Xiao Ya sampai heran melihat kepanikan Si Chen, Xi Xi kan cuma pergi kursus 3 bulan dan bukannya tidak akan kembali selama-lamanya. Tapi tetap saja Si Chen sedih.
Pada saat yang bersamaan, Zi Xin juga muncul di kota yang sama dengan Xi Xi dengan alasan ada urusan bisnis di kota ini. (Nih orang katanya mengikhlaskan Xi Xi, tapi selalu muncul di mana pun Xi Xi berada)
Baru juga mereka berpisah 8 jam 59 menit, tapi Si Chen sudah seperti anak kecil yang kehilangan ibunya... hingga akhirnya satu menit kemudian, tepat 9 jam mereka berpisah, Si Chen tidak tahan lagi dan langsung memesan tiket pesawat menyusul Xi Xi ke Kota Jiangnan. Saking ngebetnya ingin bertemu sang istri, bahkan pesawatnya pun ngebut. Wkwkwk!
Dengan memakai samaran, Si Chen mengintai di balik sesemakan yang berada di depan penginapannya Xi Xi, tapi malah melihat Xi Xi keluar bersama Zi Xin. Si Chen jelas kesal, tapi Ruo Na memperingatkannya untuk tidak bertindak macam-macam, apalagi sampai mengganggu Xi Xi.
Shang Ke tidak mengerti, kenapa seorang suami malah dilarang untuk menemui istrinya sendiri. Kasihan sekali Si Chen, ini tidak adil untuknya. Ruo Na tidak setuju, Xi Xi sendiri sudah banyak menderita demi Si Chen. Ini adalah ujian untuk Si Chen.
Lagipula, dia sangat yakin kalau Xi Xi sangat setia pada Si Chen. Jika Xi Xi benar-benar bisa goyah oleh Zi Xin, maka Si Chen tidak mungkin masih menjadi suaminya sampai sekarang.
Si Chen berusaha menyembunyikan dirinya di sesemakan, tapi tiba-tiba seorang anak kecil muncul di sampingnya. Dia berusaha menyuruh anak itu untuk tetap diam, tapi anak itu langsung mewek sekeras-kerasnya yang jelas saja membuat Si Chen panik takut ketahuan dan langsung kabur.
Saat membuntuti mereka ke restoran, dia sengaja mengerjai Zi Xin dengan memesankan sup super pedas. Tapi rencananya malah jadi kacau saat Xi Xi dengan senang hati menukar sup pedasnya Zi Xin dengan supnya sendiri. Iiish! Si Chen kesal.
Tidak tahan lagi, akhirnya dia menemui pak dekan untuk menawarkan donasi, tapi tentu saja penawarannya itu karena ada udang dibalik batu. Dengan sengaja dia membahas tentang kursus bisnis itu, dan saat pak dekan mengundangnya untuk menjadi dosen tamu, Si Chen langsung setuju tanpa ragu. Tapi ada syaratnya, identitasnya harus dirahasiakan, pakai saja nama samaran: Mr. Zorro.
Begitulah, akhirnya Si Chen pun menjadi mentor misteriusnya Xi Xi dengan nama Mr. Zorro (Pfft! Kursus jauh-jauh, ujung-ujungnya mentornya yah suaminya sendiri). Pastinya dia tidak muncul di kelas dan hanya memberi tugas-tugas. Teman sebelahnya Xi Xi menduga bahwa Mr. Zorro mungkin baru akan muncul di hari terakhir, soalnya dia dengar bahwa si Mr. Zorro ini orang hebat di industri bisnis.
Zi Xin meneleponnya malam itu, tapi Xi Xi sedang sakit lalu tiba-tiba saja dia pingsan. Cemas, Zi Xin bergegas melarikannya ke rumah sakit terdekat. Untungnya keadaannya tidak parah dan hanya perlu istirahat.
Zi Xin ingin menemaninya, tapi sekretarisnya mendesaknya untuk pergi karena mereka ada urusan mendesak terkait kontrak mereka yang bermasalah. Terpaksalah Zi Xin harus meninggalkan Xi Xi sendirian di rumah sakit malam itu.
Pada saat yang bersamaan, Si Chen baru saja mendapat email dari salah satu muridnya yang mengabarkan bahwa Xi Xi sakit. Cemas, Si Chen langsung pergi ke rumah sakit dan mendapati Xi Xi masih belum sadarkan diri.
Dia menjaga Xi Xi sepanjang malam. Tapi saat Xi Xi siuman keesokan harinya, Si Chen sudah tidak ada di sana, tapi dia meninggalkan sarapan cakwe dan susu kedelai kesukaan Xi Xi di nakas.
Zi Xin datang saat itu, Xi Xi awalnya mengira kalau sarapan itu dari Zi Xin, tapi Zi Xin sendiri tidak tahu menahu. Xi Xi jadi mengira kalau sarapan itu disediakan pihak rumah sakit, tapi Zi Xin bisa menduga kalau itu bukan dari rumah sakit, melainkan dari Si Chen.
Dia merahasiakan itu dari Xi Xi, tapi dia memutuskan untuk membantu mempertemukan mereka dengan cara membuat Si Chen cemburu. Dia mengajak Xi Xi makan siang bersama, dan sontak saja Si Chen jadi sangat cemburu hingga dia mengirim pesan ke Xi Xi sebagai Mr. Zorro saat mereka bahkan belum selesai makan dan mendesak Xi Xi untuk datang ke kantornya sekarang juga, penting!
Si Chen menyewa seorang tukang sapu untuk menyamar jadi Mr. Zorro dan mengarahkan apa-apa yang musti dia katakan pada Xi Xi lewat telepon. Xi Xi awalnya benar-benar percaya kalau dia Mr. Zorro.
Tapi kemudian dia mulai absurd saat dia mulai menghubungkan masalah kerja sama bisnis dengan hubungan cinta dan pernikahan, lalu tiba-tiba saja dia mulai menyanjung suaminya Xi Xi setinggi langit (Err... atau lebih tepatnya, Si Chen menyanjung dirinya sendiri setinggi langit).
Xi Xi jelas heran mendengarnya, jelas dia mengenali gaya bicaranya Si Chen dalam segala hal yang diucapkan si Mr. Zorro palsu. Saat itulah dia mulai benar-benar memperhatikan si Mr. Zorro palsu dan mendapati dia pakai earpiece dan jas yang dipakainya itu jelas jas milik Si Chen.
Maka dia langsung mencoba menginterogasi si Mr. Zorro palsu tentang apakah dia mengenal Si Chen dan apakah dia tahu bahwa Whymall terkena masalah beberapa hari yang lalu. Mr. Zorro palsu mengaku kalau dia cuma pernah bertemu Si Chen sekali, tapi saat menjawab pertanyaan kedua, dia malah nyerocos terlalu detil tentang masalah kerja sama dengan Alex dan tentang kepergian mereka ke Italia untuk menemui Alex waktu itu.
Xi Xi jadi semakin yakin kalau Mr. Zorro yang asli adalah Si Chen. Tapi dia sengaja diam saja dan tak mengungkapkan kebohongan Si Chen. Si Chen puas, mengira kalau dia benar-benar berhasil membodohi Xi Xi.
Mr. Zorro palsu mengira kalau mereka pasti pasangan muda yang sedang bertengkar. Dia meyakinkan Si Chen bahwa wanita itu sebenarnya sederhana, yang bikin rumit tuh prianya. Kalau mereka ngambek, yang perlu mereka lakukan sebagai pria hanyalah mengalah dan menghibur wanita mereka. Begitu saja, beres.
Tapi Si Chen bingung, dia bahkan tidak melakukan kesalahan apa pun, jadi kenapa dia harus mengalah? Mr. Zorro palsu tak setuju, Si Chen tadi membohonginya saja sudah salah. Si Chen tidak tahu yah? Wanita itu sebenarnya pintar, sekecil apa pun kebohongan yang dilakukan pria, wanita pasti mengetahuinya.
"Dia itu sebenarnya sedang memberimu kesempatan, berharap kau akan berinisiatif mengakuinya. Kalau kau terus keras kepala, maka masalah ini akan semakin membesar. Itu bisa jadi masalah."
Ucapan Mr. Zorro palsu ada benarnya. Tapi Si Chen jadi galau, takut Xi Xi marah. Apa sebaiknya dia mengungkapkan dirinya di hari terakhir saja yah? Tepat saat itu juga, tiba-tiba dia mendapat chat dari Xi Xi yang mengundang Mr. Zorro untuk makan bersama, dia beralasan kalau dia ingin berterima kasih pada Mr. Zorro. Wah, kesempatan nih. Si Chen langsung setuju.
Tapi keesokan harinya saat dia baru tiba di depan penginapannya Xi Xi, tiba-tiba dia malah mendapat telepon dari Xi Xi yang terdengar sangat panik seperti sedang dalam bahaya. Cemas, Si Chen sontak menerobos gedung itu yang jelas saja membuat satpam kelabakan mengejarnya.
Dia langsung menerobos masuk ke kamarnya Xi Xi tapi malah mendapati Xi Xi lagi nyantai di sofa, jelas sedang menunggunya. "Halo, Mr. Zorro." Sapa Xi Xi.
Si Chen heran, bagaimana Xi Xi bisa tahu? Jelas tahu lah, selain mereka, tidak ada orang lain yang tahu bahwa mereka pernah pergi ke Italia untuk menemui Alex. Dasar Si Chen tidak tahu malu. Mereka kan sudah sepakat kalau Si Chen akan membiarkannya belajar dengan tenang dan tidak akan mengganggunya?
"Tapi aku suamimu."
"Kau suamiku terus kau bisa seenaknya mengikutiku dan membohonginya?"
"Aku bukan mengikutimu. Aku takut kau dalam bahaya, aku melindungimu."
Tapi perlindungan Si Chen ini malah membuat Xi Xi tidak bisa menilai seberapa tinggi pencapaiannya yang sebenarnya. Dia tidak mau hanya dilindungi oleh Si Chen, dia ingin bertumbuh sendiri, dia juga ingin melindungi Si Chen, dia ingin berdiri berdampingan dengan Si Chen. Karena itulah, dia harus menyelesaikan kursusnya ini apa pun yang terjadi. Jadi sebaiknya Si Chen pulang secepatnya.
Tiba-tiba pak satpam menerobos masuk karena mengira Si Chen tuh penjahat, tapi malah mendapati mereka berdua duduk berdekatan di sofa. Dia jadi penasaran, apa sebenarnya hubungan mereka berdua?
Mereka menjawab secara bersamaan tali jawabannya beda. Xi Xi bilang Guru dan murid, tapi Si Chen bilang suami dan istri. Pak satpam jadi tambah bingung, dan memutuskan untuk memanggil polisi saja.
Maka Si Chen langsung berusaha membuktikan hubungan mereka dengan menatap Xi Xi penuh cinta dan berkata. "Aku tahu sarapan favoritnya setiap pagi adalah cakwe dan susu kedelai. Aku tahu yang paling dia sukai adalah menggambar sketsa. Orang yang paling tidak bisa dia lepaskan adalah ibunya. Dia sangat mandiri. Tidak suka dijaga orang lain. Selalu mencari cara untuk menjaga orang lain. Wanita ini selalu membuatku kesal. Tapi saat aku tidak bisa melihatnya, aku akan sangat merindukannya. Aku ingat sudut lengkungan bibirnya, ingat setiap momen sejak kami bertemu, ingat setiap kata yang dia ucapkan. Apakah ini termasuk bukti?"
Pak satpam akhirnya percaya dan buru-buru pergi meninggalkan kedua sejoli itu berduaan. Xi Xi tersipu malu saking bahagianya. Si Chen masih berat untuk meninggalkannya, tapi jangan khawatir, sekarang dia benar-benar akan mendukung apa pun yang ingin Xi Xi lakukan.
Bersambung ke episode 22
0 Comments
Hai, terima kasih atas komentarnya, dan maaf kalau komentarnya tidak langsung muncul ya, karena semua komentar akan dimoderasi demi menghindari spam