Sinopsis Crush Episode 10

Atas desakan Cheng Yin, Wu Yan akhirnya jujur memberitahu ibunya bahwa sekarang dia punya pacar. Tapi Ibu langsung heboh saat Wu Yan memberitahu bahwa pacarnya itu memiliki masalah dengan penglihatannya, apalagi saat Wu Yan berkata bahwa pacarnya itu besar di panti asuhan.

 

Ibu jadi mengira kalau pacar putrinya itu buta dan yatim piatu, dan sontak tak menyetujui hubungan mereka. Ibu bahkan langsung mendatangi Wu Yan keesokan harinya hanya untuk memaksa Wu Yan pulang bersamanya.

Pokoknya Ibu tak menyetujui hubungan mereka, Ibu bahkan tak sudi bertemu dengan pacarnya Wu Yan itu. Ibu berpikir bahwa putrinya itu masih muda, jadi Wu Yan pasti belum pernah merasakan pahit manisnya kehidupan, tidak tahu apa-apa, dan pasti akan menyesali tindakannya sekarang ini. 

Makanya sekarang Ibu membuat keputusan untuk Wu Yan dengan memaksanya pulang. Ibu tidak mau anaknya yang sudah dia besarkan dengan susah payah ini, hanya berakhir untuk merawat pria cacat dan yatim piatu. 

Wu Yan tak mau mengalah begitu saja dan keukeuh menolak pulang. Kalau dia tidak tahu apa-apa, maka dia bisa belajar. Dan lagi, pacarnya itu bukan yatim piatu, dia punya keluarga. Mereka berdua saling mencintai.

Ibu sinis mendengarnya, dia tidak akan bisa bertahan hidup hanya dengan cinta doang. Pria harus bisa memberikan rasa aman dan tanggung jawab, pria cacat dan tidak jelas latar belakangnya itu tidak mungkin bisa memberikan apa yang Wu Yan butuhkan. 

Lagian pria berasal dari keluarga yang seperti apa? Jika pria itu berasal dari keluarga kaya, maka keluarga mereka tidak sepadan dengannya. Tapi jika dia dari keluarga miskin, berarti pria itu tidak sepadan dengan mereka. Wu Yan tak peduli, yang menjalani hubungan ini adalah dia dengan pacarnya, bukan keluarga mereka.


Ibu jadi ngambek gara-gara itu. Wu Yan terus berusaha dengan gigih untuk membujuknya agar Ibu membiarkannya memilih jalan hidupnya sendiri, bagaimanapun, sekarang dia sudah dewasa. Dia tahu segalanya pasti punya resiko, tapi Wu Yan yakin kalau dia pasti akan kuat menghadapinya.


Waktu Wu Yan menjemput Ibu di bandara tadi siang, sebenarnya tak sengaja Xiao Lu melihat mereka. Dia jadi berpikir kalau Wu Yan pasti ingin memperkenalkan Nian Qin pada ibunya. Maka kemudian dia memasakkan makanan yang sangat banyak untuk menyambut kedatangan mereka. Nian Qin pun antusias.

Tapi sampai beberapa lama, Wu Yan dan ibunya malah tidak datang. Malah saat Nian Qin mencoba menghubungi Wu Yan, Wu Yan cuma menjawabnya sekilas lalu buru-buru menutupnya, jelas mereka tidak akan datang. Nian Qin kecewa.


Ibu akhirnya memutuskan pulang sendiri dan tidak akan memaksa Wu Yan, tapi dia juga tidak akan memedulikan Wu Yan lagi sekarang. Wu Yan sendiri yang memilih jalan ini, menyesal atau tidak, itu urusan Wu Yan sendiri. Kalaupun nanti ada masalah, jangan menyalahkan orang lain.

 

Saat Wu Yan tiba di rumah Nian Qin, dia malah mendapati Nian Qin sedang bertengkar dengan Xiao Lu. Sepertinya Xiao Lu ingin Nian Qin menemui ayahnya, tapi Nian Qin dingin menolak, bahkan menyindir ayahnya sebagai seorang ayah yang tak pernah memenuhi tanggung jawabnya sebagai ayah sejak dia kecil.

Xiao Lu jadi kesal sama dia dan langsung pergi. Wu Yan penasaran, tapi Xiao Lu menolak memberitahukan masalah mereka, malah beralih topik membahas Wu Yan yang semalam tidak datang, padahal kemarin tuh sebenarnya ulang tahunnya Nian Qin. Hah? Wu Yan sungguh tidak tahu.

"Sudahlah. Lagipula, setiap tahun dia memang tidak pernah merayakan ulang tahunnya." Ujar Xiao Lu. Tapi dia meminta Wu Yan untuk menemani Nian Qin hari ini lalu bergegas pergi.

Ayahnya Nian Qin ternyata sedang sakit, tapi dia juga sama keras kepalanya seperti putranya. Sebenarnya kemarin Xiao Lu ke bandara untuk menjemput istrinya ayahnya Nian Qin yang usianya masih sangat muda, mungkin beda usainya dengan Nian Qin juga tidak begitu jauh.

Kemarin begitu dari bandara, dia menyempatkan diri mengantarkan Xiao Lu ke rumah Nian Qin biar sekalian dia melihat Nian Qin, tapi dia hanya melihat dari kejauhan. Tapi Ayah tak senang mendengar istrinya menjenguk Nian Qin. Lagipula, dulu Nian Qin sendiri yang ingin pergi.  Tapi si istri tak sependapat dengannya, Ayah juga salah karena membiarkan Nian Qin pergi dan sekarang Nian Qin jadi sedingin ini pada mereka.

 

Sebagai kompensasi karena kemarin dia tidak datang untuk merayakan ultahnya Nian Qin, hari ini Wu Yan membawa Nian Qin makan mie panjang umur di sebuah restoran yang sangat ramai sampai harus antri. Tapi dia sengaja tidak memberitahu kalau mie yang Nian Qi makan itu mie panjang umur.

Ibu baru tiba di rumah dan langsung ngomel-ngomel kesal pada suaminya, mengeluhkan putri mereka. Tapi saking semangatnya mengomel, Ibu jadi terlambat menyadari suaminya kolaps. 

Kondisinya cukup parah saat dia dibawa ke rumah sakit, Ayah mengalami pendarahan otak, jadi harus dioperasi secepatnya dan sekarang masih kritis di ruang ICU. Tapi karena pertengkaran mereka kemarin, Ibu memutuskan untuk tidak memberitahu Wu Yan tentang masalah ini.


Wu Yan menginap di rumah Nian Qin malam itu. Tapi malam itu, dia mendapati Nian Qin tidak bisa tidur dan melampiaskan frustasinya dengan bermain piano. Berusaha mengalihkan pikiran Nian Qin, Wu Yan tanya sejak kapan Nian Qin bermain piano.

Nian Qin mengaku sejak umurnya hampir 6 tahun. Pastinya tidak mudah bagi anak seperti dirinya untuk belajar piano. Tapi dia tetap mempelajarinya atas saran ibunya yang berkata bahwa anak disabilitas sepertinya sangat cocok di dunia musik. Bisa dikembangkan sebagai ketrampilan, bisa pula dijadikan sebagai mata pencaharian. Nian Qin mengaku baha ibu kandungnya sudah meninggal dunia, tepat di hari ulang tahunnya. 

"Ibuku yang mengajariku memainkan lagu ini. Ibu bilang bahwa lagu ini tentang seorang wanita yang dikurung. Saat itu, orang-orang bisa tahu kalau dia masih hidup melalui suara pianonya setiap malam. Ketika pianonya sudah tidak lagi berbunyi, itu artinya dia sudah tiada. Tebakanku, ibuku menyukai lagu ini karena gadis itu sama seperti ibuku. Merek sama-sama terkurung. Memiliki seorang nak penyandang disabilitas adalah awal dari penderitaannya."

Wu Yan berkaca-kaca mendengar kisah sedih itu, maka kemudian dia meminta Nian Qin untuk mengajarinya main piano, dia ingin menemani Nian Qin.

Keeokan harinya, Wu Yan akhirnya pindah ke rumah Nian Qin. Saat mereka keluar cari mkan, tak sengaja hampir bertubrukan dengan beberapa wanita yang kontan kesengsem sama ketampanan Nian Qin. Wu Yan jadi cemburu dan langsung melempar tatapan garang ke mereka.

Lagu ciptaannya Nian Qin diputar saat itu, tapi Nian Qin cuek aja. Baginya, cukup hanya dengan menyelesaikan dan merilis lagu ini. Orang-orang mendengarkannya atau tidak, memahami makna lagu ini atau tidak, dia tidak peduli.

Wu Yan tak percaya, kalau memang begitu, maka seharusnya Nian Qin menulisnya di buku diary saja alih-alih meminta orang lain untuk menyanyikan lagu ciptaannya. Fakta kalau dia memberikan lagu itu untuk dinyanyikan orang lain, jelas membuktikan bahwa Nian Qin ingin lagunya didengar orang lain.

Nian Qin bersikeras menyangkal, dan mengklaim kalau yang menjual lagunya adalah Xiao Lu dan bukan dirinya, itu pun dijual hanya untuk membiayai hidupnya. Pfft! Iyain aja deh. Kalau begitu, Wu Yan menyemangati Nian Qin untuk lebih semangat menciptakan lagu-lagu baru karena jika Nian Qin ingin menghidupinya, maka Nian Qin akan butuh uang banyak, dia ini tukang makan loh.

Karena jam tangannya Nian Qin rusak, Wu Yan pun membelikan jam tangan baru untuknya. Tapi saat Nian Qin merapikan barang-barang di meja, dia mendapati ada sebuah pigura foto di letakkan di sana (foto keluarganya Nian Qin).

Awalnya dia tidak tahu foto apa itu, tapi kemudian Wu Yan mulai penasaran menanyakan siapa saja orang-orang yang ada di foto itu, ada 4 orang di foto itu (Ayah, istri baru Ayah, Xiao Lu dan Nian Qin). Wu Yan penasaran siapa si pria dan wanita yang satunya itu.

Nian Qin langsung bisa mengenali foto itu dan seketika marah karenanya hingga dia langsung membuang foto itu. Bahkan saat Xiao Lu datang tak lama kemudian, Nian Qin langsung ngamuk mengonfrontasinya, tidak terima dirinya dibodohi oleh Xiao Lu selama ini, lalu merobek-robek foto itu.

Bersambung ke episode 11

Post a Comment

0 Comments