi diundang ke pesta ultahnya Linda.
Setelah berdiskusi cukup lama, Si Chen akhirnya berhasil membujuk Direktur Chen untuk menyetujui permintaannya. Si Chen begitu senang dan langsung menghadiahi istrinya kecupan-kecupan manis.
Satu direktur berhasil teratasi, tapi masih ada beberapa direktur lain untuk ditaklukkan. Menurut Fei Ang, cara paling jitu dan paling cepat untuk mendapatkan kepercayaan para direktur yang lain adalah melalui Alex. Yang jadi masalah, bahkan sampai sekarang, Alex masih belum menanggapi email mereka.
Xi Xi bisa memahami perasaan Alex, dia pasti merasa sangat terluka karena kebohongan mereka padahal merek Marry Me diciptakan untuk mengenang mendiang istrinya Alex. Dia pasti tidak akan memaafkan mereka semudah itu.
Karena itulah, Si Chen memutuskan untuk pergi ke Milan untuk meminta maaf secara langsung pada Alex. Xi Xi mau ikut. Bagaimana pun, mereka sama-sama bersalah dalam perkara ini. Jadi mereka harus pergi dan mengurus masalah ini bersama. Dan lagi, Alex kan menyukainya, jadi bagaimana bisa Si Chen menyelesaikan masalah ini tanpanya.
Si Chen akhirnya setuju. Yang tak disangkanya, Xi Xi entah sejak kapan sudah menyiapkan koper. Kapan dia merencanakan semua ini?
Xi Xi mengaku bahwa koper ini dia persiapkan bukan untuk pergi ke Milan sebenarnya, melainkan dia persiapkan untuk situasi spesial, semisal mereka bertengkar hebat, jadi kan Xi Xi bisa kabur dari rumah kapan saja. Pfft! Si Chen gemas banget mendengarnya dan langsung menghukumnya dengan ciuman mesra.
Mereka pun pergi ke Milan bersama-sama dan dan langsung menuju ke butiknya Alex, tapi hanya disambut oleh pegawainya Alex (Errr... Bule-bule di Milan pada pintar bahasa Cina yah? Wkwkwk! Nggak masuk akal).
Alex jelas sengaja menghindari mereka dengan alasan sibuk. Bahkan Si pegawai menolak memberitahukan ke mana Alex pergi. Tapi kemudian Xi Xi melihat asistennya Alex yang pernah dia lihat waktu dia pertama kali ke Milan dulu.
Xi Xi langsung gercep mengakrabkan diri dengan si asisten. Dari dialah, mereka akhirnya mengetahui bahwa Alex akan menghadiri pesta nanti malam.
Maka malam harinya, mereka pun pergi ke tempat pesta. Tapi tentu saja mereka tidak bisa masuk begitu saja karena mereka tidak punya undangan. Tapi jangan khawatir, Xi Xi punya segudang akal untuk menyiasatinya.
Mereka menyewa beberapa orang untuk jadi wartawan dan bodyguard, jadilah mereka berakting seolah Xi Xi adalah selebritis besar yang dikuntit banyak paparazzi dan perlu dikawal ketat untuk masuk ke pesta itu. Dan lucunya, para bodyguard di pesta itu percaya-percaya saja dan membiarkan mereka masuk semudah itu tanpa crosscheck lebih dulu.
Si Chen akhirnya bisa bertemu dan bicara dengan Alex. Sayangnya Xi Xi tidak bisa menemaninya lebih jauh karena ketahuan dan diusir oleh bodyguard.
Selama menunggu suaminya, Xi Xi melihat sebuah cafe bernama Cafe Kapsul Waktu, cafe yang kontan membuat ya teringat akan kenangannya bersama Si Chen waktu dia pertama kali datang ke Milan dulu. Suatu malam, mereka pernah mendatangi sebuah cafe itu bersama
Si pemilik cafe menginstruksikan mereka untuk menulis harapan-harapan mereka di sebuah kertas lalu dimasukkan ke dalam botol kaca. Dan dia akan membantu menyimpan harapan-harapan mereka selama 10 tahun ke depan. Tapi mereka boleh saja mengambilnya kembali kapan saja mereka mau.
Xi Xi langsung semangat menuliskan harapannya. Dia menulis dua permintaan. Yang pertama dia berharap bisa membuka tokonya sendiri dan mendapatkan uang banyak. Dalam permintaan keduanya, dengan manisnya dia mengharap semoga Si Chen selalu bahagia dan tidur nyenyak... (Meskipun dia kepala babi). Si Chen awalnya tak percaya dengan semua ini, tapi karena Xi Xi merengek lebay, akhirnya dia menuruti Xi Xi dan ikut menuliskan harapannya, entah apa, tapi tulisannya cukup panjang.
Hari ini Xi Xi memutuskan untuk mengambil kapsul waktu miliknya dan Si Chen. Dia penasaran banget sama apa yang ditulis Si Chen di kapsul waktunya. Awas saja kalau Si Chen sampai menulis hal-hal buruk tentangnya.
Bersambung ke episode 24
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam