Xiao Lu tidak terima dengan kemarahan Nian Qin dan langsung balas mengkritiknya yang masih keras kepala sekejam ini pada semua orang padahal yang lain justru merasa bersalah dan menyesal padanya.
Kemarahan Nian Qin membuat Wu Yan agak takut padanya. Tapi Nian Qin tidak mau cerita apa-apa ke Wu Yan dan hanya melampiaskan emosinya dengan bermain piano.
Keesokan harinya saat Nian Qin meneleponnya, dia mendengar nada bicaranya Wu Yan sepertinya sedang bahagia karena dia lagi makan siang bersama para rekannya sambil menggosipkan Yi Jin. Saking asyiknya, sampai-sampai Wu Yan tidak sadar kalau makanan yang dia makan adalah daging sapi padahal dia alergi daging sapi.
Malam harinya, Wu Yan jadi sakit, kulitnya ruam dan gatal-gatal cukup parah hingga dia harus segera dibawa berobat ke dokter. Untuk menghindari kejadian serupa, Nian Qin meminta Xiao Lu untuk membuatkan bekal buat Wu Yan.
Terlepas dari pertengkaran mereka kemarin, tapi sekarang Xiao Lu datang ke rumah Nian Qin seolah tak pernah ada masalah apa pun di antara mereka dan dengan senang hati memasakkan bekal untuk Wu Yan.
Karena Nian Qin tidak mau memberitahu apa pun tentang keluarganya, jadi Wu Yan mencoba tanya-tanya pada Xiao Lu. Dari dialah, Wu Yan akhirnya mengetahui sedikit informasi tentang keluarganya Nian Qin: Yu Wei Lan - Ibu tirinya Nian Qin yang sekarang, sebenarnya adalah kakaknya Xiao Lu. Jadi Xiao Lu bisa dibilang, adalah Bibi tirinya Nian Qin.
Biarpun Nian Qin cuma bekerja jadi pencipta lagu yang hasilnya cukup untuk menghidupi dirinya sendiri, tapi dia tetap mampu membeli barang-barang mahal karena keluarganya kaya. Tapi dia hanya mau memberi info sampai di sini dan menyuruh Wu Yan tanya sendiri ke Nian Qin kalau dia ingin tahu lebih banyak.
Tapi kemudian, ayahnya Nian Qin tiba-tiba harus dirawat di rumah sakit karena dia menderita kanker hati. Xiao Lu mencoba sekali lagi untuk membujuknya pulang, tapi Nian Qin bersikeras tak mau pergi menemui Ayah. Nian Qin bahkan menyatakan kalau dia tidak akan menghadiri pemakaman Ayah jika Ayah mati nanti.
Pantang menyerah, Xiao Lu terus mencoba berbagai cara untuk membuat Nian Qin menemui ayahnya, termasuk membujuk Wu Yan, tapi Wu Yan justru lebih mendukung Nian Qin dan memberitahu Xiao Lu tentang kesalahan mereka.
Memang sekarang keluarganya Nian Qin berusaha menebus kesalahan mereka pada Nian Qin, tapi yang mereka lakukan sebenarnya hanya menutupi kesalahan mereka. Nian Qin pernah dimasukkan ke panti asuhan oleh orang tuanya sendiri, sejak saat itu, dia selalu merasa ditelantarkan oleh keluarganya sendiri.
Yang dilakukan oleh keluarganya selama ini hanya berusaha membuat kesan seolah mereka keluarga yang bahagia, tapi mereka tidak pernah mengakui kehilangan Nian Qin, mereka tidak pernah benar-benar menyembuhkan luka hati Nian Qin.
Bagaimanapun, Wu Yan akan selalu memihak Nian Qin. Tapi yang tidak dia mengerti, jika Nian Qin tidak bahagia bersama keluarganya, kenapa mereka tidak melepaskannya saja? Xiao Lu keceplosan mengaku bahwa itu karena Nian Qin memiliki sebuah tanggung jawab besar.
Nian Qin adalah pewaris tunggal kerajaan bisnis keluarga Su. HAH? Wu Yan sontak tercengang menyadari Nian Qin ternyata bukan hanya berasal dari keluarga kaya biasa, tapi benar-benar tajir melintir, pemilik sebuah perusahaan besar. Karena itulah ayahnya menginginkannya kembali agar perusahaan keluarga mereka tak jatuh ke tangan orang lain.
Bersama dengan Cheng Yin, Wu Yan langsung mencari tahu tentang keluarganya Nian Qin, dan mendapati keluarga Su adalah keluarga kaya dan cukup berpengaruh. Bisnis mereka meliputi bisnis kosmetik mewah dan peralatan pengeboran minyak.
Keluarganya sekaya ini, tapi kenapa Nian Qin malah menyembunyikannya dari Wu Yan? Wu Yan sungguh tidak mengerti, apakah Nian Qin berpikir kalau dia ini cewek mata duitan yang ingin menikahi pria kaya lalu membunuhnya untuk mendapatkan warisannya? Gila! Dia menyukai Nian Qin karena dia jatuh cinta pada sepasang mata indahnya Nian Qin, dan bukan karena hartanya. Dia malah baru tahu sekarang kalau Nian Qin punya harta sebanyak itu.
Sekarang dia baru menyadari bahwa ucapan ibunya ternyata ada benarnya, bahwa jika Nian Qin berasal dari keluarga kaya, maka keluarga mereka tidak sepadan dengan keluarganya Nian Qin.
Wu Yan jadi gelisah dan marah karena pemikirannya sendiri itu dan memutuskan tidak pulang ke rumah Nian Qin. Besoknya juga dia sulit dihubungi dan selalu me-reject teleponnya Nian Qin yang jelas saja membuat Nian Qin jadi gelisah.
Hanya Xiao Lu yang datang, dan saat itulah Xiao Lu baru mengaku bahwa dia sudah memberitahu Wu Yan tentang latar belakangnya Nian Qin, dan pasti karena itu Wu Yan tidak pulang 2 hari ini.
Saat akhirnya Wu Yan pulang malam harinya, Nian Qin langsung mengonfrontasinya, tidak senang karena Wu Yan menanyakan tentang latar belakangnya pada Xiao Lu alih-alih bertanya langsung padanya.
Wu Yan sontak ngambek tidak terima, jelas-jelas dia sudah pernah menanyakan tentang bagaimana kehidupan Nian Qin setelah dia berumur 6 tahun, tapi Nian Qin tidak pernah menjawabnya.
Tapi saat Nian Qin mengajaknya untuk bertemu dengan keluarganya, Wu Yan malah mundur dan menolak. Nian Qin jadi kesal juga mendengar ketidakjelasan sikap Wu Yan. Tapi alih-alih mengaku bahwa sekarang dia merasa inferior terhadap keluarganya Nian Qin, Wu Yan malah ngambek dan langsung pergi dari rumah. Nian Qin berusaha mengejarnya, tapi malah tak sengaja memecahkan vas. Parahnya lagi, tangannya jadi terluka karenanya.
Nian Qin sontak melampiaskan emosinya dengan bermain piano yang jelas saja mengganggu para tetangga. Dalam ingatannya, kita melihat bagaimana perdebatan Nian Qin dengan Xiao Lu tadi siang.
Xiao Lu berusaha membujuk Nian Qin untuk jujur pada Wu Yan tentang keluarganya. Tapi Nian Qin sinis menolak, dia malu dengan hubungan keluarganya yang sangat rumit. Pasca ibunya meninggal dunia, ayahnya menikah lagi 3 kali. Istrinya yang sekarang ini, bukan hanya kakaknya Xiao Lu, melainkan juga temannya Nian Qin (OMG!).
Untungnya dia cepat berhenti main piano sebelum membuat para tetangga semakin murka. Melihat Nian Qin seperti ini, sejujurnya justru membuat Xiao Lu senang. Selama ini Nian Qin selalu memperlakukan orang lain dengan dingin dan arogan. Tapi setelah bertemu Wu Yan, Nian Qin mulai menujukkan berbagai emosi selayaknya manusia normal, seolah suasana hati Wu Yan bisa memengaruhi suasana hati Nian Qin.
Tepat saat itu juga, Nian Qin menemukan tas dan ponselnya Wu Yan yang ketinggalan. Nian Qin jadi cemas dan langsung mengajak Xiao Lu mencari Wu Yan. Dia khawatir kalau Wu Yan akan kembali ke rumah Chen Yin jalan kaki mengingat semua barang-barangnya ketinggalan.
Tebakannya benar, saat mereka menemukannya, Wu Yan benar-benar pulang jalan kaki tak peduli biarpun jaraknya cukup jauh. Tapi Nian Qin melarang Xiao Lu memanggil Wu Yan dan menyuruhnya untuk membuntuti Wu Yan secara diam-diam... hingga Wu Yan tiba dengan aman di rumah Cheng Yin. Tapi alih-alih menjemputnya pulang, Nian Qin malah langsung mengajak Xiao Lu pulang dan membiarkan Wu Yan menginap di sini.
Wu Yan mengeluh sebal sama Cheng Yin, dia mengira kalau dia marah sama Nian Qin cuma karena sikap Nian Qin yang suka seenaknya sendiri. Tapi Cheng Yin bisa melihat dengan jelas bahwa akar masalah ini adalah Wu Yan sendiri dan bukannya Nian Qin.
Dari dulu juga Nian Qin selalu seperti ini, tapi dulu Wu Yan tidak pernah keberatan. Kenapa? Karena dulu Wu Yan dengan angkuhnya menganggap dirinya lebih tinggi dan punya kelebihan lebih banyak daripada Nian Qin.
Tapi sekarang setelah mengetahui bahwa Nian Qin adalah anak orang kaya, kondisi mereka jadi terbalik, sekarang Wu Yan jadi merasa rendah diri pada Nian Qin. Rendah dirinya ini membuatnya jadi lebih sensitif dan gampang emosi hanya karena terpicu hal-hal kecil.
Perasaan ini pula yang dirasakan Nian Qin selama ini, dia merasa rendah diri dibanding orang lain karena kecacatannya, makanya dia sensitif dan mudah emosi.
Nian Qin terbangun keesokan harinya karena bunyi telepon dari ponselnya Wu Yan. Nian Qin mengangkat teleponnya tanpa banyak pikir, tapi ternyata yang menelepon adalah ibunya Wu Yan.
Mendengar dia bicara dengan pacarnya Wu Yan, Ibu langsung kesal mengonfrontasinya dan memberitahu bahwa dia dan ayahnya Wu Yan tidak menyetujui hubungan mereka. Mereka bekerja keras membesarkan putri mereka agar dia tidak hidup menderita, tapi sekarang dia malah membuang semua hal yang mereka persiapkan untuknya hanya demi Nian Qin.
Tapi karena Wu Yan bersikeras memilih Nian Qin, maka tak ada yang bisa mereka lakukan selain menerimanya. Jadi sebaiknya Nian Qin memperlakukan Wu Yan dengan baik.
Nian Qin jadi semakin merindukan Wu Yan sekarang, dan langsung senang saat pintu terbuka, mengira Wu Yan pulang tapi ternyata Xiao Lu. Kecewa, Nian Qin pun meminta Xiao Lu untuk mengantarkan barang-barangnya Wu Yan ke orangnya.
Xiao Lu brerusaha membujuk Wu Yan untuk berhenti marah pada Nian Qin. Wu Yan tahu itu, tapi dia juga punya emosi sendiri. Tapi, Wu Yan merasa kalau sikap Nian Qin ini karena pengaruh keluarganya juga, mereka terlalu memanjakan Nian Qin, makanya dia bisa bersikap buruk seenaknya.
Tak sengaja Wu Yan mendapati rekan kerjanya membaca novel 'Silver Lining Playbook', novel yang kontan mengingatkannya akan percakapannya dengan Nian Qin.
Pernah suatu malam, Wu Yan dan Nian Qin membicarakan tentang bagaimana Nian Qin yang tidak bisa nonton film gara-gara kondisinya. Berhubung jaman sekarang banyak film yang diadaptasi dari novel, Wu Yan menyarankan agar dia membaca banyak novel saja sebagai gantinya. Tapi sayangnya itu juga sulit karena tidak semua buku terbit dalam huruf Braille.
Sekarang Wu Yan punya ide bagus. Dia meminjam novel itu lalu membacakannya sebagai audiobook di siaran radionya.
Bersambung ke episode 12
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam