Sinopsis Crush episode 12

Demi bertemu Wu Yan, Nian Qin mendadak memutuskan untuk menerima tawaran rekaman iklan radio di stasiun radio. Wu Yan jelas-jelas senang saat mendengar berita kedatangan Nian Qin, tapi dia masih bersikap sok jaim.

Saat para rekannya heboh meminta tanda tangannya Nian Qin, Wu Yan menyajikan minuman untuknya dengan wajah cemberut dan duduk menjauh darinya. Xiao Lu yang duduk di tengah sepasang kekasih yang marahan itu, jadi canggung sendiri dengan situasi ini.

Apalagi Nian Qin diam-diam mendorong kursinya Xiao Lu mendekat ke Wu Yan, diam-diam mengisyaratkan Xiao Lu untuk membujuk Wu Yan. Para rekan kerjanya Wu Yan juga heran dan penasaran dengan keanehan situasi ini, tapi tidak ada satu pun dari mereka yang bisa menebak apa hubungan Nian Qin dan Wu Yan.

Karena para gadis itu masih bersikeras meminta tanda tangannya, Nian Qin dengan sengaja memanfaatkan tangannya yang terluka untuk menolak dan mengusir para gadis itu.

Tidak tahan lagi berada di tengah sepasang kekasih yang lagi marahan itu, Xiao Lu sontak beranjak pergi dengan alasan mengurus pekerjaan. Jadilah Wu Yan menghadapi Nian Qin seorang diri.

 

Nian Qin yang akhirnya berinisiatif mendekat, tapi Wu Yan malah langsung melompat menjauh. Tiba-tiba pria rekan kerjanya Wu Yan muncul untuk mengajak Wu Yan makan malam bersamanya, bahkan mengajaknya nonton. 

Hmm, kesempatan nih buat Nian Qin cemburu, Wu Yan langsung menerimanya dengan senang hati, bahkan sengaja menggiring pria itu untuk mengantarkannya pulang setelah nonton nanti.

BRAK! Nian Qin sontak menggebrak meja dengan penuh emosi saking cemburunya dan langsung menjauhkan Wu Yan dari pria itu membujuk Wu Yan untuk pulang bersamanya, lalu menempelkan post-it bertandatangannya ke jidat Wu Yan, terang-terangan menyatakan Wu Yan sebagai miliknya melalui post-it bertandatangan itu.

Tapi kenapa dia menulis nama Yi Jin alih-alih nama aslinya? Nian Qin beralasan kalau itu karena nama aslinya terlalu panjang jika ditulis dalam huruf Braille, jidatnya Wu Yan tidak akan muat. Wkwkwk! Dasar Nian Qin. 

Tapi akhirnya sepasang kekasih itu rujuk kembali dan mulai bercanda tawa dengan gembira lagi. Nie Xi sepertinya sudah mengikhlaskan Nian Qin, dan sudah tidak cemburu melihat kedua orang itu mesra lagi.


Nian Qin sudah menyuruh Xiao Lu untuk memperbaiki jam tangannya yang rusak, maka Nian Qin memutuskan untuk memakai jam tangan itu tak peduli biarpun agak kebesaran untuk tangannya. Jadi sekarang mereka punya jam tangan couple.

Tapi mood Nian Qin jadi down jadi dia mendengar ibunya Wu Yan menelepon. Wu Yan bisa tahu dari riwayat teleponnya kalau Nian Qin pernah mengangkat telepon ibunya dan langsung khawatir menanyakan apa yang dikatakan ibunya pada Nian Qin.

Tak ingin membuatnya khawatir, Nian Qin berbohong bahwa ibunya hanya menanyakan sidang skripsinya Wu Yan saja. Tapi dia mencoba memancing Wu Yan untuk mengatakan sesuatu tentang ibunya padanya, tapi Wu Yan juga sama sepertinya, memutuskan untuk merahasiakan masalah ketidaksetujuan orang tuanya dan bersikap seolah tak ada masalah apa pun.

Tapi masalah ini jelas membebani hati Nian Qin. Maka dia kemudian memutuskan untuk terang-terangan bertanya tentang apakah Wu Yan benar-benar tidak keberatan dengan kebutaannya.


Wu Yan tegas mengiyakan. "Aku justru iri padamu karena kau punya sepasang mata yang belum pernah melihat hal-hal yang tidak seharusnya dilihat. Aku sangat menyukai matamu. Sepertinya aku belum bertanya dengan serius, kenapa kau ingin menjadi penulis lagu?"

"Bukankah kau sudah bisa menebaknya sejak lama?"

"Benarkah?"

"Meskipun aku tidak bisa melihat dunia, tapi ingin semua orang di dunia melihatku, walaupun mereka tidak tahu siapa aku. Itu semacam... balas dendam."

"Pembohong. Kau tidak punya hati untuk melakukan itu (balas dendam)."

"Apa?"

"Tidak apa-apa. Aku hanya merasa cara balas dendammu sangat keren."


Wu Yan pingin mencobanya juga dan langsung memencet tut piano asal-asalan yang kontan saja membuat Nian Qin mengernyit. Tapi ini kesempatan juga buat Nian Qin untuk berromantis ria, pegang-pegang tangan Wu Yan dengan alasan mengajarinya bermain piano.


Keesokan harinya, Wu Yan pamitan pada murid-muridnya karena ini hari terakhirnya magang, tapi dia masih akan ikut tamasya keesokan harinya. Nian Qin juga datang untuk menjemputnya, dan mereka pun pulang jalan kaki sambil bergandengan tangan. 

Nian Qin begitu bahagia hingga dia diam-diam bersenandung. Wah! Wu Yan makin kagum padanya, suaranya bagus loh, seharusnya dia menyanyikan sendiri lagu-lagu ciptaannya, tapi Nian Qin menolak.


Besoknya, Wu Yan mengajak Nian Qin ikut bertamasya bersama anak-anak. Dia, Nian Qin dan Xiao Wei duduk bangku taman di pinggir danau, menikmati alam sekitar. Sayangnya, hanya Wu Yan seorang di antara mereka bertiga yang bisa melihat pemandangan indah ini.

Tapi malam harinya saat mereka hendak pulang, Wu Yan malah baru sadar kalau dia kehilangan sesuatu di taman dan langsung balik untuk mencarinya. Sepertinya itu barang yang sangat penting sampai-sampai Wu Yan rela mengorek tempat sampah.

Nian Qin sampai heran, sepenting apa sih barang itu sampai Wu Yan rela melakukan ini? Kenapa tidak beli yang baru saja?

Tapi barang yang hilang itu memang tidak bisa dibeli karena itu adalah audiobook 'Silver Lining Playbook' yang dia rekam untuk Nian Qin. Untungnya setelah beberapa lama mengorek sampah, akhirnya Nian Qin menemukan recorder itu dan untungnya tidak rusak.

Nian Qin terharu mendengar Wu Yan menekankan audiobook untuknya dan langsung menggunakan mantel mahalnya untuk mengelap tangan Wu Yan yang kotor.


Nian Qin langsung mendengarkan audiobook itu begitu sampai rumah. Tapi bagian akhirnya malah tiba-tiba terpotong tidak jelas. Wu Yan mengaku bahwa itu karena waktu itu tiba-tiba ada yang ingin merekam acara, makanya bagian akhirnya sedikit terlewat.

Tapi Wu Yan masih memegang bukunya dan langsung membacakan kalimat terakhir dari buku itu, yang intinya pemeran utama prianya bilang ke pemeran utama wanitanya 'Aku mencintaimu. Aku mencintaimu bukan karena aku membutuhkanmu. Tapi aku mencintaimu, jadi aku membutuhkanmu'.

Mendengar itu, Nian Qin langsung mengecup lembut mata Wu Yan dan memeluknya. "Kupikir aku membutuhkanmu juga."


Xiao Lu ingin mengontrak bandnya Wei Hao dan menjadwalkan mereka untuk audisi di sebuah perusahaan rekaman besar. Tapi pada saat yang bersamaan, Xu Qian dipercaya bosnya untuk menangani sebuah proyek baru yang bisa menjadi kesempatan bagus untuk perkembangan karirnya.

Biarpun dia sebenarnya kurang suka dengan pekerjaannya ini, tapi Xu Qian pastinya lebih memilih pekerjaannya yang sudah jelas, ketimbang audisi yang belum tentu pasti hasilnya. 

Dan dia benar-benar tidak datang ke audisi mereka. Sebenarnya mereka tetap bisa audisi tanpa dia. Tapi Wei Hao bersikeras menolak melakukan audisi tanpa kehadiran Xu Qian. Mereka jadi batal audisi gara-gara itu.

Mereka tetap menunggunya sepanjang hari, tapi Xu Qian benar-benar tidak datang karena dia benar-benar sibuk hari itu. Teman-temannya Wei Hao jelas kesal pada mereka berdua. Mereka sebenarnya memaklumi hubungan antara Wei Hao dengan Xu Qian, tapi kali ini Wei Hao cukup egois karena mengorbankan teman-temannya hanya demi Xu Qian.


Tapi yang tak Wei Hao sangka, beberapa kemudian, Xu Qian mengajaknya bertemu karena dia ingin memberi mereka kesempatan sekali lagi. Ini berkat Xu Qian yang pernah mendatanginya untuk meminta maaf dan menjelaskan kenapa dia tidak bisa datang hari itu. Selain itu, pihak perusahaan rekaman sebenarnya menyukai komposisi lagu mereka. Jadi jika misalnya tidak bis tanda tangan sebagai artis, mungkin mereka bisa menawarkan kerja sama dalam bentuk lain.

Ibunya Xu Qian pulang lagi dan kali ini mengajak Xu Qin makan bersamanya. Dia memesankan beberapa menu yang dia pikir makanan kesukaan Xu Qian, tali kali ini Xu Qian dengan dinginnya  menyangkal, makanan-makanan ini bukan kesukaannya, ibu sendiri yang mengira kalau dia menyukai makanan-makanan ini.

Xu Qian jadi lebih kesal lagi saat Ibu malah berkata bahwa dia pulang kali ini hanya demi makan bersama Xu Qian sebelum dia lulus, soalnya Ibu tidak akan menghadiri kelulusannya Xu Qian.

Xu Qian sinis mendengarnya, siapa juga yang menginginkan Ibu datang? Lebih baik Ibu pergi saja dan tidak usah kembali. "Kenapa orang sepertimu haru kupanggil ibu? Kenapa?" Sinis Xu Qian dan langsung pergi.

Wu Yan membacakan skripsinya pada Nian Qian. Topik skripsinya adalah tentang terapi musik orff pada anak-anak autisme. Topik yang cukup menarik, sayangnya Wu Yan tidak tertarik melanjutkan penelitian ini karena tidak ingin melanjutkan studinya dan mau fokus bekerja di stasiun radio saja.

Alasan utamanya mengambil jurusan psikologi juga sebenarnya cuma karena dia ingin berbakti dengan memenuhi harapan orang tuanya. Mereka sudah bekerja keras demi memberinya kehidupan yang baik, jadi inilah cara Wu Yan untuk menyenangkan kedua orang tuanya. 

Biarpun dia tidak terlalu menyukai jurusannya, tapi toh dia hanya perlu bertahan selama 4 tahun, 4 tahun yang tidak ada apa-apanya dibandingkan pengorbanan kedua orang tuanya selama ini untuknya.


Ucapan Wu Yan itu kontan membuat Nian Qin termenung. Dia jadi iri sama Wu Yan dan kedua orang tuanya yang bisa saling pengertian ini. Tapi berhubung menjelang kelulusannya ini Wu Yan bakalan sangat sibuk mengurus ini-itu, jadi dia memutuskan untuk pindah kembali tinggal bersama Cheng Yin untuk sementara waktu karena rumahnya Cheng Yin dekat kampus. Nian Qin sebenarnya tak setuju, tapi pada akhirnya, tak ada yang bisa dilakukannya selain menurut.

Bersambung ke episode 13

Post a Comment

0 Comments