Memang sih Tian tidak secara langsung menuduh Usa sebagai tersangka, tapi kata-katanya jelas menyiratkan bahwa Usa-lah tersangkanya. Usa sontak menemui Chawit dan menuntut Chawit untuk memperlihatkan berkas kasusnya Tiew, bertekad untuk membersihkan namanya yang sudah tercoreng.
Chawit menolak dan menegaskan bahwa mereka tidak menuduh Usa sebagai tersangka, malah sebenarnya mereka belum menetapkan siapa pun sebagai tersangka, dia hanya dianggap sebagai 'orang yang terlibat' dengan kasus ini tapi bukan berarti dia pelaku.
(Note: Sebenarnya kalau menurut subtitle indonesianya adalah 'Orang yang menarik', tapi menurutku terjemahan ini agak rancu dan tidak sesuai dengan situasi yang mana mereka sedang membicarakan kasus kriminal. Aku menduga kalau yang dimaksud di sini adalah 'Person of interest'. Kalau memang iya, maka seharusnya kata-kata ini diartikan sebagai 'Orang yang terlibat', dan bukannya 'orang yang menarik')
Usa rasa itu sama saja. Apa pun statusnya, intinya mereka mencurigainya. Baiklah kalau Chawit menolak memperlihatkan berkas kasusnya karena statusnya sebagai 'orang yang terlibat'.
Kalau begitu, Usa menuntut berkas kasusnya diperlihatkan padanya dengan status sebagai istri korban. Kali ini Chawit tidak bisa menolak, terpaksa dia menyerahkan apa yang Usa inginkan.
Berdasarkan pengakuan para saksi mata, pada hari kejadian, Tiew meninggalkan pabrik jam 1 siang karena dia mau menghadiri jamuan makan malam bersama Usa malam harinya.
Sebelum dia pergi, sekretarisnya yang bernama Jeera, menyerahkan undangan sebuah acara padanya. Tiew juga membawa setangkai mawar merah untuk dia berikan pada istri tercintanya (Hmm, tapi Jeera tampak aneh begitu mendengar Tiew mau ngasih bunga buat istrinya. Sepertinya dia tidak suka sama Usa)
Namun entah apa yang terjadi, mereka tidak pernah muncul menghadiri jamuan makan malam itu. Lalu malam harinya sekitar jam 9:30, Bibi Suree menelepon polisi, melaporkan bahwa dia menemukan mayat Tiew di rumah.
Tidak ada saksi saat kejadian berlangsung kecuali Usa, karena hanya mereka berdua yang tinggal di rumah itu. Bibi Suree hanya datang sesekali untuk bersih-bersih dan mengantarkan makanan. Hanya tubuh Tiew yang dia temukan di rumah, tidak ada yang tahu bagaimana ceritanya Usa bisa berakhir dibuang dari jembatan dan ditemukan mengambang di kanal.
Usa tercengang, masa mereka curiga kalau dia sendiri yang membuat skenario melukai dirinya sendiri lalu melempar dirinya sendiri ke kanal biar dia amnesia? Itu tidak masuk akal. Kenapa juga dia melakukan itu?
"Siapa yang tahu? Mungkin ada pihak ketiga yang terlibat dalam masalah ini (komplotannya Usa)." Sinis Tian.
Bertekad menyelidiki masalah ini secepatnya, Usa berniat menyeret Chawit pergi ke jembatan itu untuk mencari bukti. Tapi Chawit menolak, dia sibuk, ada banyak kasus lain yang harus dia tangani. Lagipula sekarang ini pasti sudah tidak ada jejak lagi mengingat kejadian itu susah lewat beberapa Minggu.
Usa hampir mau nyolot, tapi Tian dengan cepat memotongnya dan mengancamnya untuk pulang. Usa tidak terima diperlakukan seperti anak kecil seperti ini, dia kakak iparnya Tian, dia tidak takut sama Tian.
"Coba saja. Lihat apakah aku serius atau tidak." Geram Tian.
Usa akhirnya ikut pulang dengan kesal. Tapi dia masih penasaran, bagaimana dengan orang yang menyerangnya semalam? Sayangnya mereka juga tidak bisa melakukan apa-apa terkait masalah itu karena tidak ada bukti sama sekali.
Sebaiknya Usa berhenti ngamuk-ngamuk mempermasalah kedua kasus ini, percuma. Berapa banyak lagi yang dia bisa tahan untuk mendengarnya? Tian tidak sanggup, setiap kali melihat foto-foto kasus itu, dia merasa seperti diingatkan berulang kali bahwa kakaknya ditembak mati dan hanya Usa yang bangun dari kematian.
"Kalau begitu kenapa kau tidak mencoba berada di posisiku dan mengalami amnesia sepertiku? Kau akan tahu bagaimana rasanya semua mata tertuju padamu! Mana yang lebih buruk?"
Tian menegaskan sekali lagi, Usa masih belum menjadi tersangka, dia hanya orang yang terlibat dalam kasus ini. Usa tidak terima, tetap saja secara tak langsung Tian mencurigainya. Bagaimana bisa Tian mencurigainya, Tian bahkan tidak ada di sini waktu kejadian itu terjadi. Tian tidak tahu apa-apa, tapi bagaimana bisa Tian mencurigainya?
"Karena perilakumu sebelumnya-lah yang membuatku berpikiran seperti itu."
Hah? Memangnya perilaku Usa yang dulu seperti apa?... Marilah kita melihat masa lalu dari sudut pandang Tian saat mereka pertama kali bertemu di pesta pernikahan.
Flashback.
Usa tampak penuh perhatian pada suaminya. Tapi begitu melihat Tian, err... sepertinya dia langsung mencoba flirting sama Tian. Tidak terlalu terang-terangan sih, tapi cara bicaranya dan caranya menatap Tian jelas menunjukkan kalau dia flirting.
Hmm, pantas saja Tian waktu itu membicarakan Usa seolah dia wanita nakal. Dan pantas saja Bibi tak pernah menyukainya. Di belakang Tiew, dia jelas tidak menghormati Bibi sama sekali. Gaya hidupnya memang hedon dan hobi menghamburkan uang suaminya, tapi si suami juga tidak keberatan memanjakan istrinya.
Pernah suatu hari saat Tian mengunjungi kakaknya di pabrik, dia melihat seorang pegawai menyerahkan tas berisi uang 5 juta Baht pada Tiew. Tiew berkata kalau uang itu untuk Usa yang ingin membeli mobil baru. Bukan cuma mobil, dia juga hobi shopping tiap hari. Sikapnya juga sangat angkuh (beda banget dari Usa yang kita kenal sekarang). Tian jelas tak senang melihat semua ini, tapi apalah dayanya, dia tidak berhak ikut campur.
Namun suatu hari, dia tak sengaja menyaksikan pasutri itu bertengkar. Jelas dari pertengkaran mereka kalau mereka ini pasangan yang toxic. Tiew jenis suami yang posesif dan cemburuan, sedangkan Usa jenis wanita yang doyan berhubungan dengan sembarang pria tak peduli biarpun dia sudah menikah.
Usa sebenarnya sudah tidak tahan lagi bersama Tiew dan ingin bercerai, namun Tiew menolak menceraikannya. Usa yang ketakutan karena keposesifan Tiew, sontak memeluk Tian, berusaha meminta Tian untuk menyelamatkannya dari Tiew.
Tapi Tian yang risih dan tak enak sama kakaknya, sontak melepaskan pelukannya, apalagi dia juga tidak mengerti apa permasalahan mereka. Dia mencoba menanyakan apa masalah mereka, tapi Tiew menolak memberi jawaban dan hanya memintanya untuk tutul mulut karena Tiew sangat mencintai Usa.
Flashback end.
Tian stres memikirkan semua ini. Dia khawtair kalau Usa akan membuat masalah lagi, jadi keesokan harinya, dia memberi bayaran lebih untuk Bibi Suree agar Bibi Suree mengawasi Usa.
Bertekad mendapatkan kembali ingatannya yang hilang, Usa menoba berbagai kombinasi password untuk membuka tabletnya. Awalnya agak kesulitan, tapi akhirnya dia bisa membukanya dengan menggunakan tanggal ultahnya.
Dia menemukan banyak foto-foto dirinya di sana, tapi dia heran melihat style-nya yang seksi dan glamor, apa dia sungguh orang yang seperti ini dulu? Bibi Suree mengonfirmasi bahwa dia yang dulu memang orang yang seperti itu, dan hobi merayu pria, intinya dia orang yang clintisan (clintisan tuh artinya semacam pecicilan atau petakilan).
Usa jadi penasaran pria mana yang dia rayu selain suaminya. Hmm, entah apakah Bibi Suree mengetahuinya atau tidak. Sayangnya saat itu juga, Bibi Suree mendapat telepon. Entah dari siapa, tapi percakapan mereka terdengar mencurigakan.
Tak lama kemudian, Usa mengintip Bibi Suree menemui dua pria yang sepertinya preman lalu menyerahkan uang pada mereka. Entah apakah Bibi Suree punya hutang sama mereka atau apa, tapi percakapan mereka agak sedikit mencurigakan, terkesan seolah Bibi Suree memberi mereka uang atas imbalan melakukan sesuatu. Usa jadi curiga kalau Bibi Suree sebenarnya mengetahui sesuatu tentang kematian Tiew.
Saat Tian keliling pabrik, tak sengaja dia berpapasan dengan Kanin, si pegawai yang pernah menyerahkan uang 5 juta Baht pada Tiew dulu. Jeera memberitahu Tian bahwa Kanin ini tinggal di pabrik. Hmm, tapi kayaknya dia agak mencurigakan.
Dengan canggung dia menanyakan tentang gajinya Usa yang masih belum dibayar sejak insiden itu. Tian menyuruhnya untuk menyimpannya dulu, nanti akan dia beritahu kapan Kanin bisa mentransferkan uang itu ke Usa.
Tapi saat Tian sedang melihat-lihat traktor, tiba-tiba dia menyadari ada orang yang sedang mengintipnya. Tapi saat para mandor mencari orang itu, tidak tampak ada siapa pun di sana.
Malam harinya, Usa membuatkan brownies untuk Tian. Wah! Tian tak menyangka kalau ternyata Usa pintar bikin kue. Usa mengklaim bahwa dia membuat ini sebagai ungkapan permintaan maaf karena sudah bikin masalah kemarin.
Tapi bahkan sebelum Tian sempat menyentuh brownies-nya, Usa tiba-tiba berusaha membujuknya untuk membelikannya HP baru dengan alasan biar dia bisa menghubungi Tian jika terjadi sesuatu padanya. Lagian kan ponsel lamanya juga belum ketemu.
Oh! Tian jadi berpikir kalau Usa membuatkannya brownies karena punya rencana. "Kupikir kau tidak ingat apa-apa. Jadi kenapa kau minta HP? Siapa yang mau kau hubungi?"
Usa kesal mendengar sindirannya. Seharusnya dialah yang mencurigai Tian. Kenapa Tian tidak mau memberinya ponsel baru? Apa Tian takut kalau dia bisa menghubungi seseorang lalu mengetahui kebenaran yang Tian sembunyikan darinya?
"Tidak ada yang perlu disembunyikan. Aku tidak takut kebenaran akan terungkap. Malah sebaliknya, aku sangat menunggu-nunggu kebenarannya terungkap."
Tapi semua itu tergantung pada Usa. Apa Usa tidak memperhatikan dirinya sendiri dan bagaimana perilakunya? Sikap Usa inilah yang membuat Tian mencurigai Usa. Kesal, Usa sontak mengambil kembali brownies-nya lalu membuang semuanya ke tong sampah sambil melempar tatapan laser ke Tian. Tidak usah dimakan, nih brownies sudah dia kasih racun.
Bersambung ke part 2
2 Comments
Seru...mba imma
ReplyDeleteLanjut sampai selsai ya...
Semangat terus....
oke, udah update yah... dramanya memang lumayan seru dan bikin penasaran tiap episode
DeleteHai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam